Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA
HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh :

DEBBY AGIES PUTRA, S.Kep


NPM : 1526050055

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Ns. Ade Herman Surya Direja, S.Kep.MAN) ( )

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

I. KASUS (MASALAH UTAMA) : HARGA DIRI RENDAH (HDR)


A. Definisi
Pengertian
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang
diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan (Townsend, 1998).
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, keyakinan, dan kepercayaan
yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri
(Yoedhas, 2010).
Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian yang dikemukakan oleh
Stuart & Sundeen (1998) yaitu gambaran diri (citra tubuh), ideal diri, harga
diri, peran diri dan identitas diri.
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah digambarkan sebagai
perasaan yang negative terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri
dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Budi Ana Keliat, 1999).

Harga Diri Rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri


atau kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang
lama (Nanda, 2005).

Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala harga diri rendah menurut Budi Ana Keliat (1999), yaitu
:
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).
3. Gangguan hubungan social (menarik diri).
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram mungkin klien ingin mengakhiri kehidupannya).
Menurut Stuart & Sundeen (1998), perilaku klien HDR menunjukkan
tanda-tanda sebagai berikut :
1. Produktivitas menurun.
2. Mengkritik diri sendiri dan orang lain.
3. Destruktif yang diarahkan pada orang lain
4. Gangguan dalam berhubungan.
5. Perasaan tidak mampu.
6. Rasa bersalah.
7. Mudah tersinggung.
8. Perasaan negative terhadap tubuhnya sendiri.
9. Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
10. Pandangan hidup yang pesimis.
11. Keluhan fisik.
12. Pandangan hidup yang bertentangan.
13. Penolakan terhadap kemampuan personal.
14. Destruktif terhadap diri sendiri.
15. Menolak diri secara social.
16. Penyalahgunaan obat.
17. Menarik diri dan realitas.
18. Khawatir.
Akibat harga diri rendah yang berkepanjangan (kronis), klien akan
mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan orang lain.
Tingkatan
Tingkatan konsep diri : Harga diri rendah, yaitu :
Aktualisasi diri
Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif,
Konsep diri positif
Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharpkannya dan
sesuai dengan kenyataan,
Harga diri rendah
Perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa
gagal mencapai tujuan,
Keracunan identitas
Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologis pada masa
dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan, perasaan hampa, dan lain-
lain.
Depersonalisasi
Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas, misalnya malu dan
sedih karena orang lain.

Klasifikasi
Klasifikasi HDR berdasarkan teori penyebab, yaitu:
1. HDR Situasional
Yaitu HDR yang terjadi karena trauma secara tiba-tiba, misalnya pasca
operasi, kecelakaan, cerai, putus sekolah, PHK, perasaan malu (korban
perkosaan, dipenjara, dituduh KKN) dan sebagainya.
HDR terjadi disebabkan oleh:
- Privacy yang kurang diperhatikan
- Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat atau sakit
- Perlakuan yang tidak menghargai
2. HDR Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri yang sudah berlangsung lama, klien
mempunyai cara berfikir yang negative. Kejadian sakit yang dirawat akan
menambah persepsi negative terhadap dirinya.
B. Rentang Respon
Respon adaptif Respon
Maladaftif

Aktualisasi konsep diri harga diri keracunan


depersonalisasi
Diri positif rendah identitas

Aktualisasi diri : pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri


positif
Konsep diri positif : dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang
diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan
Harga diri rendah : perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayan
diri, merasa gagal mencapai tujuan
Keracunan identitas : ketidak mampuan individu mengidentifikasi aspek
psikologis pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan
perasaanhampa, dan lain-lain.
Depersonalisasi : merasa asing terhadap diri snediri, kehilangan identitas
misalnya malu dan sedih karena orang lain.

C. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi menurut Stuart & Sundeen (1998) sebagai berikut :
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi :
a. Penolakan orang tua,
b. Harapan orang tua yang tidak realistis,
c. Kegagalan yang berulang,
d. Kurang mempunyai tanggung jawab yg personal,
e. Ketergantungan pada orang lain,
f. Ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran
Meliputi sreotif peran gender, terutama peran kerja dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas diri meliputi :
a. Ketidakpercayaan orang tua,
b. Tekanan dari kelompok sebaya,
c. Perubahan struktur sosial.

D. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi menurut Stuart & Sundeen (1998) dapat berasal dari
sumber internal dan eksternal yaitu :
1. Trauma
Seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran
Berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu
mengalaminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran, yaitu :
Transisi peran perkembangan
Adalah perubahan normative yang berkaitan dengan pertumbuhan.
Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu
atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk
menyesuaikan diri.
Transisi peran situasi
Terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui
kelahiran atau kematian.
Transisi peran sehat-sakit
Terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat kekeadaan sakit, transisi ini
dicetuskan oleh :
- Kehilangan anggota tubuh
- Perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh
- Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
- Prosedur medis dan keperawatan.
E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pada HDR yaitu pertahanan jangka pendek dan jangka
penjang serta penggunaan mekanisme bertahan ego untuk melindungi diri sendiri
dalam menghadapi persepsi diri yang meyakinkan.
Pertahanan jangka pendek yaitu :
- Aktivitas dapat memberikan pelarian sementara dari lensia identitas
- Aktivitas garis dapat memberikan identitas sementara
- Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri
- Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah
identitas yang kurang berarti dalam kehidupan individu.
Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut :
- Penutupan identitas
- Identitas negatif.

F. POHON MASALAH

ISOLASI SOSIAL

HARGA DIRI RENDAH

KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF


II. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA FOKUS PENGKAJIAN
A. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan harga diri rendah
menurut Yoedhas (2010) adalah :
1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Resiko isolasi sosial : Menarik diri
3. Perubahan penampilan peran
4. Keputusasaan
5. Berduka disfungsional
6. Kerusakan komunikasi verbal
7. Resiko tinggi intoleransi aktivitas
8. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori : Halusinasi
9. Defisit perawatan diri
10. Resiko perilaku kekerasan.

B. Data Fokus Pengkajian


Pengkajian merupakan tahapan awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahapan pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan
kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi, data biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual (Stuart dan Sundeen, 1998).
Data pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi faktor
predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan
kemampuan koping yang dimiliki klien (Budi Ana Keliat, 1999).
Isi pengkajian meliputi :
1. Identitas Klien
Meliputi Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, dan dari penanggung jawab.
2. Keluhan utama dan alasan masuk
Keluhan utama atau alasan masuk ditanyakan pada keluarga/klien, apa yang
menyebabkan klien dan keluarga datang ke rumah sakit.
3. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri, penampilan eran dan identitas diri.
4. Faktor presipitasi
Faktor internal dan eksternal : trauma dan ketegangan peran. (transisi peran :
perkembangan, situasi, dan sehat sakit).
5. Aspek fisik
Mengukur dan mengobservasi TTV, ukur TB dan BB, aktivitas sehari-hari,
pola tidur, pola istirahat, rekreasi dan kaji fungsi organ tubuh bila ada keluhan.
6. Aspek psikososial
Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi.
Konsep diri :
- Citra tubuh : Persepsi klien terhadap tubuhnya
- Identitas diri : Status dan posisi klien sebelum dirawat
- Peran diri : Tugas yang diemban dalam keluarga
- Ideal diri : Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas dll.
- Harga diri : Hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan
penghargaan orang lain terhadap dirinya.
Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok yang diikuti dalam masyarakat
Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
7. Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien,
interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses piker, isi piker, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian,
dan daya tilik diri.
8. Kebutuhan persiapan pulang
Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan membersihkan
alat makan
Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian
Mandi klien dan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien
Istirahat dan tidur klien, aktivitas didalam dan diluar rumah
Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah
minum obat.
9. Mekanisme koping
Bila diberikan suatu pilihan dengan bantuan minimal klien dapat
menyelesaikan masalah dengan bantuan perawat atau keluarga. Mekanisme
koping pada HDR yaitu pertahanan jangka pendek dan jangka panjang serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam
menghadapi persepsi diri yang meyakinkan.
10. Masalah psikosoial dan lingkungan
Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien
11. Pengetahuan
Dapat didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian
yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
12. Aspek medic
Terapi yang diterima klien yaitu ECT, terapi lain seperti terapi psikomotor,
terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi, dan terapi
lingkungan serta rehabilitasi.

III. ANALISA DATA


Data yang diambil adalah data objektif dan data subjektif.
Data Objektif adalah data yang ditemukan secara nyata. Data ini didapat
melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat. Klien tampak lebih
suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
Data Subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan
keluarga. Data ini diperoleh melalui wawancara perawat kepada klien dan
keluarga. Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri
sendiri.
Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan dan perawat langsung
merumuskan masalah keperawatan dan masalah kolaboratif.
Data objektif dan data subjektif yang mungkin munculpada klien penderita HDR
adalah:
Data Subjektif Data Objektif
Mengungkapkan ingin diakui jati Merusak diri sendiri
dirinya Merusak orang lain
Mengungkapkan tidak ada lagi yang Menarik diri dari hubungan sosial
perduli Tampak mudah tersinggung
Mengungkapkan tidak bias apa-apa Tidak mau makan dan tidak tidur
Mengungkapkan dirinya tidak Perasaan malu
berguna Tidak nyaman jika jadi pusat
Mengkritik diri sendiri perhatian

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul, yaitu :
1. Harga diri rendah
2. Kerusakan interaksi sosial : Menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
4. Deficit perawatan diri
5. Intoleransi aktifitas
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa : Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KRITERIA
TUJUAN INTERVENSI
EVALUASI
Gangguan Pasien mampu : Setelah kali SP 1
konsep diri : pertemuan, pasien Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki:
Harga diri rendah Mengidentifikasi mampu : - Diskusikan bahwa pasien masih memiliki
kemampuan dan Mengidentifikasi sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti
aspek positif yang kemampuan dan aspek kegiatan pasien dirumah, adanya keluarga dan
dimiliki, positif yang dimiliki, lingkungan terdekat pasien.
Menilai kemampuan Menilai kemampuan - Beri pujian yang realistis dan hindarkan setiap
yang dapat digunakan, yang dapat digunakan, kali bertemu dengan pasien penilaian yang
Menetapkan atau Menetapkan atau negatif.
memilih kegiatan memilih kegiatan yang Nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
yang sesuai dengan sesuai dengan - Diskusikan dengan pasien kemampuan yang
kemampuan, kemampuan, masih digunakan saat ini
Melatih kegiatan yang Melatih kegiatan yang - Bantu pasien menyebutkannya dan member
sudah dipilih sesuai sudah dipilih sesuai penguatan terhadap kemampuan diri yang
kemampuan, kemampuan, diungkapkan pasien
- Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi
Merencanakan Merencanakan pendengar yang aktif.
kegiatan yang sudah kegiatan yang sudah Pilih kemampuan yang akan dilatih
dilatihnya. dilatihnya. Diskusikan dengan pasien beberapa aktifitas
Keluarga mampu yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai
merawat pasien dengan kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari
DHR di rumah dan Bantu pasien menetapkan aktifitas mana yang
menjadi sistem dapat pasien lakukan secara mandiri
pendukung yang efektif - Aktifitas yang memerlukan bantuan minimal
bagi pasien. dari keluarga
- Aktifitas apa saja yang perlu bantuan penuh dari
keluarga atau lingkungan terdekat pasien
- Beri contoh cara pelaksanaan aktifitas yang
dapat dilakukan pasien
- Susun bersama pasien aktifitas yang dapat
dilakukan pasien
Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
Memastikan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
Latih kemampuan yang dipilih
Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 & SP 2)
Memilih kemampuan ketiga yang dapat
dilakukan
Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
Setelah kali SP 1
pertemuan, keluarga Identifikasi masalah yang dirasakan dalam
mampu : merawat pasien
Mengidentifikasi Jelaskan proses terjadinya HDR
kemampuan yang Jelaskan tentang cara merawat pasien
dimiliki pasien Main peran dalam merawat pasien HDR
Menyediakan pasilitas Susun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk
untuk pasien merawat pasien
melakukan kegiatan SP 2
Mendorong pasien Evaluasi kemampuan SP 1
melakukan kegiatan Latih keluarga langsung ke pasien
Memuji pasien saat Menyusun RTL keluarga/ jadwal kegiatan untuk
pasien dapat merawat pasien
melakukan kegiatan SP 3
Membantu melatih Evaluasi kemampuan keluarga
pasien Evaluasi kemampuan pasien
Membantu menyusun RTL keluarga
jadwal kegiatan pasien - Follow up
Membantu - Rujukan
perkembangan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Yoedhas, 2010. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Harga Diri Rendah. http://
yoedhasflyingdutchman. blogspot.com. Diakses tanggal 30 Oktober 2015
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
Townsend. (1998). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care
Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai