Anda di halaman 1dari 24

Laporan pendahuluan,

Strategi Pelaksanaa Tindakan Keperawatan Pasien


Harga Diri Rendah
Diajukan guna memenuhi tugas M.K Keperawatan Jiwa
Pengampu : Lailatul Fadilah,S.Kep,Ners, M.Kep

Disusun Oleh :

Fani Loliana
(P27901118067)

REGULER / SEMESTER : 3B SEMESTER 5

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TANGERANG
2020
LAPORAN PENDAHULIAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Harga Diri Rendah

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Definisi
Menurut Nanda (2005), harga diri rendah adalah berkembangnya
persepsi diri yang negatif dalam berespon terhadap situasi yang sedang
terjadi. Sedangkam menurut CMHN Community mental health nursing
(2006), harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri. Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana
individu menilai dirinya atau kemampuan dirinya negatif atau suatu
perasaan menganggap dirinya sebagai seseorang yang tidak berharga dan
tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Herdman (2012), mengatakan bahwa, harga diri rendah kronik
merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjangan/ perasaan tentang
diri atau kemampuan diri Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk
kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah
kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa harga diri
rendah dikarenakan penilaian internal maupun penilaian eksternal yang
negatif. Penilaian internal merupakan penilaian dari individu itu sendiri,
sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian dari luar diri individu
(seperti orang tua, teman saudara dan lingkungan) yang sangat
mempengaruhi penilaian individu terhadap dirinya

B. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah
meliputi:
1) Biologis

1
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya riwayat
penyakit kronis atau trauma kepala merupakan merupakan salah satu
faktor penyebab gangguan jiwa,
2) Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga
diri rendah adalah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,
penolakan dari lingkungan dan orang terdekat serta harapan yang
tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang mempunyai tanggungjawab
personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang lain
merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain itu
pasiendengan harga diri rendah memiliki penilaian yang negatif
terhadap gambaran dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang
terganggu, ideal diri yang tidak realistis.
3) Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri
rendah adalah adanya penilaian negatif dari lingkungan terhadap
klien, sosial ekonomi rendah, pendidikan yang rendah serta adanya
riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak.

C. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:
1) Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman
psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban maupun saksi dari
perilaku kekerasan.
2) Ketegangan peran: Seseorang yang mengalami kesulitan eksekusi peran
karena dihadapkan dua atau lebih peran dalam waktu bersamaan
Ketegangan peran dapat disebabkan karena :
a) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa kanak-kanak ke
remaja.

2
b) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari
kondisi sehat kesakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara lain
karena kehilangan sebahagian anggota tuhuh, perubahan ukuran,
bentuk, penampilan atau fungsi tubuh.Atau perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur medis
dan keperawatan.

D. Tanda dan Gejala


Ungkapan negatif tentang diri sendiri merupakan salah satu tanda dan
gejala harga diri rendah. Selain itu tanda dan gejala harga diri rendah
didapatkan dari data subyektif dan obyektif, seperti tertera dibawah ini
Data Subjektif : Pasien mengungkapkan tentang:
a. Hal negatif diri sendiri atau orang lain
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penolakan terhadap kemampuan diri
e. Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi
Data Objektif :
a. Penurunan produktivitas
b. Tidak berani menatap lawan bicara
c. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d. Bicara lambat dengan nada suara lemah
e. Bimbang, perilaku yang non asertif
f. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna
Menurut CMHN (2006), tanda dan gejala harga diri yang rendah adalah:
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri

3
f. Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih,
selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih
banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah.
Townsend (1998), menambahkan karakteristik pasien dengan harga diri
rendah adalah:
a. Ekspresi rasa malu atau bersalah
b. Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal baru atau situasi-situasi baru
c. Hipersensitifitas terhadap kritik

E. Rentang Respon

Gambar 2.1 Rentang Respon Konsep Diri

F. Sumber Koping
Sumber koping harga diri rendah kronis mencakupempat aspek, yaitu
kemampuan personal (personal ability), dukungan sosial (social support),
aset material (material assets), dan kepercayaan (beliefs).
a. Kemampuan personal (personal ability)
1) Klien mampu mengenal dan menilai aspek positif (kemampuan)
yang dimiliki.
2) Klien mampu melatih kemampuan yang masih dapat dilakukan di
rumah sakit.
3) Klien mampu melakukan aktivitas secara rutin di ruangan.
b. Dukungan sosial (social support)
1) Keluarga mengetahui cara merawat klien dengan harga diri rendah

4
2) Klien mendapatkan dukungan dari masyarakat
c. Aset material (material assets)
1) Sosial ekonomi rendah
2) Rutin berobat
3) Adanya kader kesehatan jiwa
4) Jarak ke pelayanan kesehatan mudah dijangkau
d. Kepercayaan (beliefs)
1) Klien mempunyai keinginan untuk sembuh
2) Klien mempunyai keyakinan positif terhadap program pengobatan

G. Mekanisme Koping
Mekanisme jangka pendek harga diri rendah yang biasa dilakukan adalah :

a. Tindakan untuk lari sementara dari krisis, misalnya pemakaian obat-


obatan, kerja keras, atau menonton televisi secara terus-menerus.
b. Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok
sosial, keagamaan, atau politik.
c. Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti mengikuti
suatu kompetisi atau kontes.
d. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti
penyalahgunaan obat-obatan.

Apabila mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil pada


individu, maka individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka
panjang. Dalam mekanisme jangka panjang ini, individu menutup identitas;
keadaan ketika individu terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi
oleh orang-orang yang berarti tanpa memperhatikan hasrat atau potensi
diri sendiri. Selain penutupan identitas, mekanisme koping jangka panjang
yang dilakukan adalah identitas negatif; asumsi identitas yang tidak sesuai
dengan perasaan ansietas, bermusuhan dan rasa bersalah (Stuart, 2007).
Mekanisme pertahanan ego yang juga dilakukan adalah fantasi, regresi, dis
asosiasi, isolasi, proyeksi, mengarahkan marah balik pada diri sendiri dan
orang lain

5
.

III. A. POHON MASALAH


Berdasarkan hasil pengkajian dapat dibuat pohon masalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Pohon Masalah Pada Harga Diri Rendah

A. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


 Masalah keperawatan :
Harga Diri Rendah
 Data yang perlu dikaji :
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada
pasiendan keluarga(pelaku rawat).Tanda dan gejala harga diri rendah
dapat ditemukan melalui wawancara dengan pertanyaan sebagai berikut:
- Bagaimana penilaian Anda tentang diri sendiri?
- Coba ceritakan apakah penilaian Anda terhadap diri sendiri
mempengaruhi hubungan Anda dengan orang lain?
- Apa yang menjadi harapan Anda?
- Apa saja harapan yang telah Anda capai?
- Apa saja harapan yang belum berhasil Anda capai?
- Apa upaya yang Anda lakukan untuk mencapai harapan yang belum
terpenuhi?

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

6
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala harga diri
rendah yang ditemukan
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

PERENCANAAN
DX.KEP
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
Harga Diri 1. Mengidentifikasi Setelah … x SP I
Rendah kemampuan dan pertemuan pasien 1. Mengidentifikasi
aspek positif yang mampu : tanda dan gejala
dimiliki 1. Mendiskusikan harga diri rendah
2. Menilai kemampuan dan 2. Mengidentifikasi
kemampuan yang aspekpositif yang penyebab harga
dapat digunakan dimiliki pasien diri rendah
3. Menetapkan atau 2. Menilai dan 3. Mengidentifikasi
memilih kegiatan memilih akibat harga diri
yang sesuai kemampuan yang rendah
dengan masih dapat 4. Mengidentifikasi
kemampuan digunakan saat ini kemampuan dan
4. Melatih kegiatan 3. Melatih kegiatan aspek positif yang
yang sudah pertama: masih dimiliki
dipilih, sesuai merapikan tempat klien
kemampuan tidur 5. Melatih
5. Merencanakan 4. Membantu pasien kemampuan
kegiatan yang memasukkan pertama yang
sudah dilatihnya latihan merapikan dilatih
tempattidur ke 6. Menganjurkan
dalam jadwal klien memasukkan
kegiatan harian. latihan
kemampuan
pertama ke dalam
kegiatan harian

7
SP II

1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian klien
2. Membantu klien
memilih dan
melatih
kemampuan
kedua yang dipilih
3. Menganjurkan
klien memasukkan
latihan
kemampuan
kedua ke dalam
jadwal harian

SP III

1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian klien
2. Membantu klien
memilih dan
melatih
kemampuan
ketiga yang dipilih
3. Menganjurkan
klien
memasukkan
latihan

8
kemampuan
ketiga ke dalam
jadwal harian

SP IV

1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian klien
2. Membantu klien
memilih dan
melatih
kemampuan
kedua yang dipilih
3. Menganjurkan
klien memasukkan
latihan
kemampuan
kedua ke dalam
jadwal harian

VI. SUMBER
Nurhalimah, NS. 2016. Keperawatan Jiwa. Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan BPPSDMK

Sutejo. 2016. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

9
STRATEGI PELAKSANAA TINDAKAN KEPERAWATAN

(SPTK) HARGA DIRI RENDAH

SP I

Proses Keperawatan

Kondisi Klien :

Nn. Sisi (19 tahun) gelisah, sering melamun, terkadang juga menangis. Mengatakan
bahwa dirinya sudah tidak berguna lagi karena tidak mampu mewujudkan impian orang
tuanya untuk menjadi dokter. Sisi adalah salah satu mahasiswi kedokteran tetapi Ia
sebenarnya tidak menyukai jurusannya tersebut, Ia bersedia kuliah di jurusan
kedokteran karena keinginan orang tuanya dan sebagai anak Ia juga berusaha
membagiakan kedua orang tuanya dengan menuruti perintah orang tuanya tersebut.
Tetapi di saat sudah kuliah Ia justru uring-uringan karena merasa memang itu bukan
bidang yang disuakainya. Alhasil nilai-nilainya jeblok dan Ia banyak dijauhi oleh teman-
temannya.

Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

Tujuan Khusus :

1. Pasien dapat mengidentifikasi aspek positifnya


2. Pasien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3. Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
4. Pasien dapat mengetahui cara untuk meningkatkan rasa percaya dirinya

Tindakan keperawatan :

1. Dorong individu untuk mengekspresikan perasaannya, khususnya mengenai


pikiran, perasaan, dan pandangan dirinya:dulu dan saat ini, serta harapan yang
ingin diwujudkan terhadap dirinya sendiri

10
2. Diskusikan aspek positif diri
3. Bantu pasien untuk menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
4. Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
klien
5. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih
6. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan kedalam jadwal harian
Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, selamat pagi mba. Saya suster Fani Loliana , Mba bisa
memanggil saya suster fani. Saya perawat yang dinas pagi ini dari pukul 07.00
sampai 14.00 nanti dan saya yang akan merawat mba. Nama mba siapa? Mba
senangnya dipanggil apa?.oh baiklah saya akan memangil sisi”.
2. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana keadaan sisi hari ini ? apa ada yang dirasakan ?”
3. Kontrak :
a. Topik
“Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar tentang
keadaan sisi?
b. Waktu
“Berapa lama sisi ingin berbindang-bincang?”
c. Tempat
“sisi mau kita berbincang-bincang dimana? Di sini saja? Baiklah.”
d. Tujuan interaksi
“Tujuannya supaya sisi bisa lebih percya diri dan melakukan aktivitas seperti
biasa.”

KERJA (Langkah – langkah tindakan keperawatan)


1. “Bagaimana perasaan Sisi saat ini?”
2. “Oh jadi Sisi merasa hidup Sisis sudah tidak berguna lagi dan pengen mengakhiri
hidup Sisi. Mengapa Sisi berkata demikian?”

11
3. “Biasanya kalau dirumah Sisis ngapain saja?”
4. “Sisi punya hobi apa saja? Oh, jadi Sisi senangnya nyapu lantai, menggambar
desain dan membuat cerita komik”
5. “Menurut Sisi dari hobi yang sudah Sisi sebutkan tadi mana saja yang mungkin
dan dapat kita lakuakan sekarang?”
6. “Bagaimana jika menggambar desain? Jadi, Sisi bersedia mau menggambar
desain, kira-kira mau menggambar apa ya? Oh, Jadi Sisi mau menggambar
model-model baju terbaru”
7. “Sebentar saya sediakan peralatannya ya Sisi. Kira-kira Sisi menggambarnya
mau ditemenin suster atau tidak. Wah bagus sekali gambarnya Sisi”
8. “Kira-kira Sisis mau menggambarnya berapa banyak ni, bagus lo gambarnya.
Oh, Jadi Sisi mau 5 kali sehari menggambarnya”
9. “Bagaimana kalau kegiatan menggambarnya suster buatain jadwal buat Sisi?.
Apakah Sisi mau? Oke, Jadi Sisi bersedia ya Suter Susi buatin jadwalnya”

TERMINASI

1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (Subjektif)
Bagaimana perasaan Sisi setelah kita bercakap-cakap? Wah! Ternyata Sisi
punya bayak kelebihan ya salah satunya tadi mengambar dan hasil gambarnya
bagus lo. Suster seneng itu dengan gambar buatan Sisi. Baik besok kita akan
bertemu kembali untuk ngobrol-ngobrol kembali mengenai kemampuan Sisi
yang lain yitu membuat cerita komik. Kira-kira besok Sisi maunya kita ketemu
jam berapa ? Baik! Jadi Sisi maunya kita ketemu jam 10.00 WIB dan tempatnya
diruang ini saja. Baik Sisi sampai jumpa besok. Selamat pagi menjelang siang?”
b. Evaluasi perawat (Objektif dan reinforcement)
“Coba sisi perlihatkan gambar sisi, Wah! Ternyata Sisi punya bayak kelebihan
ya salah satunya tadi mengambar dan hasil gambarnya bagus lo. Suster seneng
itu dengan gambar buatan Sisi”
2. Rencana Tindak Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan)

12
“Nah sisi, setiap kali sisi bosan , sisi dapat melakukan kegiatan yang sisi suka seperti
menggambar tadi . Dan setiap kali sisi merasa tidak berguna , Ibu dapat mengingat
kembali perbincangan kita hari ini.
a. “sisi, ini ada buku kegiatan untuk sisi”
b. “Bagaimana kalau kegiatan mengambar sisi di masukkan kedalam jadwal
kegiatan sisi?”
c. “Sisi setuju?Nah, Disini ada kolom kegiatan, tanggal, waktu dan
keterangan”
d. “Sisi bisa mengisi kegiatan menggambar pada kolom kegiatan”
e. “Sisi bisa melakukan gambar 5 kali sehari sesuii keinginan sisi tadi”
f. “Cara mengisi buku kegiatan ini: jika sisi melakukannya tanpa dibantu atau
diingatkan oleh orang lain sisi tulis “M” disini, jika sisi di bantu atau
diingatkan sisi tulis “B” dan jika ibu tidak melakukannya sisi tulis “T”
g. “Sisi paham ?” Nanti sisi jangan lupa mengisi buku kegiatannya ya”
3. Kontrak Topik yang akan datang :

a. “Sesuai dengan kontrak kita tadi kita berbincang-bincang selama 30


menit”
b. “Sisi, kapan mau kita melanjutkan perbincangan kita?”
c. “Bagaimana kalau kita besok membicarakan tentang kemampuan
sisi selanjutnya yaitu membuat cerita komik?”
d. “Sisi maunya dimana?”
e. “Nah, sekarang sisi istirahat dulu”
f. “Sebelum saya permisi apak ada yang mau sisi tanyakan?”
g. “Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu sisi.
Assalamu’alaikum.”

13
STRATEGI PELAKSANAA TINDAKAN KEPERAWATAN

(SPTK) HARGA DIRI RENDAH

SP II

Proses Keperawatan

Kondisi Klien :

Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri. Tidak menagis terus.

Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

Tujuan Khusus :

1. Pasien dapat melakukan dan memenuhi kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat.
2. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa diganggu.

Tindakan keperawatan :

1. Mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakuakan


2. Melatih kemampuan ke-2 yang telah disebutkan oleh klien
3. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan tersebut jadwal kegiatan harian.

Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, selamat pagi sisi . Masih ingat dengan saya ? Ya, betul sekali.
Saya suster fani, sisi. Seperti kemarin, pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti
dan saya yang akan merawat sisi.”
2. Evaluasi / Validasi

14
“Bagaimana perasaan Sisi hari ini? Apakah sudah dicoba kegiatan yang kemarin
sudah dimasukkan kedalam jadwal harian Sisi? Wah, bagus sekali”
“Sudah berapa banyak gambar yang Sisi buat. Bolehkan suster melihatnya.Wah,
hebat bagus sekali gambarnya”
3. Kontrak :
a. Topik
“Oya Sisi masih ingat ngaak kita mau ngapain hari ini? Iya, benar sekali jadi,
kemarin Sisi menyebutkan selain Sisi suka menggambar desain Sisis juga suka
membuat cerita komik”
b. Waktu
“Berapa lama ibu ingin berbincang-bincang?”
c. Tempat
“Dimana ibu ingin berbincang-bincang? Bagaimana ditaman depan, ibu
setuju?”
d. Tujuan interaksi
“Tujuan kita berbincang-bincang saat ini supaya sisi dapat melakukan aktifitas
yang sukai dan sisi dapat berinteraksi dengan orang-orang disekeliling ibu.”

KERJA (Langkah – langkah tindakan keperawatan)

1. “Bagaiamana perasaan Sisi? setelah menggambar begitu banyak gambar dan


gambar-gambar desainnya bgasu-bagus sekali?”
2. “Apa yang Sisis rasakan. Oh, Sisis jadi merasa Sisi masih berguna, buktinya Sisis
masih bisa membuat gambar-gambar desain yang bagus sekali”
3. “ Bagaiman dengan hobi Sisis yang lain? Sisis masih ingat? Ya, bagus sekali Sisis
masih ingat.”
4. “ Jadi Sisi punya hobi lain yaitu: membuat cerita komik. Bagaiman kalau Sisi selain
membuat gambar desain juga membuat cerita komik”
5. “ Apakah Sisi bersedia? Baiklah, suster Susi sediakan ya alat tulis dan bukunya. Sisi
pengen ditemeni suster Susi atau tidak membuat komiknya.”
6. “ Kira-kira ceritanya seri atau drama. Oh, jadi Sisi mau langsung membuat
sekarang dan tidak ingin ditemani”

15
7. “ Baiklah suster tinggal dulu kira-kira 30 menit Suster Susi balik lagi kesini “
8. “bagaiman Sisi? Baik Sisi bagaimana cerita komiknya sudah dapat berapa
halaman. Boleh suster Susi lihat dan baca. Oke suster baca ya”
9. “ Wah ceritanya bagus sekali Sisi dan gambarnya sesuai dengan karakter
ceritanya”
10. “Sisis habat ya. Suster saja tidak bisa membuat komik. Bagaimana kalau Sisis
buat lagi cerita-cerita yang lainnya. Nanti hasil komiknya kita jadiin satu dan
dibuat komik mini seri kan keren”
11. “Bagaimana Sisi? Nah, kira-kira Sisi mau buat berapa banyak nih dalam satu hari.
Oh jadi Sisi mau membuat dua cerita komik mini serialam satu hari”
12. “Bagaimana jika kegitan ini suster Susi masukin dalam jadwal kegiatan harian
Sisi. Apakah Sisis bersedia?”

TERMINASI

1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (Subjektif)
“Bagaimana perasaanya sisi setelah kita bercakap-cakap dan latihan tadi?
b. Evaluasi perawat (Objektif dan reinforcement)
“Jadi berapa cara yang bisa Sisi lakukan pada saat-saat merasa jenuh dan tidak
berarti? Bagus sekali Sisi bisa menyebutkannya kembali”
2. Rencana Tindak Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan)
a. “Baiklah si, kalau begitu sisi bisa melakukan kegiatan yang sisi sebutkan tadi di
saat sisi jenuh atau merasa tidk berarti”
b. “Bagaimana jika kegiatan membuat komik dimasukkan menjadi kegiatan
sehari-hari”
c. “Sisi nanti melakukan kegiatan membuat komik 2 kali sehari ya seuai keinginan
sisi”
d. “Nah nanti kalau ibu melakukan kegiatan ini, sisi jangan lupa mengisi buku
kegiatan”

16
e. “Caranya sama dengan sebelumnya, jika sisi melakukan sendiri, tanpa
diingatkan dan dibantu oleh perawat atau orang lain sisi tulis “M”, dan jika sisi
di bantu dalam melakukan kegiatan , sisi tulis “B”, dan jika sisi malas atau lupa
mengerjakannya sisi tulis “T”.
f. “Sisi paham ? baiklah bagus sisi.”
3. Kontrak Topik yang akan datang :
a. Sesuai dengan kontrak kita tadi kita berbincang-bincang selama 30 menit dan
sekarang sudah 30 menit!
b. “Nah sisi bagaimana kalau besok jam 08.00 setelah makan pagi, saya akan
kembali lagi untuk melakukan kegitan yang sisi suka yaitu.
c. Kita ketemu di ruangan sisi saja, ya?
d. Apa ada yang ingin sisi tanyakan? Baiklah, kalau tidak, saya permisi dulu ya,
sisi. Assalamu’alaikum.”

17
STRATEGI PELAKSANAA TINDAKAN KEPERAWATAN

(SPTK) HARGA DIRI RENDAH

SP III

Proses Keperawatan

Kondisi Klien :

Pada pertemuan ketiga, klien sudah mulai tidak banyak melamun dan mulai membuka
dirinya kepada orang-orang sekitarnya. Klien tampak tenang, sudah mau menghargai
dirinya sendiri.

Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

Tujuan Khusus :

Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yangdimiliki yang lain
yang belum dilakukan.

Tindakan keperawatan :

1. Mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakuakan


2. Melatih kemampuan ke-2 yang telah disebutkan oleh klien
3. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan tersebut jadwal kegiatan harian.

Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum wr.wb selamat pagi Sisi?”
“ Masih ingat dengan saya ? ya benar”
2. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan sisi hari ini? Apa semalam sisi bisa tidur dengan nyenyak?”

18
“Bagaimana dengan perasaan negatif yang sisi rasakan? Bagus sekali berarti
perasaan tidak berguna yang ibu rasakan sudah berkurang.
“Apa boleh saya lihat buku kegiatan sisi? “Wah bagus ya sisi melakukan kegiatan
menggambar dan membuat komik sesuai jadwal “
boleh saya lihat hasil membuat komik dan menggambar sisi? Wahh bagus sekali
karya sisi.
3. Kontrak :
a. Topik
“Baiklah, sesuai dengan janji kita yang kemarin,kita akan melakukan kegiatan
menyapu lantai”
b. Waktu
“Berapa lama sisi ingin latihan menyapu?”
c. Tempat
“dimana sisi ingin latihan menyapu lantai?”
“bagaimana kalau kita latihan di kamar ini saja?”
d. Tujuan interaksi
“tujuan kita latihan saat ini untuk menghilangkan kebosanan sisi”

KERJA (Langkah – langkah tindakan keperawatan)

1. “Sisi sebelum kita menyapu, kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sapu untuk membersihkan lantai,pengki untuk mengeduk sampah dan
tempat sampah untuk meletakan sampahnya”
2. “Sekarang suster perlihatkan dulu ya caranya”
3. “Setelah semuanya perlengkapan tersedia, sisi ambil sapu lalu kita mulai
menyapu dari sudut ruangan menuju pintu ruangan selanjutnya kumpulkan
sampahnya lalu letakkan sampahnya ke pengki setelah itu buang sampahnya
ke tempat sampah. Nah selesai…”
4. “Sekarang coba sisi yang melakukan…”
5. “Bagus sekali, sisi dapat mempraktekkan menyapu lantai dengan baik.”
6. “Sisi bisa melakukannya saat kamar sisi kotor dan mengulangulainya dua kali
sehari yaitu pagi dan sore.

19
TERMINASI

1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (Subjektif)
“Apa sisi sudah mengerti apa saja yang harus di siapkan sebelum menyapu?”
b. Evaluasi perawat (Objektif dan reinforcement)
“Bagus. Kalau sisi sudah mengerti, coba ulangi lagi menyapu lantai dari pingir
sana ke pintu itu.”
2. Rencana Tindak Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan)
a. “sisi bisa mengulangi itu setiap pagi dan sore ya atau saat kamar sisi terasa
kotor”
b. “sisi bagaimana jika kegiatan menyapu juga dimasukkan menjadi kegiatan
sehari-hari”
c. “Caranya mengisi buku kegiatan ini juga sama dengan sebelumnya, jika sisi
melakukan sendiri, tanpa diingatkan dan dibantu oleh perawat atau orang lain
sisi tulis “M”, dan jika sisi di bantu dalam melakukan kegiatan , sisi tulis “B”,
dan jika sisi malas atau lupa mengerjakannya sisi tulis “T”.
d. “Sisi apa bisa pahami ?”
3. Kontrak Topik yang akan datang :
a. Sesuai dengan kontrak kita tadi kita berbincang-bincang selama 20 menit dan
sekarang sudah 20 menit!
b. “Baiklah sisi, nanti jam 14.00 setelah makan siang, saya akan datang kembali
untuk memantau perkembangan Ibu. Kita bertemu di ruangan ini saja ya Bu.”
“Sebelum saya pergi apa ada yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah Bu, kalau tidak
ada, saya permisi dulu. Assalamu’alaikum.”

20
STRATEGI PELAKSANAA TINDAKAN KEPERAWATAN

(SPTK) HARGA DIRI RENDAH

SP IV

Proses Keperawatan

Kondisi Klien :

klien sudah mulai tidak banyak melamun dan mulai membuka dirinya kepada orang-
orang sekitarnya. Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri, Klien
telah mampu menyusun kegiatan yang sesuai kemampuan yang dapat dilakukan.

Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

Tujuan Khusus :

Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki yang lain
yang belum dilakukan.

Tindakan keperawatan :

1. Mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakuakan


2. Melatih kemampuan ke-2 yang telah disebutkan oleh klien
3. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan tersebut jadwal kegiatan harian.

Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum wr.wb selamat pagi Sisi?”
2. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan sisi hari ini? Apa semalam sisi bisa tidur dengan nyenyak?”
bagaimana sisi masih ingat apa saja yang kita sudah lakukan kemarin? Bagus sisis

21
masih ingat, coba suster lihat buku kegiatan sisi? Wah bagus ya sisi sudah
mengisinya”
3. Kontrak :
a. Topik
“Baiklah, sesuai dengan janji kita yang kemarin,kita akan melakukan kegiatan
merapikan tempat tidur ”
b. Waktu
“Berapa lama sisi ingin merapikan tempat tidur?”
c. Tempat
“kita latihan di kamar ini saja ya?”
d. Tujuan interaksi
“tujuan kita latihan saat ini untuk sisi lebih nyaman saat tidur”

KERJA (Langkah – langkah tindakan keperawatan)

1. “Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal
dan selimutnya.”
2. “ Bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. “
3. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus!
Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan.”
4. “Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari
kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus!”

TERMINASI

1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (Subjektif)
“Apa sisi sudah mengerti bagaimana cara merapikan tempat tidur?”
b. Evaluasi perawat (Objektif dan reinforcement)
“Bagus. Kalau sisi sudah mengerti, coba ulangi lagi merapikan tempat tidur sisis
sendiri.”
2. Rencana Tindak Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan)

22
a. sisi bisa mengulangi itu setiap bagun tidur.
b. “sisi bagaimana jika kegiatan merapikan tempat tidur juga dimasukkan
menjadi kegiatan sehari-hari”
c. “Caranya mengisi buku kegiatan ini juga sama dengan sebelumnya, jika sisi
melakukan sendiri, tanpa diingatkan dan dibantu oleh perawat atau orang
lain sisi tulis “M”, dan jika sisi di bantu dalam melakukan kegiatan , sisi tulis
“B”, dan jika sisi malas atau lupa mengerjakannya sisi tulis “T”.
d. “Sisi apa bisa pahami ?”

3. Kontrak Topik yang akan datang :


c. Sesuai dengan kontrak kita tadi kita berbincang-bincang selama 15 menit dan
sekarang sudah 15 menit!
d. “Baiklah sisi, nanti jam 14.00 setelah makan siang, saya akan datang kembali
untuk berbincang dengan sisi. Kita bertemu di ruangan ini saja ya sisi.”
“Sebelum saya pergi apa ada yang ingin sisi tanyakan? Baiklah sisi, kalau tidak
ada, saya permisi dulu. Assalamu’alaikum.”

23

Anda mungkin juga menyukai