Di susun oleh:
Wening Cory Utami ( S18127017)
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN...............................................................................2
B. PENGERTIAN...........................................................................................................2
C. PENYEBAB................................................................................................................2
E. RENTANG RESPON.................................................................................................5
F. FAKTOR PREDIPOSISI..........................................................................................5
K. TINDAKKAN KOLABORASI.................................................................................8
L. Discharge Planning.....................................................................................................8
M. EVALUASI..............................................................................................................8
P. CONTOH KASUS....................................................................................................11
Q. DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................22
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Harga Diri Rendah Situasional
B. PENGERTIAN
Risiko harga diri rendah situasional adalah berisiko mengalami evaluasi atau
perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan pasien sebagai respon
terhadap situasi saa ini ( SAK, 2017).
Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalami trauma yang
terjadi secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, cerai, putus sekolah,
putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi, misalnya korban
pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara secara tiba-tiba (Dalami dkk, 2009).
Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/ evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri
seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif dan bila tidak dapat
diatasi dapat menyebabkan harga diri rendah kronis (Suliswati, 2005).
C. PENYEBAB
1. Penyebab harga diri rendah situasioal menurut SAK, 2017 :
a. Gangguan gambaran diri
b. Gangguan fungsi
c. Gangguan peran sosial
d. Harapan diri tidak realistic
e. Pemahaman terhadap situasi kurang
f. Penyakit fisik
g. Kegagalan
h. Ketidakberdayaan
i. Riwayat kehilangan
j. Riwayat pengabaian
k. Riwayat penolakan
D. TANDA DAN GEJALA
1. Tanda dan gejala harga diri rendah situasional dapat dilihat dari perilaku klien
sehari-hari. Menurut NANDA, 2009-2011, batasan karakteristik dari harga
diri rendah situasional diantaranya adalah :
a. Tidak bisa mengevaluasi diri ketika menghadapi masalah.
b. Tidak bisa mengevaluasi diri ketika menghadapi situasi
c. Adanya ekspresi tidak berdaya
d. Adanya ekspresi tidak berguna
e. Adanya keragu-raguan
f. Adanya perilaku nonasertif
g. Sering merendahkan diri sendiri
2. Sedangkan menurut Carpenito, tanda dan gejala yang harus terdapat pada
klien dengan harga diri rendah situasional :
a. Kekambuhan episodik dari penghargaan diri negatif yang sebelumnya
memiliki evaluasi diri positif
b. Pengungkapan diri negatif mengenai diri
Tanda dan gejala yang mungkin terdapat pada klien dengan harga diri rendah
situasional:
1. ekspresi malu atau rasa bersalah
2. Mengkritik diri sendiri
3. Perasaan tidak mampu atau pandangan hidup yang pesimis
Selain dari data diatas, perawat dapat mengamati penampilan seorang yang
menglami harga diri rendah, melihat dari kurang memperhatikan perawatan
diri, berpakaian yang tidak rapi, selera makan menurun, tidak beran menatap
lawan bicara, dan bicara lambat dengan nada suara lemah.
3. Tanda menurut SAK, 2017 :
1. Mayor
a. Subjektif
1) Mudah menilai diri negative (mis. Tidak berguna, tidak tertolong)
2) Merasa malu/bersalah
3) Melebih-lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri
4) Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
b. Objektif
1) Berbicara pelan dan lirih
2) Menolak berinteraksi dengan orang lain
3) Berjalan menunduk
4) Postur tubuh menunduk
2. Minor
a. Subjektif
1). Kurang konsentrasi
b. Objektif
1) Kontak mata kurang
2) Lesu dan tidak bergairah
3) Pasif
4) Tdak mampu membuat keputusan
E. RENTANG RESPON
Adapun rentang respon gangguan konsep diri: harga diri rendah adalah
transisi antara respons konsep diri adaptif dan maladaptif. Penjabarannya adalah
sebagai berikut.
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman yang sukses.
b. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam perwujudan dirinya.
c. Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami atau berisiko
mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri.
d. Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-
aspek identitas masa anak-anak kedalam kematangan kepribadian pada
remaja yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan merasa asing dengan
diri sendiri, yang berhubungan dengan kecemasan, kesulitan membedakan
diri sendiri dari orang lain dan tubuhnya sendiri tidak nyata dan asing
baginya.
F. FAKTOR PREDIPOSISI
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang memiliki
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang
tidak realistis.
2) Faktor yang memengaruhi performa peran adalah steriotif peran gender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. Nilai-nilai budaya yang tidak
dapat diikuti oleh individu.
3) Faktor yang memengaruhi identitas pribadi, meliputi ketidakpercayaan orang
tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
G. FAKTOR PRESIPITASI atau FAKTOR PENCETUS
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan eksternal, yaitu sebagai
berikut:
a. Pasien Mengetahui tanda gejala, penyebab, dan akibat dari harga diri
rendah rendah situasional
2. Afektif
a. Merasakan manfaat setelah melatih kemampuan positif yang masih
dimiliki
3. Psikomotor
2. Pembedahan
3. Kehamilan
5. Stroke
6. Penyalahgunaan zat
7. Demensia
J. TINDAKKAN KEPERAWATAN
1. Tindakan mandiri
HDRS
K. TINDAKKAN KOLABORASI
1. Memberikan psikofarmaka sesuai anjuran dokter
L. Discharge Planning
1. Menjelaskan rencana persiapan pasca rawat di rumah untuk memandirikan
pasien
M. EVALUASI
1. Penurunan tanda dan gejala
P. CONTOH KASUS
A. IDENTITAS
1. Identitas klien
Nama : Sdr.N
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Serabutan
Status perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Bandarharjo RW.10 RT 3
TangalPengkajian : 6 Mei 2015, Jam 09.00 WIB
Keterangan :
: klien
: laki-laki
: perempuan
: tinggal satu rumah
: meninggal
: mengalami gangguan jiwa
Klien adalah anak terakhir dari 6 bersaudara, klien tinggal dengan ayah dan
saudara ke 4-nya. Dalam keluarga klien kakaknya pernah mengalami gangguan
jiwa, namun saat ini kondisinya sudah baik. Ibu klien sudah meninggal dunia
dengan komplikasi penyakit DM dan gagal ginjal.
C. PEMERIKSAAN FISIK
TTV: TD : 140/90 mmHg
N : 72 x/mnt
RR : 18 x/mnt
Keluhan Fisik : tidak ada
D. ANALISA DATA
TGL/Jam Data Fokus Masalah
6 Mei 2015 Ds : Berduka
10.00 WIB Klien sedih karena sering dikucilkan oleh orang disfungsional
lain.
DO :
Klien terlihat bingung dan kontak mata kurang.
DS : Harga diri rendah
Klien mengatakan malu untuk bersosialisasai situasional
dengan tetangganya karena masalah yang
dialami keluarganya.
Klien mengatakan lebih suka di rumah karena
sering di kucilkan oleh orang lain.
Klien mengatakan merasa minder dan masih
merasa malu bila berada ditengah-tengah
masyarakat
DO :
Kontak mata kurang
Klien tampak masih malu berkomunikasi
dengan orang lain
F. POHON MASALAH
Resiko menarik diri Akibat
2. Klien mampu melakukan 2. Bantu klien mengidentifikasi situasi penyebab harga diri
ketrampilan positif untuk rendah
meningkatkan harga diri. a. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya
b. Bantu klien mengungkapkan perasaan penyebab harga
diri rendah.
c. Klien menyadari akibat harga diri rendah
d. Bantu klien dalam menggambarkan dengan jelas
keadaan evaluasi diri yang positif yang terdahulu.
4. Klien mampu menyadari 4. Diskusikan aspek positif dan kemampuan diri sendiri,
hubungan yang positif antara keluarga dan lingkungan.
harga diri dan kesehatan fisik
H. IMPLEMENTASI
Tgl/Jam Dx Implementasi Evaluasi
6 Mei 2015 2 SP1P S:
11.30 WIB 1. Membina hubungan saling percaya Klien mengatakan malu untuk bersosialisasai dengan
2. Membantu klien mengidentifikasi situasi tetangganya karena masalah yang dialami
penyebab harga diri rendah. keluarganya.
3. Membantu pasien mengidentifikasi strategi Klien mengatakan lebih suka di rumah karena sering
pemecahan yang lalu, kekuatan dan di kucilkan oleh orang lain.
keterbatasan serta potensi yang dimiliki Klien mengatakan merasa minder dan masih merasa
4. Mengajarkan klien cara mengurangi rasa harga malu bila berada ditengah-tengah masyarakat
diri rendah O:
5. Menyarankan klien mendemontrasikan cara Klien mau bercerita
mengurangi harga diri rendah: cara Kontak mata kurang
bersosialisasi dan mengasah kompetensi yang Klien tampak masih malu
dimiliki klien A:
6. Menganjurkan klien memasukkan dalam Hubungan saling percaya sudah terbina dengan baik
jadwal kegiatan harian Klien mulai mampu mengenali pencetus harga diri
7. Mendiskusikan aspek positif dan kemampuan rendah
diri sendiri, keluarga dan lingkungan.
P Perawat :
Lanjutkan SP2
1. Latih satu kemampuan positif ke 2
2. Evaluasi efektifitas melakukan kegiatan positif
untuk meningkatkan harga diri
3. Tekankan kembali bahwa kegiatan melakukan
kemampuan positif berguna untuk menumbuhkan
harga diri
Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart, (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi : Lima. Jakarta : EGC