Disusun oleh:
1. Definisi
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga, tidak
berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri
dan kemampuan diri (Keliat, 2011). Harga diri rendah merupakan evaluasi
diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif terhadap
diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal dalam
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana
diri akibat evaluasi negatif yang berlangsung dalam waktu yang lama
a. Faktor Predisposisi
1. Faktor Biologis
Pengaruh faktor biologis meliputi adanya faktor herediter
2. Faktor psikologis
pendidikan rendah.
b. Faktor Presipitasi
konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional atau
kematian
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri
rendah situasional yang tidak terselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena
individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang prilaku
pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha
menyelesaikan krisis tetapi tidak mampu atau merasa gagal menjalankan
fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan
menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional,
3. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan pasien yang
a. Data subjektif
b. Data objektif
- Penurunan produktifitas
Manifestasi yang bisa muncul pada klien gangguan jiwa dengan harga diri
- Penurunan produktivitas
4. Rentang respon
- Aktualisasi diri
- Kekacauan identitas
harmonis.
- Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realitas dan asing terhadap diri sendiri yang
5. Mekanisme koping
(2015) adalah:
1. Jangka pendek
keagaman, politik).
- Kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetisi olahraga
kontes popularitas).
(penyalahgunaan obat).
2. Jangka panjang
- Menutup identitas
harapan masyarakat.
1. Pengkajian
a. Identitas
21 tahun.
sendiri.
c. Faktor Presipitasi
komponen.
d. Faktor Predisposisi
2) Riwayat Psikososial
spiritual.
gangguan jiwa.
e. Pemeriksaan fisik
tidak terawat.
f. Psikososial
1) Konsepdiri
penyakitnya.
- Subyektif :
- Obyektif
2) Genogram
3) Hubungan social
masyarakat.
4) Spiritual
- Penampilan
tidak ditutup.
- Pembicaraan
- Aktivitas Motorik
keluarga:
Kelambatan :
berkurang.
orang lain
Peningkatan:
menjulurkan tangan.
mengeringkan tangan.
Alam Perasaan
Afek
cemas.
kebenaran dirinya.
Persepsi
seperti biasanya.
Derealisasi : perasaan aneh tentang lingkungannya.
Proses pikir
Arus Pikir :
dipahami.
dilanjutkan kembali.
persamaan bunyi.
Isi Pikir :
berusaha menghilangkannya.
tertentu.
yang diinginkan.
logis.
kehidupannya.
Waham:
kenyataan.
dengan kenyataan.
berusaha melukainya.
Arus Pikir :
Kemampuan penilaian
2. Pohon masalah
3. Diagnosa
1) HDR Kronik
3) Isolasi sosial
4. Perencanaan
- Rencanakan
bersama klien
kemampuan yang
dapat dilakukan
setiap hari sesuai
dengan
kemampuan klien,
meliputi : kegiatan
mandiri maupun
dibantu.
- Tingkatkan
kegiatan sesuai
kondisi klien
- Beri contoh
pelaksanaan
kegiatan yang
dapat klien
lakukan.
- Anjurkan klien
untuk
melaksanakan
kegiatan yang telah
direncanakan.
- Pantau kegiatan
yang dilakukan
klien.
- Beri pujian atas
usaha yang
dilakukan klien
- Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
kegiatan setelah
pulang.
- Beri pendidikan
kesehatan pada
keluarga tentang
merawat klien
dengan HDR
- Bantu keluarga
memberikan
dukungan selama
klien dirawat
- Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan
dirumah.
5. Implementasi
6. Penatalaksanaan
Menurut NANDA 2015 terapi yang dapat diberikan pada penderita Harga
a. Psikoterapi
orang lain. Tujuannya agar klien tidak menyendiri lagi karena jika klien
perawat dapat menilai hasil yang diharapkan terhadap masalah dan menilai
perilaku yang telah diobservasi. Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal
sebagai berikut :
tindakan dilakukan, atau menanyakan kembali apa yang telah diajarkan atau
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
dengan tujuan.
klien yang terdiri dari tindak lanjut klien, dan tindak lanjut oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, D., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa : Konsep dan kerangka kerja asuhan
keperawatan jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Keliat, B.A. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC.
Keliat & Akemat. (2014). Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Edisi :2.
Jakarta : EGC.
Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Edisi Revisi. Bandung: Revika Aditama