Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH DI RSKJ SOEPRAPTO

KOTA BENGKULU TAHUN 2023

NAMA : TENRI AL-MIRAH

NIM : P05120221044

PEMBIMBING PENDIDIKAN

( )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BEGKULU

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIPLOMA III

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


1. KONSEP DASAR HARGA DIRI RENDAH
A. Pengertian
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan (Townsend, 2011).
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang
membuat seseorangmengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan
orang lain (Stuart & Sundeen, 2012).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri (Yoedhas, 2010).
Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian yang dikemukakan oleh Stuart &
Sundeen (2012) yaitu gambaran diri (citra tubuh), ideal diri, harga diri, peran diri dan
identitas diri.
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negative terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan (Budi Ana Keliat, 2010).
Harga Diri Rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama (Nanda,
2005).

B. Etiologi
1) Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi menurut Stuart & Sundeen (2012) sebagai berikut:
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi :
a. Penolakan orang tua,
b. Harapan orang tua yang tidak realistis,
c. Kegagalan yang berulang,
d. Kurang mempunyai tanggung jawab yg personal,
e. Ketergantungan pada orang lain,
f. Ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran
Meliputi sreotif peran gender, terutama peran kerja dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas diri meliputi:
a. Ketidakpercayaan orang tua,
b. Tekanan dari kelompok sebaya,
c. Perubahan struktur sosial.
2) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi menurut Stuart & Sundeen (2012) dapat berasal dari sumber
internal dan eksternal yaitu:
1. Trauma
Seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran
Berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu
mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran, yaitu:
 Transisi peran perkembangan Adalah perubahan normative yang berkaitan
dengan pertumbuhan.Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai
serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
 Transisi peran situasi
Terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui
kelahiran atau kematian.
 Transisi peran sehat-sakit
Terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat kekeadaan sakit, transisi ini
dicetuskan oleh:
- Kehilangan anggota tubuh
- Perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh
- Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
- Prosedur medis dan keperawatan.
3) Mekanisme Koping
Mekanisme koping pada HDR yaitu pertahanan jangka pendek dan jangka
penjang serta penggunaan mekanisme bertahan ego untuk melindungi diri sendiri
dalam menghadapi persepsi diri yang meyakinkan.
Pertahanan jangka pendek yaitu:
- Aktivitas dapat memberikan pelarian sementara dari lensia identitas
- Aktivitas garis dapat memberikan identitas sementara
- Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri
- Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah
identitas yang kurang berarti dalam kehidupan individu
Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut:
- Penutupan identitas
- Identitas negatif

C. Tingkatan
Tingkatan konsep diri: Harga diri rendah, yaitu
 Aktualisasi diri
Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif,
 Konsep diri positif
Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharpkannya dan sesuai
dengan kenyataan,
 Harga diri rendah
Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai tujuan,
 Keracunan identitas
Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologis pada masa dewasa,
sifat kepribadian yang bertentangan, perasaan hampa, dan lain-lain.
 Depersonalisasi
Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas, misalnya malu dan sedih
karena orang lain.

D. Klasifikasi
Klasifikasi HDR berdasarkan teori penyebab, yaitu:
1. HDR Situasional
Yaitu HDR yang terjadi karena trauma secara tiba-tiba, misalnya pasca operasi,
kecelakaan, cerai, putus sekolah, PHK, perasaan malu (korban perkosaan,
dipenjara, dituduh KKN) dan sebagainya. HDR terjadi disebabkan oleh:
- Privacy yang kurang diperhatikan
- Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat atau sakit
- Perlakuan yang tidak menghargai
2. HDR Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri yang sudah berlangsung lama, klien
mempunyai cara berfikir yang negative. Kejadian sakit yang dirawat akan
menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

E. Rentang Respon

 Aktualisasi diri: pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif
 Konsep diri positif: dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang
diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan
 Harga diri rendah : perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayan
diri, merasa gagal mencapai tujuan.
 Keracunan identitas: ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek
psikologis pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan perasaan
hampa, dan lain-lain.
 Depersonalisasi: merasa asing terhadap diri snediri, kehilangan identitas
misalnya malu dan sedih karena orang lain.
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala harga diri rendah menurut Budi Ana Keliat (2010), yaitu:
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).
3. Gangguan hubungan social (menarik diri).
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupannya). Menurut Stuart & Sundeen
(2012), perilaku klien HDR menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:
1) Produktivitas menurun.
2) Mengkritik diri sendiri dan orang lain.
3) Destruktif yang diarahkan pada orang lain
4) Gangguan dalam berhubungan.
5) Perasaan tidak mampu.
6) Rasa bersalah.
7) Mudah tersinggung.
8) Perasaan negative terhadap tubuhnya sendiri.
9) Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
10) Pandangan hidup yang pesimis.
11) Keluhan fisik.
12) Pandangan hidup yang bertentangan.
13) Penolakan terhadap kemampuan personal.
14) Destruktif terhadap diri sendiri.
15) Menolak diri secara sosial.
16) Penyalahgunaan obat.
17) Menarik diri dan realitas.
18) Khawatir.
Akibat harga diri rendah yang berkepanjangan (kronis), klien akan
mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan orang lain.
G. Pohon Masalah

2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Tahapan pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau
masalah klien Data yang dikumpulkan meliputi, data biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual (Stuart dan Sundeen, 2012).
Data pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi faktor
predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan
kemampuan koping yang dimiliki klien (Budi Ana Keliat, 2010).
Isi pengkajian meliputi:
1. Identitas Klien
Meliputi Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
dan dari penanggung jawab.
2. Keluhan utama dan alasan masuk
Keluhan utama atau alasan masuk ditanyakan pada keluarga/klien, apa yang
menyebabkan klien dan keluarga datang ke rumah sakit.
3. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri, penampilan eran dan identitas diri.
4. Faktor presipitasi
Faktor internal dan eksternal: trauma dan ketegangan peran. (transisi
peran :perkembangan, situasi, dan sehat sakit).
5. Aspek fisik
Mengukur dan mengobservasi TTV, ukur TB dan BB, aktivitas sehari-hari, pola
tidur, pola istirahat, rekreasi dan kaji fungsi organ tubuh bila ada keluhan.
6. Aspek psikososial
 Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi.
 Konsep diri :
- Citra tubuh : Persepsi klien terhadap tubuhnya
- Identitas diri: Status dan posisi klien sebelum dirawat
- Peran diri: Tugas yang diemban dalam keluarga Ideal diri: Harapan terhadap
tubuh, posisi, status, tugas dll
- Harga diri: Hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan penghargaan
orang lain terhadap dirinya.
 Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok
yang diikuti dalam masyarakat
7. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah. Status mental Nilai
penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien, interaksi selama
wawancara, persepsi klien, proses piker, isi piker, tingkat kesadaran, memori,
tingkat konsentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian, dan daya tilik diri.
8. Kebutuhan persiapan pulang
- Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat
makan
- Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian
- Mandi klien dan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien
- Istirahat dan tidur klien, aktivitas didalam dan diluar rumah
- Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah minum
obat.
9. Mekanisme koping
Bila diberikan suatu pilihan dengan bantuan minimal klien dapat menyelesaikan
masalah dengan bantuan perawat atau keluarga Mekanisme koping pada HDR
yaitu pertahanan jangka pendek dan jangka panjang serta penggunaan mekanisme
pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri
yang meyakinkan.
10.Masalah psikosoial dan lingkungan
Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien
11.Pengetahuan
Dapat didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian yang
dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
12.Aspek medik
Terapi yang diterima klien yaitu ECT, terapi lain seperti terapi psikomotor, terapi
tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi, dan terapi
lingkungan serta rehabilitasi.

B. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan harga diri rendah
menurut Yoedhas (2010) adalah:
1. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
2. Resiko isolasi sosial : menarik diri
3. Perubahan penampilan peran
4. Keputusasaan
5. Berduka disfungsional
6. Kerusakan komunikasi verbal
7. Resiko tinggi intoleransi aktivitas
8. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori: Halusinasi
9. Defisit perawatan diri
10. Resiko perilaku kekerasan.

C. Analisa Data
Data yang diambil adalah data objektif dan data subjektif. Data Objektif adalah
data yang ditemukan secara nyata. Data ini didapat melalui observasi atau
pemeriksaan langsung oleh perawat Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila
disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.
Data Subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga.
Data ini diperoleh melalui wawancara perawat kepada klien dan keluarga. Klien
mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. Data yang diperoleh
kemudian dikelompokkan dan perawat langsung merumuskan masalah keperawatan
dan masalah kolaboratif.
Data objektif dan data subjektif yang mungkin munculpada klien penderita HDR
adalah:

Data Subjektif Data Objektif


 Mengungkapkan ingin diakui jati  Merusak diri sendiri
dirinya  Merusak orang lain
 Mengungkapkan tidak ada lagi yang  Menarik diri dari hubungan sosial
perduli  Tampak mudah tersinggung
 Mengungkapkan tidak bisa apa-apa  Tidak mau makan dan tidak tidur
 Mengungkapkan dirinya tidak perasaan malu
berguna  Tidak nyaman jika jadi pusat
 Mengkritik diri sendiri perhatian

D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul, yaitu:
1. Harga diri rendah
2. Kerusakan interaksi sosial: Menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
4. Defisit perawatan diri
E. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA TUJUAN PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL


KRITERIA
EVALUASI
Harga Diri Rendah Pasien mampu: Setelah … x … SP 1 SP 1
1. Mengidentifikasi pertemuan, pasien 1. Identifikasi 1. Mengetahui
kemampuan dan mampu: kemampuan positif kemampuan positif
aspek positif yang 1. Mengidentifikasi yang dimiliki yang dimiliki dan
dimiliki kemampuan aspek 2. Nilai kemampuan kemampuan klien
2. Menilai kemampuan positif yang dimiliki yang dapat seperti menilai
yang dapat 2. Memilih kemampuan dilakukan saat ini realitas, kontrol diri
digunakan yang dapat digunakan 3. Pilih kemampuan atau integritas ego
3. Menetapkan/ 3. Memilih kegiatan yang akan dilatih 2. Mengetahui sebatas
memilih kegiatan sesuai kemampuan 4. Diskusikan dengan mana kemampuan
yang sesuai dengan 4. Melakukan kegiatan pasien beberapa yang telah dimiliki
kemampuan yang sudah dipilih. aktivitas yang dapat oleh pasien
4. Melatih kegiatan Merencanakan dilakukan dan dipilih 3. Menentukan
yang sudah dipilih, kegiatan yang sudah sebagai kegiatan kemampuan pasien
sesuai kemampuan. dilatih yang akan pasien yang akan dilatih
Merencanakan lakukan sehari-hari 4. Membantu pasien
kegiatan yang sudah 5. Bantu pasien untuk memilih
dilatihnya menetapkan aktivitas kegiatan yang akan
mana yang dapat dilakukan sehari-hari
pasien lakukan 5. Membantu pasien
secara mandiri menetapkan aktivitas
6. Nilai kemampuan yang dapat dilakukan
pertama yang telah secara mandiri
dipilih 6. Menilai kemampuan
7. Masukkan dalam pertama pasien yang
jadwal kegiatan telah dipilih
pasien 7. Memasukkan
kegiatan pasien
dalam jadwal sehari-
hari
SP 2 SP 2
1. Evaluasi kegiatan 1. Mengevaluasi SP 1
yang lalu (SP 1) 2. Membantu pasien
2. Pilih kemampuan untuk melatih
kedua yang dapat kemampuan kedua
dilakukan 3. Melatih kemampuan
3. Latih kemampuan pasien yang telah
yang dipilih dipilih
4. Masukkan dalam 4. Memasukkan
jadwal kegiatan kegiatan dalam
pasien jadwal sehari-hari
pasien
SP 3 SP 3
1. Evaluasi kegiatan 1. Mengevaluasi SP 1
yang lalu (SP 1 dan dan 2
2) 2. Membantu pasien
2. Memilih memilih kemampuan
kemampuan ketiga yang ketiga
yang dapat 3. Melatih pasien
dilakukan dengan jadwal harian
3. Masukkan dalam yang rutin
jadwal latihan
DAFTAR PUSTAKA

sutejo. 2021. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Prabowo, Eko. 2014. Konsep &N Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha

Medika

Keliat. B.A 2016. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Perry, Potter. 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 2014. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai