Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN, STRATEGI PELAKSANAAN, ANALISA PROSES INTERAKSI

RESIKO BUNUH DIRI

Ayu Pratika Wati


2014901055

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG


PRODI NERS TANJUNG KARANG
TAHUN 2020

1
I. Kasus ( Masalah Utama)
Masalah Utama : Resiko Bunuh Diri
1. Pengertian Bunuh Diri
a. Bunuh diri didefinisikan oleh herdman (2015) sebagai tindakan yang secara sadar
dilakukan oleh klien untuk mengakhiri kehidupnya.
b. Bunuh diri merupakan suatu sindrom yang merupakan manifestasi dari trauma
psikologis yang sangat dalam , tidak mempunyai harapan, dan harapan yang rendah
untuk mendapatkan pertolongan terhadap penderitaan yang dialami (brendel et al,
2008 dalam varcolis & halter, 2010).
c. Bunuh diri adalah tindakan sengaja membunuh diri sendiri.menyakiti diri adalah
istilh lenbih luas mengacu pada disengaja keracunan diri sendiri secra sengaja atau
cedera, yang mungkin tidak memiliki niat. Fatal atau hasil (WHO,2014)
d. Bunuh diri adalah penyebab keempat kematian untuk usia 25-44, dan penyebab
utama kedelapan kematian bagi individu usia 45-64.
e. Bunuh diri adalah penyebab kesepuluh kematian, jumlah lebih banyak dari
pembunuhan, yang merupakan lima belas penyebab utama kematian di Amerika
Serikat (AamericanAssociation of Psikologi) (dalam, stuart,2013)

2. Kategori Bunuh Diri, (stuart, 2007)


a. Nunuh diri langsung
Bunh diri langsung adalah tindakan yang disadari dan disengaja untuk mengakhiri
hidupnya seperti pengorbanan diri (membakar diri), mrnggantung diri,mrnrmbak
diri sendiri, meracuni diri, melompat dari tempat yang tinggi, menenggelamkan
diri, atau sufokasi.
b. Bunuh diri tidak langsung
Bunuh diri tidak langsung adalah keingin tersembunyi yang tidak disadari untuk
mati, yang ditandai dengan prilaku kronis beresiko seperti penyalahgunaan zat,
makan berlebihan, aktifitas seks bebas, ketidakpastuhan terhadap program medis,
atua olahraga atau pekerjaan yang membahayakan.

3. Prilaku Resiko Bunuh Diri


Menurut (stuart 2013). Prilaku bunuh diri biasanya dibagi ke dalam kategori ide bunuh
diri, ancaman bunuh diri, percobaan bunuh diri, dan bunuh diri.
2
a. Ide bunuh diri adalah pemikiran untuk melakukan bunuh diri. Ide bunuh diri bisa
pasif ketika hanya ada pikiran untuk bunuh diri tanpa niat untuk bertindak atau
aktif ketika ada pemikiran dan rencana yang menyebabkan kematian.
b. Ancaman bunuh diri yaitu berupa peringatan langsung atau tidak langsung, verbal
aau nonverbal, bahwa seseorang berencana untuk mengakhiri hidupnya. Orang
dengan ancaman bunuh diri dapat membuat pernyataan seperti berikut:
‘’apakah anda akan mengingat saya ketika saya pergi,’’
‘’saya tidak akan berada disini lebih lama lagi’’
‘’tidak ada yang bisa saya lakukan lagi.’’
c. Percobaan bunuh diri
Semua tindakan bunuh diri terhadap diri sendiri yang dilakukan olrh individu yang
sangat menyebabkan kematian, jika tidak dicegah.
d. Bunuh diri
Upaya tindakan bunuh diri yang akan menyebabkan kematian jika tidak ditemukan
tepat pada waktunya.
Juga mengkomunikasikan secara nonverbal dengan memberikan harta berharga,
membuat surat wasiat atau peraturan pemakaman, atau menarik diri dari
persahabatan dan kegiatan social.

4. Jenis Bunuh Diri


a. Bunuh diri egoistik adalah karena kecewa terhadap masyarakat, maka ia
meninggalkan masyarakat itu.
b. Bunuh diri altruistic adalah bunuh diri demi orang lain atau membersihkan
kesalahannya.
c. Bunuh diri anomik adalah bunuh diri dalam keadaan masyarakat yang kacau (tidak
ada hukuman, pegangan agama menurun, dukungan social tidak ada)

5. Rentang Respon
 Peningkatan diri
Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan diri secara wajar terhadap
situasional yang membutuhkan pertahanan diri. Sebagai contoh seseorang

3
mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas terhadap
pimpinan di tempat kerjanya.
 Pengambilan resiko yang meningkatkan pertumbuhan
Seseorang memiliki kecenderungan atau berisiko mengalami perilaku destruktif
atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat
mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patah semangat bekerja ketika
dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan
pekerjaan secara optimal.
 Destruktif diri tidak langsung
Seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladaptif) terhadap situasi
yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri. Misalnya karena
pandangan pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal, maka seseorang karyawan
menjadi tidak masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak optimal.
 Pencederaan diri
Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencedaraan diri akibatnya
hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.
 Bunuh diri
Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya hilang.

II. Proses Terjadinya masalah


1. Factor predisposisi
a. Teori genetic dan biologis
1) Genetic
Perilaku bunuh diri menurut sadock dan sadock (2011) serta varcarolis dan
halter (2010). Merupakan yang diturunkan dalam keluarga kembar
monozigot memiliki resiko lebih tinggi melakukan bunuh diri (stuart,2011;
videback, 2011). Selanjutnya riwayat keluarga dengan bunuh diri secara
signifikan berperan sebagai factor resiko terhadap perilaku destruktif
terhadap diri sendiri (stuart, 2011; videback, 2011; sadock & sadock, 2011)
2) Hubungan neurokimia
Neuronstranmiter adalah zat kimia otak yang ditransmisikan dari dank e
sel-sel saraf. Peningakatan atau penurunan transmitter yang dikaitkan
dengan perilaku bunuh diri adalah dopamine.
3) Diagnosis psikiatri

4
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri
mengalami gangguan jiwa.

b. Factor psikologi
1) Kebencian terhadap diri sendiri
Bunuh diri merupakan hasil bentuk dari penyerangan atau kemarahan
terhdap orang lai
2) Cirri kepribadian
Keempat aspek kepribadian yang paling tepat terkait dengan peningkatan
resiko bunuh diri adalah permusuhan, impulsive, depresi, dan putus asa.
(stuart, 2013)
3) Teori psikodinamik
Teori psikodinamik menyatakan bahwa depresi yang terjadi karena
kehilangan sesuatu.

2. Factor prepitasi (stuart, 2009)


a. Akibat stress berlebihan yang dialami individu
b. Masalah interpersonal
c. Kehilangan pekerjaan
d. Ancaman pengurungan
e. Dipermalukan di depan umum

3. Penilaian stressor
Upaya bunuh diri tidak mungkin diprediksikan pada setiap tingkat yang bermakna. Oleh
karena itu, perawat harus mengkaji factor resiko bunuh diri yang diketahui pada setiap
individu dan menentukan makna setiap elemen ini terhadap potensial prilaku bunuh diri.
(stuart, 2006)
4. Mekanisme koping
Seorang pasien dapat menggunakan berbagai mekanisme koping untuk mengatasi prilaku
yang merusak diri sendiri termasuk penyangkalan, rasional, regresi, dan pemikiran magis.
(stuart, 2013)

C. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

NO DATA YANG PERLU DIKAJI MASALAH


1 Subjektif Resiko Bunuh Diri
5
Pasien mengatakan tentang :
1. Merasa hidupnya tak berguna lagi
2. Ingin mati
3. Pernah mencoba bunuh diri
4. Mengancam bunuh diri
5. Merasa bersalah / sedih / putus asa / tidak
berdaya
Objektif
1. Ekspresi murung
2. Tak bergairah
3. Banyak diam
4. Ada bekas percobaan bunuh diri

D. Pohon Masalah
Resiko Bunuh Diri

Ketidakberdayaan

Harga Diri Rendah Kronis


III. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan : Resiko bunuh diri
Diagnosis medis : Depresi
IV. Rencana Tindakan Keperawatan (Tulis Sesuai Dengan Masalah Utama)
V. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (individu, keluarga dan kelompok)
A. Individu
B. Keluarga
C. Terapi Aktifitas Kelompok

6
IV. Perencana Tindakan Keperawatan (Tulis Sesuai Dengan Masalah Utama)
Dengan Diagnosa Keperawatan : Resiko Bunuh Diri

Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Pasien Mampu : Setelah 3x pertemuan, SP 1
1) Mengendalikan pasien dapat menunjukan 1) Identifikasi beratnya masalah risiko 1) Mencari tahu atau menggali apa saja aspek
diri dari pentingnya : bunuh diri : isarat, ancaman, yang mengarah resiko bunuh diri
dorongan 1) Wajah bersahabat percobaan yang mengarah untuk 2) Memberikan pemahaman bahwa lingkungan
bunuh diri, dan 2) Menunjukan latihan bunuh diri nya aman
berfikir positif berfikir positif 2) Identifikasi benda benda berbahaya 3) Memberi pengetahuan
diri sendiri 3) dan mengatakannya bahwa 4) Mengontrol apa apa saja yang pasien
2) Mengendalikan lingkungan aman lakukan untuk kegiatan latihannya.
diri dari 3) Latihan cara mengendalikan diri dari
dorongan dorongan bunuh diri, latihan berfikir
bunuh diri, positif diri sendiri
latihan berfikir 4) Masukan dalam jadwal kegiatan
positif keluarga pasien.
SP 2
dan lingkungan
1) Evaluasi Kegiatan yang lalu (SP 1) 1) Membandingkan hasil dan harapan.
3) Mengetahui
2) Latihan cara mengendalikan diri dari 2) Memberi pengetahuan.
cara
dorongan bunuh diri, latihan berfikir 3) Mengontrol apa apa saja yang pasien
4) Membina
positif keluarga dan lingkungan lakukan untuk latihannya.

7
hubungan 3) Masukkan jadwal kegiatan pasien
SP 3
saling percaya
1) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 1) Membandingkan hasil dan harapan.
SP 2)
2) Diskusikan harapan dan masa depan 2) Memberikan waktu klien untuk mengatakan
dan cara mencapai harapan dan masa harapan nya
depan 3) Memberi pengetahuan.
3) Laih cara mencapai masa depan 4) Memberi pengetahuan.
dengan secara bertahap 5) Mengontrol apa apa saja yang pasien
4) Masukkan dalam jadwal kegiatan lakukan untuk latihannya.
pasien.

SP 4
1) Evaluasi kemampuan pasien yang 1) Membandingkan hasil dan harapan.
lalu (SP 1, SP 2 dan SP 3)
2) Latih tahap kedua kegiatan mencapai 2) Memberikan latihan untuk mencapai masa
masa depan depan
3) Masukan pada jadwal latihan berpikir 3) Memberi pengetahuan.
positif tentang diri, keluarga dan
lingkungan , serta kegiatan yang
dipilih untuk persiapan masa depan

8
Keluarga mampu Setelah 4x pertemuan SP 1
merawat anggota keluarga mampu 1) Diskusikan masalah yang dirasakan 1) Mencari tahu atau menggali apa saja aspek
keluarga yang meneruskan melatih dalam merawat pasien yang akan di tingkatkan
mengalami kegiatan pasien dan 2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, 2) Memberi pengetahuan
masalah resiko mendukung pasien dan proses terjadinya resiko bunuh 3) Memberi pengetahuan
bunuh diri diri dengan menggunakna booklet 4) Memberikan latihan pujian
3) Jelaskan cara merawat resiko bunuh 5) Mengontrol apa apa saja yang pasien
diri lakukan untuk latihannya.
4) Latih cara memberikan pujian hal
positif pasien, member dukungan
pencapaian masa depan
5) Anjurkan membantu pasien sesuai
jadual dan memberikan pujian

SP 2
1) Evaluasi SP 1 1) Membandingkan hasil dan harapan.
2) Latih keluarga cara member 2) Memberikan latihan untuk menciptakan
penghargaan pada pasien dan suasana positif
menciptakan suasana positif dalam
keluarga (tidak membicarakan 3) Mengontrol apa apa saja yang pasien
keburukan keluarga) lakukan untuk latihannya.
3) RTL keluarga atau jadwal keluarga
untuk merawat pasien.
SP 3
9
1) Evaluasi kemampuan SP 2 1) Membandingkan hasil dan harapan.
2) Bersama keluarga berdiskusi dengan 2) Memberikan pandangan positif pada pasien
pasien tentang harapan masa depan 3) Mengontrol apa apa saja yang pasien
serta langkah-langkah mencapainya lakukan untuk latihannya.
3) RTL krluarga atau jadwal keluarga
untuk merawat.
SP 4
1) Evaluasi kemampuan keluarga. 1) Membandingkan hasil dan harapan.
2) Bersama keluarga berdiskusi tentang 2) Memberikan pandangan pada pasien bahwa
langkah dan kegiatan untuk mencapai diirnya berguna
harapan masa depan 3) Dorongan/motivasi untuk mampu
3) Follow up

Terapi Spesialis
1. Terapi indivisu : Terapi CBT
2. Terapi kelompok : logoterapi, terapi supportif
3. Terapi keluarga : terapi komunikasi
4. Terapi komunitas : assertive community theraphy

10
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. (2000). Standar Pedoman Jiwa


Nurjanah, Intisari. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Fik-Ui (2014). Standar Asuhan Keperawatan: Spesialis Keperawatan Jiwa. Workshops Ke- 7,
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta. EGC
Stuart, G.W., And Laraia (2005), Principles And Practice Of Psychiaatric Nursing, (7th Ed.) St.
Louis : Mosby Year Book.
Stuart, G.W. (2009). Principles And Pratice Of Psichiatric Nursing. ( 9th Ed.) St. Louis : Mosby
Suliswati, Dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

11
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

Pertemuan : Ke 1 dengan klien


Tanggal : 24 Agustus 2020
Jam : 08.00 WIB

FASE PRA INTERAKSI


a. Masalah : Resiko Bunuh Diri
b. Proses keperawatan
1. Kondisi klien : klien mengatakan hidupnya sudah tidak berguna lagi dan mencoba bunuh
diri dengan meminum pembersih lantai
2. Diagnosa : Resiko Bunuh Diri
TUK
TUK 1 : klien dapat membina hubungan saling percaya
TUK 2 : Klien dapat terlindung dari perlaku bunuh diri

3. Rencana Tindakan ( SP 1)
a. Membina hubungan saling percaya
b. Melindungi klien dari perilaku bunuh diri
c. Modifikasi lingkungan klien :
- Jauhkan dari benda – benda yang dapat digunakan untuk bunuh diri
- Tempatkan klien di ruangan yang nyaman dan mudah terlihat oleh perawat
d. Awasi klien secara ketat setiap saat
e. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
f. Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

FASE ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi bapak, perkenalkan nama saya A saya mahasiswa dari Poltekkes Tanjungkarang.
Kalau boleh tahu nama bapak siapa? Bapak biasanya dipanggil siapa?
b. Evaluasi atau Validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana tidurnya semalam pak?
c. Kontrak
- Topik : Bapak bagaimana kalau kita bicara mengenai apa yang bapak rasakan selama ini?
- Tempat : Kita berbicara dimana pak? Bagaimana kalau kita berbicara ditaman?

12
- Waktu : Bagaimana kalau kita berbicara sekarang pak? Bapak bisa? Cuma 30 menit saja pak

FASE KERJA
( Sebelumnya perawat harus melakukan modifikasi lingkungan pasien dulu, yaitu dengan menjauhkan
benda-benda yang dapat digunakan untuk bunuh diri )
“ Bagaimana perasaan bapak setelah mengalami kejadian ini? Apakah dengan kegagalan yang bapak
alami ini bapak merasa paling menderita di dunia ini? Apakah bapak masih merasa bersalah atau
mempersalahkan diri sendiri? Maaf pak kalau boleh tahu mengapa bapak ingin mengakhiri hidup?
Padahal bapak kan masih terbilang muda. Jika iya, bapak menggunakan cara apa? Apakah bapak tidak
takut mati? Jika bapak masih ada rasa takut, kenapa bapak tidak mencoba melawan keinginan tersebut?
Apakah bapak sudah mempunyai seorang anak? “ Apa yang akan bapak lakukan kalau keinginan bunuh
diri muncul? “.
Bapak kalau boleh saya menyarankan, bapak bisa menceritakan masalah bapak kepada orang yang bisa
bapak percaya, saya juga bersedia mendengarkan cerita bapak, saya akan menemani bapak. Masih ada
banyak cara lain untuk menyelesaikan masalah, bukan dengan jalan mengakhiri kehidupan. Saya yakin
bapak adalah orang yang kuat dan bisa menjadi seorang bapak yang baik untuk anak bapak nantinya, dan
saya juga yakin sekali kalau anak bapak nanti menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Bila
keinginan bunuh diri tersebut muncul, bapak bisa melawannya dengan mencoba selalu berfikir positif.
Bapak bisa menceritakan masalah bapak kepada orang yang dipercaya, termasuk para perawat disini.
Kami akan menemani bapak terus, jadi para perawat disini setia menemani bapak kapanpun.
“ Saya percaya bapak adalah orang yang kuat dan dapat mengatasi masalah “

FASE TERMINASI
a. Evaluasi Respon Klien
- Data Subyektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah bercerita sebentar dengan saya? “.
- Data Obyektif
Pasien tidak menunjukkan keinginan untuk bunuh diri selama fase kerja dan klien bersedia
berbagi cerita untuk mengalihkan bila keinginan bunuh diri muncul.
b. Rencana Tindak Lanjut
“ Baiklah bapak, bagaimana kalau nanti kita bercerita kembali mengenai pengalaman bapak yang
menyenangkan dan kegiatan yang bapak sukai? “.
c. Kontrak Akan Datang

13
- Topik : “ Baiklah bapak, saya rasa cukup perbincangan kita untuk pertemuan kali ini. Saya
senang sekali bisa berbincang- bincang dengan bapak, bagaimana kalau nanti kita lanjutkan
untuk berbicara mengenai aktivitas bapak .
- Waktu : “ Menurut bapak jam berapa? Bagaimana kalau nanti sore jam 15.00 saya temani
bapak jalan-jalan sambil berbincang-bincang? “.
- Tempat : “Bagaimana kalau ditaman? Terima kasih pak sudah mau berbagi cerita dengan saya
“.

14
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

Pertemuan : Ke 2 dengan klien


Tanggal : 24 Agustus 2020
Jam : 15.00

FASE PRA INTERAKSI


a. Masalah : Resiko Bunuh Diri
b. Proses Keperaawatan
1. Kondisi klien : klien tampak murung, suka menyendiri, dan penampilan kusut
2. Diagnosa : Resiko Bunuh Diri
TUK 3 : Meningkatkan harga diri klien
3. Rencana Tindakan (SP 2)
a. Mengevaluasi kegiatan yang telah di lakukan ( SP 1)
b. Meningkatkan harga diri klien :
- Mengidentifikasi aspek positif klien
- Mendorong klien untuk berpikir positif terhadap diri sendiri
- Membantu klien mengeksplorasikan perasaan
- Mengidentifikasi sumber – sumber harapan ( misal : hubungan antar sesame, keyakinan, hal –
hal untuk di selesaikan )
- Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

FASE ORIENTASI

a. Salam terapeutik
Assalamu’alaikum pak, masih ingat dengan saya kan ? Saya perawat yang berbincang – bincang
dengan bapak kemarin.
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini ? Bagaimana tidurnya semalam pak? Bapak masih ingat apa
yang kita bicarakan kemarin?
c. Kontrak
1. Topik : bapak, seperti yang kita bicarakan tadi pagi, kita akan berbincang – bincang sambil
menikmati udara segar di taman
2. Tempat : bapak mau duduk dimana ? oww, di sini saja. . .baiklah pak
3. Waktu : kita berbincang – bincang sekarang bagaimana pak ?

15
FASE KERJA

Pak, bagaimana udara di taman ini ? Segar kan ? Bapak suka dengan taman ini ? Oh iya, apakah bapak
sudah pernah jalan – jalan ke taman ini ? Kalau pernah, dengan siapa bapak biasanya ke sini ? ( ekspresi
klien tampak sedih, dan berkaca – kaca saat memegang dan melihat tempat duduk yang sedang kami
duduki). Kenapa dengan bangku ini pak ? Apakah bapak ingin bercerita sesuatu ? Saya siap
mendengarkan cerita bapak, jadi istri bapak dulu sering mengajak jalan – jalan ke taman kalau libur
kerja ? Baiklah, kalau begitu saya akan akan mengajak bapak ke tempat lain saja, mari pak. Naah, ini kita
sudah sampai di tempat yang mungkin bisa membuat bapak menjadi lebih nyaman ( masjid). Apakah
bapak masih sedih ? Tenang pak, saya tidak akan menyakiti bapak.apa yang sudah bapak lakukan saat ini
sudah sangat bagus, bapak sudah mau menceritakan apa yang bapak rasakan saat ini, dan bisa mencegah
keinginan bapak untuk bunuh diri yang sering muncul. Bapak sudah sholat? Mari kita sholat dulu pak
kalau bapak belum sholat. Apakah di rumah bapak juga melaksanakan sholat 5 waktu ?

Sepertinya sudah mulai gelap pak, mari kita pulang. Tapi jangan lupa di rumah bapak tetap harus
melaksanakan sholat yaa.

FASE TERMINASI
a. Evaluasi respon klien
- Data subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang – bincang dengan saya ?
- Data obyektif
Pasien dapat mengungkapkan perasaannya dan menerapkan cara untuk mengalihkan keinginan
bunuh diri yang sering muncul meskipun rasa takut pasien terulang kembali, ekspresi klien
tampak sedih saat melihat bangku dan jalan – jalan di taman, namun klien tampak lebih tenang
ketika saya ajak ke tempat lain ( masjid )
b. Rencana tindak lanjut
Baiklah pak, bagaiman kalau kita berbincang – bincang tentang rencana masa depan dan
menceritakan pengalaman bapak selam dirawat disini ?
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : baiklah pak, saya kira sudah cukup perbincangan kita hari ini. Bagaimana kalau
lain kali kita berbincang – bincang lagi tentang rencana masa depan dan mencerikan
pengalaman bapak selama dirawat disini ?
- Waktu : bapak mau kapan ? Bagaimana kalau besok pagi kita sambung lagi ?

16
- Tempat : bapak mau berbincang – bincang dimana? Di sini saja, baiklah pak besok kita
ketemu di sini untuk melanjutkan perbincangan kita hari ini. Terima kasih bapak sudah mau
berbincang – bincang dengan saya.

17
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

Pertemuan : ke 3 dengan klien


Tanggal : 25 Agustus 2020
Jam : 08.00

FASE PRA INTERAKSI


a. Masalah : Resiko Bunuh Diri
b. Proses keperawatan
1. Kondisi klien : klien tampak murung, belum berani berinteraksi dengan lingkungan yang
ramai
2. Diagnosa : Resiko Bunuh Diri
3. TUK :
- TUK 3 : Klien dapat meningkatkan harga dirinya
- TUK 4 : Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
- TUK 5 : Klien dapat memobilisasi dukungan social
4. Rencana tindakan (SP 3)
a. Mengevaluasi kegiatan yang telah di lakukan (SP 1 & 2)
b. Mengidentifikasi pola koping yang biasa di gunakan klien
c. Menilai pola koping yang dimiliki klien
d. Mengajarkan klien mekanisme koping yang adaptif
e. Membantu klien merencanankan masa depan yang realistis
f. Memobilisasi dukungan social
g. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

FASE ORIENTASI
a. Salam terapeutik :
Selamat pagi pak, bertemu dengan saya lagi. Jadi bapak pasti tidak lupa dengan saya
Bapak masih ingat saya kan ? Semoga saja masih ingat
a. Evaluasi / validasi :
Bagaimana perasaan bapak hari ini ? Tidurnya semalam nyenyak pak ?
Bapak masih ingat tidak apa sudah kita bicarakan di pertemuan pertemuan pertama dan kedua
kemarin ?
Ya benar, kemudian bapak ingat tidak kita kemarin kemana saja ?

18
b. Kontrak :
- Topik : bapak sesuai dengan pembicaraan kita kemarin, bagaimana kalau hari ini
membuat rencana untuk masa depan dan bapak menceritakan pengalaman bapak selama
dirawat disini.
- Waktu : bapak mau berapa lama ? Bagaimana kalau 30 menit ?
- Tempat : baiklah pak, sesuai dengan perjanjian kita kemarin hari ini kita akan berbincang –
bincang di masjid ini

FASE KERJA
Pak, kemarin kan kita sudah berbincang – bincang banyak tentang aktivitas bapak. Sebelum kita membuat
rencana masa depan, boleh tidak saya tau bagaimana ceritanya bapak bisa masuk kesini ? Padahal bapak
orang yang baik. Apakah bapak mau bercerita sedikit kepada saya ? Mungkin perasaan bapak akan
menjadi lebih baik. Baiklah saya akan mendengarkan. Jadi bapak gagal dalam berumah tangga karena
bapak di PHK dari pekerjaan bapak ? Saya tahu bagaimana perasaan bapak saat ini, dan sangat berat
menerima keadaan yang saat ini. Tapi saya mangerti bahwa bapak adalah orang yang baik dan kuat, saya
yakin bapak pasti bisa melewati ini semua. Di dalam kehidupan itu pasti ada masalah pak, tapi bapak
perlu tahu bahwa kalau ada masalah pasti ada solusinya dan pasti ada hikmahnya. Bapak harus tahu,
mengakhiri hidup itu adalah bukan solusi yang baik. Bahkan dalam agama yang bapak anut pasti bunuh
diri itu juga tidak baik dan di larang. Apakah bapak tidak berpikir mengenai keluarga yang bapak
tinggalkan kalau bapak melakukan percobaan bunuh diri tersebut ? Dan bagaimana dengan istri bapak ?
Seharusnya bapak harus bisa membuktikan kepada istri bapak, bahwa bapak adalah orang yang kuat dan
bertanggung jawab. Bagaimana pak ? Saya tahu dan mengerti, memang tidak mudah tapi saya yakin
bapak pasti bisa. Terbukti menurut cerita yang saya dengar, bapak adalah orang yang baik dan pekerja
keras makanya masih banyak orang yang peduli dengan bapak. Bagaimana kalau saya bantu membuat
rencana untuk masa depan setelah bapak keluar dari sini ?bapak bersedia ?
Kita mulai dari bapak setelah dari sini yaa ? Nah, setelah keluar dari sini bapak mau tinggal di mana ? Di
rumah bapak sendiri atau di rumah orang tua bapak ? Baiklah, bapak mau tinggal dengan orang tua bapak
yaa. Apakah bapak mau mengikuti terapi aktivitas kelompok ? Ya bagus kalau begitu. Apa yang bapak
inginkan selama ini belum tercapai ? Nah, bagus. Setelah keluar dari sini bapak coba mencari pekerjaan
lagi, agar keinginan bapak menjadi orang yang sukses dapat terwujud. Bagus sekali perencanaan yang
sudah bapak buat, saya yakin bapak pasti bisa. Semoga sukses pak. . .

FASE TERMINASI
a. Evaluasi respon klien
- Data subyektif
19
Bagaimana perasaan bapak setelah membuat rencana untuk masa depan kemarin ?
- Data obyektif
Pasien dapat mengungkapkan mekanisme koping yang adaptif, serta membuat perencanaan
untuk masa depan.
b. Rencana tindak lanjut
Pak, rencana untuk masa depan yang sudah kita buat kemarin saya harap bisa membantu bapak
setelah bapak keluar dari sini dan bapak menjadi seseorang yang jauh lebih baik, lebih kuat, dan
menjadi seseorang yang lebih maju. Bapak pasti bisa menghadapi dan menyelesaikan setiap
masalah yang bapak hadapi, jangan mudah menyerah dan satu hal mengakhiri hidup adalah bukan
solusi yang tepat. Ingat yaa pak. . .
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : Setelah kita berbincang-bincang banyak pak, bagaimana kalau sekarang bapak
belajar untuk berinteraksi, ngobrol, berbicara tentang rencana yang sudah kita buat kepada
keluarga ?
- Waktu : Jika bapak bersedia, bagaimana jika nanti kita bertemu lagi jam 13.00
- Tempat : Dan untuk tempatnya, bagaimana kalau kita bertemu di ruang perawatan saja ?

20
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK) KELUARGA

Pertemuan : ke 1 dengan keluarga


Tanggal : 26 Agustus 2020
Jam : 08.00

FASE PRA INTERAKSI


a. Masalah : Resiko Bunuh Diri
b. Proses keperawatan :
1. Kondisi klien : klien mengatakn hidupnya sudah tidak berguna lagi, dan ingin mengakhiri
hidupnya dengan minum pembersih lantai.
2. Diagnosa : Resiko Bunuh Diri
3. TUK :
- TUK 1 : Keluarga dapat membina hubungan saling percaya
- TUK 5 : Klien dapat memobilisasi lingkungan yang ada
4. Rencana Tindakan :
a. Mengidentifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat klien
b. Menjelaskan proses terjadinya harga diri rendah kronis hingga menimbulkan resiko bunuh
diri kronis
c. Menjelaskan tentang cara merawat klien

FASE ORIENTASI
a. Salam terapeutik
Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya A mahasiswi dari Poltekkes Tanjungkarang. Saya
adalah perawat yang bertugas merawat bapak selama bapak dirawat disini. Kalau boleh saya tahu,
nama ibu siapa ?
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan ibu selama merawat Tn. B yang mengalami resiko bunuh diri sebelum
dirawat disini ?
c. Kontrak
- Topik : bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kondisi Tn. B saat ini
- Tempat : bagaimana kalau kita bicara diruangan saya saja? Apakah ibu mau ?
- Waktu : apakah ibu sekarang ada waktu luang ?Cuma 30 menit saja kok bu

21
FASE KERJA
1. Kalau boleh saya tahu, apa yang ibu ketahui tentang kondisi Tn. B sebelum dirawat disini ?
2. Iya bu, Tn. B memang beresiko bunuh diri. Hal ini terjadi karena Tn. B mengalami harga diri
rendah yang kronis
3. Kesulitan apa yang ibu rasakan selama merawat Tn. B ?
4. Memang sulit bu, namun inilah yang terjadi. Untuk seseorang yang mengalami harga diri rendah
hanya dukungan dari keluargalah yang sangat dibutuhkan oleh pasien. Dan untuk menjaga agar
kejadian kemarin (percobaan bunuh diri) tidak terulang lagi, sebaiknya pasien dijauhkan dari
benda-benda yang bersifat tajam. Seperti pisau, gunting, kaca, dll.

FASE TERMINASI
Evaluasi respon klien
a. Data subyektif :
Bagaimana perasaan Tn. B setelah berbincang – bincang dengan saya ?
b. Data obyektif
- Keluarga klien mampu menjelaskan kembali proses terjadinya resiko bunuh diri yang dialami
klien
- Keluarga klien mampu menjelaskan cara memberikan perawatan kepada klien resiko bunuh
diri
c. Rencana tindak lanjut
Ya sudah bu, pertemuan kita selanjutnya akan berbincang – bincang tentang kondisi dan rencana
untuk keluarga dalam merawat klien dengan resiko bunuh diri
d. Kontrak yang akan datang
- Topik : besok kita lanjutkan lagi bu untuk berbincang – bincang tentang bermain peran
dalam merawat klien yang mengalami resiko bunuh diri
- Tempat : ibu ingin kita ngobrol dimana besok ? bagaimana kalau di ruangan saya lagi saja
- Waktu : besok saya tunggu pukul 08.00 saja ya bu ?

22
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK) KELUARGA

Pertemuan : Ke 2 dengan keluarga


Tanggal : 26 Agustus 2020
Jam : 08.00

FASE PRA INTERAKSI

Proses keperawatan :pasien mashih nampak murung, namun jarang menyendiri


Diagnosa : Resiko Bunuh Diri
TUK 5 : klien dapat memobilisasi lingkungan yang ada
Rencana tindakan (SP 2) :
1. Mengevaluasi kemampuan keluarga di SP 1
2. Melatih keluarga langsung ke klien
3. Menyusun jadwal keluarga untuk merawat klien

FASE OERIENTASI
a. Salam terapeutik
Selamat pagi bu, apakah ibu masih ingat dengan saya ?
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan ibu saat ini ?masih aingat kan bu apa yang sudah kita rencanakan hari ini ?
seperti yang sudah bicarakan sebelumnya, kita akan membicarakan tentang bagaimana cara
merawat klien dengan resiko bunuh diri.
c. Kontrak
- Topik : baiklah bu, mari kita berbincang – bincang tentang peran dan fungsi perawat
dalam merawat klien yang mengalami resiko bunuh diri
- Tempat : bagaimana kalau kita berbincang – bingan di tempat ini saja bu ?
- Waktu : ibu hari ini bisa kan ? hanya 30 menit saja bu

FASE KERJA
1. Seperti yang sudah saya bicarakan kemarin, bahwa dukungan dan motivasi dari keluarga yang
sangat dibutuhkan oleh klien yang mengalami resiko bunuh diri
2. Di sini saya akan membantu bagaimana cara mengendalikan keinginan untuk bunuh diri

23
3. Ibu bisa selalu memberikan dukungan yang positif, selalu memberikan pujian yang positif pula,
tunjukkan bahwa ibu peduli terhadap kliendan masih membutuhkan kehadirannya.hanya
dukungan dan motivasi dari keluarga lah yang sangat yang sangat dibutuhkan oleh klien.
4. Ketika Tn. B bercerita dan mengungkapkan rencana masa depan setelah keluar dari sini,
sebaiknya ibu merespon dan memberikan dukungan akan rencana klien tersebut. Karena hal itulah
yang sangat dibutuhkan oleh klien.
5. Bagaimana bu ?ibu paham kan dengan apa yang sudah saya berikan ?kebetulan hari ini saya mau
menemui Tn. B, apakah ibu mau ikut ?
6. Baiklah bu, mari kita ke ruangan Tn. B
7. Saya harap ibu paham dan bisa mampraktekkan apa yang sudah saya bicarakan tadi di ruangan
saya
8. Ya baik bagus, ibu sudah bisa mempraktekkan dengan baik, selain pujian dan dukungan, ibu bisa
memberikan perhatian yang lebih kepada klien. Karena itulah yang sangat dibutuhkan oleh klien.

TAHAP TERMINASI
Evaluasi respon klien
a. Data subyektif
Bagaimana perasaannya bapak ?
b. Data obyektif
Keluarga klien mampu berperan dengan baik dalam merawat klien.
Saya harap ibu masih ingat dengan apa yang sudah saya bicarakan kemarin, dan ibu bisa
mempraktekkannya dengan baik. Karena itulah yang sangat dibutuhkan oleh klien
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : baiklah bu, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk mengevaluasi
pembicaraan kemarin dan untuk mengevaluasi tentang perkembangan yang sudah dialami oleh
klien
- Waktu : ibu besok bisa menemui saya pukul 08.00 ? baiklah bu, saya tunggu
- Tempat : bagaimana kalau besok kita bertemu diruangan saya saja ?

24
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK) KELUARGA

Pertemuan : ke 3 dengan klien


Tanggal : 19 Juli 2014
Jam : 08.00

FASE PRAINTERAKSI
Masalah : Resiko Bunuh Diri
Proses keperawatan : klien masih nampak murung, namun sudah tidak menyendiri lagi dan mau
berinteraksi dengan lingkungan
Diagnosa : Resiko Bunuh Diri
TUK 5 : klien dapat memobilisasi dukungan social
Rencana tindakan (SP 3) :
1. Mengevaluasi kemampuan keluarga dalam merawat klien
2. Mengevaluasi kemampuan klien
25
3. Membuat RTL keluarga : rencana pulang

FASE ORIENTASI
a. Salam terapeutik
Selamat pagi bu, ibu masih ingat dengan saya kan ?
b. Validasi / validasi
Bagaiman perasaan ibu setelah saya ajarkan dan ibu mempraktekkannya langsung ke klien ?
c. Kontrak
- Topik : baiklah bu, sesuai dengan apa yang sudah kita bicarakan kemarin hari ini kita
akan mengevaluasi perkembangan klien setelah kita berikan perawatan beberapa kali
- Waktu : sekarang juga ibu bisa kan ? hanya 30 menit saja kok bu
- Tempat : kita ngobrol di sinbi saja yaa bu ?

FASE KERJA
1. Seperti yang sudah saya sering katakan yaa bu, dukungan, motivasi dan perhatian dari keluarga
lah yang sangat di butuhkan oleh klien yang mengalami resiko bunuh diri
2. Ibu kemarin sudah mempraktekkannya dengan baik, naah sekarang waktunya mengevaluasi dari
apa yang sudah lakukan terhadap klien, dan juga untuk mengetahui perkembangan klien setelah
kita berikan beberapa kali
3. Ibu bisa melihat klien sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya, bagaimana perasaaan ibu ?
meskiun perkembangan hanya sedikit, tapi setidaknya klien mampu merespon pembicaraan kita
dengan baik
4. Saya harap, ibu melakukan apa yang sudah saya bicarakan kemarin tidak hanya ibu praktekkan
kemarin saja. Tapi ibu harus melakukannya setiap bertemu dengan klien di sini maupun di rumah
nanti. Karena memang itulah yang sangat dibutuhkan oleh klien untuk mempercepat proses
penyembuhannya.

FASE TERMINASI
Evaluasi respon klien
a. Data subyektif
Bagaimana perasaan ibu ?
b. Data obyektif

26
Keluarga klien mampu berperan dan mempraktekkan apa yang sudah di katakana oleh perawat
dengan baik
Ingat kan bu apa yang sudah saya katan dari beberapa hari kemari ?
Ibu bisa melakukan apa yang sudah saya katakan setiap bertemu dengan klien, ibu bisa
mempraktekkannya selama klien di sini maupun di rumah karena itu yang sangat dibutuhkan oleh
klien dan mengurangi pikiran klien untuk melakukan percobaan bunuh diri

27

Anda mungkin juga menyukai