Anda di halaman 1dari 9

HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa
gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri ( Keliat, 1998).

Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative, dapat
secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan.

Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini :

a.    Citra tubuh (Body Image)

Citra tubuh (Body Image) adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari
terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi,
penampilan, dan potensi. Yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman
yang baru (Stuart & Sundeen, 1998).

b.    Ideal Diri (Self Ideal)

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar,
aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu (Stuart & Sundeen, 1998). Sering juga disebut bahwa ideal diri
sama dengan cita – cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri.

c.    Identitas Diri (Self Identifity)

Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikkan individu (Stuart & Sundeen, 1998). Pembentukan
identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama
pada masa remaja

d.   Peran Diri (Self Role)

Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi
individu di berbagai kelompok sosial.Peran yang diterapkan adalah peran dimana seseorang tidak
mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu (Stuart &
Sundeen, 1998).

e.    Harga Diri (Self Esteem)

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa
seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berakar dalam penerimaan diri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, tetap merasa
sebagai seorang yang penting dan berharga (Stuart & Sundeen, 1998.

B.     Etiologi

Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang
umpan balik positif, kurangnya system pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang
negatif, difungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C. 1998 : 366).

Menurut Carpenito, L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam mengalami stessor internal atau lingkungan
dengan adekuat karena ketidakkuatan sumber-sumber (fisik, psikologi, perilaku atau kognitif).

Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998 : 312) koping individu tidak efektif merupakan kelainan perilaku
adaptif dan kemampuan memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntutan kehidupan dan peran. Adapun
Penyebab Gangguan Konsep Diri Harga Diri Rendah, yaitu :

a.    Factor Presdisposisi

Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua, penolakan orangtua yang tidak
realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

b.      Factor Presipitasi

Factor Presipitasi Terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehillangan bagian tubuh, perubahan
penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang menurun.
C.     Proses Terjadinya Harga Diri Rendah

Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa
seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar
dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,kekalahan, dan kegagalan, tetapi
merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.

Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan melalui tingkat
kecemasan yang sedang sampai berat.Umumnya disertai oleh evalauasi diri yang negative membenci diri
sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :

a.    Situasional

Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan, dicerai suami, putus
sekolah, putus hubungan kerja, dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi
yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan,
harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan
petugas yang tidak menghargai.

b.    Kronik

Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Pasien
mempunyai cara berpikir yang negative. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negative
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada
pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa.

D. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah


1. Mengejek dan mengkritik diri
2. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum dan menolak diri sendiri
3. Mengalami gejala fisik, missal : tekanan darah tinggi
4. Menunda keputusan
5. Sulit bergaul
6. Menghindari kesenangan yang dapat meberi rasa puas
7. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga, halusinasi
8. Merusak diri : harga diri rendah menyokong pasien untuk mengakhirinya hidup
9. Merusak/melukai orang lain
10. Perasaan tidak mampu
11. Pandangan hidup yang pesimistis
12. Tidak menerima pujian
13. Penurunan produktivitas
14. Penolakan terhadap kemampuan diri
15. Kurang memerhatikan perawatan diri
16. Berpakaian tidak rapih
17. Berkurang selera makan
18. Tidak berani menatap lawan bicara
19. Lebih banyak menunduk
20. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

E.     Penatalaksanaan

Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah dikembangkan sehingga
penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi
yang dimaksudmeliputi :

a.    Psikofarmaka 
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat
2. Tidak ada efek samping kalaupun ada relative kecil
3. Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk gejala positif maupun gejala
negative skizofrenia
4. Lebih cepat memulihkan fungsi kogbiti
5. Tidak menyebabkan kantuk
6. Memperbaiki pola tidur
7. Tidak menyebabkan habituasi, adikasi dan dependensi
8. Tidak menyebabkan lemas otot.

Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya diperoleh dengan resep dokter,
dapat dibagi dalan 2 golongan yaitu golongan generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical).Obat
yang termasuk golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan Haloperidol.
Obat yang termasuk generasi kedua misalnya : Risperidone, Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine,
dan aripiprazole.
b.    Psikoterapi

Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain, penderita lain,
perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat
membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama.
(Maramis,2005,hal.231).

c.    Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)


ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik
melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang
tidak mempan denga terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik. (Maramis,
2005).

d.   Keperawatan

Biasanya yang dilakukan yaitu Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk
skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien.Teknik perilaku menggunakan latihan
keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial.Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan
praktis dalam komunikasi interpersonal.Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana
dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata. (Kaplan dan Sadock,1998).

Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi,
theerapy aktivitas kelompok stimulasi sensori, therapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy aktivitas
kelompok sosialisasi (Keliat dan Akemat,2005,hal.13). Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang
paling relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah therapyaktivitas
kelompok stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah therapy yang
mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah.(Keliat dan Akemat,2005).
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN HARGA DIRI RENDAH

A. Pengkajian
1. Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal pengkajian, nomor rekam
medic
2. Faktor predisposisi merupakan factor pendukung yang meliputi factor biologis, factor psikologis, social
budaya, dan factor genetic
3. Factor presipitasi merupakan factor pencetus yang meliputi sikap persepsi merasa tidak mampu, putus
asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa malang, kehilangan, rendah diri, perilaku agresif,
kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan dan penanganan gejala stress pencetus pada umunya
mencakup kejadian kehidupan yang penuh dengan stress seperti kehilangan yang mempengaruhi
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas.
4. Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan social dan spiritual
5. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas motorik, alam perasaan, afek
pasien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat
kosentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian, dan daya tilik diri.
6. Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun maladaptive
7. Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis

Pada proses pengkajian, data penting yang perlu dapatkan adalah:

No Masalah Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif

1 Masalah utama : gangguan Mengungkapkan ingin diakui Merusak diri sendiri, Merusak
konsep diri : harga diri rendah jati dirinya. Mengungkapkan orang lain, Ekspresi malu,
tidak ada lagi yang peduli.
Menarik diri dari hubungan
Mengungkapkan tidak bisa apa-
social, Tampak mudah
apa.    Mengungkapkan dirinya
tersinggung,            Tidak mau
tidak berguna.   Mengkritik diri
makan dan tidak tidur
sendiri. Perasaan tidak mampu.
2 Mk : Penyebab tidak efektifnya Mengungkapkan Tampak ketergantungan
koping individu ketidakmampuan dan meminta terhadap orang lain  Tampak
bantuan orang lain.          sedih dan tidak melakukan
Mengungkapkan malu dan tidak aktivitas yang seharusnya
bisa ketika diajak melakukan dapat dilakukan               
sesuatu.  Mengungkapkan tidak Wajah tampak murung
berdaya dan tidak ingin hidup
lagi.

3 Mk : Akibat isolasi sosial menarik Mengungkapkan enggan bicara Ekspresi wajah kosong tidak
diri dengan orang lain  Klien ada kontak mata ketika diajak
mengatakan malu bertemu dan bicara  Suara pelan dan tidak
berhadapan dengan orang lain. jelas                         Hanya
memberi jawaban singkat
(ya/tidak)      Menghindar
ketika didekati

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara atau pemeriksaan fisik bahkan
melalui sumber sekunder, maka perawat dapat menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien sebagai
berikut:

1. Harga Diri Rendah


2. Isolasi Sosial
3. Defisit Perawatan Diri

C. Rencana Tindakan Keperawatan dan Strategi Pelaksanaan pasien

Untuk mengatasi masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Tindakan keperawatan pada pasien :
a.    Tujuan :

1)      Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2)      Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

3)      Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

4)      Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan

5)      Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih

Tindakan keperawatan :

1)   Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.

Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikinya ,
perawat dapat :

a.    Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang  dimiliki pasien seperti kegiatan
pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat
pasien.

b.   Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.

2)   Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

a.   Mendiskusikan dengan pasien  kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini

b.   Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan
pasien

c.   Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif

3)   Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih Tindakan keperawatan yang dapat
dilakukan adalah :

a.    Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan
yang akan pasien lakukan sehari-hari.

b.    Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri, mana kegiatan
yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari
keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.

4)   Melatih kemampuan yang dipilih pasien

Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:

a.    Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih

b.    Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan

c.    Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien

5)   Membantu menyusun jadwal pelaksanaan  kemampuan yang dilatih

Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-hal berikut :

a.    Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan

b.    Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari

c.    Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan

d.   Susun  jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih

Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai