Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN & STRATEGI PENDAHULIAN

DENGAN PASIEN HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh :

PUGUH BAGUS PAMUNGKAS

018.039
AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK
JL. JEND SUDIRMAN KM.2 RANGKASBITUNG 42315
TELP. (0252)201116/209831
Email : akperyatna@yahoo.co.id Website : www.akperyatna.ac.id
LEBAK – BANTEN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME telah memberikan kami kesehatan
sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan jiwa dengan judul Laporan
Pendahuluan & Strateegi pendahuluan Harga Diri Rendah (HDR), semoga dengan adanya
Laporan Pendahualuan ini diharapkan dapat mempermudah mahasiswa dalam mempelajari dan
menyusun Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa mengenai Harga Diri Rendah.

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada
penulisan Laporan Pendahuluan ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk lebih baik lagi dalam penyusunan Laporan Pendahuluan. Dan
semoga segala kesalahan dalam penulisan Laporan Pendahuluan ini adalah keterbatasan
wawasan dan pengetahuan kami yang terbatas harap dimaklum.

Rangkasbitung, 14 Desember 2021


BAB I

PENDAHULUAN

I. Kasus
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
II. Pengertian
Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa
berapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. (Fajariah, 2012).
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena karena tidak mampu
mencapai keinginansesuai ideal diri.
Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Dapat disimpulkan harga diri rendah adalah kurangnya rasa percaya diri sendiri
yang dapat mengakibatkan pada perasaan negatif pada diri sendiri, kemampuan diri dan
orang lain.

III. Komponen Konsep Diri


Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan kenyakinan yang diketahui
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain
(Fajariyah, 2012).
Ciri konsep diri menurut Fajariyah (2012) terdiri dari konsep diri yang positif,
gambaran diri yang tepat dan positif, ideal diri yang realitis, harga diri yang tinggi,
penampilan diri yang memuaskan, dan identitas yang jelas. Konsep diri terdiri dari citra
tubuh (body image), ideal diri (self-ideal), harga diri (self-esteem), peran (self-role), dan
identitas diri (self-identity).
a) Citra tubuh
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak
disadari meliputi persepsi masa lalu atausekarang mengenai ukuran dan bentuk,
fungsi penampilan dan potensi tubuh. Citra tubuh sangat dinamis karena secara
konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman - pengalaman baru.
Citra tubuh harus realitis karena semakin dapat menerima dan menyukai tubuhnya
individu akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan. Individu yang menerima
tubuhnya apa adanya biasanya memiliki harga diri tinggi daripada individu yang tidak
menyukai tubuhnya .
b) Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaiman ia seharusnya bertingkah
laku berdasarkan standart pribadi. Standart dapat berhubungan dengan tipe orang
yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih.
Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri berdasarkan norma-
norma sosial dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri.
c) Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi
adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun
melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai orang yang
penting dan berharga.
d) Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan
oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu didalam sekelompok sosial dan
merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang berarti.
Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yeng berhubungan dengan posisi setiap
waktu sepanjang daur kehidupnya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran
yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideali diri.
e) Identitas diri
Prinsip penorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan,
kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Prinsip tersebut sama artinya
dengan otonomi dan mencakup persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan
identitas, dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan, tetapi
merupakan tugas utama pada masa remaja
IV. Rentang respon konsep diri

Respon adaptif Respon maladaptif

Akualisasi Konsep Harga diri Keracunan Depersonalisasi


diri diri positif rendah identitas

Gambar 1.1 Rentang Respon Konsep Diri Rendah


Sumber : (Fajariyah, 2012)

Rindividu terhadap konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif
dan maladaptif (Fajariyah, 2012).
a) Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman nyata
yang sukses diterima.
b) Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi
diri.
c) Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri
maladaptif.
d) Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek psikososial
dan kepribadian dewasa yang harmonis.
e) Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realitis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain (Fajariyah, 2012).

V. Etiologi
Menurut stuart dan sundeen ( 2006) , Faktor-Faktor yang mengakibatkan harga diri
rendah kronik meliputi :
a. Faktor Prediposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,harapan
orangtua yang tidak realistik,kegagalan yang berulang kurang mempunyai
tanggung jawab personal,ketergantungan pada oranglain dan ideal diri yang tidak
realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah streotipe peran
gender,tuntunan peran kerja,dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orangtua,
tekanan dari kelompok sabaya dan perubahan struktur sosial ( stuart &
sundeen,2006)
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah : kehilangan bagian
tubuh, perubahanpenampilan atau bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang
menurun. Secara umum gangguan konsep diri harga diri rendah dapat terjadi secara
emosional atau kronik.
Secara situasional karena trauma muncul secara tiba-tiba misalnya:
Harus dioprasi, kecelakaan, pemerkosaan atau dipenjara,selain itu juga dirawat
dirumah sakit yang bisa menyebabkan harga diri rendah karena disebabkan penyakit
fiisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien sebelumsakit atau sebelum
dirawat klien sudah memiliki pikiran negative dan meningkat saat dirawat
( yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif , kurangnya sistem pendukung
kemunduran perkembangan aego, pengulangan umpan balik yang negative,disfungsi
system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal.( Townsend,2008).

VI. Jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik prilaku seorang sesuai dengan ideal diri.
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa
syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan tetapi merasa sebagai
seseorang yang penting dan berharga
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai
oleh evaluasi diri yang negative membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.
Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a) Situsional
Yaitu terjadi tarauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioprasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi
harga diri rendah karena privasi yang kurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan
fungsi t ubuh yang tidak tercapai karena dirawat atau penyakit, perlakuan petugas yang
tidak menghargai ( Makhripah D & Iskandar ,2012)
b) Kronik
Yaitu Perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama yaitu sebelumsakit
atau dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negative . kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon
yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis
atau pada pasien gangguan jiwa.( Makhripah D & Iskandar, 2012)

VII. Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis menurut Herman (2011)
adalah penolakan orang tua yang tidak realistis,kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis.
 Faktor predisposisi citra tubuh adalah :
1. Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh
2. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibat penyakit
3. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
4. Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi.
 Faktor predisposisi harga diri rendah adalah :
1. Penolakan
2. Kurang penghargaan, pola asuh overprotektif, otoriter,tidak konsisten,terlalu
dituruti,terlalu dituntut.
3. Persaingan antar saudara
4. Kesalahaan dan kegagalan berulang
5. Tidak mampu mencapai standar.
 Faktor prediposisi gangguan peran adalah :
1. Streotipik
2. Tuntunan peran kerja
3. Harapan peran kulktural.
 Faktor prediposisi gangguan identitas adalah :
1. ketidakpercayaan orang tua.
2. Tekanan dari per grup
3. Perubahaan struktur sosial ( Herman, 2011).
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnyasebagian anggota
tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,mengalami kegagalan, serta
menurunnya produktivitas. Harga dirikronis ini dapat terjadi secara situasional
maupun kronik.
1. Trauma adalah masalah spesifik dengan konsep diri dimanasituasi yang membuat
individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi seperti penganiayaan
seksual dan psisikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam atau
menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupannya.
2. Ketegangan peran adalah rasa prustasi saat individu merasa tidak mampu melakukan
peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa sesuai dalam melakukan
perannya ketegangan peran ini sering dijumpai saat terjadi konflik peran, keraguan
peran dan terlalu banyak peran. Konflik peran terjadi saat individu menghadapi dua
harapan peran yang bertentangan dan tidak dapat dipenuhi. Keraguan peran terjadi
bila individu tidak mengetahui harapan yang spesifik atau bingung tentang peran
yang sesuai.
a. Trauma peran perkembangan
b. Perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan
c. Transisi peran situasi
d. Perubahan jumlah anggota kluarga baik bertambah atau berkurang
e. Transisi peran sehta- sakit
f. Pergeseran kondisi pasien yang menyebabkan kehilangan bagian tubuh,
perubahan bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, prosedur medis dan
keperawatan ( herman, 2011)
3. Prilaku
a. Citra Tubuh Adalah menolak, menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu,
menolak bercermin, tidak mau mendiskusikan keterbatasaan atau cacat tubuh,
menolak usaha rehabilitasi, usaha pengobatan, mandiri yang tidak tepat dan
menyangkal cacat tubuh.
b. Harga diri rendah diantaranya mengkritik diri atau oranglain, produktifitas
menurun, gangguan berhubungan ketegangan peran, pesimis menghadapi hidup,
keluhan fisik, penolakan kemampuan diri, menarik diri secara sosial, khawatir,
merasa diri paling penting, distruksi kepada orang lain, merasa tidak mampu,
merasa bersalah, mudah tersinggung atau marah bahkan persaan negatif terhadap
tubuh.
c. Keracunan identititas meliputi tidak ada kode moral, keperibadian yang
bertentangan, hubungan interpersonal yang ekploitatif, perasaan hampa, perasaan
mengambang tentang diri, kehancuran gender, tingkat anisietas tinggi, tidak
mampu empati pada oranglain, masalah estimasi.
d. Depersonalisasi meliputi afektif, kehidupan identitas, perasaan terpisah dari diri,
perasaan tidak realistis, rasaterisolasi yang kuat, kurang rasa berkesinambungan,
tidakmampu mencari kesenangan. Perseptual halusinasi dengardan lihat, bingung
tentang seksualitas diri. Sulit membedakan diri dari orang lain, gangguan citra
tubuh, dunia seperti dalam mimpi, kognitif bingung, disorientasi waktu, gangguan
berpikir, gangguan daya ingat, gangguan penilaian, kepribadian ganda. ( Herman,
2011)

VIII. Tanda dan gejala


Menurut carpenito ( 2011) prilaku yang berhubungan denganharga diri rendah yaitu:
1. Menarik diri dari hubungan sosial
2. Pandangan hidup yang pesimis
3. Perasaan lemah dan takut
4. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
5. Hidup yang berpolarisasi
6. Ketidakmampuan menentukan tujuan
7. Merasionalisasi penolakan
8. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah Menunjukan tanda depresi ( sukar tidur dan
makan)
Sedangkan menurut stuarty ( 2006) tanda- tanda kline dengan harga diri rendah yaitu :
1. Persaan malu terhadap diri sendiri adalh akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri.
3. Merendahkan martabat
4. Gangguan hubungan sosia seperti menarik diri
5. Percaya diri kurang
6. Mencederai diri

1. Akibat
Harga diri rendah dapat diakibatkan oleh rendahnya seseorang hal ini mengakibatkan
berkuranngnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebbkan
upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebutkan penampilan seseorang yang tidak
optimal. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut
lebih dari kemampuannya. Ketika seseorang mengalami harga diri rendah , maka akan
berdampak pada orang tersebut mengisolasi diri dari kelompoknya. Dia akan cenderung
menyendiri dan menarik diri.( Eko,p 2014).
Harga diri rendah dapat beresiko terjadi isolasi sosial yaitu menarik diri. Isolasi
sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel padatingkah laku
yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial.
2. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termausk pertahanan koping jangka panjang pendek atau jangka
panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri
dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertahanan tersebut mencakup
berikut ini :
1) Aktifitas yang memberikan plarian sementara dari krisisis identitas diri (misalnya ;
konser music, bekerja keras, menonton tv secara obsesi)
2) Aktifitas yang memberikan identitas pengganti semestara (misalnya : ikut serta dalam
klub sosial, agama,politik, kelompok, gerakan atau geng)
3) Aktifitas yang sementara menguatkan atau mingkatkan perasaan diri yang tidak
menentu (misalnya : olahraga yang kompetetif,prestasi akademik,kontes untuk
mendapatkan popularitas) pertahanan jangka panjang mencakup :
a. Penutupan identitas : adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang
terdekat tanpa memperhatikan keinginan,aspirasi, atau potensi diri individu
b. Identitas negative : Asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan
yang diterima masyarakat.
c. Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi,
proyeksi, pengalihan ( displacement,berbalik murah terhadap diri sendiri, dana
amuk).

IX. Penatalaksanaan
Terapi pada gangguan skizofrenia dewasa ini sudah dikembangkan shingga penderita
tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih manusiawi diri pada masa
sebelumnya, tetapi yang dimaksud meliputi :
a. Psikofarma
Berbagai jenis obat psikofarma yang beredar dipasaran yang hanya diperoleh dengan
resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan generasi pertama
(typical) dan golongan ke dua (atypical). Obat yang termasuk generasi kedua
misalnya : risperidone (untuk anisietas), Aripiprazole (untuk antippsikotik).
b. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan oranglain,
penderita lain, perawat dan dokter maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi
karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik,
dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama.
c. Terapi modalitas
Terapi modalitis atau prilaku adalah rencana pengobatan untuk skizofrenia yang
ditunjukan pada kemampuan dan kekurangan pasien. Teknik prilaku menggunakan
latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan
memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi
kelompok bagi skizofrenisa biasanya memusatkan pada rencana dan masalah dalam
hubungan kehidupan yang nyata ( EkoP, 2014).
d. Terapi kejang listrik (elekctro confulsive terapi)
ECT merupakan pengobatan untuk menimbulkan kejang granmal secara artifasial
dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode yang dipasang satu atau dua
tempels, terapi kejang listrik diberikan padaskizofrenia yang tidak mempan dengan
terpai neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4- 5 joule / detik.
BAB II
ASPEK MASALAH
X. Pohon masalah

Isolasi sosial

effect

Harga Diri Rendah Kronik

Core problem

Koping Individu Tidak Efektif


causa

Gambar : Mukhripah D& Iskandar (2012)

1. Diagnosa Keperawatan
a. Isosalsi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan koping individu
inefektif
2. Rencana Asuhan Keperawatan

TUJUAN INTERVESI
Tujuan umum : Bina hubungan saling percaya dengan
Pasien memiliki konsep diri yang positif mengungkapkan prinsip komunikasi
Tujuan khusus : terapeutik:
TUK 1 1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal
Pasien dapat membina hubungan saling maupun non verbal.
percaya dengan perawat kriteria hasil : 2. Perkenalkan diri dengan sopan
Setelah …. X interaksi , pasien menunjukan 3. Tanyakan nama lengkap pasien dan
ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa nama panggilan yang disukai pasien
senang, ada kontak mata , mau berjabat 4. Jelaskan tujuan pertemuan
tangan, mau menyebut nama, mau 5. Jujur dan menepti janji
menjawab salam, pasien mau duduk, 6. Tunjukan sikap empati dan menerima
berdampingan dengan perawat, mau pasien apa adanya
mengutarkan masalah yang di hadapi. 7. Beri perhatian kepada pasien dan
perhatian kebutuhan dasar pasien
TUK 2: 1. Diskusikan kemampuan aspek positif,
Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan keluarga dan lingkungan yang dimiliki
dan aspek positif yang dimiliki kriteria pasien
hasil: 2. Bersama pasien membuat daftar tentang
Setelah ….. x interksi pasien dapat :
menyebutkan : a. Aspek positif pasien, keluarga, dan
a. Kemampuan yang dimiliki pasien lingkungan
b. Aspek positif keluarga b. Kemampuan yang dimiliki pasien
c. Spek positif lingkungan 3. Utamakan memberi pujian yang
realistik dan hindarkan penilaian
negative
TUK 3: 1. Diskusikan dengan pasien kemampuan
Pasien dapat menilai kemampuan yang yang masih dapat dilaksanakan dan
dimiliki untuk digunakan kriteria hasil: digunakan selama sakit
Setelah ….. x interaksi pasien dapat 2. Diskusikan kemampuan yang dapat
menyebutkan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya
digunakan
TUK 4: 1. Rencanakan bersama pasien aktivitas
Pasien dapat (menetapkan) merencanakan yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kegiatan sesuai dengan kemampuan yang kemampuan
dimiliki kriteria hasil : a. Kegiatan mandiri
Setelah …. X interaksi , pasien mampu b. Kegiatan dengan bantuan
membuat rencana kegiatan harian c. Kegiatan yang membutuhkan
bantuan total
2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
toleransi kondisi pasien
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan
yang boleh pasien lakukan

TUK 5 : 1. Beri kesempatan pada pasien untuk


Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai mencoba kegiatan yang telah
dengan rencana yang telah dibuat kriteria direncanakan
hasil : 2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan
Setelah …. X pertemuan, pasien dapat pasien
melakukan kegiatan jadwal yang telah 3. Beri pujian atas keberhasilan pasien
dibuat 4. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan
kegiatan setelah pasien pulang.
TUK 6 : 1. Beri pendidikian kesehatan pada
Pasien dapat memanfaatkan system keluarga tentang cara merawat pasien
pendukung yang ada kriteria hasil : dengan hrga diri rendah
Setelah … x pertemuan, pasien 2. Bantu keluarga memberikan dukungan
memanfaatkan system pendukung yang ada selama pasien dirawat
dikeluarga 3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan
rumah
TUK 7 : Diskusikan dengan pasien dan keluarga
Pasien dapat memanfaatkan obat dengan tentang dosis , frekuensi dan manfaat obat
baik kriteria hasil : 1. Anjurkan pasien meminta sendiri obat
Setelah …. Pertemuan pada perawat, dan merasakan
1. Pasien dan keluarga dapat manfaatnya
menyebutkan manfaat dosis dan efek 2. Anjurkan pasien dengan bertanya
samping obat kepada dokter tentang efek samping
2. Pasien dapat mendemonstasikan obat yang dirasakan
penggunaan obat 3. Diskusikan akibta berhentinya tanpa
3. Pasien termotivasi untuk berbicara konsultasi
dengan perawat apabila dirasakan ada 4. Bantu pasien menggunakan obat dengan
efek samping obat prinsip 5 benar
4. Pasien memahami akibat berhentinya
obat
5. Pasien dapat menyebutkan prinsi 5
benar pengunaan obat
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Pertemuan ke I (satu)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien mengatakan malu dan tidak berguna
b. Klien mengatakan ekspresi wajah malu
c. Klien mengatakan “tidak bisa” ketika diminta melakukan sesuatu
d. Klien tampak kurang bergairah
e. Klien selalu mengungkapkan kekurangannya dari pada kelebihannya.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
4. Tindakan keperawatan
a. Identivikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
b. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
c. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk
dilatih
d. Latih kegiatan yang dipilih
e. Masukan pada jadwal kegiatan Latihan 2 kali sehari

B. STRATEGI PLAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


1. Orientasi
a. Salam terpeutik
Perawat : Selamat pagi ibu, perkenalkan saya perawat Getrudis dari mahasiswa
Akper Yatna Yuana Lebak yang sedang praktek dirumah sakit ini. Ibu bisa
panggil saya perawat Getrudis, Kalau boleh tau nama ibu siapa?
Pasien : Ibu Farad
Perawat : Ibu lebih senang dipanggil apa?
Pasien : Ibu Arad
Perawat : O o o baik ibu Arad, saya akan menemani ibu selama 1 minggu, jadi ibu
kalo ada yang mengganggu pikiran ibu bisa bilang ke saya, siapa tau saya bisa
bantu ibu.
Pasien : Iya
b. Evaluasi/ Validasi
Perawat : Bagaimana perasaan ibu saat ini?
Pasien : Perasaan saya saat ini, saya tidak baik.
Perawat : O o o begitu, coba ibu ceritakan pada saya, apa yang disarakan ibu
dirumah, hingga ibu dibawa ke RSJ?
Pasien : Mungkin yang saya rasakan selama ini apa yang saya lakukan selama
dirumah selalu salah dimata mereka, terkadang ibu mertua saya nampaknya tidak
senang dengan hasil yang saya lakukan dan saya kerjakan dan mereka seperti
tidak menyukai pekerjaan saya karena mungkin dimata mereka apa yang saya
kerjakan itu tidak berguna dan kadang sering mengejek saya.
c. Kontrak
1. Topik
Perawat : Mau kah ibu Arad bercakap-cakap dengan saya tentang
kemampuan yang dimiliki serta hobi yang sering dilakukan dirumah?
Pasien : Iya mau
2. Waktu
Perawat : Ibu Arad lebih suka bercakap cakap dimana?
Pasien : Ditaman
Perawat : Ohh ditaman, baiklah
2. Waktu
Perawat : Kita bercakap cakap berapa lama bu? Bagaimana kalo 10 menit
saja?
Pasien : Boleh
3. Kerja
Perawat : Ibu kegiagan apa saja yang sering ibu Arad lakukan dirumah?
Pasien : Menyapu, mengepel, dan membersihkan rumah
Perawat : Menyapu, mengepel, dan membersihkan rumah bagus itu bu. Terus
kegiatan apalagi yang ibu lakukan? Saya tulis ya
Pasien : Iya
Perawat : Wah bagus sekali, bagaimana kalau ibu Arad menceritakan
kelebihan lain/kemampuan lain yang ibu miliki?
Pasien : berdandan
Perawat : Kemudian apalagi?
Pasien : Olahraga
Perawat : wah ternyata banyak ya kegiatan positif yang dapat ibu lakukan di
rumah na hari ini kita akan membuat jadwal na untuk besok kegiatan mana
dulu yang mau ibu latih?
Pasien : menyapu sus
4. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Perawat : Bagaimana perasaan ibu Arad selama kita bercakap cakap?
Pasien : Senang, terima kasih.
b. Evaluasi obyektif
Perawat : Tolong ibu Arad ceritakan kembali kemampuan dan kegiatan apa
yang sering ibu lakukan?
Pasien : Yang sering saya lakukan yaitu menyapu, mengepel, membersihkan
rumah, berdandan dan berolahraga
Perawat : Wah bagus sekali bu, terus bagaimana tanggapan keluarga ibu
terhadap kemampuan dan kegiatan yang ibu lakukan?
Pasien : Kadang mereka seperti tidak suka dengan apa yang saya kerjakan
sering mengejek saya
c. Rencana tindak lanjut
Perawat : Baiklah ibu arad, nanti ibu ingat ingat ya, kemampuan ibu yang
lain dan yang belum ibu sempat ceritakan kepada saya
Pasien : Iya
Perawat : Besok kita bicara lagi
d. Kontak
1. Topic

Perawat : Bagaimana kalu besok kita bicarakan kembali kegiatan


/kemampuan yang dapat ibu Arad lakukan dirumah dan di RSJ

Pasien : Boleh

2. Tempat
Perawat : Tempatnya mau dimana bu?
Pasien : Di kamar saja saja
Perawat : Oiya, baik bu
3. Waktu
Perawat : Nah ibu mau berapa lama kita akan bercakap-cakap?
bagaimana kalau 15 menit setuju?
Pasien : Baik setuju
Perawat : Sampai bertemu lagi besok ya bu Arad
Pasien : Iya sus

STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : gangguan konsep diri : harga diri rendah

Pertemuan ke II (dua)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien telah terbina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien telah mengetahui/dapat mengenal beberapa kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
b. Klien dapat merencanakan kegiatan di rumah sakit sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
4. Tindakan keperawatan
a. Evaluasi kegiatan pertama yang dilakukan dan berikan pujian
b. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan untuk dilakukan
c. Latih kegiatan yang akan dilakukan
d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk Latihan kegiatan masing-masing 2 kali
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Perawat : Selamat pagi Bu Arad, masih ingat dengan saya?
Pasien : Iya masih perawat Getrudis kan ?
Perawat : Benar, bagus sekali bu.
b. Evaluasi/validasi
Perawat : Bagaimana perasaan ibu Arad sekarang?
Pasien : Iya sedikit membaik
Perawat : Bagaimana, apakah ada kemampuan lain yang belum ibu Arad ceritakan
kemarin?
Pasien : Saya suka bernyanyi, meskipun suara saya tidak bagus tapi saya sangat
senang bernyanyi.
c. kontrak
1) Topik
Perawat : Apakah ibu Arad masih ingat apa yang akan kita bicarakan sekarang?
Pasien : Iya masih ingat
Perawat : Bagus sekali bu
2) Tempat
Perawat : Kalau tidak salah, kemarin kita sudah sepakat ya bu akan bercakap –
cakap di kamar benar kan?
Pasien : Iya sus
3) Waktu
Perawat : Kita akan bercakap – cakap selama 15 menit, atau mungkin bu Arad
ingin bercakap – cakap lebih lama lagi?
Pasien : Udah 15menit aja mungkin cukup
Perawat : Baiklah, kita akan bercakap cakap selama 15menit ya bu.
2. Kerja
Perawat : Kegiatan apa saja yang sering ibu Arad lakukan dirumah?
Pasien : Menyapu, mengepel, membersihkan rumah dan berolahraga
Perawat : Wah sangat bagus sekali bu. Apakah hari ini ibu sudah melakukan kegiatan
menyapu dan mengepel?
Pasien : Iya sudah sus
Perawat : wah hebat sekali apakah ibu sudah menuliskan kegiatan pada jadwal kegiatan
harian yang sudah ibu buat?
Pasien : Sudah sus
Perawat : apakah boleh saya melihat jadwal kegiatan harian ibu ?
Pasien : boleh sus
Perawat : wah keren sekali ibu Arad sudah mampu melakukan Tindakan secara mandiri
dan juga ssudah mengisi jadwal kegiatan sesuai dengan kesepakatan terus ditingkatkan
ya Bu
Pasien : baik sus
Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Perawat : Bagaimana perasaan Ibu Arad setelah berhasil membuat jadwal kegiatan
yang dapat dilakukan di rumah sakit
Pasien : Senang
b. Evaluasi Obyektif
Perawat : Coba ibu bacakan kembali jadwal kegiatan yang telah dibuat tadi
Pasien : saya mampu melakukan kegiatan menyapu dan mengepel secara mandiri
Perawat : Wah bagus sekali ya bu
c. Rencana Tindak Lanjut
Perawat : Ibu Arad mau kan melaksanakan jadwal kegiatan yang telah ibu buat tadi?
Nah, nanti kegiatan tadi di tulis ladi dalam jadwal kegiatan
Pasien : Iya boleh
Perawat : Bagaimana kalau sore lakukan lagi tindakannya ya bu apakah ibu
bersedia?
Pasien : Iya bisa
d. Kontrak
1) Topik
Perawat : Baiklah besok kita bertemu lagi ya bu Arad, bagaimana kalau kita
bercakap – cakap tentang kegiatan yang dapat dilakukan dirumah?
Pasien : Iya
Perawat : Bagaimana menurut ibu Arad?
Pasien : Setuju
2) Tempat
Perawat : Ibu ingin bercakap – cakap dimana besok?
Pasien : Saya mau ditaman saja
Perawat : O o o ditaman, baiklah bu
3) Waktu
Perawat : Bagaimana kalau kita bercakap – cakap 10 menit?
Pasien : Iya boleh

STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Pertemuan ke III (tiga)


A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien telah mampu mengenal menyusun jadwal kegiatan yang dapat dilakukan di
rumah sakit
b. Klien telah berhasil melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengenal kegiatan yang dapat dilakukan di rumah
b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan yang dapat dilakukan sesuai kemampuan di
rumah
4. Tindakan keperawatan
a. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian
b. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih
c. Latih kegiatan yang dipilih
d. Masukan pada jadwal untuk Latihan ke tiga
e. Kegiatan dimasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Perawat : Selamat Pagi Ibu Arad, Ibu sedang apa?
Pasien : Saya sedang duduk
b. Evaluasi/Validasi
Perawat : Bagaimana perasan Ibu Arad sekarang? Apakah ibu Arad sudah
melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah di buat kemarin?
Pasien : Iya ,sudah
Perawat : Wah bagus sekali ibu sudah melakukan kegiatan apa saaja hari ini apakah
ibu masih ingat kegiatan apa saja yang sudah di jadwalkan kemaren?
Pasien : hari ini saya sudah menyapu dan mengepel sus, masih ingat sus menyapu
dan mengepel pagi dan sore kan sus
Perawat : Wah benar-benar ibu sangat hebat sekali, sudah mampu melakukan
Tindakan pagi dan sore sesuai dengan yang di jadwalkan nanti dikerjakan lagi ya bu
Pasien : Iya sus
c. Kontrak
1) Topik
Perawat : Nah ibu Arad bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang kegiatan
yang dapat dilakukan di rumah?
2) Tempat
Perawat : Kalau tidak salah, kemarin kita sudah sepakat akan bercakap – cakap
di taman benar kan?
Pasien : Iyaa
3) Waktu
Perawat : Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit lagi
Pasien : Boleh
2. Kerja
Perawat : Kemarin Ibu telah membuat jadwal kegiatan di rumah sakit, sekarang kita
buat jadwal kegiatan dirumah ya. Ini kertas dan bolpointnya, jangan khawatir nanti saya
bantu, kalau kesulitan, Bagaimana kalau kita mulai?
Pasien : Boleh
Perawat : Ibu mulai dari jam 05.00 WIB pagi?
Pasien : Iya
Perawat : Tidak apa apa
Pasien : Bangun tidur jam 05.00 pagi terus ya sholat shubuh, mencuci pakian terus
masak, membersihkan rumah, berolahraga, (sampai jam 20.00 WIB)
Perawat : Bagus tapi jangan lupa minum obatnya, ya Bu
Pasien : Iya
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Perawat : Bagaimana perasaan ibu Arad setelah dapat membuat jadwal kegiatan di
rumah
Pasien : Iya sangat senang sekali
b. Evaluasi Obyektif
Perawat : Coba Ibu sebutkan lagi susunan kegiatan dalam sehari yang dapat dilakukan
di rumah
Pasien : Kegiatannya yaitu mulai jam 05.00 pagi bangun tidur trus mandi shalat
subuh, masak, membersihkan rumah, berolahraga, sarapan, minum obat ( sampai
20.00 wib) istirahat atau tidur.
Perawat : Wah bagus ya bu, ibu hebat sekali
c. Rencana Tindak Lanjut
Perawat : Besok kalau sudah dijemput oleh keluarga dalam sehari apa yang dapat
dilakukan di rumah?
Pasien : Yang saya lakukan yaitu seperti tadi mandi, shalat, membersihkan rumah,
berolahraga, makan. (sampai 20.00 WIB) sampai saya juga istirahat/tidur kembali.
d. Kontrak
1) Topik
Perawat : Nah, bagaimana besok kita bercakap – cakap tentang perlunya
dukungan keluarga kepada ibu Arad
Pasien : Boleh
2) Tempat
Perawat : Bagaimana kalau kita bercakap – cakap di teras?
Pasien : Setuju
Perawat : atau mungkin ibu ingin di tempat lain?
Pasien : Di teras saja sus
3) Waktu
Perawat : Kita mau bercakap – cakap berapa lama, bagaimana kalau 10 menit?
Pasien : Iya boleh
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Pertemuan ke IV (empat)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Klien telah mampu menyusun kegiatan yang sesuai kemampuan yangdapat dilakukan di
rumah.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan Khusus
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang dimiliki di rumah.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Perawat : Selamat pagi, bu Arad
b. Evaluasi/validasi
Perawat : Bagaimana perasaan ibu Arad hari ini, baik – baik saja?
Pasien : Iya saya baik
Perawat : Syukurlah. Masih ibu simpan jadwal kegiatan yang telah dibuat kemarin?
Pasien : Iya masih
c. Kontrak
1) Topik
Perawat : Hari ini kita akan bercakap – cakap tentang sistem pendukung yang
dapat membantu Ibu Arad dirumah.
2) Tempat
Perawat : Sesuai kesepakatan kemarin kita bercakap – cakap diteras ya?
Pasien : Iya
3) Waktu
Perawat : Kita bercakap – cakap berapa lama? 10 menit saja ya bu boleh?
Pasien : Iya boleh
2. Kerja
Perawat : Apakah ibu tahu artinya sistem pendukung?
Pasien : Saya tidak tau
Perawat : Baiklah akan saya jelaskan, sistem pendukung adalah hal – hal yang dapat
membantu dirumah dalam mencapai kesembuhan nantinya, misalnya: dana, keluarga,
teman/tetangga yang mau menerima, kegiatan bersama, dan tempat yang dapat
dikunjungi saat obat habis. Ibu dirumah tinggal dengan siapa? Suami terus siapa lagi?
Pasien : Ibu mertua dan anak
Perawat : Apakah mereka sayang dan memperhatikan kesehatan ibu Arad?
Pasien : Iya mungkin keluarga saya sendiri
Perawat : Siapa selama ini yang mengingatkan ibu minum obat dan mengantarkan
kontrol/periksa kedokter?
Pasien : Ibu saya
Perawat : Wah bagus! Terus selama ini yang mencari nafkah dan mencari biaya
pengobatan untuk ibu siapa?
Pasien : Suami saya
Perawat : Apakah ibu punya teman atau tetangga yang dekat dengan ibu Arad?
Pasien : Tidak punya karena saya dekatnya dengan keluarga saya
Perawat : Kegiatan apa saja yang ada dilingkungan ibu Arad?
Pasien : Dilingkungan saya sering ada kegiatan pengajian
Perawat : O o o pengajian…. Bagus sekali ya bu , kalau kelompok ibu – ibu arisan ada
tidak bu?
Pasien : Tidak ada.
Perawat : Selama ini ibu Arad sudah berobat kemana saja, apakah ada rumah sakit yang
paling dekat dengan rumah ibu?
Pasien : Tidak ada
Perawat : Baiklah bu
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Perawat : Bagaimana perasaan ibu Arad setelah bercakap – cakap tentang sistem
pendukung yang ibu Mawar miliki?
Pasien : Senang
b. Evaluasi Obyektif
Perawat : Coba ibu sebutkan kembali sistem pendukung yang ibu miliki dirumah, satu
persatu ya
Pasien : Sistem pendukung yang saya miliki mungkin Suami, anak dan keluarga saya.
c. Rencana Tindak Lanjut
Perawat : Besok kalau sudah pulang, harus mendengarkan nasihat keluarga ibu ya bu.
Jangan lupa kalau minum obat habiskan biar ibu cepat sembuh dan bila obatnya hampir
habis segera cepat datangi rumah sakit ini.
Pasien : Baik sus
d. Kontrak
1) Topik
Perawat : Nah, bagaimana besok kita bercakap – cakap lagi tentang obat – obatan
yang ibu Arad minum setiap hari
Pasien : Iya boleh
2) Tempat
Perawat : Sebaiknya kita bercakap – cakap dimana bu?
Pasien : Diwarung makan
perawat : Baik bu
3) Waktu
Perawat : Mau berapa lama bu bagaimana 15 menit, boleh?
Pasien : Iya boleh
Perawat : Nah, ibu mungkin untuk hari ini kita cukup disini dulu ya bu, dan berhubung
besok kita akan ketemu lagi untuk sekarang ini ibu istirahat terlebih dahulu, Sampai
ketemu lagi besok ya bu
Pasien : Iya
Perawat : Selamat beristirahat bu

DAFTAR PUSTAKA
Herdman, (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta: Nuha Medika.

Iskandar, M. D. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Prabowo, E. (2014). Konsep&aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. Yogyakarta:

Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai