Anda di halaman 1dari 18

Komunikasi Pada Pasien gangguan

jiwa
Kelompok 1
Irma Lestari
Meisin Kuraesin
Novianti Nurul Fathonah
GANGGUAN JIWA???

American Psychiatric
Maslim (2002)
Association (APA, 1994)

Menurut Townsend (1996)


American Psychiatric Association (APA, 1994)

Gangguan mental adalah gejala atau pola dari


tingkah laku psikologi yang tampak secara klinis
yang terjadi pada seseorang dari berhubungan
dengan keadaan distres (gejala yang
menyakitkan) atau ketidakmampuan (gangguan
pada satu area atau lebih dari fungsi-fungsi
penting) yang meningkatkan risiko terhadap
kematian, nyeri, ketidakmampuan atau
kehilangan kebebasan yang penting, dan tidak
jarang respon tersebut dapat diterima pada
kondisi tertentu.
Menurut Townsend (1996)

Mental illness adalah respon


maladaptive terhadap stresor dari
lingkungan dalam/luar ditunjukkan
dengan pikiran, perasaan, dan
tingkah laku yang tidak sesuai
dengan norma lokal dan kultural
dan mengganggu fungsi sosial,
kerja, dan fisik individu.
Maslim (2002)

Konsep Gangguan Jiwa dari PPDGJ II yang


merujuk ke DSM-III adalah sindrom atau pola
perilaku, atau psikologi seseorang, yang secara
klinik cukup bermakna, dan yang secara khas
berkaitan dengan suatu gejala penderitaan
(distres) atau hendaya (impairment/disability)
di dalam satu atau lebih fungsi yang penting
dari manusia.
Jenis Gangguan jiwa
• Skizofrenia: menunjukan perpecahan
kepribadian
• Depresi: putus asa yang berlebihan
• Cemas
• Penyalahgunaan narkotika dan HIV/AIDS
• Bunuh diri
Tanda dan gejala
1. Gangguan kognitif
2. Gangguan perhatian
3. Gangguan ingatan
4. Gangguan asosiasi
5. Gangguan pertimbangan
6. Gangguan pikiran
7. Gangguan kesadaran
8. Gangguan kemauan
9. Gangguan emosi dan efek
10. Gangguan psikomotor
FALSAFAH KEPERAWATAN JIWA

Falsafah keperawatan jiwa merupakan pandangan dasar


mengenai hakikat manusia dan esensi keperawatan jiwa yang
akan dijadikan kerangka dalam melaksakan keperawatan jiwa,
dengan memberikan perhatian terhadap peningkatan struktur
kepribadian seseorang.
1. Keperawatan
Falsafah jiwa
keperawatan jiwa 2. Motivasi
meliputi hal-hal
3. Kepribadian
4. Lingkungan
Pengertian

• Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan


keperawatan profesional yang berorientasi pada usaha
peningkatan motivasi dalam rangka mengubah perilaku
maladaptif menuju perilaku adaptif dengan
pendekatan bio, psiko, sosial, dan kultural melalui
penggunaan diri secara terapeutik yang didasarkan
pada ilmu perilaku dengan tujuan meningkatkan,
mencegah, dan mempertahankan status kejiwaan
melalui proses hubungan interpersonal.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN

GANGGUAN JIWA

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang


direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
pasien (Purwanto,1994). Teknik komunikasi
terapeutik merupakan cara untuk membina
hubungan yang terapeutik dimana terjadi
penyampaian informasi dan pertukaran perasaan
dan pikiran dengan maksud untuk
mempengaruhi orang lain (Stuart &
sundeen,1995).
Tujuan komunikasi terapeutik
jiwa
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan
mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah
situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang
diperlukan;
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal
mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya;
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan
dirinya sendiri.
Fungsi komunikasi
terapeutik jiwa
Mendorong dan mengajarkan kerja sama
antara perawat dan pasien melalui hubungan
perawat dan pasien.

Perawat berusaha mengungkap perasaan,


mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta
mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam
perawatan (Purwanto, 1994).
Prinsip-prinsip komunikasi
1. Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi
2. Tingkah laku professional mengatur hubungan terapeutik
3. Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai
tujuan terapeutik
4. Hubungan sosial dengan klien harus dihindari
5. Kerahasiaan klien harus dijaga
6. Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman
7. Implementasi intervensi berdasarkan teori
8. Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian
tentang tingkah laku klien dan memberi nasihat
9. Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya
secara rasional
10.Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari
perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu
yang sangat menarik klien.
Trik berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa
1. Pada pasien halusinasi maka perbanyak aktivitas komunikasi, baik
meminta klien berkomunikasi dengan klien lain maupun dengan
perawat, pasien halusinasi terkadang menikmati dunianya dan
harus sering dialihkan dengan aktivitas fisik.
2. Pada pasien harga diri rendah harus banyak diberikan
reinforcement
3. Pada pasien menarik diri sering libatkan dalam aktivitas atau
kegiatan yang bersama – sama, ajari dan contohkan cara
berkenalan dan berbincang dengan klien lain, beri penjelasan
manfaat berhubungan dengan orang lain dan akibatnya jika dia
tidak mau berhubungan dll.
4. Pasien perilaku kekerasan, khusus pada pasien perilaku kekerasan
maka harus direduksi atau ditenangkan dengan obat – obatan
sebelum kita support dengan terapi – terapi lain, jika pasien
masih mudah mengamuk maka perawat dan pasien lain bisa
menjadi korban.
Teknik komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian.
2. Menunjukkan penerimaan.
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan pertanyaan yang terbuka.
4. Mengulang ucapan pasien dengan menggunakan kata-kata sendiri.
5. Klarifikasi .
6. Memfokuskan.
7. Menyampaikan hasil observasi.
8. Menawarkan informasi.
9. Diam.
10.Meringkas.
11.Memberikan penghargaan.
12.Menawarkan diri.
13.Memberikan kesempatan kepada pasien untuk memulai pembicaraan.
14.Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan.
15.Menempatkan kejadian secara teratur.
16.Menganjurkan pasien untuk menguraikan persepsinya.
17.Refleksikan.
 Support system : dukungan dari orang lain atau keluarga membantu seseorang bertahan
terhadap tekanan kehidupan, stresor yang menyerang seseorang akan melumpuhkan ketahanan
psikologisnya, dengan dukungan dari sahabat, orang – orang terdekat, suami, istri, orang tua maka
seseorang menjadi lebih kuat dalam menghadapi stressor.

 Harga Diri : jika dia merasa lebih baik dari orang lain maka akan menjadi sombong, jika dia
merasa orang lain lebih baik dari dia maka dia akan mengalami Harga Diri Rendah.

 Mekanisme Koping : bagaimana cara seseorang berespon terhadap stressor menjadi satu ciri khas
bagi setiap individu, jika responnya adaptif maka hasilnya tentu perlaku positif, jika responnya
negatif hasilnya adalah perilaku negatif.

 Ideal Diri : Bagaimana cara seseorang melihat dirinya, bagaimana dia seharusnya : ” saya hanya
akan menikah dengan seorang wanita anak pengusaha” comment tersebut adalah ideal diri tinggi, ”
saya hanya lulusan SD, menjadi buruh saja saya sudah maksimal” comment ini adalah ideal diri
rendah.

 Gambaran Diri : apakah seseorang menerima dirinya beserta semua kelebihan dan kekurangan,
meski cantik dia menerima kecantikannya tersebut satu paket dengan keburukan lain yang
menyertai kecantikan tersebut.
 Tumbuh Kembang : Jika seseorang tidak pernah mengalami trauma maka dewasa dia tidak akan
mengalami memori masa lalu yang kelam atau yang buruk.

 Pola Asuh : kesalahan mengasuh orang tua memicu perubahan dalam psikologis anak.

 Genetika : Schizofrenia bisa secara genetis menurun ke anak, bahkan pada saudara kembar peluang nya
50 %.

 Lingkungan : Lingkungan yang buruk menjadi salah satu faktor pendukung munculnya gangguan jiwa.

 Penyalahgunaan Zat : penyalahgunaan zat memicu depresi susunan saraf pusat, perubahan pada
neurotransmitter sehingga terjadi perubahan pada fungsi neurologis yang berfungsi mengatur emosi.

Perawatan Diri : jika seseorang tidak pernah mendapatkan perawatan, ex : lansia maka dia akan
mengalami suatu perasaan tidak berguna jika perasaan ini berlangsung lama bisa memicu gangguan jiwa.

Kesehatan Fisik : gangguan pada sistem saraf mampu merubah fungsi neurologis, dampak jangka
panjangnya jika yang terkena adalah pusat pengaturan emosi akan memicu gangguan jiwa.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai