Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

N DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
DI WISMA SADEWA RS JIWA Prof. dr. SOEROJO MAGELANG

Disusun Oleh :
Diah Ayu Widiarti
(A02020026)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. N DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH DI
WISMA SADEWA RS JIWA Prof. dr. SOEROJO MAGELANG

Telah disahkan
Pada tanggal :
.... Juni 2022

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Ike Mardiati, A.M. Kep. Sp. Kep. J) (Khoirul Anam, S. Kep., Ners)
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Harga diri rendah merupakan salah satu respon maladaptif dalam rentang respon
neurobiologi. Proses terjadinya harga diri rendah kronik pada pasien skizofrenia dapat
dijelaskan dengan menganalisa stressor predisposisi dan presipitasi yang bersifat biologis,
psikologis, dan sosial budaya sehingga menghasilkan respon bersifat maladaptif yaitu
perilaku harga diri rendah kronik. Respon terhadap stressor pada pasien harga diri rendah
memunculkan respon secara kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial. Respon-
respon tersebut akan dianalisis lebih lanjut, sehingga memunculkan rentang respon
(Pardede, 2015).
Harga diri rendah adalah disfungsi psikologis yang meluas dan terlepas dari
spesifiknya. Masalahnya, hampir semua pasien menyatakan bahwa mereka ingin
memiliki harga diri yang lebih baik. Jika kita hanya mengurangi harga diri rendah,
banyak masalah psikologis akan berkurang atau hilang secara substansial sepenuhnya
(Wijayati, 2020).
Harga diri rendah berasal dari pengalaman seseorang seiring dengan pertumbuhannya,
seperti : tidak ada kasi sayang , dorogan dan tantangan, tidak terdapat cinta dan
penerimaan, selalu mengalami kritikan, ejekan, sarkame, dan sinisme, adanya pemukulan
fisik dan pelecehan tidak adanya pengakuan dan pujian untuk prestasi, terdapat kelebihan
dan keunikan yang selalu di abaikan (Pardede J. A., 2021).
Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah
perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang
kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai dengan
ideal diri.
B. Jenis
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan
melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi
diri yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan diri atau
harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan,dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi
harga diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang
tidak menghargai (Iskandar, 2012).
2. Kronik
Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan
respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik
yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa (Iskandar, 2012).
C. Rentang Respon
Respon Respon
Adaptif Maladaptif

Harga diri Keracunan


Aktualisasi diri Konsep diri Depersonalisasi
rendah identitas

1. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
b. Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari
dirinya
2. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak mampu lagi
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
a. Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
b. Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu mempunyai
kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain
secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik
dengan orang lain (Eko P,2014)
D. Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan dengan harga diri
rendah antara lain :
1. Mengkritik diri sendiri
2. Menarik diri dari hubungan sosial
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Perasaan lemah dan takut
5. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
6. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
7. Hidup yang berpolarisasi
8. Ketidakmampuan menentukan tujuan
9. Merasionalisasi penolakan
10. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
11. Menunjukkan tanda depresi ( sukar tidur dan sukar makan )
Sedangkan menurut Stuart (2006) tanda- tanda klien dengan harga diri rendah yaitu :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Merendahkan martabat
4. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
5. Percaya diri kurang
6. Menciderai diri
E. Data Subjektif
Menurut Saptina, (2020) data subjektif pada harga diri rendah yaitu:
1. Mengintrospeksi diri sendiri.
2. Perasaan diri yang berlebihan.
3. Perasaan tidak mampu dalam semua hal.
4. Selalu merasa bersalah
5. Sikap selalu negatif pada diri sendiri.
6. Bersikap pesimis dalam kehidupan.
7. Mengeluh sakit fisik.
8. Pandangan hidup yang terpolarisasi.
9. Menentang kemampuan diri sendiri.
10. Menjelek-jelekkan diri sendiri.
11. Merasakan takut dan cemas dalam suatu keadaan.
12. Menolak atau menjauh dari umpan balik positif.
13. Tidak mampu menentukan tujuan.
F. Data Objektif
Menurut Saptina, (2020) data subjektif pada harga diri rendah yaitu:
1. Produktivitas menjadi menurun.
2. Perilaku distruktif yang terjadi pada diri sendiri.
3. Perilaku distruktif yang terjadi pada orang lain.
4. Penyalahgunaan suatu zat.
5. Tindakan menarik diri dari hubungan sosial.
6. Mengungkapkan perasaan bersalah dan malu.
7. Muncul tanda depresi seperti sukar tidur dan makan.
8. Gampang tersinggung dan mudah marah.
G. Penyebab
1. Faktor Presdiposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis menurut Herman (2011)
adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis. Faktor predisposisi citra tubuh adalah :
a. Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh
b. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibat penyakit
c. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
d. Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi. Faktor predisposisi harga diri
rendah adalah :
1) Penolakan
2) Kurang penghargaan, pola asuh overprotektif, otoriter,tidak konsisten,terlalu
dituruti,terlalu dituntut
3) Persaingan antar saudara
4) Kesalahan dan kegagalan berulang
5) Tidak mampu mencapai standar. Faktor predisposisi gangguan peran adalah :
a) Stereotipik peran seks
b) Tuntutan peran kerja
c) Harapan peran kultural. Faktor predisposisi gangguan identitas adalah :
(1) Ketidakpercayaan orang tua
(2) Tekanan dari peer gruup
(3) Perubahan struktur sosial
(Herman,2011)
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian anggota
tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta
menurunnya produktivitas. Harga diri kronis ini dapat terjadi secara situasional
maupun kronik.
a. Trauma adalah masalah spesifik dengan konsep diri dimana situasi yang membuat
individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi seperti penganiayaan
seksual dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam atau
menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupannya.
b. Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa tidak mampu
melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa sesuai
dalam melakukan perannya. Ketegangan peran ini sering dijumpai saat terjadi
konflik peran, keraguan peran dan terlalu banyak peran. Konflik peran terjadi saat
individu menghadapi dua harapan peran yang bertentangan dan tidak dapat
dipenuhi. Keraguan peran terjadi bila individu tidak mengetahui harapan peran
yang spesifik atau bingung tentang peran yang sesuai.
c. Perilaku
1) Citra tubuh
2) Mengkritik diri atau orang lain
3) Produktivitas menurun
4) Keracunan identitas diantaranya tidak ada kode moral, kepribadian yang
bertentangan, hubungan interpersonal yang ekploitatif, perasaan hampa,
perasaan mengambang tentang diri, kehancuran gender, tingkat ansietas tinggi,
dll.
5) Depersonalisasi meliputi afektif, kehidupan identitas, perasaan terpisah dari
diri, perasaan tidak realistis, rasa terisolasi yang kuat, kurang rasa
berkesinambungan, tidak mampu mencari kesenangan.
H. Pohon Masalah
Isolasi Sosial : menarik diri
Effect

Harga Diri Rendah Kronik


Core problem

Koping individu tidak efektif


Causa

Gambar 1. Mukhripah D & Iskandar (2012)


I. Fokus Pengkajian
1. Keluhan utama atau alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit,
apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk
mengatasi masalah ini.
2. Factor presdiposisi
Factor presdiposisi terjadinya harga diri rendah kronik adalah penolakan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab
personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
3. Factor presipitasi
Factor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan,
serta menurunna produktivitas.
4. Konsep diri
a. Gambaran diri
Persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi klien terhadap
bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang disukai.
b. Ideal diri
Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berperilaku berdasarkan
standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal tertentu.
c. Harga diri
Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis
sebagai seberapa perilaku dirinya dengan ideal diri.
d. Identitas
Prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggungjawab terhadap kesatuan,
kesinambungan, konsentrasi, dan keunikan individu.
e. Peran
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan
dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial.
J. Fokus Intervensi
Focus intervensi pada pasien dengan harga diri rendah kronis adalah :
1. TUM : Klien memiliki evaluasi diri yang positif
2. TUK :
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
d. Klien dapat merancang kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
e. Klien dapat melakukan kegiatan
3. Intervensi :
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
pasien
d. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
e. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
f. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
g. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan
LAPORAN KASUS

A. Identitas pasien
Nama : Tn. N
Umur : 58 th
Alamat : Purwodadi, Purworejo
Pekerjaan : Buruh tani
Tgl Pengkajian : 24 Mei 2022
B. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. R
Umur : 53 th
Alamat : Purwodadi, Purworejo
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Hubungan dg Klien : istri
C. Alasan masuk
Klien mengatakan tidak bisa tidur sejak 8 bulan yang lalu dan sudah berobat ke RSUD dr.
Tjitrowardojo Purworejo mengkonsumsi obat olanzapine 10 mg, lodomer 5mg, sandepril
25 mg, quetiapine 25 mg. Klien mengkonsumsi obat dengan teratur namun kurang
berhasil. Saat dirumah klien sering diam. Klien juga mengatakan satu bulan yang lalu
pernah ingin mengakhiri hidupnya karena sudah lama menganggur yang membuatnya
khawatir tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga keluarga membawa
klien ke Rumah Sakit Prof. Dr. Soerojo Magelang.
D. Factor presipitasi dan presdisposisi
1. Faktor Predisposisi
a. Klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.
b. Klien mengatakan sudah berobat ke RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo
mengkonsumsi obat olanzapine 10 mg, lodomer 5mg, sandepril 25 mg, quetiapine
25 mg namun kurang berhasil.
c. Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami aniaya fisik, aniaya
seksual, dan kekerasan dalam rumah tangga baik sebagai pelaku, korban, ataupun
saksi.
d. Klien mengatakan pernah mengalami penolakan kerja yang membuat klien
menganggur dan tidak memiliki penghasilan.
e. Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang pernah mengalami gangguan
jiwa.
f. Dalam berkomunikasi dengan keluarga klien merasa tidak ada hambatan, tetapi
ketika berkomunikasi dengan menantunya lebih tertutup.
g. Klien mengatakan pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu
ketika usaha
2. Faktor Presipitasi
a. Klien mengatakan merasa khawatir tidak mampu memenuhi kebutuhan
keluarganya karena sudah mencoba mencari pekerjaan namun gagal dan akhirnya
menganggur.
b. Klien mengatakan merasa bersalah karena tidak bisa menjadi kepala keluarga
yang bertanggungjawab.
E. Pengkajian fisik
1. Keadaan umum
Compos mentis
2. Vital sign
TD : 110/90 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,6°C
3. Pemeriksaan fisik
BB : 63 kg
TB : 168 cm
Kepala : chepal, penglihatan baik, pendengaran baik, bibir pecah-pecah
Dada : inspeksi normal, tidak ada nyeri tekan, bunyi sonor, suara napas
vesikuler, tidak ada ronchi
Abdomen : inspeksi datar, bising usus 15x/menit, suara tympani, tidak ada
benjolan dan tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas : tidak ada edema, ekstremitas berfungsi dengan baik
F. Pengkajian Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: tinggal serumah
: meninggal

Keterangan Genogram :
a. Klien tinggal serumah dengan istri, ketiga anaknya, menantu, dan cucunya.
b. Dalam berkomunikasi dengan keluarga klien merasa tidak ada hambatan, tetapi
ketika berkomunikasi dengan menantunya lebih tertutup.
c. Dalam keluarganya keputusan didiskusikan bersama.
2. Konsep diri
a. Citra Diri
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya. Saat ditanya bagian tubuh
yang paling disukai adalah tangannya.
b. Identitas Diri
Pasien menyadari bahwa dirinya adalah seorang laki-laki.
c. Peran Diri
Sebelum sakit pasien di rumah mempunyai tanggungjawab sebagai kepala
keluarga, suami dan sebagai kakek. Klien merasa tidak mampu menjalankan
tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga karena penghasilannya tidak
mencukupi kebutuhan sehari-hari.
d. Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin segera sembuh sehingga bisa pulang dan kembali
bekerja.
e. Harga Diri
Pasien mengatakan malu karena merasa gagal menjadi seorang kepala keluarga
yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Hubungan social
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang terdekatnya adalah istrinya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Saat dirumah klien mengatakan sering mengikuti kegiatan di masyarakat. Namun
saat di Wisma Sadewa klien tampak murung, sering menyendiri dan terkadang
melamun.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan malu dan merasa tidak mampu untuk memulai pembicaraan
sehingga pasien merasa lebih nyaman sendiri dan jarang berkomunikasi dengan
orang lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Pasien meyakini bahwa gangguan jiwa adalah ujian dari Allah SWT.
b. Kegiatan Ibadah
Pasien mengatakan selama di rumah melaksanakan sholat meskipun terkadang ada
yang terlewat. Saat di rumah sakit pasien mengatakan selalu melaksanakan sholat
5 waktu karena perawat mengingatkan setiap sudah masuk waktu sholat.
G. Status mental
1. Penampilan umum
Pasien tampak bersih, dalam berpakaian rapi dan sesuai, postur tubuh sedang dan
rambut pendek rapi.
2. Pembicaraan
Pasien dalam berbicara intonasinya kurang jelas dan pelan, dalam pembicaraan sesuai
atau nyambung dengan pertanyaan, hanya menjawab seperlunya dan pasien tidak bisa
memulai pembicaraan.
3. Aktivitas motoric
Pasien tampak mau melakukan aktivitas sehari-hari tetapi saat beraktivitas pasien
tampak lesu.
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan merasa sedih karena gagal menjadi kepala keluarga yang baik.
5. Afek
Saat berinteraksi wajah pasien tampak tumpul yaitu hanya bereaksi bila ada stimulus
emosi yang kuat.
6. Interaksi selama wawancara
Selama berinteraksi pasien kooperatif, mampu menjawab semua pertanyaan yang
diajukan dengan sesuai/baik, kontak mata kurang, pasien cenderung menunduk,
kadang pasien terdiam untuk mengingat/menjawab pertanyaan yang diajukan.
7. Persepsi
Pasien tidak mengalami halusinasi atau gangguan persepsi sensori.
8. Proses pikir
Pada saat diwawancara, pembicaraan pasien tidak berbelit-belit namun sampai pada
tujuan dan tidak mampu memulai pembicaraan.
9. Isi pikir
Pasien tidak mengalami gangguan isi pikir.
10. Tingkat kesadaran
Orientasi orang, waktu, dan tempat baik.
11. Memori
Pasien dapat mengingat kegiatannya dari bangun tidur sampai hendak tidur malam.
Pasien dapat menceritakan kejadian di masa lalu dimana pasien sulit tidur sejak 8
bulan yang lalu. Pasien juga menceritakan kegiatannya selama dirawat di rumah sakit
seperti mengikuti TAK, senam, membersihkan lingkungan, dan lainnya.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pada saat diwawancara pasien dapat berhitung dan tampak focus pada pertanyaan
yang diajukan meskipun membutuhkan waktu beberapa saat untuk menjawab.
13. Kemampuan penilaian
Pasien mampu mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan orang lain.
14. Daya tilik diri
Pasien menyadari dirinya sakit dan mengenal gejala-gejalanya.
H. Kebutuhan persiapan pulang
1. Makan
Klien makan teratur 3x sehari, tidak tercecer, dan tidak membutuhkan bantuan
minimal dari perawat.
2. Bab/bak
Klien mampu BAK 4-5 kali/hari dan BAB 2 hari sekali dengan bantuan minimal dan
mampu BAK/BAB ditempatnya.
3. Mandi
Klien mandi 2x sehari secara teratur dan tidak membutuhkan bantuan minimal
perawat.
4. Berpakaian
Klien mampu melakukan kegiatan berpakaian sendiri dengan rapid an sesuai.
5. Istirahat dan tidur
Saat dikaji klien mengatakan sering merasa ngantuk dan klien tampak sering tidur
siang.
6. Penggunaan obat
Klien mampu melakukan penggunaan obat sesuai jadwal dan jumlah obat yang harus
diminum klien dengan bimbingan dari perawat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mampu dalam merawat kesehatan tubuhnya.
8. Aktivitas di dalam dan di luar rumah
Klien dalam beraktivitas di dalam rumah mampu menyapu, menyiapkan makan, dan
mencuci piring. Saat di luar rumah klien kurang mampu dalam berbelanja dan
bertransportasi sendiri.
I. Mekanisme koping
Klien dalam menyelesaikan masalah diselesaikan secara maladaptive yaitu hanya diam,
memendam, dan cenderung menyalahkan diri sendiri.
J. Aspek medis
1. Diagnose medis
Harga Diri Rendah Kronik
2. Terapi yang diberikan (obat ditulis lengkap termasuk dosis dan tidak boleh
disingkat).
a. Trihexphenidine 2 mg/ 12 jam
b. Clozapine 25 mg/ 12 jam
c. Olanzapine 10 mg/ 12 jam
d. Brintellix 5 mg/ 24 jam
K. Analisa Data
No. Data Fokus Masalah Keperawatan Paraf
1. DS : Harga Diri Rendah Kronik
- Pasien mengatakan merasa
malu
- Pasien mengatakan merasa
gagal sebagai kepala keluarga
yang bertanggung jawab
- Pasien mengatakan tidak
mampu untuk memulai
pembicaraan dengan orang
lain
DO :
- Kontak mata kurang
- Pasien tampak lesu
- Pasien sering menunduk
- Dalam berbicara intonasinya
kurang jelas dan pelan
2. DS : Isolasi Sosial
- Pasien mengatakan malas
berinteraksi dengan orang
lain
- Pasien mengatakan merasa
lebih nyaman saat sendirian
DO :
- Pasien tampak lebih sering
menyendiri
Pohon Masalah
Akibat Isolasi Sosial

Masalah Utama
Harga Diri Rendah Kronik

Penyebab Mekanisme Koping Tidak Efektif


L. Diagnosa Keperawatan
1. Harga Diri Rendah Kronik
2. Isolasi Sosial : Menarik Diri
M. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana Keperawatan
Tgl/jam Dx
Tujuan Tindakan Rasional
24 Mei Gangguan TUM : Individu 1. Klien dapat
2022 Konsep Klien memiliki Bina hubungan saling menerima
Diri : evaluasi diri percaya dengan kehadiran
Harga yang positif menggunakan prinsip perawat setelah
Diri komunikasi terapeutik: 3x pertemuan
Rendah TUK : 1. Sapa klien dengan 2. Klien dapat
Kronik 1. Klien dapat ramah baik verbal mengungkapkan
membina maupun non verbal perasaan dan
hubungan 2. Perkenalkan nama, keberdayaan saat
saling nama panggilan dan ini secara verbal
percaya tujuan perawat a. Klien mau
berkenalan menjawab
Kriteria Hasil : 3. Tanyakan nama salam
Setelah 1 kali lengkap dan nama b. Ada kontak
pertemuan klien panggilan yang mata
menunjukkan disukai klien c. Klien mau
ekspresi wajah 4. Buat kontrak yang berjabat
bersahabat, jelas tangan
menunjukkan 5. Tunjukkan sikap d. Klien mau
rasa senang, ada jujur dan menepati berkenalan
kontak mata, janji setiap kali e. Klien mau
mau berjabat interaksi menjawab
tangan, mau 6. Tunjukan sikap pertanyaan
menyebutkan empati dan f. Klien mau
nama, menerima apa duduk
menjawab adanya berdampinga
salam, duduk 7. Beri perhatian n dengan
berdampingan, kepada klien dan perawat
dan perhatikan g. Klien mampu
mengutarakan kebutuhan dasar mengungkapk
masalah yang klien an
dihadapi 8. Tanyakan perasaan perasaannya.
klien dan masalah
yang dihadapi klien
9. Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan
klien
Kelompok
1. Libatkan pasien
dalam terapi
aktivitas kelompok
(TAK)
2. Libatkan pasien
dalam pendidikan
kesehatan
Kolaboratif
1. Trihexphenidil 2
mg/12 jam
2. Brintellix 5 mg/24
jam
3. Clozapine 25
mg/12 jam
4. Olanzapine 10
mg/12 jam
TUK : Individu 1. Diskusikan
2. Klien 1. Diskusikan dengan tingkat
mengidentifi klien tentang kemampuan klien
kasi aspek a. Aspek positif menilai realitas,
positif dan yang dimiliki control diri atau
kemampuan klien, keluarga, integritas ego
yang lingkungan. sebagai dasar
dimiliki. b. Kemampuan asuhan
yang dimiliki keperawatan.
Kriteria Hasil : klien. 2. Reinforcement
Setelah 1 kali 2. Bersama klien buat positif akan
pertemuan klien daftar tentang: meningkatkan
menyebutkan : a. Aspek positif harga diri
a. Aspek klien, keluarga, 3. Pujian yang
positif dan lingkungan. realistis tidak
kemampuan b. Kemampuan menyebabkan
yang yang dimilki melakukan
dimiliki klien. kegiatan hanya
klien. 3. Beri pujian yang karna ingin
b. Aspek realistis, hindarkan mendapat pujian
positif memberi penilaian
keluarga. negatif.
c. Aspek Kelompok
positif 1. Libatkan pasien
lingkungan dalam terapi
klien. aktivitas kelompok
(TAK)
2. Libatkan pasien
dalam pendidikan
kesehatan
Kolaboratif
1. Trihexphenidil 2
mg/12 jam
2. Brintellix 5 mg/24
jam
3. Clozapine 25
mg/12 jam
4. Olanzapine 10
mg/12 jam
TUK : Individu 1. Keterbukaan dan
3. Klien dapat 1. Diskusikan dengan pengertian
menilai klien kemampuan tentang
kemampuan yang dapat kemampuan yang
yang dilaksanakan. dimiliki adalah
dimiliki 2. Diskusikan prasat untuk
untuk kemampuan yang berubah.
dilaksanakan dapat dilanjutkan 2. Pengertian
pelaksanaannya. tantang
Kriteria Hasil : Kelompok kemampuan yang
Setelah 1 kali 1. Libatkan pasien dimiliki diri
pertemuan klien dalam terapi motivasi untuk
menyebutkan aktivitas kelompok tetap
kemampuan (TAK) mempertahankan
yang dapat 2. Libatkan pasien penggunaannya
dilaksanakan. dalam pendidikan
kesehatan
Kolaboratif
1. Trihexphenidil 2
mg/12 jam
2. Brintellix 5 mg/24
jam
3. Clozapine 25
mg/12 jam
4. Olanzapine 10
mg/12 jam
TUK : Individu 1. Klien adalah
4. Klien dapat 1. Rencanakan individu yang
merencanak bersama klien bertanggung
an kegiatan aktifitas yang dapat jawab terhadap
sesuai dilakukan setiap dirinya sendiri.
dengan hari sesuai 2. Klien perlu
kemampuan kemampuan klien: bertindak secara
yang a. Kegiatan realistis dalam
dimiliki mandiri kehidupannya.
b. Kegiatan 3. Contoh peran
Kriteria Hasil : dengan bantuan yang dilihat klien
Setelah 1 kali 2. Tingkatkan akan memotivasi
pertemuan klien kegiatan sesuai klien untuk
membuat kondisi klien. melaksanakan
rencana 3. Beri contoh cara kegiatan
kegiatan harian. pelaksanaan
kegiatan yang dapat
klien lakukan
Kelompok
1. Libatkan pasien
dalam terapi
aktivitas kelompok
(TAK)
2. Libatkan pasien
dalam pendidikan
kesehatan
3. Libatkan pasien
dalam aktivitas
kelompok seperti
senam, mencuci
piring, menyapu,
mengepel, dan
berolahraga
Kolaboratif
1. Trihexphenidil 2
mg/12 jam
2. Brintellix 5 mg/24
jam
3. Clozapine 25
mg/12 jam
4. Olanzapine 10
mg/12 jam
TUK : Individu 1. Memberikan
5. Klien dapat 1. Anjurkan klien kesempatan
melakukan untuk kepada klien
kegiatan melaksanakan dirumah.
sesuai kegiatan yang telah 2. Reinforment
rencana direncanakan. positif akan
yang dibuat. 2. Pantau kegitan yang meningkatkan
dilaksanakan klien. harga diri.
Kriteria Hasil : 3. Beri pujian atas 3. Memberikan
Setelah 1 kali usaha yang kesempatan
pertemuan klien dilakukan klien. kepada klien
melakukan 4. Diskusikan untuk tetap
kegiatan sesuai kemungkinan melakukan
jadwal yang pelaksanaan kegiatan yang
dibuat. kegiatan setelah biasa dilakukan.
puang.
Kelompok
1. Libatkan pasien
dalam terapi
aktivitas kelompok
(TAK)
2. Libatkan pasien
dalam aktivitas
kelompok seperti
senam, mencuci
piring, menyapu,
mengepel, dan
berolahraga
Kolaboratif
1. Trihexphenidil 2
mg/12 jam
2. Brintellix 5 mg/24
jam
3. Clozapine 25
mg/12 jam
4. Olanzapine 10
mg/12 jam
N. Catatan Perkembangan
Nama Pasien : Tn. N
Waktu Diagnose/SP Implementasi Evaluasi Paraf
Selasa, Gangguan Individu S:
24 Mei Konsep Diri : Bina hubungan saling  Pasien mengatakan
2022 Harga Diri percaya dengan merasa malu
Rendah Kronik menggunakan prinsip  Pasien mengatakan
komunikasi terapeutik: merasa gagal
1. Sapa klien dengan sebagai kepala
ramah baik verbal keluarga yang
maupun non verbal bertanggung jawab
2. Perkenalkan nama,  Pasien mengatakan
nama panggilan dan hanya mengenal
tujuan perawat beberapa orang di
berkenalan wisma
3. Tanyakan nama O:
lengkap dan nama  Kontak mata kurang
panggilan yang  Pasien tampak lesu
disukai klien
 Pasien sering
4. Buat kontrak yang
menunduk
jelas
 Pasien tampak lebih
5. Tunjukkan sikap
banyak
jujur dan menepati
menghabiskan
janji setiap kali
waktunya untuk
interaksi
tidur
6. Tunjukan sikap
A:
empati dan
Gangguan konsep diri :
menerima apa
Harga Diri Rendah
adanya
belum teratasi
7. Beri perhatian
P:
kepada klien dan
Mendiskusikan dengan
perhatikan kebutuhan
klien penyebab dan
dasar klien
tanda gejala harga diri
8. Tanyakan perasaan
rendah kronik
klien dan masalah
Terapi lanjut :
yang dihadapi klien
1. Trihexphenidil 2
9. Dengarkan dengan
mg/12 jam
penuh perhatian
2. Brintellix 5 mg/24
ekspresi perasaan jam
klien 3. Clozapine 25 mg/12
Kelompok jam
1. Libatkan pasien 4. Olanzapine 10
dalam terapi aktivitas mg/12 jam
kelompok (TAK)
2. Libatkan pasien
dalam pendidikan
kesehatan
Kolaboratif
1. Trihexphenidil 2
mg/12 jam
2. Brintellix 5 mg/24
jam
3. Clozapine 25 mg/12
jam
4. Olanzapine 10 mg/12
jam
Rabu, Gangguan Individu S:
25 Mei Konsep Diri : 1. Diskusikan dengan  Pasien mengatakan
2022 Harga Diri klien tentang masih merasa malu
Rendah Kronik a. Aspek positif  Pasien mengatakan
yang dimiliki merasa gagal
klien, keluarga, sebagai kepala
lingkungan. keluarga yang
b. Kemampuan bertanggung jawab
yang dimiliki  Pasien mengatakan
klien. hanya mengenal
2. Bersama klien buat beberapa orang di
daftar tentang: wisma
a. Aspek positif  Pasien mengatakan
klien, keluarga, dirinya tidak
lingkungan. berguna
b. Kemampuan O:
yang dimilki  Klien masih belum
klien. mampu memulai
3. Beri pujian yang pembicaraan
realistis, hindarkan
memberi penilaian  Klien tampak lesu
negatif.  Kontak mata kurang
Kelompok  Intonasi dan suara
1. Libatkan pasien pelan
dalam terapi aktivitas  Klien tampak
kelompok (TAK) menyendiri
2. Libatkan pasien A :
dalam pendidikan Gangguan konsep diri :
kesehatan Harga Diri Rendah
Kolaboratif belum teratasi
1. Trihexphenidil 2 P:
mg/12 jam Mendiskusikan dengan
2. Brintellix 5 mg/24 klien mengidentifikasi
jam kemampuan dan aspek
3. Clozapine 25 mg/12 positif yang dimiliki
jam Terapi lanjut :
4. Olanzapine 10 mg/12 1. Trihexphenidil 2
jam mg/12 jam
2. Brintellix 5 mg/24
jam
3. Clozapine 25 mg/12
jam
4. Olanzapine 10
mg/12 jam
Kamis, Gangguan Individu S:
26 Mei Konsep Diri : 1. Diskusikan dengan  Pasien mampu
2022 Harga Diri klien kemampuan menyebutkan
Rendah Kronik yang dapat kembali kemampuan
dilaksanakan. yang dimiliki
2. Diskusikan  Pasien mengatakan
kemampuan yang masih merasa malu
dapat dilanjutkan untuk memulai
pelaksanaannya. pembicaraan dengan
Kelompok orang lain
1. Libatkan pasien  Pasien mengatakan
dalam terapi aktivitas hanya tahu nama
kelompok (TAK) beberapa teman di
2. Libatkan pasien
dalam pendidikan wisma
kesehatan O:
Kolaboratif  Kontak mata kurang
1. Trihexphenidil 2  Pasien tampak lesu
mg/12 jam  Pasien sering
2. Brintellix 5 mg/24 menunduk
jam  Volume suara lirih
3. Clozapine 25 mg/12 A:
jam Gangguan konsep diri :
4. Olanzapine 10 mg/12 harga diri rendah belum
jam teratasi
P:
Mendiskusikan dengan
klien untuk membuat
rencana kegiatan harian
Terapi lanjut :
1. Trihexphenidil 2
mg/12 jam
2. Brintellix 5 mg/24
jam
3. Clozapine 25 mg/12
jam
4. Olanzapine 10
mg/12 jam
Jumat, Gangguan Individu S:
27 Mei Konsep Diri : 1. Rencanakan bersama  Pasien mengatakan
2022 Harga Diri klien aktifitas yang merasa malu untuk
Rendah Kronik dapat dilakukan memulai
setiap hari sesuai pembicaraan dengan
kemampuan klien: orang lain
c. Kegiatan mandiri  Pasien mampu
d. Kegiatan dengan menyebutkan
bantuan kemampuan dan
2. Tingkatkan kegiatan aspek positif yang
sesuai kondisi klien. dimiliki seperti
3. Beri contoh cara beres-beres,
pelaksanaan kegiatan berolahraga, dagang
yang dapat klien  Pasien mengatakan
lakukan hanya tahu nama
Kelompok beberapa teman di
1. Libatkan pasien wisma
dalam terapi aktivitas  Pasien mengatakan
kelompok (TAK) mau melakukan
2. Libatkan pasien aktivitas kelompok
dalam pendidikan seperti TAK, bersih-
kesehatan bersih, dan olahraga
3. Libatkan pasien O:
dalam aktivitas  Kontak mata kurang
kelompok seperti  Pasien tampak lesu
senam, mencuci  Pasien berjalan
piring, menyapu, menunduk
mengepel, dan  Volume suara lirih
berolahraga A:
Kolaboratif Harga Diri Rendah
1. Trihexphenidil 2 Kronik teratasi sebagian
mg/12 jam P:
2. Brintellix 5 mg/24 Membimbing klien
jam untuk melakukan
3. Clozapine 25 mg/12 kegiatan sesuai jadwal
jam Terapi lanjut :
4. Olanzapine 10 mg/12 1. Trihexphenidil 2
jam mg/12 jam
2. Brintellix 5 mg/24
jam
3. Clozapine 25 mg/12
jam
4. Olanzapine 10
mg/12 jam
Sabtu, Gangguan Individu S:
28 Mei Konsep Diri : 1. Anjurkan klien untuk  Pasien mengatakan
2022 Harga Diri melaksanakan masih merasa malu
Rendah Kronik kegiatan yang telah untuk memulai
direncanakan. pembicaraan dengan
2. Pantau kegitan yang orang lain
dilaksanakan klien.  Pasien menyebutkan
3. Beri pujian atas nama beberapa
usaha yang teman di wisma
dilakukan klien.  Pasien menyebutkan
4. Diskusikan kemampuan yang
kemungkinan dimiliki
pelaksanaan kegiatan  Pasien mengatakan
setelah puang. melakukan kegiatan
Kelompok sesuai jadwal
1. Libatkan pasien O:
dalam terapi aktivitas  Kontak mata kurang
kelompok (TAK)  Pasien tampak lesu
2. Libatkan pasien  Pasien sering
dalam aktivitas menunduk
kelompok seperti
 Volume suara lirih
senam, mencuci
A:
piring, menyapu,
Harga Diri Rendah
mengepel, dan
Kronik teratasi sebagian
berolahraga
P:
Kolaboratif
Membimbing klien
1. Trihexphenidil 2
untuk melakukan
mg/12 jam
aktivitas terorganisir
2. Brintellix 5 mg/24
Terapi lanjut :
jam
1. Trihexphenidil 2
3. Clozapine 25 mg/12
mg/12 jam
jam
2. Brintellix 5 mg/24
4. Olanzapine 10 mg/12
jam
jam
3. Clozapine 25 mg/12
jam
4. Olanzapine 10
mg/12 jam
DAFTAR PUSTAKA

Donsu, J. (2017). Psikologi Keperawatan . Yogyakarta: Pustaka Baru Press.


Iskandar, M. D. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Keliat, B. A., & dkk. (2014). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic
Course). Jakarta: EGC.
Nasir, & Muhith. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa : Pengantar dan Teori. Jakarta:
Salemba Medika.
Pardede, J. A. (2015). Kepatuhan Dan Komitmen Klien Skizofrenia Meningkat Setelah
Diberikan Acceptance And Commitment Therapy Dan Pendidikan Kesehatan
Kepatuhan Minum Obat. Jurnal Keperawatan Indonesia.
Pardede, J. A. (2021). Verbals Bullying Related To Self-Esteem On Adolescents. Jendela
Nursing Journal.
Wijayati, F. N. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Harga Diri
Rendah Pasien Gangguan Jiwa. Health Information : Jurnal Penelitian.
Yosep, I., & Sutini. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, A. P. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa : Keperawatan Kesehatan
Jiwa.

Anda mungkin juga menyukai