A. Masalah Utama
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
4. Rentang Respon
Stuart dan Sunden, 1998: 230 yang dikutip oleh Ernawati 2009
5. Penatalaksanaan
Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia
dewasa ini sudah dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami
diskriminasi bahkan metodenya lebih manusiawi daripada masa
sebelumnya. Terapi yang dimaksudmeliputi:
a. Psikofarmaka
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat
sebagai berikut:
1) Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup
singkat
2) Tidak ada efek samping kalaupun ada relative kecil
3) Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik
untuk gejala positif maupun gejala negative skizofreni
4) Lebih cepat memulihkan fungsi kogbiti
5) Tidak menyebabkan kantuk
6) Memperbaiki pola tidur
7) Tidak menyebabkan habituasi, adikasi dan dependensi
8) Tidak menyebabkan lemas otot.
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang
hanya diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalan 2
golongan yaitu golongan generasi pertama (typical) dan golongan
kedua (atypical).Obat yang termasuk golongan generasi pertama
misalnya chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan Haloperidol.
Obat yang termasuk generasi kedua misalnya : Risperidone,
Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan aripiprazole.
b. Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi
dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya
supaya ia tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia
dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk
mengadakan permainan atau latihan bersama. (Maramis, 2005, hal.
231).
c. Therapy Kejang Listrik (Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall
secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode
yang dipasang satu atau dua temples. Therapi kejang listrik
diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan denga terapi
neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5
joule/detik. (Maramis, 2005).
d. Keperawatan
Biasanya yang dilakukan yaitu Therapi modalitas/perilaku
merupakan rencana pengobatan untuk skizofrrenia yang ditujukan
pada kemampuan dan kekurangan klien.Teknik perilaku
menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan
kemampuan sosial.Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan
praktis dalam komunikasi interpersonal. Therapi kelompok bagi
skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana dan masalah
dalam hubungan kehidupan yang nyata. (Kaplan dan Sadock,1998).
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas
kelompok stimulasi kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok
stimulasi sensori, therapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan
therapy aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan
Akemat,2005,hal.13). Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok
diatas yang paling relevan dilakukan pada individu dengan
gangguan konsep diri harga diri rendah adalah therapyaktivitas
kelompok stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK)
stimulasi persepsi adalah therapy yang mengunakan aktivitas
sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan
untuk didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat
berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
(Keliat dan Akemat,2005).
C. Pohon Masalah
Hanya memberi
jawaban singkat
(ya/tidak)
Menghindar ketika
didekati
2 Gangguan Mengungkapkan ingin Merusak diri
konsep diri : diakui jati dirinya sendiri
harga diri
rendah Mengungkapkan tidak ada Merusak orang lain
lagi yang peduli
Menarik diri dari
Mengungkapkan tidak hubungan sosial
bisa apa-apa
Tampak mudah
Mengungkapkan dirinya tersinggung
tidak berguna
Tidak mau makan
Mengkritik diri sendiri dan tidak tidur
Perasaan malu
Perasaan tidak mampu.
Tidak nyaman jika
jadi pusat perhatian
3 Berduka Mengungkapkan tidak Ekspresi wajah
disfungsional berdaya dan tidak ingin hidup sedih
lagi
Tidak ada kontak
Mengungkapkan sedih mata ketika diajak
karena tidak naik kelas bicara
Wajah tampak
murung
F. Diagnosis Keperawatan Jiwa
1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi Sosial
3. Defisit Perawatan Diri
G. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
DX Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1. Harga diri Tujuan umum : Klien Ekspresi wajah bersahabat, 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
rendah dapat berhubungan menunjukan rasa senang,ada mengungkapkan prinsip komunikasi
dengan orang lain kontak mata,mau berjabat terapeutik:
secara optimal tangan,meu menyebut - Sapa klien dengan ramah baik verbal
Tujuan khusus : nama,mau manjawab maupun non verbal
TUK 1 : salam,klien mau duduk - Perkenalakan diri dengan sopan
Klien dapat membina berdampingan dengan - Tanyakan nama lengkap klien dan
nama penggilan yang disukai klien
hubungan saling perawat, mau mengutarakan
- Jelaskan tujuan pertemuan
percay masalah yang dihadapi
- Jujur dan menepati janji
- Tunjukan sikap empati dan menerima
klien apa adanya
- Beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
TUK 2 : Klien mengidentifikasi 2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif
Klien dapat keamampuan aspek positif yang dimiliki klien
mengidentifi-kasi yang dimilki : 2.2 Setiap bertemu klien hindarkan dari
kemampuan dan - Kemampuan yang dimilki memberi penilaian negatif
aspek positif yang klien 2.3 Utamakan memberi pujian yang realistik
dimiliki - Aspek positif keluarga
- Aspek positif
- lingkungan
TUK 3 : Klien dapat menilai 3.1 Diskusikan dengan klien kemampuan
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat yang masih dapat digunakan selama
kemampuan yang digunakan sakit
digunakan 3.2 Diskusikan kemampuan yang dapat
dilanjutkan penggunaannya
TUK 4 : Klien membuat rencana 4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang
Klien dapat kegiatan harian dapat dilakukan setiap hari sesuai
(menetapkan) kemampuan
merencanakan - kegiatan mandiri
kegiatan sesuai - kegiatan dengan bantuan
dengan kemampuan - kegiatan yang membutuhkan bantuan
yang dimiliki total
4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
toleransi kondisi klien
4.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan
yang boleh klien lakukan
TUK 5 : Klien dapat melakukan 5.1 Beri kesempatan pada klien untuk
Klien dapat kegiatan sesuai kondisi sakit mncoba kegiatan yang telah
melakukan kegiatan dan kemampuannya direncanakan
sesuai kondisi sakit 5.2 Beri pujian atas keberhasilan klien
dan kemampuannya 5.3 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di
rumah
TUK 6 : Klien memanfaatkan sistem 6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga
Klien dapat pendukung yang ada di tentang cara merawat klien dengan
memanfaatkan keluarga harga diri rendah
sistem pendukung 6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan
yang ada selama klien dirawat
6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan
rumah
TUK 7 Klien dan keluarga dapat 7.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga
Klien dapat menyebutkan manfaat, dosis tentang dosis, frekwensi dan manfaat
memanfaatkan obat dan efek samping obat obat
dengan baik 7.2 Anjurkan klien meminta sendiri obat
Klien dapat pada perawat,dan merasakan
mendemonstrasikan manfaatnya.
penggunaan obat 7.3 Anjurkan klien dengan bertanya kepada
Klien termotivasi untuk dokter tentang efek dan efek samping
berbicara dengan perawat obat yang dirasakan.
apabila dirasakan ada efek 7.4 Diskusikan akibat berhenti obat tanpa
samping obat konsultasi
Klien memahami akibat 7.5 Bantu klien menggunakan obat dengan
prinsip 5 benar
berhentinya obat
Klien dapat menyebutkan
prinsip 5 benar penggunaan
obat
H. Strategi Pelaksanaan Tindakan
Harga Diri Pasien Keluarga
Rendah SP I p SP I k
1. Mengidenfikasi 1. Mendiskusikan
kemampuan dan aspek masalah yang dirasakan
positif yang dimiliki pasien keluarga dalam merawat
2. Membantu pasien pasien
menilai kemampuan 2. Menjelaskan
pasien yang masih dapat pengertian, tanda dan
digunakan gejala harga diri rendah
3. Membantu pasien yang dialami pasien
memilih kegiatan yang beserta proses terjadinya
akan dilatih sesuai 3. Menjelaskan cara-cara
dengan kemampuan merawat pasien harga diri
pasien rendah
4. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih SP II k
5. Memberikan pujian 1. Melatih keluarga
yang wajar terhadap mempraktekkan cara
keberhasilan pasien merawat pasien dengan
6. Menganjurkan pasien harga diri rendah
memasukkan dalam 2. Melatih keluarga
jadwal kegiatan harian melakukan cara merawat
langsung kepada pasien
SP II p harga diri rendah
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien SP III k
2. Melatih kemampuan 1. Membantu keluarga
kedua membuat jadual aktivitas di
3. Menganjurkan pasien rumah termasuk minum
memasukkan dalam obat (discharge planning)
jadwal kegiatan harian 2. Menjelaskan follow up
pasien setelah pulang
Daftar Pustaka
Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing: contemporary practice. Philadelphia:
Lipincott-Raven Publisher. 1998
Dadang, Hawari. 2001. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing: contemporary practice. Philadelphia:
Lipincott-Raven Publisher. 1998
Keliat, Budi Ana. 1992. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien Gangguan
Jiwa. EGC: Jakarta.
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC.
1998
Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung: RSJP Bandung. 2000
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama