Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, tidak hanya keadaan
tanpa penyakit atau kelemahan, sehingga secara menyeluruh kesehatan jiwa
merupakan bagian dari kesehatan yang tidak dapat dipisahkan. Dari studi
pendahuluan dan pengkajian yang telah diakukan, didapatkan data bahwa masalah
yang sedang dihadapi oleh klien adalah harga diri rendah yang membuat klien malu
berinteraksi dengan orang lain sehingga membuat klien cenderung menyendiri di
rumah tanpa adanya kegiatan yang bermakna. Hal ini mendorong kelompok untuk
melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) keluarga yang merupakan salah satu
terapi modalitas keperawatan untuk mendukung dan mengoptimalkan intervensi yang
telah dilakukan oleh perawat.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan terapi psikologik yang
dilakukan dalam sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara kolektif dalam rangka
pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam
kegiatan aktivitas kelompok. Tujuan ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan masalah yang
dihadapi oleh sebagian besar klien dan sedikit banyak dapat diatasi dengan pendekatan
terapi aktivitas kolektif.
Salah satu terapi aktivitas yang dapat diberikan pada pasien dengan harga diri
rendah adalah terapi aktivitas kelompok keluarga dengan stimulasi persepsi: harga diri
rendah dengan melatih hal positif pada diri yaitu dengan menghias toples lebaran.
Pembuatan toples hias akan mengembangkan kemampuan positif pada pasien dengan
harga diri rendah. Sehingga pada proposal ini kelompok berkeinginan mengajukan TAK
menghias toples lebaran untuk pasien harga diri rendah sebagai terapi modalitas
untuk merangsang kembali kemampuan positif klien dan dapat meningkatkan
kemauan dalam melakukan aktivitas pada pasien harga diri rendah di Desa
Bandungrejo Kecamatan Bantur.

1.2 Tujuan
Tujuan umum TAK menghias toples lebaran untuk pasien harga diri rendah
sebagai terapi modalitas untuk merangsang kembali kemampuan positif klien dan
dapat meningkatkan kemauan dalam melakukan aktivitas. Tujuan khususnya adalah:
1 . Klien dapat menilai hal positif diri yang dapat digunakan
2. Klien dapat memilih hal positif diri yang akan dilatih
2.1 Harga Diri Rendah
I. Pengertian konsep diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat
seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan
orang Iain (Stuart dan sundeen 1998: 227).
Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu Iahir, tetapi dipelajari sebagai hasil dari
pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan
realita dunia.
Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut:
a. Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari
terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang
ukuran, fungsi, penampilan dan potensi yang secara berkesinambungan dimodifikasi
dengan persepsi dan pengalaman baru.
b. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berprilaku
berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal tertentu.
c. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik prilaku seseorang sesuai dengan identitas diri, harga diri yang
tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetapi merasa sebagai
seorang yang penting dan berharga.
d. Penampilan peran adalah serangkaian pola prilaku yang diharapkan oleh lingkungan
sosial berhubungan dengan fungsi diberbagai kelompok sosial. Peran yang ditetapkan
adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang di terima adalah
peran yang terpilih atau dipilih oleh individu.
e. Identitas personal adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu.
Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang
hidupnya, tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
2. Psikodinamika konsep diri
a. Etiologi
Penyebab dari gangguan konsep diri adalah:
1) Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba—tiba, misal : harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi
(korban perkosaan, dituduh, korupsi, kolusi, nepotisme, dipenjara tiba-tiba).
2) Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri telah berlangsung lama sebelum sakit atau
dirawat, klien mempunyai cara berfikir negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

b. Eaktor Predisposisi

I ) Penolakan orang tua.


2) Harapan orang tua yang tidak realistis.
3) Kegagalan berulang kali.
4) Kurang mempunyai tanggung jawab personal.
5) Ketergantungan pada orang lain.
6) Ideal diri yang tidak realistis.

C. Komplikasi
1) Isolasi sosial: menarik diri.
2) Timbulnya masalah persepsi sensori halusinasi dengar, lihat, raba, cium dan lain-
lain.

d. Rentang respon konsep diri

Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Deporsonalisasi

diri positif rendah identitas

(Stuart and Sundeen 1998)


3. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang bisa muncul akibat dari gangguan konsep diri adalah
mengkritik diri sendiri atau orang lain, penurunan produktifitas, destruktif yang
diarahkan pada orang lain, gangguan dalam berhubungan, rasa diri penting yang
berlebihan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung atau marah
yang berlebihan, perasaan
3. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang bisa muncul akibat dari gangguan konsep diri adalah mengkritik
diri sendiri atau orang lain, penurunan produktifitas, destruktif yang diarahkan pada
orang lain, gangguan dalam berhubungan, rasa diri penting yang berlebihan, perasaan
tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung atau marah yang berlebihan, perasaan

negatif mengenai tubuhnya sendiri., ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup
yang pesimis, keluhan fisik, pandangan hidup yang bertentangan, penolakan terhadap
kemampuan personał, destruktif terhadap diri sendiri, pengurangan diri, penarikan diri
secara sosial, penyalahgunaan zat, menarik diri dari realitas.

4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Harga diri rendah termasuk dalam kelompok penyakit skizoprenia tidak
tergolongkan, maka jenis penatalaksanaan yang bisa dilakukan adalah: I)
Psikofarmakol
Adalah terapi dengan menggunakan obat, tujuannya untuk mengurangi atau
menghilangkan gejala gangguan jiwa, obat yang biasa digunakan di RS jiwa antara
lain.
a. AniLăLsjs
I . Cloropromazin ( Thorazime) dosis 25-2000 mg/hari
2. Haloperidol (hal dol) dosis 2-40 mg/hr indikasi digunakan untuk pengobatan
psikosa, mengobati masalah perilaku yang berat pada anak-anak yang
berhubungan dengan keadaan yang tiba-tiba meledak, mengontrol mual
dan muntah yang berat dan kecemasan berat. Kontra indikasi: hiperaktif,
galaukoma, hamil dan menyesui, efek samping yaitu anemia, mulut kering,
mual dan muntah, konstipasi, diare, hipotensi, aritmia cordis, takikardi,
eksrapiramidal, penglihatan berkabut.
a. Anti Parkinson
Trihexypenidril (artane) dosis 5-15 mg/hr indikasi berbagai bentuk
parkinsonisme. Kontra indikasi: galukoma, takikardi, hipertensi, penyakit
jantung, asma, ulserasi, duodenum. Efek samping: sakit kepala, lemas, cemas,
psikosis, depresi, halusinasi, ortostatik, foto sensitivitas, penglihatan berkabut,
mual muntah, konstipasi, frekuensi/retansi urin.
2) Pengobatan Somatik
a. Elektro Convulsif Therapi (ECT)
Merupakan pengobatan untuk menimbulkan kejang grand mal yang menghasilkan
efek therapi dengan menggunakan arus listrik berkekuatan 75-100 volt. Cara kerja
belum diketahui secara jelas namun dapat dikatakan bahwa therapi convulsif dapat
memperpendek lamanya skizofrenia dan dapat mempermudah kontak dengan orang
lain, indikasi ECT yaitu depresi berat dan bila therapi obat-obatan belum berhasil
(gangguan berpolar), klien yang sangat mania, hiperaktif, klien resiko tinggi bunuh
diri, psikosis akut, skozoprenia.

b. Pengekangan Fisik
Terdiri dari pengekangan mekanik dan isolasi
Pengekangan mekanik dilakukan dengan menggunakan manset untuk pergelangan
tangan dan kaki serta seprei pengekang.
Isolasi yaitu menempatkan klien dalam suatu ruangan tertentu di Rumah sakit.
Indikasi: Pengendalian prilaku amuk yang membahayakan diri dan orang lain
Kontra indikasi: resiko tinggi bunuh diri, hukuman.
3) Psikoterapi
Psikoterapi membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan
bagian penting proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi yaitu memberikan
rasa aman dan tenang. Menerima klien apa adanya, motivasi klien untuk dapat
mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah sopan dan jujur
pada klien.
4) Terapi Modalitas
Terapi Okupasi:
Terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisifasi
seseorang dalam melaksanakan aktivitas atau juga yang segala dipilih dengan
maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga diri.
2.2 Terapi Aktivitas Kelompok
2.2.1 Definisi kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan 1 dengan yang
Iain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart dan Laraia,
2001). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang
harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian,
kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik (Yolam, 1995
dalam stuart dan laraia, 2001). Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamika
kelompok, ketika anggota kelompok memberi dan menerima umpan balik yang
berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Kelompok


Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan
orang Iain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. Kekuatan
kelompok ada pada konstribusi dari setiap anggota dan pimpinan dalam
mencapai tujuannya.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling
membantu satu sama Iain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
Kelompok merupakan laboraturium tempat untuk mencoba dan menemukan
hubungan interpersonal yang baik, serta mengembangkan perilaku yang adaptif.
Anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensi nya Oleh
anggota kelompok yang Iain.

2.2.3 Jenis Terapi Kelompok


1 . Terapi kelompok
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan
tertentu. Fokus terapi kelompok adalah membuat sadar diri (self-awareness),
peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.
2. Kelompok terapeutik
Kelompok terapeutik membantu mengatasi stress emosi, penyakit fisik krisis,
tumbuh kembang, atau penyesuaian sosial, misalnya, kelompok wanita hamil

Anda mungkin juga menyukai