Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

“HARGA DIRI RENDAH (HDR)”

NAMA : ERNA EN SYNTIA DIMA LADO


NIM : PO. 530321119216
KELAS : PPN TK.4

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

Maria Irene Bela,S.Kep.Ns Trifonia Sri Nurwela,S.Kep.Ns.M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KUPANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2023
A. Konsep Teori
1. Pengertian Harga Diri Rendah

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan tidak
berdaya akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
dalam waktu yang lama dan terus menerus (SDKI, 2016).

Harga diri rendah adalah kondisi dimana individu menilai dirinya atau
kemampuan yang dimilikinya negatif atau suatu perasaan yang menganggap
dirinya sebagai seseorang yang tidak berharga dan tidak dapat bertanggung
jawab atas kehidupannya sendiri menurut Nurhalimah (2018).
2. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah

Struart dan Laraia (2008) dalam Nurhalimah (2018) menjelaskan proses


terjadinya harga diri rendah dalam konsep stress adaptasi yang terdiri dari
antara lain:

1) Faktor predisposisi

a) Biologis

Faktor herediter (keturunan) dapat terjadi karena adanya


riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa,
riwayat penyakit kronis atau trauma kepala serta penggunaan
napza.

b) Psikologi

Pengalaman masa lalu yang kurang atau tidak menyenangkan


seperti adanya riwayat pernah diasingkan dari lingkungan,
penolakan dari lingkungan dan orang terdekat serta harapan
yang tidak realistis. Kegagalan yang terjadi berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab terhadap diri sendiri dan memiliki
ketergantungan yang tinggi pada orang lain merupakan faktor
lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain itu pasien
dengan harga diri rendah memiliki penilaian yang negatif
terhadap gambaran tentang dirinya, mengalami krisis identitas,
peran yang terganggu dan ideal diri yang tidak realistis, adanya
penilaian yang negatif atau lebeling dari orang orang yang
berarti, sangat mempengaruhi penilaian terhadap individu
tentang dirinya.

2) Faktor sosial budaya

Penilaian negatif dari lingkungan terhadap pasien, sosial ekonomi yang


rendah, pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan
lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak, merupakan pengaruh
sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah. adanya
penilaian yang negatif atau lebeling dari orang orang yang berarti,
sangat mempengaruhi penilaian terhadap individu tentang dirinya.

3) Faktor sosial budaya

Penilaian negatif dari lingkungan terhadap pasien, sosial ekonomi yang


rendah, pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan
lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak, merupakan pengaruh
sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah.

4) Faktor presipitasi

Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:

Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman


psikologis yang kurang atau tidak menyenangkan, menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban
maupun saksi dari perilaku kekerasan. Ketegangan peran: ketegangan
peran dapat disebabkan karena :

a) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang


berkaitan dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa kanak-
kanak ke remaja. Masa ini sangat penting,karena pada usia
remaja merupakan usia dimana individu mulai membentuk
konsep diri.

b) Transisi peran situasi: dapat terjadi karena bertambah atau


berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian.

c) Transisi peran sehat sakit: merupakan perubahan dari kondisi


sehat ke sakit. Transisi ini dapat disebabkan karena hilangnya
sebagian anggota tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan
atau fungsi tubuh. Atau perubahan fisik yang berhubungan
dengan tumbuh kembang normal,dan prosedur medis.

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala gangguan harga diri rendah menurut Muhith (2015):

1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat


tindakan terhadap penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut
jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker, atau malu karena
kaki diamputasi akibat kecelakaan.

2) Rasa bersalah. Misalnya ini tidak akan terjadi jika saya segera ke
rumah sakit, menyalahkan / mengejek dan mengkritik diri sendiri.

3) Merendahkan martabat. Misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu,


saya orang bodoh, dan tidak tahu apa-apa.

4) Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak mau


bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.

5) Percaya diri kurang. Klien sulit mengambil keputusan, misalnya saat


memilih alternatif tindakan atau ragu-ragu.

6) Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
tidak sesuai mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

4. Penatalaksaan Keperawatan Harga Diri Rendah

Strategi pelaksanaan tindakan dan komunikasi (SP/SK) merupakan suatu


metode bimbingan dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang
berdasarkan kebutuhan pasien dan mengacu pada standar dengan
mengimplementasikan komunikasi yang efektif. Penatalaksanaan harga diri
rendah tindakan keperawatan pada pasien menurut Suhron (2017) diantaranya
pasien mampu untuk :

1) Tujuan keperawatan

a) Membina hubungan saling percaya


b) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

c) Menilai kemampuan yang dapat digunakan

d) Menetapkan atau memilih kegiatan yang telah dipilih sesuai


kemampuan

e) Merencanakan kegiatan yang telah dilatih

2) Tindakan keperawatan

a) Membina hubungan saling percaya

b) Ucapkan setiap kali berinteraksi dengan pasien

c) Perkenalkan diri dengan pasien

d) Tanyakan perasaan dan keluhan saat ini

e) Buat kontrak asuhan

f) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang


diperoleh untuk kepentingan terapi

g) Tunjukkan sikap empati terhadap klien

h) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

i) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih


dimiliki pasien

j) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif


pasien (buat daftar kegiatan)

k) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian


yang negatif setiap kali bertemu dengan pasien

l) Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat


digunakan

m) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini


(pilih dari daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini

n) Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap


kemampuan diri yang diungkapkan pasien
3) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan
kegiatan yang dilakukan

a) Diskusikan kegiatan yang dipilih untuk dilatih saat pertemuan.

b) Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia


tetapkan.

c) Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan

d) Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara melakukannnya).

e) Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan


dua kali perhari.

f) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang


diperlihatkan pasien.

4. POHON MASALAH

Pohon masalah

Isolasi sosial

Harga diri rendah kronik

Koping individu tidak efektif

5. Batasan karasteristik harga diri rendah kronik


Batasan karasteristik menurut Nanda-I (2012), yaitu:

a. Bergantung pada pendapat orang lain

b. Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi peristiwa

c. Melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri

d. Secara berlebihan mencari penguatan

e. Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup

f. Enggan mencoba situasi baru

g. Enggan mencoba hal baru

h. Perilaku bimbang

i. Kontak mata kurang

j. Perilaku tidak asertif

k. Sering kali mencari penegasan

l. Pasif

m. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri

n. Ekspresi rasa bersalah

o. Ekspresi rasa malu

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Bagian ini berisi pedoman agar perawat dapat menangani pasien


yang mengalami diagnosis keperawatan harga diri rendah, baik
menggunakan pendekatan secara individu ataupun kelompok. Tahap
pertama pengkajian meliputi faktor predisposisi seperti: psikologis,
tanda dan tingkah laku klien dan mekanisme koping klien.
Masalah keperawatan:

a. Resiko isolasi sosial: menarik diri.

b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.


c. Berduka disfungsional.

2. Data yang perlu dikaji:

a. Data subyektif: Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak


bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri,
mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila
disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin
mengakhiri hidup
Format pengkajian pasien harga diri rendah:

a. Keluhan utama:

b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:

c. Konsep diri:

1. Gambaran diri

2. Ideal diri

3. Harga diri

4. Identitas

5. Peran

Jelaskan:

Masalah keperawatan:

d. Alam perasaan:

( ) sedih ( ) putus asa

( ) ketakutan ( )
gembira berlebih Jelaskan:
Masalah keperawatan:

e. Interaksi selama wawancara:

( ) bermusuhan ( ) tidak kooperatif

( ) mudah tersinggung ( ) kontak


mata kurang ( ) defensif
( ) curiga
Jelaskan:

Masalah keperawatan:
2. Diagnosa keperawatan

a. Harga diri rendah

b. Koping individu tidak efektif

c. Isolasi sosial

3. Tindakan keperawatan

1. Tindakan Keperawatan pada pasien

1) Tujuan keperawatan

a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki

b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

c. Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan

d. Pasien dapat melatih kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan

e. Pasien dapat melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai jadwal

2) Tindakan keperawatan

a. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.

a) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek


positif yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di
rumah sakit, dan dirumah, adanyan keluarga dan
lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistik dan hindarkan penilaian yang negatif.

b. Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan


dengan cara berikut:
a) Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuan yang
masih dapat digunakan saat ini.
b) Bantu pasien menyebutkannya dan beri
penguatan terhadap kemampuan diri.
c) Perlihatkan respons yang kondusif dan upayaka
menjadi pendengar yang aktif
c. Membantu pasien untuk memilih / menetapkan
kemampuan yang akan dilatih.
a) Diskusikan dengan pasien kegiatan yang akan dipilih

b) Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat dilakukan


mandiri

d. Latih kemampuan yang dipilih pasien

a) Diskusikan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaan kegiatan

b) Bersama pasien, peragakan kegiatan yang ditetapkan

c) Beri dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang


dapat dilakukan pasien.
e. Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih

a) Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba


kegiatan yang telah dilatihkan
b) Beri pujian atas segala kegiatan yang dapat dilakukan pasien setia
hari

c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi


dan perubahan setiap kegiatan
d) Berikan pasien kesempatan mengungkapkan
perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan.
Sp1 :
a. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

b. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan

c. Membantu pasien memilih kemampuan yang akan dilatih

d. Melatih kemampuan yang sudah dipilih

e. Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah di latih


dalam rencana harian
Sp2 :
a. Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
kemampuan pasien
b. Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain
sampai semua kemampuan dilatih.
c. Setiap kemampuan yang dimiliki akan meningkatkan harga diri
pasien.

Tindakan keperawatan pada keluarga

1. Tujuan keperawatan

a. Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan


yang dimiliki pasien
b. Keluarga dapat memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang
masih dimiliki pasien
c. Keluarga dapat memotivasi pasien untuk melakukan
kegiatan yang sudah dilatih dan membri pujian

2. Tindakan keperawatan

a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien

b. Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami pasien

c. Diskusi dengan keluarga mengenai kemampuan yang dimiliki


pasien dan puji pasien
d. Jelaskan cara merawat pasien
harga diri rendah SP Keluarga
Sp1 :

Mendiskusikan msalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien


dirumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala HDR, cara
merawat pasien HDR, mendemonstrasikan cara merawat & memberi
kesempatan untuk mempraktekkan cara merawat.
Sp2 :

Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan pasien

Sp 3:

Membuat perencanaan pulang bersama keluarga.


Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Tgl No Dx Perencanaan
Dx keperawatan Tujuan Kreteria Evaluasi Intervensi
Gangguan TUM: 1. Klien A. Membina hubungan
konsep diri: Klien menunjukan saling percaya
harga diri memiliki ekspresi wajah dengan
rendah konsep diri bersahabat, menggunakan
yang positif menunjukan prinsip komunikasi
TUK: rasa senang, terapeutik :
1. Klien ada kontak - Sapa klien
dapat mata, mau dengan ramah baik
membina berjabat verbal maupun non
hubungan tangan, mau verbal.
saling menyebutkan - Perkenalkan diri
percaya nama, mau dengan sopan.
dengan menjawab - Tanyakan nama
perawat salam, klien lengkap dan nama
mau duduk panggilan yang
berdampingan disukai klien.
dengan - Jelaskan tujuan
perawat, mau pertemuan
mengutarakan - Jujur dan
masalah yang menepati janji
dihadapi - Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien apa
adanya.
- Beri perhatian
dan perhatikan
kebutuhan dasar
klien.
2. Klien 2. Klien B. Diskusikan dengan
dapat menyebutkan: klien tentang:
mengdentifi - Aspek - Aspek positif
kasi aspek positif dan yang dimiliki klien,
positif dan kemampuan keluarga,
kemampuan yang dimiliki lingkungan.
yang klien - Kemampuan
dimiliki - Aspek yang dimiliki klien.
positif C. Bersama klien buat
keluarga daftar tentang:
- Aspek - Aspek positif
positif klien, keluarga,
lingkungan lingkungan
klien - Kemampuan
yang dimiliki klien
D. Beri pujian yang
realistis, hindarkan
memberi penilaian
negatif.
3. Klien 3. Klien mampu E. Diskusikan
dapat menyebutkan dengan klien
menilai kemampuan kemampuan yang
kemampuan yang dapat dapat dilaksanakan
yang dilaksanakan. F. Diskusikan
dimiliki kemampuan yang
untuk dapat dilanjutkan
dilaksanaka pelaksanaanya.
n
4. Klien 4. Klien mampu G. Rencanakan
dapat membuat bersama klien
merencanak rencana aktivitas yang dapat
an kegiatan kegiatan dilakukan klien
sesuai harian sesuai dengan
dengan kemampuan klien:
kemampuan - Kegiatan mandiri
yang dimiliki - Kegiatan dengan
bantuanH.
H. Tingkatkan kegiatan sesuai
kondisi klien.
I. Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan
yang dapat klien lakukan.
5. Klien dapat 5. Klien dapat J. Anjurkan klien untuk
melakukan melakukan melaksanakan kegiatan
kegiatan sesuai kegiatan yang telah direncanakan.
rencana yang sesuai K. Pantau kegiatan yang
dibuat. jadwal dilaksanakan klien.
yang L. Beri pujian atas usaha
dibuat. yang dilakukan klien.
M. Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan kegiatan
setelah pulang.

6. Klien dapat 6. Klien mampu N. Beri pendidikan


memanfaatk an memanfaatk kesehatan kepada
sistem an sistem keluarga tentang cara
pendukung yang pendukung merawar klien dengan
ada yang ada harga diri rendah.
dikeluarga O. Bantu keluarga
memberikan dukungan
selama klien dirawat.P
P. Bantu klien
menyiapkan
lingkungan dirumah.
DAFTAR PUSTAKA

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa( Teori dan Aplikasi).

Yogyakarta: Andi.

NANDA.2012

Nurhalimah.(2018).Keperawatan Jiwa.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Jiwa-Komprehensif.pdf.Diakses
tanggal 10 Oktober 2021

SDKI.2016

Anda mungkin juga menyukai