Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH


DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG

Disusun Oleh :

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AJARAN 2021/2021

LAPORAN PENDAHULUAN

i
HARGA DIRI RENDAH

A. Kasus (Masalah Utama)


Harga Diri Rendah
1. Pengertian
Harga diri (self esteem) merupakan salah satu komponen dari
konsep diri. Harga diri merupakan penilaian pribadi berdasarkan
seberapa baik perilaku sesuai dengan ideal diri (Stuart, 2009).
Penentuan harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang
lain (dicintai, dihormati, dan dihargai) yang timbul sejak kecil dan
berkembang sesuai dengan meningkatnya usia. Menurut Depkes RI
(2000), individu cenderung menilai dirinya negatif merasa lebih
rendah dari orang lain. Penilaian negatif dan perasaan rendah diri
dapat mempengaruhi perasaan yang dapat menambah rasa takut,
tidak sanggup mendapat kritik/serangan dan dapat mempengaruhi
kesehatan fisik. Harga diri rendah merupakan perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan. (Keliat, 2010)

2. Klasifikasi
Menurut Fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi 2,
yaitu:
a. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu
yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami
perasaan negatif mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu
kejadian (kehilangan, perubahan).
b. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu
mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau
kemampuan dalam waktu lama.

ii
3. Rentang respon

a. Respon adaptif
 Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep
diri yang positif dengan latar  belakang pengalaman
nyata yang sukses dan dapat diterima.
 Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan
menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari
dirinya.
b. Respon maladaptif
Adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana
individu tidak mampu memecahkan masalah tersebut.
Respon maladaftifnya adalah :
 Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk
menilai dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah
dari orang lain.
 Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak
jelas sehingga tidak memberikan kehidupan dalam
mencapai tujuan
 Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal
diri yaitu mempunyai kepribadian yang kurang sehat,
tidak mampu berhubungan sengan orang lain secara

iii
intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat
membina hubungan baik dengan orang lain

B. Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor Predisposisi
 Biologis, berdasarkan biologis dapat dilihat sebagai suatu
keadaan atau faktor resiko yang dapat mempengaruhi peran
manusia dalam menghadapi stresor. Adapun yang termasuk
dalam faktor biologis adalah sebagai berikut
1) Neuroanatomi
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada
pasien depresi dan skizoprenia sehingga pasien mengalami
masalah harga diri rendah kronis.
2) Neurotransmiter
Selain gangguan pada struktur otak, apabila dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut dengan alat-alat tertentu
kemungkinan akan ditemukan ketidakseimbangan
neurotransmitter di otak. Neurotransmiter adalah kimiawi
otak yang ditransmisikan oleh satu neuron ke neuron lain
(Stuart & Larala, 2005). Neurotransmiter sangan
berhubungan dengan depresi adalah norepinefrin, dopamin,
serotonin.
 Faktor Psikologis
Harga diri rendah sangat berhubungan dengan pola asuh dan
kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi. Jika
lingkungan tidak memberikan dukungan positif atau justru
menyalahkan individu dan terjadi terus-menerus akan
mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah. Hal-hal
yang dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri
rendah meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis, orang tua yang tidak percaya pada ana, tekanan

iv
teman sebaya, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistik. (Stuart & Sundeen, 2009)
 Faktor sosial dan kultural
Secara sosial status ekonmi sangat mempengaruhi proses
terjadinya harga diri rendah. Dimana tempat tumbuh kembang
yaitu keluarga, lembaga pendidikan, dan lingkungan
masyarakat. Kondisi sosial di masing-masing tempat akan
berinteraksi satu dengan yang lainnya dan mempengaruhi
tumbuh kembang.
Contoh masalah sosial yang dapat menimbulkan harga diri
rendah antara lain kemiskinan, tempat tinggal daerah kumuh,
rawan kriminalitas. Dimana menurut Hawari (2001) rasa tidak
aman dan tidak terlindung membuat jiwa seseorang tertekan.

b. Faktor Presipitasi
 Trauma : penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
 Ketegangan peran : berhubungan dengan peran atau posisi
yang diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi
1) Transisi peran perkembangan : perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan.
2) Transisi peran situasi : terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit : dapat dicetuskan oleh
kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk,
penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal; prosedur
medis dan keperawatan.

v
c. Manifestasi klinis
Menurut Stuart (2007: hal.188) manifestasi klinis pada klien
dengan harga diri rendah adalah sebagai berikut:
1) Mengkritik diri sendiri dan orang lain
2) Penurunan produktifitas
3) Destruktif yang diarahkan pada orang lain
4) Gangguan dalam berhubungan
5) Rasa diri penting yang berlebihan
6) Perasaan tidak mampu
7) Rasa bersalah
8) Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
9) Perasaan negatif tentang tubuhnya sendiri
10) Ketegangan peran yang dirasakan
11) Pandangan hidup yang pesimis
12) Keluhan fisik
13) Pandangan hidup yang bertentangan
14) Penolakan terhadap kemampuan personal
15) Destruktif terhadap diri sendiri
16) Pengurangan diri
17) Menarik diri secara social
18) Penyalahgunaan zat
19) Menarik diri dari realitas
20) Khawatir

vi
d. Penilain stressor
Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor
psikologis, sosiologis, atau fisiologis. Eleman yang penting adalah
persepsi pasien tentang ancaman.

e. Sumber koping
Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahaman
terhadap kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien antara
lain: Aktifitas olahraga dan aktifitas diluar, hobi dan kerajinan
tangan, seni yang ekspresif, kesehatan dan perawatan diri,
pendidikan dan pelatihan, pekerjaan, vokasi atau posisi, bakat
tertentu, kecerdasan, imajinasi dan kreatifitas serta hubungan
interpersonal.

f. Mekanisme koping
Menurut Stuart (2007, hlm 191) mekanisme koping termasuk
pertahanan koping jangka panjang atau jangka pendek serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri
sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
1) Pertahanan jangka pendek meliputi aktifitas yang memberikan
pelarian sementara dari krisis identitas diri misalnya konser
musik, bekerja keras, menonton tv, Aktivitas yang memberikan
identitas pengganti sementara misalnya ikut serta dalam klub
social, agama, politik, kelompok. Aktifitas yang sementara
menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu misalnya olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik. Aktifitas yang merupakan upaya jangka pendek
untuk membuat identitas diluar dari hidup yang tidak
bermakna saat ini.
2) Pertahanan jangka panjang meliputi penutupan identitas yang
merupakan adopsi identitas premature yang diinginkan oleh

vii
orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan, aspirasi, atau
potensi diri individu dan identitas negative merupakan asumsi
identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang
diterima masyarakat.

viii
C. Masalah Keperawatan Dan Data Pendukung

NO DATA YANG PERLU DIKAJI MASALAH

1 Subjektif Harga Diri Rendah


Pasien mengatakan tentang :
1. Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penolakan terhadap kemampuan diri
5. Objektif
1. Penurunan produktivitas
2. Tidak berani menatap lawan bicara
3. Lebih banyak menundukkan kepala saat
berinteraksi
4. Bicara lambat dengan nada suara lemah

D. Pohon Masalah
Isolasi sosial

Harga Diri Rendah

Koping individu tidak efektif

E. Diagnosa Keperawatan
1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi Sosial
3. Koping Individu Tidak Efektif

ix
F. Rencana Tindakan Keperawatan (Tulis Sesuai Dengan Masalah Utama)
Dengan Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

1 Pasien Setelah 3x SP 1
Mampu : pertemuan, pasien 1) Identifikasi 1) Membuat pasien
1) Bina dapat : kemampuan menyadari aspek
hubungan 1) Membina melakukan positif yang dimiliki
saling hubungan saling kegiatan dan sehingga
percaya percaya bantu aspek meningkatkan harga
2) Dapat 2) Mengindetifikasi positif (buat diri pasien
mengidentifi aspek positif daftar 2) Membantu pasien
kasi aspek yang dimiliki kegiatan) dalam menyusun
positif 3) Menilai 2) Bantu pasien jadwal kegiatan
3) Dapat kemampuan menilai 3) Mengetahui
menilai yang dimiliki kegiatan kegiatan yang dapat
kegiatan untuk yang dapat dilakukan pasien
yang dapat dilaksanakan dilakukan hingga saat ini
dilakukan 4) Merencakan saat ini (pilih 4) Memberikan latihan
saat ini kegiatan sesuai dari daftar praktik langsung
4) Dapat dengan kegiatan) untuk meningkatkan
memilih kemampuan dan lalu buat kemampuan pasien
salah satu jadwal yang daftar 5) Mengontrol
kegiatan telah ditetapkan kegiatan kegiatan apa saja
yang dapat 5) Melakukan yang dapat yang dilakukan
dilakukan kegiatan sesuai dilakukan pasien
5) Dapat dengan rencana saat ini
melakukan secara mandiri 3) Bantu pasien
kegiatan memilih
10
secara salah satu
mandiri kegiatan
yang dapat
dilatih saat
ini
4) Latih
kegiatan
yang dipilih
(alat dan
cara
melakukann
ya)
5) Masukkan
pada jadwal
kegiatan
untuk latihan
sesuai
kesepakatan
dengan
pasien
SP 2
1) Evaluasi 1) Membandingkan
kegiatan hasil dan harapan.
pertama 2) Memberikan latihan
yang telah praktik langsung
dilatih dan untuk meningkatkan
berikan kemampuan pasien.
pujian 3) Mengontrol
2) Latih kegiatan yang

11
kegiatan dilakukan pasien
kedua (cara
dan alat)
sesuai
dengan
jadwal
kegiatan
yang telah
disepakati
bersama
pasien
3) Masukkan
dalam
jadwal
kegiatan
untuk latihan
..../hari
SP 3
1) Evaluasi 1) Membandingkan
kegiatan hasil dan harapan.
yang lalu 2) Memberikan latihan
(SP 1 dan SP praktik langsung
2) untuk meningkatkan
2) Latih kemampuan motorik
kegiatan ke pasien.
tiga (cara 3) Mengontrol
dan kegiatan yang
alat)sesuai dilakukan pasien
dengan

12
jadwal
kegiatan
yang telah
disepakati
bersama
pasien
3) Masukkan
pada jadwal
kegiatan
untuk latihan
..../hari
SP 4
1) Evaluasi 1) Membandingkan
kemampuan hasil dan harapan.
pasien yang 2) Memberikan latihan
lalu (SP 1, praktik langsung
SP 2 dan SP untuk meningkatkan
3) kemampuanpasien.
2) Latih 3) Mengontrol
kegiatan ke kegiatan pasien
empat (cara 4) Membandingkan
dan alat) hasil dan membantu
3) Masukkan meningkatkan harga
pada jadwal diri pasien
kegiatan 5) Meingkatkan
harian kemampuan pasien
...../hari 6) Mengetahui
4) Evaluasi seberapa jauh
kegiatan kemampuan pasien

13
latihan dan
berikan
pujian
5) Latih
kegiatan
dilanjutkan
sampai tak
terhingga
6) Nilai
kemampuan
yang telah
mandiri
Keluarga Setelah 4x SP 1
mampu pertemuan keluarga 1) Diskusikan 1) Mencari tahu atau
merawat mampu meneruskan masalah menggali apa saja
anggota melatih pasien dan yang aspek yang akan di
keluarga yang mendukung agar dirasakan tingkatkan pada diri
mengalami kemampuan dalam dalam pasien
masalah harga melakukan kegiatan merawat 2) Memberi
diri rendah dapat menigkat. pasien pengetahuan
2) Jeaskan 3) Memberi
pengertian, pengetahuan
tanda gejala, 4) Memberikan latihan
dan proses praktik langsung
terjadinya dalam melakukan
harga diri perawatan.
rendah 5) Mengontrol apa apa
3) Jelaskan cara saja yang pasien
merawat lakukan untuk

14
harga diri latihannya.
rendah
terutama
memberikan
pujian semau
hal positif
pada pasien
4) Latih
keluarga
memberi
tanggung
jawab
kegiatan
pertama
yang dipilih
pasien,
bimbing dan
beri pujian
5) Anjurkan
membantu
pasien sesuai
jadwal dan
memberikan
pujian
SP 2
1) Evaluasi SP 1) Membandingkan
1 hasil dan harapan.
2) Bersama 2) Memberikan latihan
keluarga praktik langsung

15
melatih dalam melakukan
pasien dalam perawatan.
melalukan 3) Mengontrol apa apa
kegiatan saja yang pasien
kedua yang lakukan untuk
dipilih latihannya.
pasien
3) Anjurkan
membantu
pasien sesuai
dengan
jadwal dan
memberi
pujian
SP 3
1) Evaluasi 1) Membandingkan
kemampuan hasil dan harapan.
SP 2 2) Memberikan latihan
2) Bersama praktik langsung
keluarga dalam melakukan
melatih perawatan.
pasien dalam 3) Mengontrol apa apa
melakukan saja yang pasien
kegiatan lakukan untuk
yang dipilih latihannya.
pasien
3) Anjurkan
membantu
pasien sesuai

16
jadwal dan
memberi
pujian
SP 4
1) Evaluasi 1) Membandingkan
kemampuan hasil dan harapan.
SP 3 2) Membandingkan
2) Evaluasi hasil dan harapan.
kemampuan 3) Mengontrol
keluarga. 4) Dorongan/motivasi
3) Rencana untuk mampu
tindak lanjut 5) Untuk
keluarga. meningkatkan
4) Follow up perkembangan
5) Rujukan

G. DAFTAR PUSTAKA

Nurjanah, Intisari. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Fik-Ui (2014). Standar Asuhan Keperawatan: Spesialis Keperawatan Jiwa. Workshops Ke- 7,
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta. EGC
Stuart, G.W., And Laraia (2005), Principles And Practice Of Psychiaatric Nursing, (7th Ed.) St. Louis :
Mosby Year Book.
Stuart, G.W. (2009). Principles And Pratice Of Psichiatric Nursing. ( 9th Ed.) St. Louis : Mosby
Suliswati, Dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

17

Anda mungkin juga menyukai