Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN JIWA DENGAN HARGA DIRI RENDAH
Laporan Individu Praktek Klinik Keperawatan Jiwa di RSJ Sambang lihum

Oleh:
NAMA : Muhammad Yopan Gunawan
NIM : 1140970120024
SEMESTER / TINGKAT : 5 / 3 A

PRODI D3 KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESDAM VI / BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Praktik klinik Keperawatan Jiwa


dengan Harga Diri Rendah di RSJ Sambang Lihum.

Telah disetujui oleh Pembimbing Akademik dan Pembimbing Lahan.

Banjarmasin, November 2022

Mahasiswa

Muhammad Yopan Gunawan

NIM. 1140970120024

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

_________________________
NIP. NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
HARGA DIRI RENDAH

I. MASALAH UTAMA KEPERAWATAN


Harga Diri Rendah
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah semua pemikiran, kepercayaan dan
keyakinan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Harga diri terbentuk
waktu lahir tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang
dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia
(Dylan, 2017).
Harga diri rendah merupakan suatu kesedihan atau perasaan duka
berkepanjangan. Harga diri rendah adalah emosi normal manusia, tapi
secara klinis dapat bermakna patologik apabila mengganggu perilaku
sehari-hari, menjadi pervasive dan muncul bersama penyakit lain. Harga
diri rendah di gambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk hilangnya rasa percaya diri dan harga diri ( Deans & Meocevic,
2006; Stuart, 2014; Wijayati et al., 2020).
Dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah kurangnya rasa
percaya diri sendiri yang dapat mengakibatkan pada perasaan negatif pada
diri sendiri, kemampuan diri dan orang lain yang mengakibatkan
kurangnya komunikasi pada orang lain.
B. Penyebab
Harga diri rendah disebabkan karena adanya ketidakefektifan koping
individu akibat kurangnya umpan balik yang positif. Penyebab harga diri
rendah juga dapat terjadi pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi
pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja
keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak
diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau
pergaulan.
Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi faktor
predisposisi dan faktor presipitasi yaitu :
a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain :
1) Biologis
Faktor herediter (keturunan) seperti adanya riwayat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Selain itu, adanya
riwayat penyakit kronis atau trauma kepala merupakan salah satu
faktor penyebab gangguan jiwa.
2) Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga
diri rendah adalah pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan orang terdekat serta
harapan yang tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, dan memiliki
ketergantungan yang tinggi pada orang lain merupakan faktor lain
yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain itu, klien dengan harga
diri rendah memiliki penilaian yang negatif terhadap gambaran
dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri
yang tidak realistis.
3) Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri
rendah adalah adanya penilaian negatif dari lingkungan terhadap
klien, sosial ekonomi rendah, pendidikan yang rendah serta adanya
riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara
lain:
1) Riwayat Trauma
Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan
pengalaman psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban
maupun saksi dari perilaku kekerasan.
2) Ketegangan Peran
Ketegangan peran dapat disebabkan karena :
a) Transisi peran perkembangan :
Perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan
seperti transisi dari masa kanak-kanak ke remaja.
b) Transisi peran situasi :
Terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit :
Merupakan akibat pergeseran dari kondisi sehat-sakit. Transisi
ini dapat dicetuskan antara lain karena kehilangan sebagian
anggota tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau
fungsi tubuh. Atau perubahan fisik yang berhubungan dengan
tumbuh kembang normal, prosedur medis dan keperawatan.
(Ns. Nurhalimah, M.Kep., 2016).
C. Tanda dan gejala
Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional
Terjadi trauma yang tiba-tiba. Misalnya harus di operasi, kecelakaan,
di ciderai, putus sekolah, perasaan malu karena sesuatu (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba, dll). Pada klien yang
dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena :
a) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik
yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan
(pencukuran rambut pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan
perineal).
b) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
c) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai
tindakan dilakukan tanpa persetujuan.
Tanda dan gejala harga diri rendah situasional (SDKI,2016):
Subjektif
a) Menilai diri negatif (mis. tidak berguna, tidak tertolong)
b) Merasa malu/bersalah
c) Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
d) Sulit berkonsentrasi
Objektif
a) Berbicara pelan dan lirih
b) Menolak berinteraksi dengan orang lain
c) Berjalan menunduk
d) Postur tubuh menunduk
e) Kontak mata kurang
f) Lesu dan tidak bergairah
g) Pasif
h) Tidak mampu membuat keputusan
2. Kronis
Perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang
negative. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi
negative terhadap dirinya. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien
gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam
tinjauan Life Spain History klien, penyebab HDR adalah kegagalan
tumbuh kembang, misalnya sering disalahkan, kurang dihargai, tidak
diberi kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok (Yosep, 2007).
Tanda dan gejala harga diri rendah kronis (SDKI,2016):
Subjektif
a) Menilai diri negatif (mis. tidak berguna, tidak tertolong)
b) Merasa malu/bersalah
c) Merasa tidak mampu melakukan apapun
d) Meremehkan kemampuan mengatasi masalah
e) Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
f) Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
g) Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
h) Merasa sulit konsentrasi
i) Sulit tidur
j) Mengungkapkan keputusasaan
Objektif
a) Enggan mencoba hal baru
b) Bejalan menunduk
c) Postur tubuh menunduk
d) Kontak mata kurang
e) Lesu dan tidak bergairah
f) Berbicara pelan dan lirih
g) Pasif
h) Perilaku tidak asertif
i) Mencari penguatan secara berlebihan
j) Bergantung pada pendapat orang lain
k) Sulit membuat keputusan

D. Rentan Respon
Adapun tentang respon konsep diri dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep Harga Diri Keracunan Depersonalisasi


Diri Diri Rendah Identitas
Positif
Respon Adaptif terhadap konsep diri meliputi :
a. Aktualisasi Diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima, individu dapat
mengapresiasikan kemampuan yang dimilikinya.
b. Konsep Diri Positif
Apabila individu mempunyai pengalaman positif dalam beraktualisasi
diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya.
Individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya
secara jujur dalam menilai suatu masalah individu berfikir secara
positif dan realistis.
Respon Maladaptif dari konsep diri meliputi :
a. Harga Diri Rendah
Individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih
rendah dari orang lain.
b. Kekacauan Identitas
Suatu kegagalan individu mengintegrasikan berbagai identifikasi masa
kanak-kanak kendala kepribadian psikososial dewasa yang harmonis.
c. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realitas dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
E. Mekanisme Koping
Seseorang dengan harga diri rendah memiliki mekanisme koping
jangka pendek dan jangka panjang. Jika mekanisme koping jangka pendek
tidak memberikan hasil yang telah diharapkan individu, maka individu
dapat mengembangkan mekanis koping jangka panjang (Direja, 2011).
Mekanisme tersebut mencangkup sebagai berikut :
1. Jangka Pendek
a) Aktivitas yang dilakukan untuk pelarian sementara yaitu :
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv secara terus
menerus.
b)Aktivitas yang memberikan penggantian identitas bersifat
sementara, misalnya ikut kelompok sosial, agama, dan politik.
c) Aktivitas yang memberikan dukungan bersifat sementara misalnya
perlombaan.
2. Jangka Panjang
a) Penutupan identitas
Terlalu terburu-buru mengadopsi identitas yang disukai dari orang-
orang yang berarti tanpa memperhatikan keinginan atau potensi diri
sendiri.
b) Identitas Negatif
Asumsi identitas yang bertentngan dengan nilai-nilai dan harapan
masyarakat.
III. POHON MASALAH
Proses Terjadinya Harga Diri Rendah (Febrina, 2018)

Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi

Faktor Biologis : Ketegangan Peran :


Faktor herediter Transisi peran
Riwayat penyakit atau perkembangan
trauma kepala Transisi peran situasi
Transisi peran sehat-
sakit

Faktor Psikologis :

Penolakan dari Riwayat Trauma :


lingkungan dan orang
terdekat serta harapan penganiayaan seksual dan
yang tidak realistis pengalaman psikologis yang
Kegagalan yang berulang tidak menyenangkan,
Kurang mempunyai
menyaksikan peristiwa yang
tanggung jawab personal
Ketergantungan tinggi mengancam kehidupan,
pada orang lain menjadi pelaku, korban
maupun saksi dari perilaku
kekerasan.

Faktor Sosial Budaya : Koping individu tidak efektif


Penilaian negatif dari
lingkungan
Harga Diri Rendah
Sosial ekonomi rendah
Pendidikan yang rendah
Tekanan dari kelompok Defisit
Menarik Diri :
teman sebaya
Isolasi sosial perawatan
Perubahan struktur sosial
diri

Halusinasi

Resiko perilaku
kekerasan

Resiko menciderai
diri
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. D.0086 Harga Diri Rendah Kronis
2. D.0087 Harga Diri Rendah Situasional
V. RENCANA KEPERAWATAN
1. Tujuan Umum :
a. Harga diri rendah kronis : setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama .... x .... jam maka perasaan positif terhadap diri meningkat
b. Harga diri rendah situasional : setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama .... x .... jam maka perasaan positif terhadap
diri meningkat
2. Tujuan Khusus
a. Harga diri rendah kronis : setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama .... x .... jam maka (L.09069) harga diri meningkat dengan
kriteria hasil :
1) Penilaian diri positif meningkat
2) Perasaan memiliki kemampuan positif meningkat
3) Perasaan malu menurun
4) Perasaan bersalah menurun
5) Perasaan tidak mampu melakukan apapun menurun
b. Harga diri rendah situasional : setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama .... x .... jam maka perasaan positif terhadap
diri meningkat
1) Penilaian diri positif meningkat
2) Perasaan memiliki kemampuan positif meningkat
3) Perasaan malu menurun
4) Perasaan bersalah menurun
5) Perasaan tidak mampu melakukan apapun menurun
Diagnosa Intervensi
D.0086 Harga Diri Rendah Kronis Manajemen Perilaku (1.12463)
Observasi:
1. Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
Terapeutik

1. Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku


2. Jadwalkan kegiatan terstruktur
3. Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan
perawatan konsisten setiap dinas
4. Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
5. Batasi jumlah pengunjung
6. Bicara dengan nada rendah dan tenang
7. Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi
8. Cegah perilaku pasif dan agresif
9. Beri penguatan positif terhadap keberhasilan
mengendalikan perilaku
10. Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
11. Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan
pembicaraan
12. Hindari sikap mengancam dan berdebat
13. Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang
telah ditetapkan
Edukasi

1. Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar


pembentukan kognitif.

D.0087 Harga Diri RendahDukungan penampilan peran


Situasional Observasi:
1. Identifikasi berbagai peran dan periode transisi
sesuai tingkat perkembangan
2. Identifikasi peran yang ada dalam keluarga
3. Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi
Terapeutik:
1. Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan
peran yang tidak diinginkan
2. Fasilitasi bermain peran dalam mengantisipasi reaksi
oran lain terhadap perilaku
3. Fasilitasi diskusi perubahan peran anak terhadap bayi
baru lahir, jika perlu
4. Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua, jika perlu
5. Fasilitasi diskusi harapan adaptasi peran saat anak
meninggalkan rumah, jika perlu
6. Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam peran
timbal balik
Edukasi
1. Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk
pengembangan peran
2. Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat
penyakit atau ketidakmampuan

DAFTAR PUSTAKA

Dylan. (2017). Keperawatan harga diri rendah. Journal of Chemical Information


and Modeling, 110(9), 1689–1699.
Febrina, R. (2018). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Keluarga Dengan Harga Diri
Rendah Kronis di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Karya Tulis
Ilmiah. Program Studi D III Keperawatan Padang. Politeknik Kemenkes
Padang.
Ns. Nurhalimah, M.Kep., S. K. . (2016). Praktikum Keperawatan Jiwa.
PPNI. 2017. Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Cetakan III
Jakarta
PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria
Tindakan Keperawatan Edisi 1 Jakarta DPP PPNI
PPNI. 2018. Standart Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria
Hasil Edisi 1 Jakarta DPP PPNI
Wijayati, F., Nasir, T., Hadi, I., & Akhmad, A. (2020). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Harga Diri Rendah Pasien Gangguan Jiwa.
Health Information : Jurnal Penelitian, 12(2), 224–235.
https://doi.org/10.36990/hijp.v12i2.234

Anda mungkin juga menyukai