Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG

Disusun Oleh :

Yessy Dwi Anggara

2211515015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. MASALAH UTAMA: HARGA DIRI RENDAH


1. 1.Pengertian
a. Harga diri ( self esteem ) merupakan salah satu komponen dari konsep diri. Harga diri
merupakan penilaian pribadi berdasarkan seberapa baik prilaku sesuai dengan ideal diri
( Stuart,2009). Penentuan harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain
(dicintai,dihormati,dan dihargai) yang timbul sejak kecil dan berkembang sesuai dengan
meningkatnya usia. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam
penerimaan diri sendiri tanpa syarat,walaupun melakuakan kesalahan,kekalahan dan
kegagalan,tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga. Seseorang yang
mengalami keberhasialan akan dapat meningkatkan harga dirinya,disamping itu
seseorang akan menurun harga dirinya apabila orang tersebut sering mengalami
kegagalan,tidak dicintai dan tidak diterima dlingkunganya. Harga diri rendah terkait
dengan hubungan interpersonal yang buruk yang beresiko mengalami depresi dan
skizofrenia.harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negative terhadap diri
sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi
secara situasional atau kronis.
b. harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negative dandi pertahankan dalam waktu yang lama(NANDA,2011)
c. Menurut Depkes RI, (2000), individu cenderung menilai dirinya negative dan merasa
lebih rendah dari orang lain.penilaian negative dan perasaan rendah diri ini dapat
mempengaruhi semua aspek dari hidup kita, yaitu dapat menambah rasa takut (yang
menyebabkan kita harus menghindari),membuat kita berespon terhadap seseorang yang
dicintai dengan rasa marah dan depensif, menerima diisolasi,tidak sanggup mendapat
kritikan/serangan dan dapat juga mempengaruhi kesehatan fisik yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan atau peningkatan tekanan darah.
d. Harga diri rendah merupakan komponen episode depresi mayor,dimana aktivitas
merupakan bentuk hukuman atau punishment.(stuart dan laraia,2005; stuart,2009).
e. Harga diri rendah adalah perasaan negative terhadap diri sendiri,hilangnya percaya diri
dan harga diri,merasa gagal mencapai keinginan.(Keliat,2010).
2. Komponen Konsep Diri

Konsep diri didefinisikan sebagi semua pikiran,keyakinan dan kepercayaan yang


merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan memmengaruhi hubungan dengan orang
lain. konsep diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik
seseorang dalam dirinya sendiri,dengan orang terdekat,dan dengan realitas dunia.Menurut Stuart
(2009) Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini.

a. Citra tubuh
Kumpulan sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya.termasuk
persepsi serta perasaan masa lalu dan sekarang tentang ukuran,fungsi,penampilan,dan
potensi. Citra tubuh di modifikasikan secara berkesinambungan dengan persepsi dan
pengalaman baru
b. Ideal diri
Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berprilaku terhadap
standar ,aspirasi,tujuan atau nilai personal tertentu.
c. Harga diri
penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa
sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat,walaupun melakuakan
kesalahan,kekalahan dan kegagalan , tetap merasa sebagai seorang yang penting dan
berharga.
d. performa peran
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan social berhubungan dengan
fungsi individu di berbagai kelompok social. Peran yang ditetapkan adalah peran yang
dijalani dan seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang di ambil adalah peran
terpilih atau dipilih oleh individu.
e. Identitas pribadi
prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertangguang jawab terhadap kesatuan,
kesinambungan,konsisten dan keunikan individu.prinsip tersebut sama artinya dengan
otonomi dan mencakup persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan identitas dimulai
pada masa bayi dan terus berlanjut sepanjang kehidupan,tetapi merupakan tugas utama
pada masa remaja.
3. Rentang Respon

a. Aktualisasi diri
pernyataan tentang konsep diri dengan yang positif dengan latar belakang pengalaman
sukses.
b. Konsep diri Positif
pasien mempunyai pengalaman yang positif dalam perwujudan dirinya,dapat
mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan secara jujur dalam menilai suatu masalah
sesuai dengan norma-norma social dan kebudayaan suatu tempat jika menyimpang ini
merupakan respon adaptif.
c. Harga diri Rendah
Transisi antara adaptif dan mal adaptif, sehingga individu cenderung berfikir kearah
negative.
d. Kerancuan identitas
kegagalan individu mengintegrasi aspek-aspek masa kanak-kanak kedalam kematangan
aspek psikologis, kepribadian pada masa dewasa secara harmonis.
e. Depersionalisasi
perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan
kecemasan, kepaniakan dan tidak dapat membedakan dirinya dari orang lain sehingga
mereka tidak dapat mengenal dirinya.

B. PROSES TERJADI MASALAH


Seseorang yang sering mencapai tujuan secara langsung mempengaruhi perasaan untuk
kemampuan (Harga diri tinggi) atau ketidak mampuan (Harga diri rendah).Harga diri tinggi
merupakan dasar mutlak terhadap penerimaan diri,meskipun melakukan kesalahan, kekalahan
dan kegagalan, tetap merasa sebagi seseorang yang penting dan berharga. Hal ini meliputi
penerimaan secara komplek terhadap hidup seseorang.

Harga diri (Stuart & laraia,2005; stuart, 2009 ) berasal dari dua sumber utama yaitu diri
sendiri dan orang lain. Factor yang mempengaruhi harga diri yang berasal dari diri sendiri seperti
kegagalan yang berulang kali,kurang mempunyai tanggung jawab personal,ketergantungan pada
orang lain,dan ideal diri yang tidak realistis.sedangkan yang berasal dari orang lain adalah
penolakan orang tua,harapan orang tua yang tidak realistik. Harga diri ini didapat ketika
seseorang merasa dicintai, dihormati dan ketika seseorang dihargai dan dipuji.suliswati (2002)
mengatakan bahwa individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami
keberhasilan,disamping itu harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi
kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.

Sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami
kegagalan,tidak dicintai dan tidak diterima lingkungan. Perkembangan harga diri seseorang
sejalan dengan perkembangan konsep diri,dimana konsep diri seseorang menurut Stuart,(2009)
tidak terbentuk waktu lahir tetapi dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik seseorang dalam
dirinya sendiri,dengan orang terdekat,dan dengan realitas dunia.Hal ini berarti haeg diri akan
meningkat sesuai meningkatnya usia. Untuk meningkatkan harga diri seseorang, maka mulai dari
masa kanak-kanak anak diberi kesempatan untuk sukses;menananmkan cita-cita ;mendorong
aspirasi;dan membantu untuk membentuk pertahanan diri terhadap persepsi diri (Coopersmith,
1967; Mruk, 1999 dalam stuart,2009)

Harga diri sangat mengancam pada masa adolescence/remaja, ketika konsep diri sedang
diubah dan banyak keputusan diri dibuat.sedangkan pada usia dewasa harga diri menjadi stabil
memberikan gambaran yang jelas tentang dirinya dan cenderung lebih mampu menerima
keberadaan dirinya dan kurang idialis dari remaja(stuart,2009).Hal ini dapat diakaitkan dengan
kematuran seseorang,dimana semakin dewasa seseorang maka semakin baik cara
berfikirnya.Dengan banyaknya perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikososial serta
banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sehingga remaja harus mampu
menyesuaiakan diri dengan perubahn tersebut.kondisi lain yang dapat mengancam harga diri
remaja adalah tuntutan yang harus dipilihnya, posisi peran, kemampuan meraih sukses serta
kemampuan berpartisipasi atau penerimaan dilingkungan masyarakat. Apabila remaja tidak dapat
melakukan penyesuai dengan kondisi tersebut, maka akan menyebabkan harga diri rendah
(Hawari,2001). Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional (Trauma) atau kronis (penilain
yang negative terhdap diri yang berlangsung lama).

Model stress Adaptasi Stuart dari keperawtan jiwa memandang prilaku manusia dalam
perspektif yang holistik terdiri atas biologis.psikologi dan sosiokultural dan aspek-aspek tersebut
saling berintergrasi dalam perawatan. Komponen biopsikososial dari model tersebut termasuk
dalam factor predisposisi, prepitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan mekanisme
koping (Stuart & laraia,2005; Stuart, 2009 ) menurut Stuart (2009), masalah harga diri rendah
dapat dijelaskan dengan menggunakan psikodinamika masalah keperawatan jiwa seperti skema
di bawah ini.
Faktor predisposisi
Biolog Psikologis Sosial kultural

Stressor prespitasi

Natural Origini Timming Number

Penilaian terhadap stressor

Kognitif Afektif Fisiologis Prilaku sosial

Sumber koping

Kemampuan personal Dukungan social Aset material keyakinan positif

Mekanisme koping

Konstruktif Destruktif
Rentang Respon Koping

Respon Adaptif Respon Maladaptif

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Skema psikodinamika Masalah Keperawatan JIwa
(Stuart,2009)
4. Faktor predisposisi

Proses terjadinya harga diri rendah kronis juga di pegaruhi beberapa factor predisposisi
seperti biologis,psikologis, social dan cultural.

a. Faktor biologis
Faktor prsdisposisi yang berasal dari biologis dapat dilihat sebagai suatu keadaan atau factor
resiko yang dapat mempengaruhi peran serta manusia dalam menghadapi stressor. Adapun yang
termasuk dalam factor biologis ini adalah:
1) Neuroanatomi
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada pasien depresi dan skizoprenia
sehingga pasien mengalami masalah harga diri rendah kronis adalah:
a) Lobus prontal terlibat dalam dua fungsi serebral utama yaitu control motorik gerakan
voluntir termasuk fungsi bicara, fungsi pikir dan control berbagai ekspresi emosi
(Towsend,2009). Biasanya kerusakan pada lobus frontal ini akan dapat menyebabkan
gangguan berfikr dan gangguan dalam berbicara serta tidak mampu mengontrol emosi
sehingga kognitif pasien negatif tentang diri,orang lain lingkungan serta prilaku yang mal
adaptif sebagai akibat kognitif negative. Kondisi seperti ini menunjukan gejala harga diri
rendah pada pasien.
b) Lobus temporalis merupakan lobus yang letaknya paling dekat dengan telinga dan
mempunyai peran fungsional yang berkaitan dengan pendengaran, keseimvangan dan juga
sebagaian dari emosi dan memori(Boyd & Nihart, 1998; Towsend,2009) fungsi utama
lobus temporalis adalah bahasa, ingatan dan emosi (Kapian ,et al, 1996). Lobus temporalis
anterior mempunyai hubungan dengan sistim limbik dalam perananya dalam proses
emosi. Gangguan dalam penerimaan dan penyampaian informasi secara verbal yang juga
dipengaruhi oleh daya ingat pasien akan mempengaruhi emosi pasien yang akan
menimbulkan harga diri rendah.
c) System limbic merupakan cincin kortek yang berlokasi di permukaan medial masing-
masing hemisfer dan mengelilingi pusat katup serebrum. Fungsinya adalah mengatur
persyarafan otonom dan emosi (Suliswati,2002: stuart & laraia,2005). Kerusakan system
limbik menimbulkan beberapa gejala klinik seperti hambatan emosi, perubahan
kepribadian (Kaplan, et al, 1996). Menurut Boyd dan Nihart,(1998) perubahan hipotesa
dalam system limbik menunjukan perubahan yang signifikan pada kelainan mental,
skizoprenia, depresi dan kecemasan. Hambatan emosi yang kadang berubah seperti
sedih ,dan terus merasa tidak berguna atau gagal terus menerus akan membuat pasien
mengalami harga diri rendah .
d) Hipothalamus adalah bagian dari diensefalon yaitu bagian dalam dari serebrum yang
menghubungkan otak tengah dengan hemisfer serebrum.fungsi utamanya adalah sebagai
respon tingkah laku terhadap emosi dan juga mengatur mood dan motivasi
(suliswati,2002; stuart & laraia,2005). Kerusakan hipotalamus membuat seseorang
kehilangan mood dan motivasi sehingga kurang aktivitas dan malas melakukan sesuatu.
Kondisi seperti ini sering kita temui pada pasien dengan harga diri rendah, dimana pasien
butuh lebih banyak motivasi dan dukungan terutama dari keluarga dan juga oleh perawat
dalam melaksanankan tindakan yang sudah dijadwalkan bersama-sama.
2) Neurotransmiter
Selain gangguan pada struktur otak,apabila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan alat-
alat tertentu kemungkinan akan ditemukan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak.
Neurotransmitter adalah kimia otak yang ditransmisikan oleh suatu neuron ke neuron lain
(stuart &laraia,2005). Neurotransmitter yang sangat berhubungan dengan depresi adalah
noreprineprin,dopamine,serotonin,acetilkolin seperti:
a) Noreprineprin ( Boyd & Nihart,1998; suliswati,2002) berfungsi untuk kesiagaan, pusat
perhatian dan orientasi ;proses pembelajaran dan memori. Jika terjadi penurunan kadar
noreprineprin akan dapat mengakibatkan kelemahan dan peningkatan harga diri rendah
sehingga perilaku yang ditampilkan pasien cenderung negative.
b) Serotonin ( Boyd & Nihart,1998) berperan sebagai pengontrol nafsu makan ,tidur ,alam
perasaaan ,halusinasi,persepsi nyeri,muntah. Serotonin dapat mempengaruhi fungsi
kognitif (alam pikir),efektif (alam perasaan ) dan psikomotor (perilaku) (Hawari,2001)
jika mengalami penurunan akan mengakibatkan kecenderungan harga diri rendah kronis
semakin besar karena pasien lebih dikuasai oleh kognitif-kognitif negative dan rasa tidak
berdaya.
c) Acetycholine (Ach) ( Boyd & Nihart,1998) berperan penting untuk belajar dan memori.
Jika terjadi peningkatan kadar acetycholine akan menurunkan atensi mood , sehingga
pada pasien dengan harga diri rendah dapat kita lihat adanya gejala kurangnya perhatian
dan malas dalam beraktifitas.
d) Dopamine fungsinya mencakup regulasi gerak dan kordinasi, emosi, kemampuan
pemecahan masalah secara volunteer ( Boyd & Nihart,1998;suliswati,2002). Transmisi
dopamine berimplikasi pada penyebab gangguan emosi tertentu. Disamping itu pada
pasien skizoprenia menurut hawari (2001) dopamine dapat mempengaruhi fungsi kognitif
(alam pikir), efektif (alam perasaan )dan psikomotor (perilaku ). Kondisi ini pada pasien
harga diri rendah memperlihatkan adanya kognitif-kognitif negatif, pasien selalu dalam
keadaan sedih berkepanjangan serta menunjukan perilaku yang menyimpang serta
menarik diri dan berkemungkinan untuk melakuakan bunuh diri.
b.Faktor Psikologis
Harga diri rendah sangat berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu
menjalankan peran dan fungsi. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan
menjalankan fungsi dan peran.termasuk dalam harga diri rendah situasional. Harga diri rendah
situasional merupakan pengembangan persepsi negatif tentang dirinya sendiri pada suatu
kejadian (NANDA,2011). Jika lingkungan tidak meberikan dukungan positif atau justru
menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami
harga diri rendah kronis.
Harga diri rendah kronis terjadi diawali dari individu berada pada suatu situasi yang penuh
dengan stressor (krisis),individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga
timbul kognitif bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran.
Haraga diri rendah juga merupakan komponen episode mayor, dimana aktifitas merupakan
bentuk hukuman atau punishment (Stuart & laraia,2005). Harga diri rendah merupakan suatu
kesedihan atau perasaan duka berkepanjangan (Stuart&sundeen 2009).
Harga diri rendah adalah emosi normal manusia, tapi secara klinis dapat bermakna patologik
apabila memgaganggu prilaku sehari-hari, menjadi pervasive dan muncul bersama penyakit lain.
Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis
(Stuart&sundeen 2009). Meliputi penolakan orang tua ,harapan orang tua yang tidak
realistis,orang tua yang tidak percaya pada anaknya,tekana teman sebaya, kurnag mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistik.
c.Faktor social dan kultural
secara social status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah.
Dimana dalam kehidupan sehari-hari anak tumbuh kembang di tiga tempat,yaitu Rumah
(keluarga),di sekolah (lembaga pendidikan ) dan dilingkungan masyarakat socialnya
(Hawari,2011). Kondisi social dimasing-masing tempat tempat tersebut akan berinteraksi satu
dengan yang lainnya dan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Lingkungan keluarga, sekolah ataupun pergaulan sosialnya kondusif (membuat pengaruh
yang baik) maka perkembangan jiwa/ kepribadian anak akan kearah yang baik dan sehat akan
semakin besar. Sebaliknya bila lingkungan tersebut tidak kondusif maka akan beresiko
terganggunya perkembnagan jiwa /kepribadian anak. Contoh masalah social yang dapat
menimbulkan harga diri rendah, antara lain kemiskinan,tempat tinggal daerah kumuh dan rawan
kriminalitas.dimana menurut hawari(2001) rasa tidak aman dan tidak terlindung membuat jiwa
seseorang tercekam sehingga mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup yang lama
kelamaan daya tahan seseorang menurun hingga mengalami gangguan. Tuntutan peran sesuai
kebudayaan juga sering meningkatkan kejadian harga diri rendah kronis antara laian :wanita
sudah harus menikah jika umur mencapai dua puluhan, perubahan kultur kea rah gaya hidup
individualisme.

2.Faktor presipitasi

Seluruh factor predisposisi yang dialami pasien akan menimbulkan harga diri rendah
setelah adanya factor presipitasi yang berasal dari dalam diri sendiri ataupun dari luar,antara lain
ketegangan peran,konflik peran, peran yang tidak jelas, peran berlebihan, perkembang
transisi ,situasi transisi peran dan transisi peran sehat sakit (Stuart&Laraia, 2005).

Factor prepitasi merupakan stimulus yang dapat berupa perubahan, ancaman dan
kebutuhan individu, memerlukan energy yang berlebihan yang mengeluarkan suatu bentuk
keteganagan dan stress (Cohen,2000 dalam stuart & Laraia,2005).

Factor pencetus ini telah dialami dalam waktu yang lama oleh pasien. Lama kelamaan
pasien kehilangan kemampuan untuk mengatasi factor pencetus tersebut.

a. Trauma : penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang


mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran : berhubungan dengan peran dan posisi yang diharapkan dan individu
mengalaminya sebagai frustasi.
1) Transisi peran perkembangan :perubahan normative yang berkaitan dengan
pertumbuhan.
2) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambahnya atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat sakit:sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat dan keadaan
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh;perubahan
ukuran,bentuk,penampilan, atau fungsi tubuh;perubahan fisik yang berhubungan
dengan tumbuh kembang normal ; prosedur medis dan keperawatan.

Kemampuan dan strategi dalam menghadapi perubahan yang dialami sebelum terjadi
harga diri rendah disebut mekanisme koping.mekanisme koping jangka pendek yang bias
dilakukan pasien harga diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari
krisis,misalnya pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus. Hal ini digunakan
untuk mencegah kecemasan dan ketidak tentuan dari kebingungan identitas((Stuart& Laraia
2005). Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok social,keagamaan dan
politik. Kegiatan memberi dukungan sementara,seperti mengikuti suatu kompetisi atau kontes
popularitas. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyalagunaan
obat-obatan.jika mekanisme koping jangka pendek tidak member hasil yang diharapkan individu
akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjan, antara lain menutup identitas,dimana
pasien terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa
mengindahkan hasrat,aspirasi atau potensi diri sendiri. Identitas negatif , dimana asumsi yang
bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat, sedangkan mekanisme pertahanan ego yang
sering digunakan adalah fantasi,regresi,disasoisasi,isolasi,proyeksi,mengalihkan marah terbalik
pada diri sendiri dan orang lain.

3.Tanda dan gejala

Tanda dan gejala harga diri rendah (NANDA,2009 ; Stuart&sundeen 2009) merupakan
perilaku yang telah di pertahankan dalam waktu yang lama atau kronik yang meliputi ungkapan
negative tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus menerus. Perilaku yang ditampilkan
berupa sikap malu/minder/rasa bersalah, kontak mata kurang /tidak ada, selalu mengatakan
ketidak mampuan/ kesulitan untuk mencoba sesuatu, bergantung pada orang lain, tidak
asertif,pasif dan hipoaktif.perilaku lain yang juga sering muncul seperti mengkritik diri sendiri
dan atau orang lain,gangguan dalam berhubungan, rasa diri penting berlebihan, mudah
tersinggung atau marah yang berlebihan,ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup
yang pesimis,khawatir,bimbang dan ragu-ragu,menolak umpan balik positif dan membesarkan
umpan balik mengenai dirinya serta ada juga yang menyalagunakan zat.

Menurut westermeyer (2006), empat area gejala umum yang menunjukan masalah harga diri
rendah:

a. Fisik
Respon fisiologis tersebut merupakan tanggapan dari fisik seseorang yang dirasakan dan
mempengaruhi fungsi tubuh. Tanda dan gejala dari respon fisiologiterhadap penurunan
harga diri antara lain penurunan energy,lemah ,agitasi,penurunan
libido,insomnia/hipersomnia,penurunan / peningkatan nafsu makan,anoreksia,sakit
kepala,(westermeyer,2006; Stuart&sundeen 2005).kondisi ini akan menunjukan perilaku
yang maladptif pada pasien dimana pasien akan malas beraktivitas,lebih banyak tidur
sehingga kurang berinteraksi dengan orang lain.
b. Kognitif
Menurut stuart and Laraia (2005) kognitif adalah tindakan atau proses dari
pengetahuan.proses ini di perlukan dan memungkinkan mengetahui kondisi otak untuk
proses informasi dalam hal ketelitian, penyimpanan dan keterangan.seseorang dengan
skizoprenia sering kali tidak sanggup untuk menghasilkan logika berfikir yang kompleks
dan mengungkapkan kalimat yang berhubungan karena neurotransmitter dalam
memproses system informasi memerlukan pengorganisasian dari input sensori dengan
proses otak untuk respon prilaku. Input sensori dari kedua persaan internal dan eksternal
menyaring kesesuaian untuk perhatian seseorang, kemampuan untuk mengingat, belajar
deskriminasi,menafsirkan dan pengorganisasian informasi.terjadinya penurunan
kemampuan kognitif menurut Laeckenote (1996) adalah karena factor neuroanatomic,
psikologis, lingkungan dan factor lain dan kejadian.
Kognitif yang sering muncul pada pasien dengan masalah harga diri rendah
(Stuart&Laraia 2005; Boyd &Nirhart, 1998)adalah :
1) Bingung
Kebingungan adalah kumpulan prilaku termasuk tidak adanya perhatian dan
pelupa, perubahan perilaku seperti agersif,bimbang,delusi (efek dari perilaku) dan
ketidak mampuan atau kegagalan dalam kegiatan sehari-hari (deficit perilaku)
(deficit perilaku) (Metha ,yaffe,and convinsky,2002 dalam stuart & Laraia,2005)
biasanya kebingungan tidak spesifik digunakan untuk istilah apatis (Tidak
menghiraukan)menarik diri atau pasien tidak kooperatif.
Beberapa kategori pasien menyatakan kebingungan merupakan masalah
pasien,seperti pasien dengan masalah komunikasi( menelan
pembicaraan ,ketidakmampuan mengekspresikan pembicaraan ) ,pasien menolak
nilai personal orang lain, pasien yang sedih, pasien yang tidak sehat.kondisi ini
penting untuk perawat secara spesifik ketika berhubungan dengan pasien yang
mengalami kebingungan.
2) kurang memori dalam jangka waktu panjang / pendek memori meliputi
kemampuan untuk mengingat atau meniru terhadap pelajaran atau
pengalaman.kerusakan memori merupakan cirri-ciri dari beberapa kekacauan
kognitif dan dimensia khusus( Boyd & Nihart,1998),kerusakan memori menurut
mohr,2006 adalah ketidak mampuan mempelajari informasi baru(memori jangka
pendek) dan ketidak mampuan mengingat informasi yang sudah lama (memori
jangka panjang). Gangguan memori berhubungan dengan kerusakan social atau
fungsi pekerjaan.dan kemunduran dari fungsi sebelumnya.
Kerusakan dari orientasi, memori dan berfikir secara abstrak serta orientasi dapat
diobservasi.orientasi waktu,tempat dan orang merupakan gejala sisa yang relative
lengkap kecuali kalau pasien memenuhinya secara khusus. Semua aspek memori
berpengaruh dalam skizoprenia atau untuk mengingat kembali infomasi baru yang
di pelajari.
3) Kurangnya perhatian
Perhatian merupakan proses mental yang kompleks yang meliputi konsentrasi
seseorang terhadap aktivitas yang dialakuakan(Boyd & Nihart,1998) menurut
stuart dan Laraia,2005 perhatian adalah kemampuan untuk memfokuskan
kegiatan pada satu aktivitas dan sikap konsentrasi secara terus menerus.
Kekacauan perhatian menurut stuart dan Laraia,2005 adalah kerusakan dalam
kemampuan untuk menunjukan perhatian,mengamati, memfokuskan dan
konsentrasi terhadap realita ekternal. Gangguan perhatian merupakan keadaan
yang biasa ditemuakan pada kasus skizoprenia dan terdapat kesukaran dalam
menghadapi tugas yang kompleks,kesulitan konsentrasi pada pekerjaan dan
mudah beralih perhatian/kekacauan kognitif. Kekacauan kognitif berhubungan
dengan mudah menarik perhatian pasien dari stimulus eksternal yang tidak
relevan seperti kegaduhan,mengeluarkan buku dari rak buku dan orang yang
lewat,kondisi lainya. Pasien memiliki pengalaman halusinasi pendengaran yang
sering mengalihkan perhatian mereka hingga menimbulkan masalah dengan
perhatian.
Kerusakan perhatian tersebut tidak kostan dan berfluktuasi (naik turun)
tergantung pada kehendak aktivitas otak.kondisi ini banyak menyebabkan pasien
merasa frustasi,dan mereka sering complain tentang ketidak mampuan
melaksanakan tugas yang komplek karena mereka merasa kognitif saya
menyimpang. Perawat akan siap untuk mengambil alih tugas mereka dan perawat
juga membutuhkan pengulangan yang sering dalam waktu yang pendek untuk
melatih pasien melaksanakan tugas mereka secara bertahap.
4) Merasa putus asa
Keputusasaan merupakan kondisi subjektif dimana individu melihat tidak adanya
atau terbatasnya alternatif pribadi yang tersedia dan ketidakmampuan untuk
memobilisasi energi untuk kepentingan sendiri. Seseorang yang mengalami
keputusasaan dapat disebabkan karena tertinggal dari orang lain,stress
berkepanjangan,kegagalan dan pembatasan aktivitas.karakteristik yang terlihat
pada pasien dengan putus asa adalah: miskin bicara,suka mengeluh,kontak mata
buruk, nafsu makan menurun, respon menurun, aktivitas tidur berkurang atau
meningkat, tidak ada inisiatif dan menolak pembicaraan.
5) Merasa tidak berdaya
Ketidak berdayaan merupakan persepsi tingkah laku seseorang,tidak akan
mempengaruhi hasi,atau kurangnya kontrol selama situasi tetap atau kejadian
yang mendadak, ketidak berdayaan seseorang dapat terlihat dari gejala : ekspresi
tidak menentu dan ragu-ragu,pasif,tidak ada berpartisipasi,ketergantungan pada
orang lain,tidak mampu mengekspresikan perasaan yang benar dan tidak mampu
mencari informasi selama perawatan.
6) merasa tidak berharga/berguna
Keyakinan seseorang terhadap kasih saying,kemampuan,perasaan diterima,dan
perasaan diperlukan bagi orang lain dan merasa berguna dari perhatian dan respon
yang ditunjukan orang lain (Boyd & Nihart,1998).

Theory of reasoned yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein (1980) yang
menekankan bahwa proses kognitif sebagai dasar bagi manusia untuk memutuskan
prilaku apa yang akan diambilnya,yang secara sistematis memanfaatkan informasi yang
tersedia disekitarnya(wismanto, http://www.unica.ac.id fakultas/psikologi/artikel/bm-1
tanggal diperoleh tanggal 22 mei 2006). Hal ini berarti bahwa kognitif seseorang akan
menentukan prilaku orang tersebut.

c. Perilaku
perilaku adalah respon individu terhadap stimulus baik yang berasal dari luar
maupun dalam dirinya (Matra,1997). Menurut Notoadmodjo ,(2010) perilaku adalah
suatu kegiatan atau aktivitas manusia , baik yang dapat diamati langsung ,maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku atau aktivitas individu tidak muncul dengan
sendirinya tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh individu yang
bersangkutan baik dari stimulus eksternal maupun internal . Skiner,( 1938 dalam
Notoatmodjo ,2010) mengemukakan bahwa perilaku merupakan respon s atau reaksi
seseorang terhadap stimulus ( rangsangan dari luar). Sunaryo (2004) bahwa perilaku
adalah aktivitas yang timbul dari stimulus dan respons serta dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena perilaku ini terjadi karena proses adanya
stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon.

Pada pasien dengan masalah harga diri rendah perilaku yang ditampilkan maladaptif
seperti :

1. Kurang aktivitas dan menurunnya aktivitas yang menyenangkan.


Aktivitas sehari-hari adalah keterampilan yang penting untuk kehidupan sendiri , seperti
pekerjaan rumah tangga, belanja, menyiapkan makanan, mengelola uang dan kebersihan
diri. Tujuan utam dati rehabilitasi seseorang adalah untuk membantu individu untuk
mengembangkan kemandirian keterampilan hidup( Stuart & Laraia, 2005).
2. Menarik diri
Menurut keliat dkk,(2010) menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang
individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain di sekitarnya . pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian
dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain, karakteristik pasien
yang menarik diri adalah perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain, merasa tidak
aman berada dengan orang lain,merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu, tidak
mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan, merasa tidak berguna dan tidak yakin
dapat melangsungkan hidup.
3. Kurang sosialisasi/ kurang keterampilan bersosialisasi
Stuart & Laraia (2005) menjelaskan bahwa sosialisasi adalah kemampuan seseorang
untuk lebih kooperatif dan saling ketergantungan dengan orang lain. Kondisi ini
dipengaruhi oleh fungsi otak karena masalah dengan orang lain kita harus memahami
konsekuensi hubungan dari respon neuro biologik yang maladaptif. Masalah sosial sering
menjadi sumber utama perhatian pemberi keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan
karena efek nyata dari penyakit yang sering menonjol dari segala yang berhubungan
dengan kogitif dan persepsi.
Masalah sosial dihasilkan secara langsung atau tidak langsung dari penyakit . efek
langsung terjadi ketika seseorang melakukan pencegah dari masalah sosialisasi dengan
menerima norma sosial kultural atau ketika motivasi memburuk yang merupakan hasil
dari menarik diri dari lingkungan sosial dan isolasi dari aktivitas kehidupan . perilaku
langsung disebabkan karena masalah ketidakmampuan komunikasi dengan baik,
kehilangan gerak dan minat, keterampilan sosial memburuk kebersihan diri yang jelek
dan paranoid.
Efek tidak langdung dari sosialisasi adalah konsekuensi kedua dari penyakit . sebagai
contoh adalah menurunnya harga diri yang berhubungan dengan kurang baik nya prestasi
akademik dan sosial . ketidaknyamanan sosial dan hasil isolasi sosial lebih lanjut
menunjukan hubungan yang signifikan. Masalah spesifik dalam pengembangan
hubungan temasuk hubungan sosial yang tidak pantas, tidak memihak dalam aktivitas
rekreasi, perilaku sosial yang tidak pantas, stigma yang berhubungan dengan menarik diri
dari teman, keluarga dan kelompok.
4. Merusak diri( menciderai diri) / resiko bunuh diri
Menciderai diri yaiitu aniaya diri , agresif diri yang di arahkan pada diri sendiri, cidera
yang membebani diri dan mutilasi diri. Bentuk umum perilaku menciderai diri yaitu:
malukai dan membakar kulit, membenturkan kepala atau anggota tubuh, melukai anggota
tubuh nya sedikit demi sedikit dan atau menggigit jarinya.
Resiko bunuh diri merupakan keadaan dimana individu mengalami resiko untuk
menyakiti dirinya sendiri / melakukan tindakan yang dapat mengancam kehidupan .
perilaku destruktif diri langsung mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niat nya
adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai hasil yang diinginkan( Stuart &
Laraia, 2005).
d. Afek
afek merupakan sifat emosional yang nyata ( Stuart& Laraia,2005) gambaran emosi yang
sering kita temui pada pasien harga diri rendah( Stuart& Laraia, 2005; Westermeyer, 2006)
adalah kemarahan , kecemasan , rasa kesal, murung, ketidakberdayaan, keputusasaan , kesepian
dan kesedihan , merasa berdosa dan kurang motivasi.

4. Penilaian Stressor
Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor psikologis, sosiologis, atau
fisiologis, elemen yang penting adalah persepsi pasien tentang ancaman.

5. Sumber Koping
Semua orang ,tanpa memperhatikan gangguan perilakunya mempunyai beberapa bidang
kelebihan personal yang meliputi:
a. Aktivitas olahraga dan aktivitass diluar rumah
b. Hobi dan kerajinan tangan
c. Seni yang ekspresif
d. Kesehatan dan perawatan diri
e. Pendidikan atau pelatihan
f. Pekerjaan , vokasi atau posisi
g. Bakat tertentu
h. Kecerdasan
i. Imajinasi dan kreativitas
j. Hubungan interpersonal

6. Mekanisme Koping

Mekanisme koping termasuk peertahanan koping jangka penfek atau jangka panjang atau
penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi
persepsi yang menyakitkan . pertahanan jangka pendek mencakup:

a. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri( misal:konser
musik, bekerja keras, menontoon televisi secara obsesif)
b. Aktivitas yang memberi identitas pengganti sementara( misal: ikut serta dalam klub
sosial, agama , politik ,kelompok, gerakan , atau geng)
c. Aktivitas sementara yang menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu( misal: olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan
popularitas)
Pertahanan jangka panjang mencakup:

a. Penutupan identitas
Adopsi identitas prematur yang di inginkan oleh orang terdekat tanpa memperhatikan
keinginan , aspirasi atau potensi diri individu.
b. Identitas negatif
Asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima masyarakat.

Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,isolasi, proyeksi,


pengalihan(displacement), spliting, berbalik marah terhadap diri sendiri dan amuk.

C. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

Diagnosis keperawatan NANDA( dalam Stuart ,2009) yang berhubungan dengan respon
konsep diri yang maladaptif

1. Gangguan penyesuaian
2. Ansietas
3. Gangguan citra tubuh
4. Hambatan komunikasi verbal
5. Ketidakefektifan koping
6. Keputusasaan
7. Gangguan identitas
8. Resiko kesepian
9. Ketidakberdayaan
10. Resiko ketidakberdayaan
11. Ketidakefektifan performa peran
12. Defisit perawatan diri
13. Resiko harga diri rendah situasional
14. Harga diri rendah situasional
15. Gangguan persepsi sensori
16. Ketidakefektifan pola seksualitas
17. Hambatan interaksi sosial
18. Isolasi sosial
19. Distress spritual
20. gangguan proses pikir
21. resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri

Diagnosa keperawatan utama untuk perubahan konsep diri


D. DATA YANG PERLU DI KAJI

MASALAH KEPERAWATAN DATA YANG PERLU DI KAJI


Harga Diri Rendah Subjektif :
Pasien mengungkapkan tentang:
1. hal negatif diri sendiri atau orang lain
2. perasaan tidak mampu
3. pandangan hidup yang pesimis
4. penolakan terhadap kemampuan diri

objektif :
1. penurunan produktivitas
2. tidak berani menatap lawan bicara
3. lebih banyak menundukan kepala saat
berinteraksi
4. bisaca lambat dengan nada suara
lemah

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan: Harga diri rendah

Diagnosa medis : depersi

F. POHON MASALAH

EFFECT ISOLASI SOSIAL

CORE PROBLEM HARGA DIRI RENDAH

CAUSE KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF

Direja, 2011
G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

PERTEMUAN PASIEN KELUARGA

1 - identifikasi kemampuan - diskusikan masalah


melakukan kegiatan dan yang dirasakan dalam
bantu aspek positif merawat pasien
pasien( buat daftar - jelaskan pengertian ,
kegiatan) tanda gejala, dan
- bantu pasien menilai proses terjadinya
kegiatan yang dapat di harga diri rendah
lakukan saat ini( pilih ( gunakan booklet)
dari daftar kegiatan); - jelaskan cara merawat
buat daftar kegiatan harga diri rendah
yang dapat dilakukan terutama memberikan
saat ini pujian semua hal
- bantu pasien memilih positif pada pasien
kegiatan yang dapat di - latih keluarga
latih saat ini memberi tenggung
- latih kegiatan yang di jawab kegiatan
pilih( alat dan cara pertama yang dilatih
melakukan nya) pasien; bimbing dan
- masukan pada jadwal beri pujian
kegiatan untuk latihan 2 - anjurkan membantu
kali perhari pasien sesuai jadwal
dan memberi pujian

2.
- evaluasi kegiatan - evaluasi kegiatan
pertama yang telah keluarga dalam
dilatih dan berikan membimbing pasien
pujian melaksanakan
- bantu pasien memilih kegiatan pertama
kegiatan kedua yang yang dipilih dan latih
akan dilatih pasien. Beri pujian
- latih kegiatan kedua - bersama keluarga
( cara san alat) melatih pasien dalam
- masukan dalam melakukan kegiatan
jadwal kegiatan untuk kedua yang di pilih
latihan 2 kegiatan pasien
masing-masing 2kali - anjurkan membantu
sehari pasien sesuai jadwal
3. dan memberi pujian
- evaluasi kegiatan - evaluasi kegiatan
pertama dan kedua keluarga dalam
yang telah dilatih dan membimbing pasien
berikan pujian melaksanakan
- bantu pasien memilih kegiatan pertama dan
kegiatan ketiga yang kedua yang dipilih
akan di latih dan dilatih pasien.
- latih kegiatan Beri pujian
ketiga(cara dan alat) - bersama keluarga
- masukan pada jadwal melatih pasien dalam
kegiatan untuk latihan melakukan kegiatan
3 kegiatan masing- ketiga yang di pilih
masing 2x/hari pasien
- anjurkan membantu
4. pasien sesuai jadwal
dan beri pujian

- evaluasi kegiatan - evaluasi kegiatan


pertama, kedua dan keluarga dalam
ketiga yang telah membimbing pasien
dilatih dan beri pujian melaksanakan
- bantu pasien memilih kegiatan pertama,
kegiatan keempat kedua dan ketiga
yang akan dilatih yang dipilih dan
- latih kegiatan dilatih pasien. Beri
keempat (cara dan pujian
alat) - bersama keluarga
- masukan pada jadwal melatih pasien dalam
kegiatan harian 4 melakukan kegiatan
kegiatan masing- keempat yang di pilih
masing 2x/hari pasien
- jelaskan follow up ke
RSJ/PKM tanda
5. kambuh, rujukan
- anjurkan membantu
pasien sesuai jadawal
dan beri pujian

- evaluasi kegiatan
latihan dan memberi - evaluasi kegiatan
pujian keluarga dalam
- latih kegiatan di membimbing pasien
lanjutkan sampai tak melaksanakan
terhingga kegiatan yang dipilih
- nilai kemampuan dan dilatih pasien.
yang telah mandiri Beri pujian
- nilai apakah harga - nilai kemampuan
diri pasien menigkat keluarga
membimbing pasien
- nilai kemampuan
keluarga melakukan
kontrol ke RSJ/PKM

I. Intervensi Spesialis

a. Terapi individu : terapi kognitif, CBT,, gestaltpenghentian pikiran

b. Terapi kelompok :Logoterapi, Terapi suportif

c. Terapi Keluarga : Terapi sistem keluarga, Psikoedukasi

d. Terapi Komunitas : Assertive Community Terapy (SAK FIK-UI,2014)

BAHAN BACAAN
Balitbang Depkes,(2008), kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan jiwa, Departemen
Kesehatan RI ,Jakarta.

Hawari,D, 2007, Standar Aauhan Keperawatan : Spesialis Keperawatan Jiwa , Workshops


ke-7, Fakultas Ilmu Keperawatan , Universitas Indonesia ,Jakarta

Keliat, B.A., & Akemat.(2010). Model Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta. EGC

Nanda,(2011). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011. Philadelphia:


NANDA Internasional

Notoatmodjo ,s. (2010) Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku :Jakarta Rineka
Cipta

Stuart,G.W. & Laraia ,M.T. (2005) Principles an Practice of Psichiatric Nursing , 8th ed:
Misouri: Mosby,Inc

Stuart,G.W. (2009) Principles an Practice of Psichiatric Nursing , 9th ed: Misouri: Mosby,Inc

Townsend ,M.C.(2009). Psychiatric Mental Health Nursing Concept Of Care in Evidence-


Based Practice. 6th ed. Philadelphia:F.A. Davis Company

Anda mungkin juga menyukai