Disusun Oleh :
018.039
AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK
JL. JEND SUDIRMAN KM.2 RANGKASBITUNG 42315
TELP. (0252)201116/209831
Email : akperyatna@yahoo.co.id Website : www.akperyatna.ac.id
LEBAK – BANTEN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME telah memberikan kami kesehatan
sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan jiwa dengan judul Laporan
Pendahuluan & Strateegi pendahuluan Harga Diri Rendah (HDR), semoga dengan adanya
Laporan Pendahualuan ini diharapkan dapat mempermudah mahasiswa dalam mempelajari dan
menyusun Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa mengenai Harga Diri Rendah.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada
penulisan Laporan Pendahuluan ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk lebih baik lagi dalam penyusunan Laporan Pendahuluan. Dan
semoga segala kesalahan dalam penulisan Laporan Pendahuluan ini adalah keterbatasan
wawasan dan pengetahuan kami yang terbatas harap dimaklum.
PENDAHULUAN
I. Kasus
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
II. Pengertian
Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa
berapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. (Fajariah, 2012).
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena karena tidak mampu
mencapai keinginansesuai ideal diri.
Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Dapat disimpulkan harga diri rendah adalah kurangnya rasa percaya diri sendiri
yang dapat mengakibatkan pada perasaan negatif pada diri sendiri, kemampuan diri dan
orang lain.
Rindividu terhadap konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif
dan maladaptif (Fajariyah, 2012).
a) Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman nyata
yang sukses diterima.
b) Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi
diri.
c) Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri
maladaptif.
d) Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek psikososial
dan kepribadian dewasa yang harmonis.
e) Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realitis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain (Fajariyah, 2012).
V. Etiologi
Menurut stuart dan sundeen ( 2006) , Faktor-Faktor yang mengakibatkan harga diri
rendah kronik meliputi :
a. Faktor Prediposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,harapan
orangtua yang tidak realistik,kegagalan yang berulang kurang mempunyai
tanggung jawab personal,ketergantungan pada oranglain dan ideal diri yang tidak
realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah streotipe peran
gender,tuntunan peran kerja,dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orangtua,
tekanan dari kelompok sabaya dan perubahan struktur sosial ( stuart &
sundeen,2006)
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah : kehilangan bagian
tubuh, perubahanpenampilan atau bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang
menurun. Secara umum gangguan konsep diri harga diri rendah dapat terjadi secara
emosional atau kronik.
Secara situasional karena trauma muncul secara tiba-tiba misalnya:
Harus dioprasi, kecelakaan, pemerkosaan atau dipenjara,selain itu juga dirawat
dirumah sakit yang bisa menyebabkan harga diri rendah karena disebabkan penyakit
fiisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien sebelumsakit atau sebelum
dirawat klien sudah memiliki pikiran negative dan meningkat saat dirawat
( yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif , kurangnya sistem pendukung
kemunduran perkembangan aego, pengulangan umpan balik yang negative,disfungsi
system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal.( Townsend,2008).
VI. Jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik prilaku seorang sesuai dengan ideal diri.
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa
syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan tetapi merasa sebagai
seseorang yang penting dan berharga
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai
oleh evaluasi diri yang negative membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.
Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a) Situsional
Yaitu terjadi tarauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioprasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi
harga diri rendah karena privasi yang kurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan
fungsi t ubuh yang tidak tercapai karena dirawat atau penyakit, perlakuan petugas yang
tidak menghargai ( Makhripah D & Iskandar ,2012)
b) Kronik
Yaitu Perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama yaitu sebelumsakit
atau dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negative . kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon
yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis
atau pada pasien gangguan jiwa.( Makhripah D & Iskandar, 2012)
1. Akibat
Harga diri rendah dapat diakibatkan oleh rendahnya seseorang hal ini mengakibatkan
berkuranngnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebbkan
upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebutkan penampilan seseorang yang tidak
optimal. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut
lebih dari kemampuannya. Ketika seseorang mengalami harga diri rendah , maka akan
berdampak pada orang tersebut mengisolasi diri dari kelompoknya. Dia akan cenderung
menyendiri dan menarik diri.( Eko,p 2014).
Harga diri rendah dapat beresiko terjadi isolasi sosial yaitu menarik diri. Isolasi
sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel padatingkah laku
yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial.
2. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termausk pertahanan koping jangka panjang pendek atau jangka
panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri
dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertahanan tersebut mencakup
berikut ini :
1) Aktifitas yang memberikan plarian sementara dari krisisis identitas diri (misalnya ;
konser music, bekerja keras, menonton tv secara obsesi)
2) Aktifitas yang memberikan identitas pengganti semestara (misalnya : ikut serta dalam
klub sosial, agama,politik, kelompok, gerakan atau geng)
3) Aktifitas yang sementara menguatkan atau mingkatkan perasaan diri yang tidak
menentu (misalnya : olahraga yang kompetetif,prestasi akademik,kontes untuk
mendapatkan popularitas) pertahanan jangka panjang mencakup :
a. Penutupan identitas : adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang
terdekat tanpa memperhatikan keinginan,aspirasi, atau potensi diri individu
b. Identitas negative : Asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan
yang diterima masyarakat.
c. Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi,
proyeksi, pengalihan ( displacement,berbalik murah terhadap diri sendiri, dana
amuk).
IX. Penatalaksanaan
Terapi pada gangguan skizofrenia dewasa ini sudah dikembangkan shingga penderita
tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih manusiawi diri pada masa
sebelumnya, tetapi yang dimaksud meliputi :
a. Psikofarma
Berbagai jenis obat psikofarma yang beredar dipasaran yang hanya diperoleh dengan
resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan generasi pertama
(typical) dan golongan ke dua (atypical). Obat yang termasuk generasi kedua
misalnya : risperidone (untuk anisietas), Aripiprazole (untuk antippsikotik).
b. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan oranglain,
penderita lain, perawat dan dokter maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi
karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik,
dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama.
c. Terapi modalitas
Terapi modalitis atau prilaku adalah rencana pengobatan untuk skizofrenia yang
ditunjukan pada kemampuan dan kekurangan pasien. Teknik prilaku menggunakan
latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan
memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi
kelompok bagi skizofrenisa biasanya memusatkan pada rencana dan masalah dalam
hubungan kehidupan yang nyata ( EkoP, 2014).
d. Terapi kejang listrik (elekctro confulsive terapi)
ECT merupakan pengobatan untuk menimbulkan kejang granmal secara artifasial
dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode yang dipasang satu atau dua
tempels, terapi kejang listrik diberikan padaskizofrenia yang tidak mempan dengan
terpai neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4- 5 joule / detik.
BAB II
ASPEK MASALAH
X. Pohon masalah
Isolasi sosial
effect
Core problem
1. Diagnosa Keperawatan
a. Isosalsi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan koping individu
inefektif
2. Rencana Asuhan Keperawatan
TUJUAN INTERVESI
Tujuan umum : Bina hubungan saling percaya dengan
Pasien memiliki konsep diri yang positif mengungkapkan prinsip komunikasi
Tujuan khusus : terapeutik:
TUK 1 1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal
Pasien dapat membina hubungan saling maupun non verbal.
percaya dengan perawat kriteria hasil : 2. Perkenalkan diri dengan sopan
Setelah …. X interaksi , pasien menunjukan 3. Tanyakan nama lengkap pasien dan
ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa nama panggilan yang disukai pasien
senang, ada kontak mata , mau berjabat 4. Jelaskan tujuan pertemuan
tangan, mau menyebut nama, mau 5. Jujur dan menepti janji
menjawab salam, pasien mau duduk, 6. Tunjukan sikap empati dan menerima
berdampingan dengan perawat, mau pasien apa adanya
mengutarkan masalah yang di hadapi. 7. Beri perhatian kepada pasien dan
perhatian kebutuhan dasar pasien
TUK 2: 1. Diskusikan kemampuan aspek positif,
Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan keluarga dan lingkungan yang dimiliki
dan aspek positif yang dimiliki kriteria pasien
hasil: 2. Bersama pasien membuat daftar tentang
Setelah ….. x interksi pasien dapat :
menyebutkan : a. Aspek positif pasien, keluarga, dan
a. Kemampuan yang dimiliki pasien lingkungan
b. Aspek positif keluarga b. Kemampuan yang dimiliki pasien
c. Spek positif lingkungan 3. Utamakan memberi pujian yang
realistik dan hindarkan penilaian
negative
TUK 3: 1. Diskusikan dengan pasien kemampuan
Pasien dapat menilai kemampuan yang yang masih dapat dilaksanakan dan
dimiliki untuk digunakan kriteria hasil: digunakan selama sakit
Setelah ….. x interaksi pasien dapat 2. Diskusikan kemampuan yang dapat
menyebutkan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya
digunakan
TUK 4: 1. Rencanakan bersama pasien aktivitas
Pasien dapat (menetapkan) merencanakan yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kegiatan sesuai dengan kemampuan yang kemampuan
dimiliki kriteria hasil : a. Kegiatan mandiri
Setelah …. X interaksi , pasien mampu b. Kegiatan dengan bantuan
membuat rencana kegiatan harian c. Kegiatan yang membutuhkan
bantuan total
2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
toleransi kondisi pasien
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan
yang boleh pasien lakukan
Pertemuan ke I (satu)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien mengatakan malu dan tidak berguna
b. Klien mengatakan ekspresi wajah malu
c. Klien mengatakan “tidak bisa” ketika diminta melakukan sesuatu
d. Klien tampak kurang bergairah
e. Klien selalu mengungkapkan kekurangannya dari pada kelebihannya.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
4. Tindakan keperawatan
a. Identivikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
b. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
c. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk
dilatih
d. Latih kegiatan yang dipilih
e. Masukan pada jadwal kegiatan Latihan 2 kali sehari
Pasien : Boleh
2. Tempat
Perawat : Tempatnya mau dimana bu?
Pasien : Di kamar saja saja
Perawat : Oiya, baik bu
3. Waktu
Perawat : Nah ibu mau berapa lama kita akan bercakap-cakap?
bagaimana kalau 15 menit setuju?
Pasien : Baik setuju
Perawat : Sampai bertemu lagi besok ya bu Arad
Pasien : Iya sus
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : gangguan konsep diri : harga diri rendah
Pertemuan ke II (dua)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien telah terbina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien telah mengetahui/dapat mengenal beberapa kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
b. Klien dapat merencanakan kegiatan di rumah sakit sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
4. Tindakan keperawatan
a. Evaluasi kegiatan pertama yang dilakukan dan berikan pujian
b. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan untuk dilakukan
c. Latih kegiatan yang akan dilakukan
d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk Latihan kegiatan masing-masing 2 kali
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Perawat : Selamat pagi Bu Arad, masih ingat dengan saya?
Pasien : Iya masih perawat Getrudis kan ?
Perawat : Benar, bagus sekali bu.
b. Evaluasi/validasi
Perawat : Bagaimana perasaan ibu Arad sekarang?
Pasien : Iya sedikit membaik
Perawat : Bagaimana, apakah ada kemampuan lain yang belum ibu Arad ceritakan
kemarin?
Pasien : Saya suka bernyanyi, meskipun suara saya tidak bagus tapi saya sangat
senang bernyanyi.
c. kontrak
1) Topik
Perawat : Apakah ibu Arad masih ingat apa yang akan kita bicarakan sekarang?
Pasien : Iya masih ingat
Perawat : Bagus sekali bu
2) Tempat
Perawat : Kalau tidak salah, kemarin kita sudah sepakat ya bu akan bercakap –
cakap di kamar benar kan?
Pasien : Iya sus
3) Waktu
Perawat : Kita akan bercakap – cakap selama 15 menit, atau mungkin bu Arad
ingin bercakap – cakap lebih lama lagi?
Pasien : Udah 15menit aja mungkin cukup
Perawat : Baiklah, kita akan bercakap cakap selama 15menit ya bu.
2. Kerja
Perawat : Kegiatan apa saja yang sering ibu Arad lakukan dirumah?
Pasien : Menyapu, mengepel, membersihkan rumah dan berolahraga
Perawat : Wah sangat bagus sekali bu. Apakah hari ini ibu sudah melakukan kegiatan
menyapu dan mengepel?
Pasien : Iya sudah sus
Perawat : wah hebat sekali apakah ibu sudah menuliskan kegiatan pada jadwal kegiatan
harian yang sudah ibu buat?
Pasien : Sudah sus
Perawat : apakah boleh saya melihat jadwal kegiatan harian ibu ?
Pasien : boleh sus
Perawat : wah keren sekali ibu Arad sudah mampu melakukan Tindakan secara mandiri
dan juga ssudah mengisi jadwal kegiatan sesuai dengan kesepakatan terus ditingkatkan
ya Bu
Pasien : baik sus
Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Perawat : Bagaimana perasaan Ibu Arad setelah berhasil membuat jadwal kegiatan
yang dapat dilakukan di rumah sakit
Pasien : Senang
b. Evaluasi Obyektif
Perawat : Coba ibu bacakan kembali jadwal kegiatan yang telah dibuat tadi
Pasien : saya mampu melakukan kegiatan menyapu dan mengepel secara mandiri
Perawat : Wah bagus sekali ya bu
c. Rencana Tindak Lanjut
Perawat : Ibu Arad mau kan melaksanakan jadwal kegiatan yang telah ibu buat tadi?
Nah, nanti kegiatan tadi di tulis ladi dalam jadwal kegiatan
Pasien : Iya boleh
Perawat : Bagaimana kalau sore lakukan lagi tindakannya ya bu apakah ibu
bersedia?
Pasien : Iya bisa
d. Kontrak
1) Topik
Perawat : Baiklah besok kita bertemu lagi ya bu Arad, bagaimana kalau kita
bercakap – cakap tentang kegiatan yang dapat dilakukan dirumah?
Pasien : Iya
Perawat : Bagaimana menurut ibu Arad?
Pasien : Setuju
2) Tempat
Perawat : Ibu ingin bercakap – cakap dimana besok?
Pasien : Saya mau ditaman saja
Perawat : O o o ditaman, baiklah bu
3) Waktu
Perawat : Bagaimana kalau kita bercakap – cakap 10 menit?
Pasien : Iya boleh
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Klien telah mampu menyusun kegiatan yang sesuai kemampuan yangdapat dilakukan di
rumah.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan Khusus
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang dimiliki di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta: Nuha Medika.
Nuha Medika