Disusun Oleh :
Sri Ayuni
NIM : 20231490104070
1.1.2. Etiologi
Harga diri rendah disebabkan karena adanya ketidakefektifan koping
individu akibat kurangnya umpan balik yang positif. Penyebab harga diri rendah
juga dapat terjadi pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi harga diri rendah, meliputi:
1. Faktor Predisposisi
Menurut Diana (2020) faktor predisposisi yang mempengaruhi harga diri
rendah meliputi :
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi penolakan dari
orang tua, seperti tidak dikasih pujian, dan sikap orang tua yang terlalu
mengekang, sehingga anak menjadi frustasi dan merasa tidak berguna
lagi serta merasa rendah diri.
b. Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah juga meliputi ideal diri
seperti dituntut untuk selalu berhasil dantidak boleh berbuat salah,
sehingga anak kehilangan rasa percaya diri.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal
misalnya ada salah satu anggota yang mengalami gangguan mental sehingga
keluarga merasa malu dan rendah diri. Pengalaman traumatik juga dapat
menimbulkan harga diri rendah seperti penganiayaan seksual, kecelakaan
yang menyebabkan seseorang dirawat di rumah sakit dengan pemasangan
alat bantu yang tidak nyaman baginya. Respon terhadap trauma umumnya
akan mengubah arti trauma dan kopingnya menjadi represi dan denial.
Faktor presipitasi terjadi haga diri rendah biasanya adalah kehilangan
bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau
produktifitas yang menurun. Secara umum, ganguan konsep diri harga diri
rendah ini dapat terjadi secara stuasional atau kronik. Secara situasional
karena trauma yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan, perkosaan atau dipenjara. Termasuk dirawat dirumah sakit bisa
menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau
pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman (Yosep, 2016).
3. Perilaku
Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku yang
objektif dan dapat diamati serta perasaan subjektif dan dunia dalam diri
klien sendiri. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah salah
satunya mengkritik diri sendiri, sedangkan keracuan identitas seperti sifat
kepribadian yang bertentangan serta depersonalisasi (Stuart, 2018).
1.1.7. Patofisiologi
Halusinasi
Isolasi Sosial
1. Jangka Pendek
a. Aktivitas yang dilakukan untuk pelarian sementara yaitu : pemakaian obat-
obatan, kerja keras, nonton tv secara terus menerus.
b. Aktivitas yang memberikan penggantian identitas bersifat sementara,
misalnya ikut kelompok sosial, agama, dan politik).
c. Aktivitas yang memberikan dukungan bersifat sementara misalnya
perlombaan.
2. Jangka Panjang
a. Penutupan identitas : terlalu terburu-buru mengadopsi identitas yang disukai
dari orang-orang yang berarti tanpa memperhatikan keinginan atau potensi
diri sendiri.
b. Identitas Negatif : asumsi identitas yang bertentangan dengan nilai-nilai dan
harapan masyarakat.
2.3 Intervensi
Melaksanakan SP Harga Diri Rendah (HDR)
2.4 Strategi Pelaksanaan
SP 1 :
1) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
(buat daftar kegiatan)
2) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari
daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan pasien saat
ini
3) Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
untuk dilatih
4) Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya)
5) Masukan dalam jadwal kegiatan untuk Latihan dua kali perhari
SP 2 :
1) Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan beri pujian
2) Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
3) Latih kegiatan kedua (alat dan cara melakukannya)
4) Masukan pada jadwal kegiatan untuk Latihan : dua kegiatan masing-
masing dua kali perhari
SP 3 :
1) Evaluasi kegiatan utama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian
2) Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih
3) Latih kegiatan kedua (alat dan cara melakukannya)
4) Masukan pada jadwal kegiatan untuk Latihan : dua kegiatan masing-
masing dua kali perhari
SP 4 :
1) Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan berikan
pujian
2) Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih
3) Latih kegiatan ke empat (alat dan cara melakukannya)
4) Masukan pada jadwal kegiatan untuk Latihan : dua kegiatan masing-
masing dua kali perhari
SP 5 sd 12 :
1) Evaluasi kegiatan Latihan dan berikan pujian
2) Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga
3) Nilai kemampuan yang telah mandiri
4) Masukan nilai apakah harga diri pasien meningkat