1)
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Palu
2)
Dosen Administrasi Kebijakan Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Palu
3)
Dosen Promosi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Palu
Email: sriliankaryuni07@gmail.com, Sudirman@unismuhpalu.ac.id,
ahmadyani@unismuhpalu.ac.id
Abstrak
Stroke non hemoragik terdiri dari 25% akibat small vessel disease(stroke
lakunar),25 % akibat emboli dari jantung (stroke tromboemboli) dan sisanya
akibat large vessel disease. Stroke dikenal luas sebagai penyakiit yang
menimbulkan disabilitas permanen yang menyebabkan penderita kurang
bahkan tidak produktif lagi. Hal ini terjadi akibat kerusakan permanen yang
tidak tergantikan.[4] Banyak faktor risiko yang berkaitan dengan stroke
antara lain obesitas, diabetes, hipertensi, kolesterol dan pola makanan yang
dikonsumsi sering disebut sebagai faktor risiko terjadinya stroke.Konsumsi
makanan setelah menderita stroke berpengaruh pada umur penderita stroke
selanjutnya. Hal ini karena berpengaruh terhadap status gizinya.[5] Pola
makan di negara berkembang terutama pada daerah perkotaan telah
berkembang dari pola makan tradisional yang mengandung banyak
karbohidrat dan serat seperti sayuran, menjadi kepola makan kebarat –
baratan dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung
protein, lemak, gula, garam dan mengandung sedikit serat. Hal ini yang
mengakibatkan banyak penduduk indonesia terkena penyakit degeneratif.[6]
METODE
HASIL
Stroke non hemoragik atau stroke iskemik adalah penyakit yang disebabkan
oleh adanya penyumbatan pada aliran darah diotak sehingga penyakit
termasuk dalam penyakit kegawatdaruratan medis yang perlu segera
mendapat penanganan. Stroke non hemoragik memiliki dua kemungkinan
penyebab,pertama yaitu gumpalan darah yang terbentuk dipembuluh darah
diotak dan yang kedua yaitu gumpalan yang terbentuk ditempat lain dan
terbawa melalui pembuluh darah menuju keotak. Pengobatan untuk stroke
bergantung pada beberapa hal, seperti jenis troke dan berapa lama penyakit
itu berlangsung semakin cepat mencari pertolongan setelah serangan stroke
maka semakin besar kemungkinan anda akan mengalami pemulihan.
Pembahasan
Kesimpulan
[1] E. Rahajeng, W. Riyadina, and P. Kesehatan, “Gizi indonesia,” vol. 39, no.
2, pp. 71–80, 2016.
[2] C. A. Dinata, Y. Safrita, and S. Sastri, “Gambaran Faktor Risiko dan Tipe
Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD
Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 - 31 Juni 2012,” J.
Kesehat. Andalas, 2013.
[21] N. Tang, “No Title ” ثبثبثبب,بیبیب, vol. ث ققثق, no. ثق ثقثقثق, p. 2018 ,ثقثقثقثق.
[30] R. Rahayu Sri Utami and Fakultas, “Hubungan Dukungan Sosial Keluarga
dengan Kepatuhan Berobat Penderita Hipertensi di Puskesmas Tualang
Relationship Between Family Social Support With Medical Treatment
Adherence Of Hypertension Sufferers In Puskesmas Tualang,” J. Psikol.,
vol. 12, no. 1, pp. 91–98, 2016.