Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

S
DENGAN DIAGNOSA HARGA DIRI RENDAH (HDR)
DI DESA MEKARMUKTI KEC CISAGA
KAUPATEN CIAMIS

Disusun oleh :

Fikri Ihsan Nurhakim 1801277050

Nila Purnama Sari 1801277060

Ranti Nurhayati 1801277025

Reni Andriyani 1801277027

Rika Agustin 1801277063

Rizki Fadillah 1801277067

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

A. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri,
hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan
(Keliat, dalam Fitria, 2009). Harga diri rendah adalah perasaan seseorang
bahwa dirinya tidak diterima lingkungan dan gambaran-gambaran negatif
tentang dirinya (Barry, dalam Yosep, 2009).Harga diri rendah adalah evaluasi
diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dapat
secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Towsend, 1998)

B. Etiologi
1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronik adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, ideal diri yang tidak realistis (Fitria, 2009).
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas (Fitria, 2009).
Harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan
malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh korupsi, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
1) Privacy yang harus diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
2) Harapan akan struktur bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat/sakit/penyakit.
3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan
tanpa persetujuan.
b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptif.
C. Rentang respon harga diri rendah

RENTANG RESPON KONSEP DIRI

Respon adaptif Respon maladaptif


Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi
Diri positif rendah identitas
Keterangan :
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang
pengalaman nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan
konsep diri maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan
aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
D. Klasifikasi
Menurut Fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai
diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian (kehilangan, perubahan).
b. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi
diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama. 

E. Tanda dan gejala


Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan
kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995).
Konsep diri terdiri atas komponen : citra diri, ideal diri, harga diri, penampilan
peran dan identitas personal. Respons individu terhadap konsep dirinya
berfluktuasi sepanjang rentang konsep diri yaitu dari adaptif sampai maladatif.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan
harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal
maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih
sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan
orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari
orang lain.
Harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas,
destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah
tersinggung dan menarik diri secara sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan
ideal diri yang tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin
ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menaksirkan kejadian yang mengancam.
2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi
peran, yaitu :

a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan


dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai
tekanan untuk peyesuaian diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik,
prosedur medis dan keperawatan.
d. Sedangkan menurut hasil riset Malhi (2008, dalam Yosep, 2009),
menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-cita
seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai
tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah.
Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal.
Dalam tinjauan Life Span Teori (Yosep, 2009), penyebab terjadinya harga diri
rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang
dewasa awal sering gagal sekolah, pekerjaan dan pergaulan. Harga diri
rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih
dari kemampuannya. 
F. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi pada gangguan jiwa
khususnya skizofrenia dewasa ini sudah dikembangkan sehingga klien
tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih manusiawi
daripada masa sebelumnya. Penatalaksanaan medis pada gangguan
konsep diri yang mengarah pada diagnosa medis skizofrenia,
khususnya dengan perilaku harga diri rendah, yaitu:
b. Psikofarmakologi
Menurut Hawari (2003), jenis obat psikofarmaka, dibagi dalam 2
golongan yaitu:
1) Golongan generasi pertama (typical)
2) Obat yang termasuk golongan generasi pertama, misalnya:
Chorpromazine HCL (Largactil, Promactil, Meprosetil),
Trifluoperazine HCL (Stelazine), Thioridazine HCL (Melleril), dan
Haloperidol (Haldol, Govotil, Serenace).
3) Golongan kedua (atypical)
Obat yang termasuk generasi kedua, misalnya: Risperidone
(Risperdal, Rizodal, Noprenia), Olonzapine (Zyprexa), Quentiapine
(Seroquel), dan Clozapine (Clozaril).
c. Psikotherapi
Terapi kejiwaan atau psikoterapi pada klien, baru dapat diberikan
apabila klien dengan terapi psikofarmaka sudah mencapai tahapan
dimana kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan
pemahaman diri sudah baik.
Psikotherapi pada klien dengan gangguan jiwa adalah berupa terapi
aktivitas kelompok (TAK).
d. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara
artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang
dipasang satu atau dua temples. Therapi kejang listrik diberikan pada
skizofrenia yang tidak mempan denga terapi neuroleptika oral atau
injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik. (Maramis, 2005)
e. Therapy Modalitas
Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk
skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien.
Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk
meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri
dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Therapi kelompok
bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana dan masalah
dalam hubungan kehidupan yang nyata. (Kaplan dan
Sadock,1998,hal.728).
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas
kelompok stimulasi kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok
stimulasi sensori, therapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan
therapy aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan Akemat,2005,hal.13).
Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling relevan
dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri
rendah adalah therapyaktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy
aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah therapy yang
mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan
pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, hasil
diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
penyelesaian masalah.(Keliat dan Akemat,2005,hal.49).
f. Terapi somatik
g. Terapi somatik adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan
tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang
adaptif dengan melakukan tindakan dalam bentuk perlakuan fisik
(Riyadi dan Purwanto, 2009).
Beberapa jenis terapi somatik, yaitu:
a. Restrain
b. Restrain adalah terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau
manual untuk membatasi mobilitas fisik klien (Riyadi dan Purwanto,
2009).
c. Seklusi
d. Seklusi adalah bentuk terapi dengan mengurung klien dalam
ruangan khusus (Riyadi dan Purwanto, 2009).
e. Foto therapy atau therapi cahaya
f. Foto terapi atau sinar adalah terapi somatik pilihan. Terapi ini
diberikan dengan memaparkan klien sinar terang (5-20 kali lebih
terang dari sinar ruangan) (Riyadi dan Purwanto, 2009).
g. ECT (Electro Convulsif Therapie)
ECT adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik
dan menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik
(Riyadi dan Purwanto, 2009).

h. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan suatu kelompok atau komunitas dimana terjadi
interaksi antara sesama penderita dan dengan para pelatih
(sosialisasi).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA JIWA

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. S (L)
Umur : 32 Tahun
Tanggal Pengkajian : 28 Janari 2021

II. ALASAN MASUK


Karena pasien tidak mau melakukan kegiatan sehari-hari, hanya
duduk diam di dalam kamar, bicara sangat lambat. Saat dilakukan pengkajian,
pasien selalu mengatakan bahwa dirinya tidak berguna.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya :
Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil
3. Trauma : Pelaku/Usia Pelaku/Usia Pelaku/Usia
Aniaya Fisik
Aniaya Seksual
Penolakan
Kekerasan
dalam keluarga
Tindak kriminal
Jelaskan no. 1,2,3 :
1. Pasieun belum pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya karena
dilihat dari data pengkaian tidak ada keterangan ahwa pasieun memiliki
riwayat gangguan jiwa
2. Pengobata seelumnya dikatakan erhasil karena memang seelumnya
pasieun belum pernah mengalami gangguan jiwa seperti sekarang
3. Trauma :
a. Pasieun tidak mengalami penganiyaan fisik
b. Pasieun tidak mengalami penganiyaan seksual
c. Pasieun tidak mengalami kekerasan dalam keluarga
d. Pasieun tidak mengalami tindakan kriminal

Masalah K5eperawatan :
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
Respons pascatrauma
Sindrom trauma perkosaan
Risiko tinggi kekerasan
Lain-lain

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?


Ya Tidak
Bila ada :
Hubungan keluarga : Tidak Ada
Gejala : Tidak Ada.
Riwayat pengobatan : Tiak Ada
Masalah Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif : ketidak mampuan
Koping keluarga tidak efektif : kompromi
Risiko tinggi kekerasan
Lain-lain, jelaskan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Pasieun mengatakan ahwa di dalam keluarganya hanya dia yang tidak
menjadi pegawai
Masalah Keperawatan :
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
Respons pasca trauma
Sindrom trauma pemerkosaan
Lain-lain, jelaskan

Pasieun berduka atas kejadian yang menimpa dirinya bahwa tidak mampu
menjadi seperti keluarganya dan hanya menjadi bahan omongan orang lain,

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. TTV : TD : 110/80 N : 80 x/m S:36c P : 22x/m
2. Ukuran : Tinggi badan : 158cm Berat Badan :.57kg
3. Keluhan Fisik : tidak ada Ada,

Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
Defisit volume cairan
Perubahan volume cairan
Risiko tinggi terhadap infeksi
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Perubahan nutrisi : potensi kurang dari kebutuhan tubuh
Perubahan perlindungan
Kerusakan integritas jaringan
Perubahan membrane mukosa oral
Kerusakan integritas kulit
Perubahan eliminasi urine
defisit perawatan diri

IV. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan :
Pasieun merupakan anak laki-laki yang terlahir dari salah satu keluarga yang
mayoritas keluarganya adala ekerjaseagai pegawai, sedankan pasieun
hanya hanya satu-satunya didalam keluarganya yang bekerja sebagai
sebangai pegawai.
Masalah Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif; ketidakmampuan
Koping keluarga: potensi untuk pertumbuhan
Koping keluarga tidakl efektif: kompromi
Lain-lain, jelaskan
Koping keluarga efektif yang membuat pasieun kurang dukungan
penuh dari keluaga saat orang disekitar meremehkannya.

2. Konsep diri:
a. Citra tubuh : Penampilan pasieun rapih
b. Identitas : Pasieun mengetahui usianya 32 tahun
c. Peran : Ketika pasieun di rumah menjadi anak laki-laki
d. Ideal diri : Pasieun ingin sekali menjadi seorang pegawai
e. Harga diri : Pasieun merasa tidak berguna
Masalah Keperawatan :
Perubahan unilateral Harga diri rendah kronik
Gangguan citra tubuh harga diri rendah situasi
Gangguan identitas pribadi lain-lain

Pasien mengalami penurunan kepercayaan diri saat tidak lolos bekerja


sebagai seorang pegawai

3. Hubungan sosial :
a. Orang terdekat : Tidak ada
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Tidak ada
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Iya
Masalah Keperawatan :
Kerusakan komunikasi Isolasi sosial
Kerusakan komunikasi verbal lain-lainnya, jelaskan
Kerusakan interaksi social

4. Spiritual :
a. Nilai dan keyakinan : Kurang baik
b. Kegiatan ibadah : Kurang baik
Masalah Keperawatan
Distres spiritual
Lain-lainnya

V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapih Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Masalah Keperawatan :
Sindrom defisit perawatan diri (makan, mandi, toileting, instrumentasi)
Lain-lainnya,
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Apatis Lambat
Membisu Tidak mampu menilai pembicaraan
Lain-lain ………….
Jelaskan :
pada saat dilakukan pengkajian pasien hanya berbicara sangat lambat
sehingga sedikit tidak kooferatif

Masalah Keperawatan :
Kerusakan komunikas
Kerusakan komunikasi verbal
Lain-lainnya
Jelaskan
Pasien terlihat enggan untuk berbicara secara lantang dan jelas, terlihat saat
diajak berbicara hanya mengeluarkan perkataan yang sangat lambat.

3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Lainnya
Jelaskan :
Terlihat pada saat dilakukan pengkajian pasien tidak mau melakukan
kegiatan sehari-hari, hanya duduk
Masalah Keperawatan :
Risiko tinggi cedera kerusakan mobilitas fisik
Defisit aktivitas diversional/hiburan Intoleransi aktivitas
Lain-lainnya,
Jelaskan
Terlihat pasien tidak mau melakukan aktivitas apapun, sehari-harinya pasien
hanya berdiam diri

4. Alam Perasan
Sedih ketakutan putus asa khawatir
Gembira berlebihan Lain-lain,
jelaskan
Jelaskan :
Pasien merasa putus asa karena satu-satunya di dalam keluarga yang tidak
bekerja sebagai pegawai sehingga orang lain selalu merendahkannya

Masalah Keperawatan :
Risiko tinggi cedera Risiko diri membahayakan diri
Ansietas Risiko diri menganiaya diri
Ketakutan Risiko diri mutilasi diri
Isolasi sosial Lain-lain,
Jelaskan :

5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan :
Terlihat pasien susah untuk diajak berdiskusi dan selalu merasa direndahkan
orang lain.
Masalah Keperawatan :
Risiko tinggi cedera Kerusakan komunikasi verbal
Kerusakan komunikasi Kerusakan interaksi sosial
Lain-lain,
Jelaskan
Pasien kehilangan kepercayaan dirinya karena orang lain selalu
merendahkannya, sehingga pasien hnaya berdiam tanpa berkeinginan
keluar untuk berkomunikasi dengan orang lain

6. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata kurang Defensif Curiga
Jelaskan :
Pada saat dilakukan wawacara pasien berbicara sangat lambat sekali
sehingga sedikit kurang kooperatif dalam berkomunikasi dan terlihat pasien
begitu tidak percaya diri sehingga dalam berkomunikasi pun sedikit terhambat

Masalah Keperawatan :
Kerusakan komunikasi Risiko tinggi penganiayaan diri
Kerusakan interaksi sosial Risiko tinggi mutilasi diri
Isolasi sosial Risiko tinggi kekerasan
Risiko membahayakan diri lain-lainnya,
Jelaskan
Pada saat wawacara berlangsung, komunikasi pasien tidak terlalu terbuka

7. Persepsi-sensorik :
Halusinasi :
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Ilusi : Ada Tidak ada
Jelaskan :
Tidak ada masalah dalam persepsi sensorik
Masalah Keperawatan :
Perubahan sensori perseptual (pendengaran, penglihatan, peraba,
pengecap, penghidu).
Lain-lain,

8. Proses pikir
a. Proses pikir (arus dan bentuk pikir) :
Sirkumtansial Tangensial Asosiasi
Flight of ides
Perseverasi/pengulangan pembicara
b. Isi pikir :
Obsesi Fobia Hipokondaria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan :
Memberikan terapi pada pasien agar berprilaku adaptif.

9. Tingkat kesadaran (kuantitas/kualitas)


Memberikan terapi pada pasien agar berprilaku adaptif.
Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan :
Terlihat dari penampilan passien yang cak-acakan, bicara yang sangat lambat
dan penurunan kepercayaan diri karena sering direndahkan orang lain.
Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi cedera Lain-lain, jelaskan…………………
Perubahan proses pikir
Jelaskan
Menganggap dirinya tidak berguna sma sekali karena tidak menjadi seorang
pegawai.

10. Memori
Gangguan daya ingat jangkan panjang Konfabulasi
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Jelaskan :
Menilai dirinya tidak berguna sama sekali di dalam keluarganya.
MasalahKeperawatan :
Perubahan proses pikir
Menilai bahwa semua orang hanya selalu merendahkannya dan pasien selalu
merasa tidak percaya diri.

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan :
Terlihat pada saat wawancara bahwa pasien hanya menilai dirinya sendiri
yang merasa tidak berguna, ditambah komunikasi pasien yang kurang
kooperatif sehingga pembicraan mudah beralih dan tidak mampu fokus.
MasalahKeperawatan :
Perubahan proses pikir
Isolasisosial
Lain-lain
Terlihat saat dilakukan wawacara pasien hanya mengungkapkan bahwa
dirinya tidak berguna sama sekali sehingga sedikit sulit untuk diajak berpikir
positif.

12. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan :
Keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi, lingkungan
yang bermakna dan terkait pada irinya.
Masalah Keperawatan :
Koping diri tidak efektif
Pasien tidak mampu menerima kenyataan yang terjadi pada dirinya karena
koping diri yang kurang baik.

13. Daya tilik diri


Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan :
Pasien selalu menilai dirinya tidak berguna dan pasien selalu menilai bahwa
semua orang merendahkannya.
MasalahKeperawatan :
Ketidak efektifan penatalaksanaan regimen terapeutik
Perubahan proses pikir
Ketidak patuhan
Lain-lain
Pasien kurang memiliki keinginan yang kuat untuk sembuh dan keluar dari
masalahnya.

VI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB / BAK
Bantuan minimal Bantuan total
3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Bantuan total
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : 13.00 s/d 16.00
Tidur malam lama : 20.00 s/d 06.00
Aktivitas sebelum/sesudah tidur : 18.00 s/d 20.00
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
8. Aktivitas didalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapiian rumah
Mencuci pakaian
Pengaturan keungan
9. Aktivitas di luar rumah
Ya Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain
Jelaskan :
Keseharian pasien hanya berdiam diri di kamarnya tanpa melakukan aktivitas
sehari-hari seperti biasa.
Masalah Keperawatan :
Perubahan pemeliharaan kesehatan
Perilaku mencari bantuan kesehatan
Sindrom defisit perawatan diri
Perubahan eliminasi urine/feses
Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Lain-lain,

Jelaskan
Terbukti bahwa pasien jarang sekali mandi sehingga kondisi pasien sangat
kotor dan acak-acakan.

VII. MEKANISME KOPING


ADAPTIF MALADAPTIF
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik relokasi bekerja berlebihan
Aktivitas konstriktif menghindar
Olahraga mencederai diri
Lainnya Lainnya
Masalah Keperawatan :
Kegiatan penyesuaian
Koping individu tidak efektif
Koping individu tidak efektif (koping defensif)
Koping individu tidak efektif (menyangkal)
Lain-lain
Jelaskan :
Terlihat bahwa pasien tidak mampu menyelesaikan masalah dalam dirinya.

VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan:
Kurangnya dukungan keluarga pada kondisi pasien yang sedang
terpuruk dan kurang percaya diri

Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan :


Kondisi lingkungan yang kurang mendukung, terbukti banyaknya orang
yang merendahkan dirinya karena tidak bekerja sebagai seorang
pegawai

Masalah dengan pendidikan, uraikan :


…………………………………………………………………………………
Masalah dengan pekerjaan, uraikan :
Pasien mengeluhkan bahwa hanya dia satu-satunya dalam keluarga
yang tidak bekerja sebagai seorang pegawai, sehingga menjadi
sebuah beban bagi dirinya.

Masalah dengan perumahan, uraikan :


…………………………………………………………………………………
Masalah dengan ekonomi, uraikan :
…………………………………………………………………………………
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan :
…………………………………………………………………………………
Masalah lainnya, uraikan :
…………………………………………………………………………………
Masalah Keperawatan :
Perubahan pemeliharaan kesehatan
Perubahan kinerja peran
Perubahan eliminasi urine
Perilaku mencari bantuan
Gangguan konsep diri
Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan
Keputusasaan
Lain-lain

Jelaskan :
Dimana pasien menilai dirinya tidak bermanfaat dan tidak tidak berguna sama
sekali. Dalam kondisi ini pasien menilai buruk pada dirinya.
IX. KURANG PENGETAHUAN TENTANG
Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya :
Kurang pengetahuan keluarga maupun pasien dalam menangani masalah yang
terjadi pada pasien.
Masalah Keperawatan :
Perilaku mencari bantuan kesehatan
Ketidakpuasan
Penatalaksanaan terapeutik tidak efektif
Kurangn pengetahuan (spesifik)

X. ASPEK MEDIK
Diagnosis Medik : HARGA DIRI RENDAH

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi sosial : Menarik diri
3. Defisit Perawatan Diri

ANALISA DATA

N
DATA FOKUS MASALAH
O
DO : Tidak mau melakukan kegiatan sehari-hari,
hanya duduk diam di dalam kamar, klien
1. mengatakan “saya tidak berguna, hanya saya Harga Diri Rendah
sendiri di keluarga yang tidak jadi pegawai, dan
merasa selalu di rendahkan oleh orang lain”.
DO : Tidak mau melakukan kegiatan, duduk diam
Isolasi Sosial : Menarik
2. di dalam kamar,
Diri
Bicara sangat lambat.
DO : Penampilan tidak rapih, badan bau karena
3. Defisit Perawatan Diri
susah mandi, rambut acak-acakan.

Pohon Masalah
Menurut Fitria (2009) dan Yosef (2009), pohon masalah pada pasien
dengan harga diri rendah adalah :
Akibat Defisit perawatan diri

Masalah Utama Harga Diri Rendah

Penyebab Isolasi Sosial : Menarik diri

XI. DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi Sosial : Menarik Diri
3. Defisit Perawatan Diri

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Dx Perencanaan
N
Keperawa
O Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
tan
1. Harga Diri TUM : Klien 1.Ekspresi 1.1. Sapa ramah klien
Rendah dapat membina wajah (verbal, dan non
hbungan saling bersahabat verbal)
peraya. 1.2. Perkenalan diri
6. Ada kontak dengan sopan
mata 1.3. Tamya nama
7. Mau lengkap klien dan
berjaba nama panggilan
tangan yang di sukai
8. Mau 1.4. Jelaskan tujuan
menyebutk pertemuan
an nama 1.5. Jujur, menepati
9. Mau duduk janji
berdamoing 1.6. Tunjukan sikap
an dengan empati dan
perawat menerima klien apa
10. Mau adanya
mengutarak
an masalah
yang di
Hadapi

1. Kemampuan
yang dimiliki 1.1. Diskusikan
klien
2. Aspek positif kemampuan dan
keluarga aspek positif klien
3. Aspek positif 1.2. Setiap bertemu
lingkungan klien, hindarkan
yang dimiliki memberi penilaian
klien negatif
TUK : 1.3. Utamakan memberi
pujian yang realistik
1. Klien
dapat 1. Klien menilai
megiden kemampuan
tifikasi yang 2.1. Diskusikan dengan
kemamp digunakan klien kemampuan
uan dan yang masih dapat
aspek digunakan selama
positif sakit
yang 2.2. Diskusikan
dimiliki kemampuan yang
dapat dilanjutkan
2. Klien penggunaannya
dapat
menilai
kemamp
uan
yang
digunak 3.1. Rencanakan
an 1. Klien dapat dengan klien
membuat aktivitas yang akan
rencana harian dilakukan setiap
hari sesuai
3. Klien kemampuan :
dapat kegiatan mandiri,
menetap kegiatan dengan
kan/mer bantuan sebagian,
encanak kegiatan yang
an membutuhkan
kegiatan bantuan total
sesuai 3.2. Tingkatkan
kemamp kegiatan yang
uan sesuai toleransi
yang kondisi klien
dimiliki 3.3. Beri contoh cara
peaksanaan
kegiatan yang
boleh dilakukan

4.1. Beri kesempatan


klien untuk
mencoba kegiatan
yang telah di
rencanakan
4.2. Beri pujian atas
kebenrhasilan klien
4.3. Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
4. Klien
dapat
1. Klien
melakuk
melakukan 5.1. Beri pendidikan
an
kegiatan kesehatan pada
kegiatan
sesuai kondisi keluarga tentang
sesuai
sakit dan cara merawat klien
kondsi
kemampuanny
sakit dan dengan Harga Diri
a
kemamp Rendah
uannya 5.2. Bantu keluarga
memberikan
dukungan selama
klien dirawat
5. Klien
5.3. Bantu keluarga
dapat
1. Klien menyiapkan
memanf
memanfaatkan lingkungan
aatkan
sstem dirumah.
sistem
pendukung
penduku
yang ada di
ng yang
keluarga
ada
2. Isolasi TUM: Klien 1. Setelah 1X 1.1. Bina hubungan
Sosial : dapat interaksi saling percaya
Menarik berinteraksi klien dengan:
diri dengan orang menunjukk  Beri salam
lain an tanda- setiap
tanda berinteraksi.
percaya  Perkenalkan
kepada / nama, nama
TUK:
terhadap panggilan
1. Klien dapat perawat: perawat dan
membina  Wajah tujuan
hubungan cerah, perawat
saling percaya tersenyum berkenalan
 Mau  Tanyakan
berkenalan dan panggil
 Ada kontak nama
mata kesukaan
 Bersedia klien
menceritak  Tunjukkan
an sikap jujur
perasaan dan
 Bersedia menepati
mengungka janji setiap
pkan kali
masalahny berinteraksiT
a anyakan
 Bersedia perasaan
mengungka klien dan
pkan  masalah
masalahny yang
a dihadapi
kllien
 Buat kontrak
interaksi
yang jelas
 Dengarkan
dengan
penuh
perhatian
ekspresi
perasaan
klien

2. Klien 2. Setelah 1 x 2.1. Tanyakan pada


mampu interaksi klien klien tentang:
menyeb dapat  Orang yang
utkan menyebutkan tinggal
penyeba minimal satu serumah /
b penyebab teman
menarik menarik diri sekamar
diri dari: klien
 diri sendiri  Orang yang
 orang lain paling dekat
 lingkungan dengan klien
di rumah/ di
ruang
perawatan
 Apa yang
membuat
klien dekat
dengan
orang
tersebut
 Orang yang
tidak dekat
dengan klien
di rumah/di
ruang
perawatan
 Apa yang
membuat
klien tidak
dekat
dengan
orang
tersebut
 Upaya yang
sudah
dilakukan
agar dekat
dengan
orang lain
2.2. Diskusikan dengan
klien penyebab
menarik diri atau
tidak mau bergaul
dengan orang lain.
2.3. Beri pujian
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya
3. Klien mampu 3. Setelah 1x 1.1. Tanyakan pada
menyebutkan interaksi klien tentang :
keuntungan dengan klien  Manfaat hubungan
berhubungan dapat sosial.
sosial dan menyebutkan  Kerugian menarik
kerugian keuntungan diri.
berhubungan 1.2. Diskusikan
menarik diri.
sosial, bersama klien
misalnya tentang manfaat
 banyak berhubungan sosial
teman dan kerugian
 tidak menarik diri.
kesepian 1.3. Beri pujian
 bisa diskusi terhadap
 saling kemampuan klien
menolong, mengungkapkan
dan perasaannya.
kerugian
menarik
diri,
misalnya:
 sendiri
 kesepian
 tidak bisa
diskusi
4. Setelah 1x 4.1. Observasi
interaksi klien perilaku klien
dapat saat
melaksanakan berhubungan
hubungan sosial.
sosial secara 4.2. Beri motivasi
bertahap dan bantu klien
dengan: untuk
-Perawat berkenalan /
berkomunikasi
-Perawat lain dengan :
1. Klien dapat -Klien lain  Perawat lain
melaksanak  Klien lain
an  Kelompok
hubungan 4.3. Libatkan klien
sosial dalam
secara
bertahap 4.4 Diskusikan jadwal
harian yang
dapat dilakukan
untuk
meningkatkan
kemampuan
klien
bersosialisasi
4.5 Beri motivasi
klien untuk
melakukan
kegiatan sesuai
dengan jadwal
yang telah
dibuat.
4.6. Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
memperluas
pergaulannya
melalui
aktivitas yang
dilaksanakan.

2. Klien dapat 5. Setelah 1X 5.1. Diskusikan


memanfaatk pertemuan pentingnya
an obat keluarga dapat peran serta
dengan menjelaskan keluarga
baik. tentang : sebagai
pendukung
o Pengertian
untuk
menarik diri
mengatasi
o Tanda dan prilaku menarik
gejala menarik diri diri.

o Penyebab 5.2. Diskusikan


dan akibat potensi
menarik diri keluarga untuk
membantu klien
o Cara mengatasi
merawat klien perilaku
menarik diri menarik diri
5.3. Jelaskan pada
keluarga
tentang :
• Pengertian
menarik diri
• Tanda dan
gejala menarik
diri
• Penyebab dan
akibat menarik
diri
• Cara
merawat klien
menarik diri
5.4. Latih keluarga
cara merawat
klien menarik
diri.
5.5. Tanyakan
perasaan
keluarga
setelah
mencoba cara
yang dilatihkan
5.6. Beri motivasi
keluarga agar
membantu klien
untuk
bersosialisasi.
5.7. Beri pujian
kepada
keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien
di rumah sakit.

6.1. Diskusikan
dengan klien
tentang manfaat
dan kerugian
tidak minum
obat, nama ,
warna, dosis,
cara , efek terapi
dan efek
samping
penggunan obat
6.2. Pantau klien
saat
penggunaan
obat
6.3. Beri pujian jika
klien
menggunakan
3.2 Setelah 1x obat dengan
interaksi benar
3. Klien dapat klien
memanfaatk menyebutkan
an obat Manfaat
dengan minum obat
baik.
 Kerugian
tidak
minum obat
 Nama,warn
a,dosis,
efek terapi
dan efek
samping
obat

3. Defisit TUM : klien 1. Setelah 1 x 1.1. Berikan salam


Perawaan dapat mandiri pertemuan klien setiap
Diri dalam menunjukkan berinteraksi
perawatan diri tanda-tanda 1.2. Perkenalkan
percaya kepada nama, nama
perawat: panggilan
perawat dan
TUK :  Wajah tujuan perawat
cerah, berkenalan.
1. Klien tersenyu 1.3. Tanyakan nama
dapat m dan panggilan
membin kesukaan klien.
 Mau
a 1.4. Tunjukan sikap
berkenal
hubunga jujur dan
an
n saling menepati janji
 Ada
percaya setiap kali
kontak
mata berinteraksi.
 Bersedi 1.5. Tanyakan
a perasaan dan
mencerit masalah yang
akan dihadapi klien.
perasaa 1.6. Buat kontrak
n interaksi yang
jelas.
1.7. Dengarkan
ungkapan
perasaan klien
dengan empati.
1.8. Penuhi
kebutuhan dasar
klien

2.1. Bina hubungan


saling percaya
dengan
Dalam 1x interaksi menggunakan
klien menyebutkan prinsip
: komunikasi
terapeutik.
penyebab tidak
merawat diri 2.2 Diskusikan
bersama klien
Manfaat
pentingnya
menjaga
kebersihan diri
perawatan diri
dengan cara
2. Klien
dapat  Tanda tanda menjelaskan
mengetahui bersih dan rapi pengertiantentan
 gangguan g arti bersih dan
pentingnya
yang dialami tanda tanda
perawatan
jika perawatan bersih
diri diri tidak
diperhatikan 2.3. Dorong klien
untuk
menyebutkan
dari tanda
kebersihan diri.
2.4. Diskusikan
fungsi
kebersihan diri
dengan
menggali
pengetahuan
klien terhadap
hal yang
berhubungan
dengan
kebersihan diri.
2.5. Bantu klien
mengungkapkan
arti kebersihan
diri dan tujuan
memelihara
kebersihan diri.
2.6. Beri
reinforcement
positif setelah
klien mampu
mengungkapkan
arti kebersihan
diri.
2.7. Ingatkan klien
untuk memelihara
kebersihan diri
seperti mandi 2
kali pagi dan sore,
sikat gigiminimal 1
kali
sehari )sesudah
makan dan
sebelum tidur+,
keramas dan
menyisir rambut,
guntingkuku jika
panjang

3.1. Evaluasi jadwal


kegiatan harian
klien
3.2. Jelaskan cara
berdandan
3.3. Bantu klien
mempraktekkan
cara berdandan
4.4 Anjurkan klien
memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian.

Dalam 3x
interaksi klienmela
ksanakan praktek  
perawatan diri
secara mandiri :
1. mandi 2x
sehari
2. gosok gigis
ehabis
makan
3. keramas2x
seminggu
3. Klien 4. ganti pakai
mampu an 2x
melakuk sehari
an 5. Berhias
berhias / sehabis
berdand mandi
an 6. gunting kuk
u
setelah mul
ai panjang
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KELUARGA

 SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam


merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala
harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri
rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah,
dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara
merawat
ORIENTASI :
Perawat : “Selamat pagi !”
Keluarga : “selamat pagi sus”
Perawat : “Bagaimana keadaan Bapak pagi ini ?”
Keluarga : “Alhamdulillah baik sus”
Perawat : “Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat
Bapak? Berapa lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan
wawancara!”
Keluarga : “Iya boleh”
KERJA :
Perawat : “Apa yang bapak ketahui tentang masalah ibu”
Keluarga : “Iya bapak mengetahui, ibu mengalami gangguan jiwa yang seaakan
dirinya merasa lebih rendah di bandingkan yang lain (harga diri rendah)”
Perawat : “Ya memang benar sekali Pak, ibu itu memang terlihat tidak percaya diri
dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Ibu, sering menyalahkan
dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang paling tidak berguna di keluarganya.
Dengan kata lain, Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan
munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan ibu
ini terus menerus seperti itu, ibu bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi,
misalnya jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
Keluarga : “Oh begitu sus”
Perawat : “Sampai disini, bapak mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
Keluarga : “Iya mengerti sus”
Perawat : “Bagus sekali bapak sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah terdapat menjadi masalah serius, maka kita
perlu memberikan perawatan yang baik untuk ibu”
” Bapak, apa saja kemampuan yang dimiliki ibu?
Keluarga : “Senang beres-beres”
Perawat : “Ya benar, dia juga mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan
kemampuan yang dikatakan ibu)”
Keluarga : “Oh iyaaa sus”
Perawat : ” Ibu itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci
piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak dapat
mengingatkan ibu untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. tolong bantu
menyiapkan alat-alatnya, ya Pak. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga
dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.
Keluarga : “Iya sus dengan senang hati saya akan bantu”
Perawat : ”Selain itu, bila ibu sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak tetap
perlu memantau perkembangan ibu. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan
tidak tertangani lagi, bapak dapat membawa ibu ke rumah sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada
Bapak”
Keluarga :”Baik sus”
Perawat : ”temui ibu dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan
pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali bu, kamu sudah semakin terampil
mencuci piring”
”Coba Bapak praktekkan sekarang”
Keluarga : “Ibu sekarang makin rajin ya beres-beres nya, bagus sekali sudah makin
terampil”.
Perawat : “Bagus pak”
TERMINASI :
Perawat : ”Bagaimana perasaan Bapak setelah percakapan kita ini?”
Keluarga : “Alhamdulillah sus”
Perawat : “Dapatkah Bapak jelaskan kembali maasalah yang dihadapi t dan
bagaimana cara merawatnya?”
Keluarga : “Cara merawatnya ttap pantau dan berikan kegiatan yang di sukai ibu lalu
berikan pujian apabila telah di lakukan nya”
Perawat : “Bagus sekali bapak dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali
Bapak kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
Keluarga : “Baik sus”
Perawat : “Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada ibu”
“Jam berapa Bpak datang?
Keluarga : “pukul 10.30 WIB sus paling”
Perawat : “Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

 SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien


dengan masalah harga diri rendah langsung kepada pasien
ORIENTASI:
Perawat : “Selamat pagi Pak”
” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
Keluarga : “Selamat pagi kembali sus, alhamdulillah baik”
Perawat : ”Bapak masih ingat latihan merawat keluarga Bapak? seperti yang kita
pelajari dua hari yang lalu?”
Keluarga : “Iya sus saya ingat’’
Perawat : “Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada
Ibu.Waktunya 20 menit. Sekarang mari kita temui Bapak”
KERJA:
Perawat : ”Selamat pagi Ibu. Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Hari ini saya datang
bersama keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, keluarga
Ibu juga ingin merawat Ibu agar Ibu cepat pulih.”
Pasien : “Hmmmm, Iya”
(kemudian perawat berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
Perawat : ”Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita
latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan
keluarga Ibu”
Keluarga : (sedang mempraktikan bagaimana memberikan pujian terhadap ibu)
(Perawat mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti
yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
Perawat : ”Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang dengan keluarga?”
Pasien : “Senang. He”
Perawat : ”Baiklah, sekarang saya dan Bapak ke ruang perawat dulu”
(Perawat dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga)
TERMINASI:
Perawat : “ Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi? Mulai sekarang
Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada Bapak, tiga hari lagi kita
akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak melakukan cara merawat
yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak
Keluarga : “Iya sus baik terimakasih”
Perawat : “Sama-sama pak, sampai jumpa”

Anda mungkin juga menyukai