Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH


DI RUANG TRANSIT PRIA
RUMAH SAKIT SAMBANG LIHUM

DISUSUN OLEH :
Dewi Nurpitasari
(2014401110021)

Pembimbing Akademik :
Ica Lisnawati, Ns., M,Kep

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2022/2023
1. Pengertian Harga Diri Rendah
Fortinash dalam Dermawan & Rusdi (2013) menyatakan bahwa harga diri adalah
perasaan tentang nilai, harga atau manfaat dari diri sendiri yang berasal dari
kepercayaan positif atau negatif seorang individu tentang kemampunnya dan
menjadi berharga Aspek utama harga diri adalah dicintai, disayangi, dikasihi
orang lain dan mendapat penghargaan dari orang lain (Sunaryo. 2004 dalam
Damaryanti & Iskandar, 2012: 37).
Damaryanti & Iskandar (2012: 39) menjelaskan bahwa harga diri rendah yaitu
perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi diri yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya
perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal kerena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri (Yosep. 2009 dalam Damaiyanti & Iskandar 2012:39)
Sementara menurut Stuart & Sundeen, dalam Wijayaningsih (2015:49) Harga diri
rendah adalah "penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri" Menurut Carpenito, L.J dalam
Wijayaningsih (2015:49) bahwa Harga diri rendah merupakan keadaan dimana
individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri ataupun kemampuan
diri Menurut Keliat, dalam Yosep (2011:255) Harga diri rendah adalah perasaan
tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi
yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri".
Harga diri rendah adalah disfungsi psikologis yang meluas dan terlepas dari
spesifiknya. Masalahnya, hampir semua pasien menyatakan bahwa mereka ingin
memiliki harga diri yang lebih baik. Jika kita hanya mengurangi harga diri rendah,
banyak masalah psikologis akan berkurang atau hilang secara substansial
sepenuhnya Harga diri merupakan komponen psikologis yang penting bagi
kesehatan. Banyak penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa harga diri yang
rendah sering kali menyertai gangguankejiwaan (Sitanggang, et al, 2021) Dapat
disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah perasaan mengenai menilai dirinya
yang tidak berarti dan tidak berharga menjadi kearah negative sehingga hilangnya
kepercayaan diri seseorang.
2. Etiologi
Proses terjadinya harga diri rendah dijelaskan oleh Stuarat dan Laraia (2008)
dalam konsep stress adapatasi yang terdiri dari faktor predisposisi dan presipitasi
a. Faktor Predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah meliputi
1) Biologis
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya riwayat penyakit kronis atau
trauma kepala merupakan merupakan salah satu faktor penyebab gangguan
jiwa.
2) Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri rendah
adalah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan. penolakan dari
lingkungan dan orang terdekat serta harapan yang tidak realistis.
Kegagalan berulang kurang mempunyai tanggung jawab personal dan
memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang lain merupakan faktor
lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain itu pasiendengan harga diri
rendah memiliki penilaian yang negatif terhadap gambaran dirinya,
mengalami krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak
realistis.
3) Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah adalah
adanya penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien, sosial ekonomi
rendah, pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan
lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:
1) Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman
psikologis yang tidak menyenangkan menyaksikan peristiwa yang mengancam
kehidupan, menjadi pelaku, korban maupun saksi dari perilaku kekerasan
2) Ketegangan peran Ketegangan peran dapat disebabkan karena
a) Transisi peran perkembangan perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan seperti transisi dari masa kanak-kanak ke remaja
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian
c) Transisi peran sehat-sakit merupakan akibat pergeseran dari kondisi sehat
kesakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena kehilangan
sebahagian anggota tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau
fungsi tubuh. Atau perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh
kembang normal. prosedur medis dan keperawatan.

3. Patofisiologi dan Patways

4. Manifestasi Klinik
Adapun menurut SDKI PPNI 2016 menjelaskan bahwa harga diri rendah terbagi
menjadi 2 macam yaitu
A. Harga Diri Rendah Kronis Harga diri rendah kronis adalah evaluasi atau
perasaan negative terhadap diri sendiri atau kemampuan klien seperti tidak
berarti, tidak berharga, tidak berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan
terus-menerus.
Tanda dan Gejala Mayor
1) Subyektif
a. Menilai diri negative (mis. Tidak berguna, tidak tertolong)
b. Merasa malu atau bersalah
c. Merasa tidak mampu melakukan apapun
d. d.Meremahkan kemampuan mengatasi masalah
e. e.Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
f. f. Melebih-lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri.
g. g. Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
2) Objektif
a. Enggan mencoba hal baru
b. Berjalan menunduk
c. Postur tubuh menunduk
Tanda dan Gejala Minor:
1) Subjektif
a. Merasa sulit konsentrasi
b. Sulit tidur
c. Mengungkapkan keputusasaan
2) Objektif
a. Kontak mata kurang
b. Lesu dan tidak bergairah
c. Berbicara pelan dan lirih
d. Pasif
e. Perilaku tidak asertif
f. Mencari penguatan secara berlebihan
g. Bergantung pada pendapat orang lain
h. Sulit membuat keputusan
i. Sering kali mencari penegasan
B. Harga Diri Rendah Situasional
Harga Dini Rendah Situasional adalah evaluasi atau perasaan negative terhadap
diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini.
Tanda dan Gejala Mayor:
1) Subjektif
a. Menilai diri negative (mis tidak berguna, tidak tertolong)
b. Merasa malu atau bersalah
c. Melebih-lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri
d. Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
2) Objektif
a. Berbicara pelan dan lirih
b. Menolak berinteraksi dengan orang lain
c. Berjalan menunduk
d. Postur tubuh menunduk
Tanda Dan Gejala Minor
1) Subjektif, Sulit berkonsentrasi
2) Objektif, Kontak mata kurang, Lesu dan tidak bergairah, Pasif, Tidak mampu
membuat keputusan.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Test psikologik test keperibadian
b. EEG ganguan jiwa yang disebabkan oleh neorologis
a. c: Pemeriksaan sinar X mengetahui kelainan anatomu
c. Pemeriksaan laboratorim kromosom ginetik

6. Penatalaksanaan ( Medis dan keperawatan)


a. Psikofarmaka
b. Elektro convulsive therapy
c. Psikoterapy
d. Therapy okupasi
e. Therapy modalitas
d. f Terapi keluarga
f. Terapi lingkungan
g. Terapi perilaku
e. Terapi kognitif
7. Komplikasi
Harga diri rendah adalah suatu perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri dan merasa gagal mencapai keinginan. Dampak dari masalah
harga diri rendah dapat berupa penurunan produktifitas kerja, hubungan
interpersonal yang buruk, perawatan diri yang buruk, dan ketidakpatuhan terhadap
pengobatan.

8. Prognosis
Menurut Fitria (2014) tanda dan gejala klien dengan gangguan harga diri rendah
adalah
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimistis
d. Tidak menerima pujian
e. Penurunan produktivitas
f. Penolakan terhadap kemampuan diri
g. Kurang memprihatikan perawatan diri
h. Berpakaian tidak rapi
i. Selera makan kurang
j. Tidak berani menatap lawan bicara
k. Lebih banyak menunduk
1. Bicara lambat dengan nada suara lemah

9. Tinjauan teoritis keperawatan berdasarkan kasus


A. Pengkajian Keperawatan
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa factor presipitasi,
penilaian stressor, suberkoping yang dimiliki klien. Setiap melakukan
pengajian tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi
a. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
pekerjaan. pendidikan, tangggal MRS, informan, tangggal pengkajian. No
Rumah klien dan alamat klien
b. Keluhan Utama
c. Factor predisposisi
d. Pemeriksaan Fisik
1) Rambut: Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang mudahrontok.
keadaan rambut yang kusam, keadaan tekstur
2) Kepala Adanya botak atau alopesia, ketombe, berkutu, kebersihan
3) Mata: Periksa kebersihan mata, mata gatal atau mata merah
4) Hidung Lihat kebersihan hidung, membran mukosa
5) Mulut Lihat keadaan mukosa mulut, kelembabannya, kebersihan
6) Gigi Lihat adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan gigi
7) Telinga: Lihat adakah kotoran, adakah lesi, adakah infeksi
8) Kulit: Lihat kebersihan, adakah lesi, warna kulit, teksturnya, pertumbuhan
bulu
9) Genetalia: Lihat kebersihan, keadaan kulit, keadaan lubang uretra, keadaan
skrotum, testis pada pria, cairan yang dikeluarkan
e. Aspek fisik/biologis Hasil pengukuran tada vital (TD. Nadi, suhu.
Pernapasan, TB. BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien Laporan
Pendahuluan Har...
f Aspek Psikososial
1) Genogram yang menggambarkan tiga generasi
2) Konsep Dini
a) Citra diri
b) Identitas Diri
c) Peran
d) Ideal Diri
e) Harga Diri
3) Hubungan social
4) Spiritual
g. Status Mental
h Kebutuhan persiapan pulang
1) Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
2) Klien mampu BAB dan BAK menggunakan dan membersihkan dan
merapikan pakaian
3) Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
4) Klien dapat melakukan istirahat dan tidur dapat beraktivitas didalam
dan diluar rumah
5) Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar
i Mekanisme Koping
j. Masalah psikososial dan lingkungan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap
masalah yang dimilki klien, beri uraian spesifik, singkat dan jelas.
k. Pengetahuan Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya.
Pada tiap item yang dimiliki oleh khen simpulkan dalam masalah
l. Aspek medik
B. Diagnosis Keperawatan
1) Harga Diri Rendah Situasional berhubungan dengan perubahan pada citra
tubuh. perubahan peran sosial, ketidakadekuatan pemahaman, perilaku
tidak konsisten dengan nilai kegagalan hidup berulang, riwayat kehilangan,
riwayat penolakan transisi perkembangan ditandai dengan menilai diri
negative (mis tidak berguna. tidak tertolong), merasa malu atau bersalah,
melebih-lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri, menolak penilaian
positif tentang diri sendiri, berbicara pelan dan lirih, menolak berinteraksi
dengan orang lain, berjalan menunduk, postur tubuh menunduk sulit
berkonsentrasi, kontak mata kurang, lesu dan tidak bergairah, pasif, tidak
mampu membuat keputusan (D.00120)
2) Isolasi Sosial berhubungan dengan menarik diri (D.00053)
3) Ketidakefektifan Koping individu berhubungan dengan tingkat percaya diri
yang tidak adekuat dalam kemampuan mengatasi masalah.(D.00069)
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
kep hasil
1 Harga Diri Setelah diberikan tindakan Manajemen Manajemen
Rendah asuhan keperawatan Perilaku Perilaku
Situasional selama...x...menit (L12463) (1.12463)
berhubungan diharapkan harga diri Observasi Observasi
dengan pasien meningkat dengan 1. Identifikasi 1. Untuk
perubahan kriteria hasil : harapan untuk mengidenti
pada citra - Penilaian diri mengendalikan fikasi
tubuh. Meningkat perilaku harapan
Perubahan - Kontak mata 2. Jadwalkan agar dapat
peran ocial, meningkat kegiatan mengendali
ketidakadeku - Aktif meningkat terstruktur kan
atan - Perasaan malu 3. Ciptakan dan perilaku
pemahaman, menurun pertahankan 2. untuk
perilaku tidak - meningkat lingkungan dan menjadwal
konsisten Percaya diri kegiatan kan
dengan nilai berbicara meningkat perawatan kegiatan
kegagalan - Penilaian positif konsisten setiap terstruktur
hidup terhadap diri sendiri dinas 3. Untuk
berulang, meningkat 4. Tingkatkan membina
riwayat aktivitas fisik hubungan
kehilangan, sesuai saling
riwayat kemampuan percaya
penolakan 5. Batasi jumlah dengan
transisi pengunjung pasien.
perkembanga 4. Untuk
n ditandai mengalihka
dengan n focus
menilai diri pasien
negative (mis terhadap
tidak pengalama
berguna. n buruk
Tidak yang dapat
tertolong), memicu
merasa malu kambuhnya
atau bersalah, HDR yang
melebih- di alami
lebihkan 5. untuk
penilaian memberika
negative n rasa
tentang diri privasi
sendiri, pada klien
menolak
penilaian
positif
tentang diri
sendiri,
berbicara
pelan dan
lirih,
menolak
berinteraksi
dengan orang
lain, berjalan
menunduk,
postur tubuh
menunduk
sulit
berkonsentras
i, kontak
mata kurang,
lesu dan tidak
bergairah,
pasif, tidak
mampu
membuat
keputusan
(Domain
6.kelas
2.kode
diagnosis.
00120)
2 Isolasi Sosial Setelah dilakukan Tingkatkan a. Agar dapat
berhubungan interaksi selama 3x24 sosialisasi terjalin
dengan jam, klien dapat a. BHSP hubungan
menarik diri memulai interaksi  Prinsip saling
(domain dengan orang lain komunikasi percaya
12.kelas dengan kriteria hasil : terapeutik antara klien
3.kode a. Klien mampu  Pertahankan dan perawat
diagnosis menjawab salam, ada konsistensi b. Agar dapat
00053) kontak mata, dan sikap Mengetahui
untuk (terbuka, sejauh mana
memperkenalkan tepati janji, klien dalam
dirinya dengan orang hindari kesan meenarik
lain berjaba tangan, negatif) dirinya
meluangkan waktu  Gunakan c. Agar dapat
berdampingan tahap-tahap mengetahui
dengan orang lain interaksi perilaku
b. Klien mau dengan tepat klien yang
menyebutkan alasan Observasi menyebabka
menarik diri perilaku n dia
c. Klien mau menarik diri menarik
mengutarakan klien dirinya
masalahnya b. Kaji d. Agar
pengetahuan mengetahui
klien tentang sejauh ana
perilaku perasaan
menarik dirinya klien
c. Diskusikan terhadap
dengan klien perasaan
hal yang yang
menyebabkan dialaminya
klien menarik terkait
diri isolasi
d. Beri dirinya
kesempatan
kepada klien
untuk
menceritakan
perasaannya
terkait dengan
Isolasi diri
3 Ketidakefekti Setelah dilakukan Konseling a. Dapat
fan koping tindakan keperawatan Aktivitas dilakukan
berhubungan selama 3x24 am, klien a. Mendemostrasi klien ketika
dengan dapat menyelesaikan kan rasa berhadapan
tingkat masalah, dengan kriteria empati, dengan
percaya diri hasil: kehangatan orang lain
yang tidak  Mengidentifikasi b. Menjelaskan dengan
adekuat pola koping yang tentang tujuan benar
dalam efektif dari konseling b. Agar klien
kemampuan  Menggunakan c. Menggunakan mengerti dan
mengatasi strategi koping teknik refleksi paham
masalah yang efektif dan klarifikasi daritujuan
(Domain 9.  Menggunakan memfasilitasi konseling
Kelas 2. dukungan sosial ekspresi c. Agar klien
Kode yang tersedia d. Menjelaskan dapat
diagnosis  Melaporkan bagaimana mengerti
00069) penurunan gejala perilaku cara teknik
fisik stres keluarga ekspresi
terhadap dengan
pasien benar
e. Menghadapi d. Agar
pasien untuk keluarga bisa
mengidentifika memahami
si kekuatan dan
pasien dan menyikapi
memberikan perilakunya
pujian pada dengan klien
pasien e. Agar klien
f. Berikan pujian tahu dan
untuk senang bila
keterampilan melakuka
yang baru sesuatu bila
diberi pujian
f. Agar klien
merasa
senang
dengan
keterampilan
yang baru
dia dapatka
n
C. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir proses asuhan keperawatan. Pada tahap ini kita
melakukan penilaian terakhir terhadap kondisi pasien dan disesuaikan dengan
kriteria hasil sebelumnya yang telah dibuat. Dalam evaluasi asuhan keperawatan
menggunakan format SOAP seperti:
S: Subjective (pernyataan atau keluhan dari pasien)
O: Objective (data yang diobservasi oleh perawat)
A: Analisys (kesimpulan dari subjektif dan objektif)
P: Planning (rencana tindakan yang dilakukan berdasarkan analisis)

DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi I Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi
I. Jakarta Selatan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tum Pokja SIKI DPP PPNI 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat persatuan Perawat
Nasional Indonesia
Mapaung, Sinta 2020. Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah. Terdapat pada
https://www.academia.edu/37004552/LAPORANPENDAHULUANHAR
GADIRIRENDAH . Diakses pada tanggal 3 Desember 2022 pukul 14.34
WITA
Dianti Pina (2017). Asuhan Keperawatan Gangguan Harga Diri Rendah Pada In.
H Di Ruang Jiwa Yakult Raud Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Terdapat pada: https://eprints.umbim ac.id/232/3/BAB%202.pdf Diakses
pada tanggal 3 Desember 2022 pukul 15.00 WITA
Thabutty211. Irwan. 2021 Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah. Terdapat
pada: https://studylibid.com/doc/4301981/laporan-pendahuluan-harga-diri-
rendah Diakses pada tanggal 3 Desember 2022 pukul 15.00 WITA

Anda mungkin juga menyukai