OLEH :
YULIANTO (2022207209208)
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri atau citacita/harapan langsung,
mengasilkan perasaan berharga. Pada kondisi tertentu kebutuhan harga diri akan
terganggu sehingga individu tersebut mengalami harga diri rendah (Elviani, 2017)
Harga diri rendah adalah penilaian diri yang salah tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal
diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga. Harga diri dapat
diperoleh melalui penghargaan diri sendiri atau orang lain. Perkembangan harga diri
juga ditentukan oleh perasaan diterima, dicintai, dihormati oleh orang lain, serta
keberhasilan yang pernah dicapai individu dalam hidupnya (Hidayat, 2006).
Harga diri rendah situasional adalah suatu keadaan ketika individu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon
terhadap suatu kejadian seperti kehilangan dan perubahan (Saputra dkk, 2013).
Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai
respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang
sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2005).
2. Jenis-jenis
Secara umum, gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat
terjadi secara:
1
1) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
2) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit.
3) Perlakuan petugas yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan. Kondisi ini
banyak ditemukan pada klien gangguan fisik.
b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respon yang maladaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pad klien
gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.
3. Tingkatan/ fase
a. Regresi
Berhubungan dengan masalah dalam proses informasi dan pengeluaran sejumlah
besar tenaga upaya untuk mengeloa aset-aset menyisakan sedikit tenaga untuk
aktivitas sehari-hari.
b. Proyeksi
Upaya untuk menjelaskan persepsi yang membingungkan dengan menetapkan
tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu.
c. Menarik diri
Berkaitan dengan masalah membangun kepercayaan dan keasyikan dengan
pengalaman internal.
d. Pengingkaran
Sering digunakan oleh klien dan keluarga. Mekanisme ini adalah sama dengan
penolakan yang terjadi setiap kali seseorang menerima informasi yang
menyebakan rasa takut dan ansietas.
2
4. Rentang respon
a. Respon adaptif adalah respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu
masalah dapat menyelesaikannya secara baik, antara lain:
1) Aktualisasi diri
Kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri termasuk persepsi masa
lalu akan diri dan perasaannya.
2) Konsep diri positif
Menunjukkan individu akan sukses dalam menghadapi masalah.
Faktor predisposisi, terjadinya harga diri rendah akibat penolakan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor presipitasi
Faktor prespitasi, terjadinya harga diri rendah biasanyanya akibat kehilangan bagian
tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang
menurun.
3
3. Penilaian stressor
Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor psikologis, sosiologis,
atau fisiologis. Elemen yang penting adalah persepsi pasien tentang ancaman.
Stressor yang mempengaruhi harga dri rendah adalah penolakan dan kurang
penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola asuh yang tidak tepat,
misalnya terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara, kesalahan dan
kegagalan yang berulang, cita-cita yang tidak tercapai, gagal bertanggung jawab
terhadap diri sendiri.
4. Mekanisme koping
Mekanisme koping harga diri rendah situasional :
Seseorang dengan harga diri rendah memiliki mekanisme koping jangka pendek dan
jangka panjang. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberikan hasil yang
diharapkan individu maka individu dapat mengembangkan mekanisme koping jangka
panjang (Ridhyalla Afnuhazi, 2015)
Mekanisme tersebut ialah sebaga berikut :
a. Jangka pendek
1) Aktivitas yang dilakukan untuk pelarian sementara yatu pemakaian obat-
obatan, kerja keras, nonton TV secara terus-menerus.
2) Aktivitas yang memberikan penggantian identitas bersifat sementara misalnya
ikut kelompok sosial, agama, dan politik.
3) Aktivitas yang memberikan dukungan bersifat sementara misalnya
perlombaan
b. Jangka panjang
1) Penutupan identitas
Terlalu terburu-buru mengadopsi identitas yang disukai dari orang-orang yang
berarti tanpa memperhatikan keinginan atau potensi diri sendiri.
2) Identitas negatif
Asumsi identitas yang bertentangan dengan nilai-nilai dan harapan
masyarakat.
4
5. Sumber koping
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi
seseorang. Individu dapat mengatasi stres dan ansietas dengan menggunakan sumber
koping yang ada di lingkungannya. Sumber koping tersebut dijadikan sebagai modal
untuk menyelesaikan masalah. Dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat
membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan
mengadopsi strategi koping yang efektif.
Semua orang tanpa memperhatikan gangguan perilakunya, mempunyai beberapa
bidang kelebihan personal yang meliputi aktifitas olahraga dan aktifitas di luar rumah,
hobi dan kerajinan tangan, seni yang ekspresif, kesehatan dan perawatan diri,
pendidikan atau pelatihan, pekerjaan, vokasi atau posisi, bakat tertentu, kecerdasan,
imajinasi dan kreatifitas hubungan interpersonal (Stuart, 2013).
C. POHON MASALAH
1. Pohon masalah
5
Keputusasaan
Ketidakberdayaan
Keterangan :
Tulisan tebal : masalah utama
Tulisan miring : dampak (efek)
Tulisan tegak : penyebab utama
(Lodo, 2013)
Data yang perlu dikaji untuk klien yang mengalami harga diri rendah situasional :
a. Data subjektif :
Contoh :
“Setelah kaki saya diamputasi saya sudah tidak berharga lagi”
“Saya tidak mampu menjadi olahragawan kembali setelah kehilangan kaki saya”
“Saya tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai kepala keluarga lagi”
b. Data objektif :
1) Perasaan negatif terhadap diri sendiri
2) Menarik diri dari kehidupan
3) Kritik terhadap diri sendiri
4) Destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain
5) Mudah tersinggung/ mudah marah
6
6) Produktivitas menurun
7) Penolakan terhadap diri sendiri
8) Keluhan fisik
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah situasional
2. Ketidakefektifan koping
3. Gangguan citra tubuh
4. Gangguan identitas personal
5. Ketidakberdayaan
6. Keputusasaan
Jika harga diri klien sangat rendah berarti mereka gagal untuk merawat diri mereka
sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhan lain
seperti kebutuhan nutrisi, kebutuhan rasa aman dan nyaman serta tindakan keperawatan
untuk meningkatkan harga diri klien. Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah
pasien dengan harga diri rendah adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan
(Purba, Jenny Marlindawati, dkk. 2008).
7
1. Tindakan keperawatan pada pasien:
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang digunakan
3) Pasien dapat menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4) Pasien dapat berlatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5) Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
b. Tindakan keperawatan
1) Mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif
yang masih dimiliki pasien, saudara dapat:
a) Mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan
aspek positif seperti kegiatan pasien dirumah, adanya keluarga dan
lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu pasien
penilaian negatif.
2) Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan. Untuk
tindakan tersebut, saudara dapat:
a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan
saat ini setelah mengalami bencana.
b) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
c) Perlihatkan respons yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
8
4) Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih sesuai kemampuan pasien. Untuk
tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
a) Mendiskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan ( yang
sudah dipilih pasien ) yang akan dilatihkan.
b) Bersama pasien dan keluarga mempragakan beberapa kegiatan yang akan
dilakukan pasien.
c) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien.
9
b. Tindakan Keperawatan
1) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien.
2) Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji
pasien atas kemampuannya.
3) Anjuran keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan yang
sudah dilatihkan pada pasien dengan perawat.
4) Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan prilaku pasien.
F. DAFTAR PUSTAKA
10