Anda di halaman 1dari 6

NAMA = TRI RAKHMAWATI SA’ADAH

KELAS = 2B, D3 KEPERAWATAN


NIM = 20191527
MATKUL = KEPERAWATAN JIWA
TEKHNIK KOMUNIKASI PASIEN GANGGUAN JIWA DAN CONTOH DIALOG DENGAN
PASIEN GANGGUAN JIWA
1) Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Klien Gangguan Jiwa
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam berkomunikasi dengan klien gangguan
jiwa, yaitu:
a) Pada klien halusinasi, perbanyak aktivitas komunikasi, baik meminta klien
berkomunikasi dengan klien lain ataupun dengan perawat, pasien halusinasi
terkadang menikmati dunianya & harus sering dialihkan dengan aktivitas fisik.
b) Pada klien harga diri rendah, harus banyak diberikan reinforcement positif.
c) Pada klien menarik diri, sering libatkan klien dalam aktifitas atau kegiatan yang
bersama-sama, ajari dan contohkan cara berkenalan & berbincang dengan klien lain,
beri penjelasan manfaat berhubungan dengan oranglain dan akibatnya jika dia tidak
mau berhubungan.
d) Pada klien dengan perilaku kekerasan, reduksi kemarahan klien dengan terapi
farmakologi, setelah tenang baru dapat diajak untuk berkomunikasi.
SP 1
 Identifikasi penyebab, tanda dan gejala serta akibat perilaku kekerasan.
 Latihan cara fisik 1 : tarik nafas dalam
 Masukkan dalam jadwal harian pasien
SP 2
 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
 Latihan cara fisik 2: pukul kasur/bantal
SP 3
 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 & SP2)
 Latih secara social/verbal
 Menolak dengan baik
 Meminta dengan baik
 Mengungkapkan dengan baik
SP 4
 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1,2&3)
 Latih secara spiritual
 Berdo’a
 Sholat
SP 5
 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,2,3&4)
 Latih patuh obat
 Minum obat secara teratur dengan prinsip 5B
 Susun jadwal minum obat secara teratur.
Beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan klien gangguan
jiwa, yaitu:
a) Support system. Dukungan dari orang lain atau keluarga.
b) Mekanisme koping. Merupakan cara seseorang berespon terhadap stressor.
c) Harga diri. Merupakan pandangan individu terhadap dirinya.
d) Ideal diri. Bagaimana cara seseorang melihat dirinya dan bagaimana dia seharusnya.
e) Gambaran diri. Apakah klien menerima dirinya seutuhnya beserta kelebihan dan
kekurangannya.
f) Tumbuh kembang. Trauma masa lalu akan mempengaruhi kesehatan jiwa masa
sekarang.
g) Pola asuh. Kesalahan dalam mengasuh anak dapat mempengaruhi psikologis anak.
h) Genetika. Gangguan jiwa dapat diturunkan secara genetis, bahkan pada saudara
kembar.
i) Lingkungan. Lingkungan yang buruk merupakan salah satu pemicu munculnya
gangguan jiwa.
j) Penyalahgunaan zat. Penyalahgunaan zat memicu terjadi depresi susunan saraf pusat,
perubahan pada neurotransmitter.
2) Tekhnik yang dipakai dalam terapi penyembuhan tekhnik komunikasi terapeutik pada pasien
gangguan jiwa :
a) Teknik mendengarkan
Mendengarkan adalah proses aktif dan penerimaan informasi serta penelaahan reaksi
seseorang terhadap pesan yang diterima, dalam hal ini perawat harus menjadi
pendengar yang aktif untuk bisa menjadi penelaah, menganalisis apa yang terjadi
pada pasien.
b) Teknik Bertanya
Bertanya merupakan salah satu teknik yang dapat mendorong dan memancing pasien
untuk mengungkapkan perasaan dipikirannya. Tujuannya untuk mendapatkan
informasi yang lebih spesifik dan lengkap mengenai apa yang disampaikan pasien.
c) Menyimpulkan
Perawat mendapatkan poin utama atau kesimpulan yang menjadi acuan untuk
mengatasi masalah pokok yang dialami pasien sehingga perawat dapat mencarikan
solusi dengan membuat perencanaan dalam teknik selanjutnya. Hal penting dari
menyimpulkan adalah peninjauan kembali komunikasi yang telah dilakukan antara
perawat dan pasien.
d) Mengubah cara pandang
Teknik mengubah cara pandang merupakan inti semuanya dari teknik komunikasi
terapeutik. Seorang perawat harus dapat memberikan cara pandang lain agar pasien
tidak melihat sesuatu masalah dari aspek negatifnya saja, dalam teknik ini perawat
harus mampu mengubah cara pandang dan melatih pasien agar dapat keluar dari
masalah yang dialaminya.

SUMBER :
 http://rsj.babelprov.go.id/content/trik-dan-teknik-komunikasi-terapeutik-pada-pasien-
gangguan-jiwa
 https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repo.unand.ac.id/18537/1/buku
%2520rika.pdf&ved=2ahUKEwjw7KPAsILvAhVh7HMBHS4lBHwQFjAAegQIBBAD&usg=AOvVa
w3umf3zDIjdAFmhLroPpNiS
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PASIEN DAN PERAWAT GANGGUAN JIWA

Disebuah ruang dahlia rsj kudus terdapat pasien gangguan jiwa bernama Nn N, masuk rumah
sakit jiwa karena dirumah suka mengurung diri di kamar, menyendiri, dan terlihat sedih
apabila diajak bicara menjawab “semua jahat, tidak ada yang peduli pada saya” Dan pernah
melarikan diri dari rumah. Ibunya berusaha menenangkannya dan memantau pasien hingga
membawanya kerumah sakit jiwa.

1) Fase perkenalan
a) Salam Terapeutik
P : “Selamat sore dek !”
N : “Sore” (sambil menunduk kebawah)
b) Perkenalan diri perawat dan klien
P : “Perkenalkan, nama saya Tri Rakhma, Adek bisa panggil saya Tri. Kalau
boleh tau nama adek siapa ?”
N : “Anisa”
P : “Adek senang di panggil apa ?”
N : “Nisa”
P : “Baiklah, saya panggil dek nisa boleh ya ?”
N : (Menganggukkan kepala)
c) Menyepakati pertemuan
P : “Baiklah Dek nisa, bagaimana kalau kita ngobrol sebentar, sekitar 5 menit,
Boleh?”
N : (Menganggukkan Kepala )
P : “Dek Nisa ingin kita mengobrol dimana ?”
N : “Disini”
d) Melengkapi Identitas
P : “Baiklah Dek nisa, saya mahasiswa dari Akper Krida Husada Kudus yang
bertugas diruangan ini, saya perawat yang akan membantu merawat dek nisa,
saya berjaga di shift siang dari jam 14.00 sampai jam 21.00 WIB nanti.”
N : “Saya hanya ingin sendiri !” (Sambil membrontak)
P :“Dek nisa, saya hanya menyelesaikan tugas kami dalam membantu
meringankan beban pasien termasuk dek nisa ini”
N : (Terdiam dan menangis)
e) Menjelaskan peran perawat dan klien
P : “Disini saya berperan merawat dek nisa untuk memberikan solusi agar
masalah yang dialami dek nisa terselesaikan. Supaya beban masalah yang
dialami dek nisa bisa hilang”
N : “Kamu tidak tau apa yang saya rasakan” (Sambil menerkam kepala).
P : “Saya disini hanya ingin membantu meringankan beban pasien termasuk
dek nisa ini”
N : (Makin nangis menjadi-jadi)
f) Menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien
P : “Apakah dek nisa tidak ingin keluar dari tempat ini dan dapat melakukan
aktivitas seperti bermain boneka dengan teman dan belajar dengan teman-
teman lagi ?”
N : “ pengen” (Sambil menoleh ke arah perawat)
P : “Oleh sebab itu semua tindakan yang saya lakukan menjadi tanggung
jawab saya. Dan saya harapkan dek nisa juga bertanggung jawab untuk
sembuh, supaya dek nisa dapat melakukan aktifitas seperti biasanya”.
N : “Iya”
g) Harapan Perawat dan Klien
P : “Dek nisa, disini saya saya perlu tekankan bahwa apa yang menjadi
harapan dek nisa juga akan menjadi harapan kami, karena itu, semua hal yang
menjadi keluhan dek nisa , bisa dek nisa sampaikan kepada kami.”
N : (menganggukkan kepala)
h) Kerahasiaan
P : “ Dek nisa tak perlu khawatir ataupun cemas, kalau dek nisa tidak
keberatan, dek nisa bisa sampaikan permasalahan dan keluhan dek nisa pada
kami, insyaallah kita bersama-sama mencari jalan keluarnya dan saya tidak
akan memberitahukannya pada orang lain.”
N : “Serius?”
P : Betul dek nisa, saya akan menjaga semua rahasia dek nisa.”
i) Tujuan Hubungan
P: “ semua tindakan tentu perlu adanya kerjasama yang baik antara kita.
Tujuannya supaya tindakan yang kami lakukan dapat semaksimal mungkin
dan memberikan hasil terbaik untuk kami dan terutama dek nisa, bagaimana
dek ?”
N : (Menganggukkan kepala )
j) Pengkajian keluhan utama
P : “kalau boleh tau, apa yang dek nisa rasakan saat ini ?”
N : “ Saya merasa terpukul mbak, saya benar- benar kecewa, saya sangat benci
sama ayah saya.”
P : “Memangnya yang membuat dek nisa merasa benci pada ayah apa dek ?”
N : “ ya pokoknya saya ingin ayah saya kembali”
P : “ Memangnya apa yang terjadi hingga dek nisa merasa benar-benar kecewa
?”
N : “ Dulu dalam keluarga saya terasa sangat harmonis, ayah saya sangat
perhatian sama saya, bahkan teman saya merasa iri melihat perhatian ayah ke
saya, ayah saya orangnya pekerja keras dan sibuk tetapi ayah saya tetap
meluangkan waktunya untuk berkumpul dengan keluarga”
P : “Terus apa yang terjadi hingga dek nisa menjadi seperti ini ?”
N : “ Dulu ayah saya berjanji untuk tetap setia kepada ibu saya, dan menjaga
keharmonisan keluarga, namun apa yang terjadi ,,saya melihat ayah saya
selingkuh dengan perempuan lain, dan hal itu sudah di ketahui oleh ibu saya
hanya saja mereka bersandiwara untuk tetap terlihat baik- baik saja saat ada
saya”
P : “Dek nisa sayang tidak dengan keluarga dek nisa ?”
N : “ sayang lah, namun semuanya berubah, setiap malam saya melihat ibu
saya menangis bahkan sering telat makan, bahkan yang parahnya lagi ayah
saya mulai jarang pulang, dan teman-teman saya mengejek saya kalau ayah
saya tukang selingkuh,,, itu yang membuat saya terbebani sekarang”.
P : “ Nah, kalau dek nisa sayang pada ibu dek nisa, coba sekarang berfikir,
pasti ibu dek nisa merasa sangat sedih dan terpukul karena dek nisa menjadi
seperti ini, dan pastinya ibu dek nisa merasa kesepian. Apakah dek nisa tega
melihat ibu dek nisa sedih ?
N : “Tidak” (sambil menggelengkan kepala)
P : “Kalau dek nisa tidak ingin melihat ibu sedih, maka dek nisa juga harus
berusaha untuk sembuh, supaya ibu dek nisa merasa tenang dan tidak kesepian
lagi.”
N : “Begitu ya mbak ?”
P : “ Iya dek, dek nisa harus semangat terus, minta dan berserah diri pada
tuhan, dan dek nisa harus yakin bahwa suatu saat ayah dek nisa bisa kembali
lagi ke keluarga dek nisa, dan juga fikiran dek nisa harus tetap postif.”
N : “ Iya mbak “

<< Kontrak yang akan datang >>


P : Baiklah dek nisa, karena sudah 10 menit, saya pamit dulu ya, besok kita
ngobrol lagi, gimana ?”
N : “Iya mbak”
Waktu
P : “Dek nisa mau ngobrol jam berapa ?”
N : “ Terserah mbaknya”
P : “Baiklah dek nisa, saya akan kembali lagi besok dengan jam yang sama
yaitu 14.00 wib ya ?”
N : “Iya”
Tempat
P : “Baik, adek mau ngobrol dimana ?”
N : “Disini”
P : “Baiklah besok kita ngobrolnya disini ya “
Validasi kontrak : “ Baiklah kalau begitu, terimakasih atas waktunya dek nisa,
saya permisi dulu, saya akan kembali besok di jam yang sama yaitu jam 09.30
WIB dan di tempat ini ya.”
N : “Iya”

2) Fase orientasi
a) Salam Terapeuutik
P : “Selamat pagi Dek Nisa!’
N : “Pagi” (Sambil tersenyum).
b) Validasi data
P : “Bagaimana perasaan dek nisa setelah kita bertemu ?”
N : “Baik”
P : “Apakah perasaan dek nisa lebih tenang ?”
N : “Iya sus”
c) Mengingatkan kontrak topik
P : “Bagaimana dek apakah masih ingat dengan kegiatan yang kita rencanakan
kemarin ?”
N ; “Iya sus, ingat”
P : “Apakah dek nisa masih ingat pukul berapa kegiatan kita rencanakan
dimulai dan dimana tempatnya ?
N : “14:00 WIB Disini”
P : “Wah tampaknya dek nisa hari bersemangat sekali ya “
N : “ Iya sus” ( sambil senyum menghadap ke perawat )

Fase Kerja
P : Alhamdulillah .. Dek nisa sudah makan siang?
N : Sudah .
P : Gimana rasanya ? enak ?
N : Enak
P : Gimana dengan keluarga dirumah, tadi pagi ibu kesini ya ?
N : Iya tadi kesini
P ; Terus tadi ngapai aja ?
N : Ya ngobrol, terus jalan-jalan kedepan
P : Berarti sudah baikan dong ?
N : Iya sus, saya sudah berfikir dan juga meyerahkan segala hal pada tuhan ,
saya hanya ingin terbebas dari semua ini dan hidup bersama lagi dengan ibu
saya, dan saya sudah mengikhlaskan semuanya .
P : Nah gitu dong, sekarang dek nisa berpikiran bahwa tidak ada masalah yang
tidak dapat di selesaikan.

Fase Terminasi
Salam Terapeutik
P : Baiklah dek nisa, karena dek nisa sudah bisa sharing ke saya, dan masalah
dek nisa sudah terselesaikan, saya permisi dulu, terimakasih atas kerjasama
nya , dan kalau dek nisa perlu bantuan bisa panggil saya di ruang perawat, dan
saya doakan supaya dek nisa cepat pulang dan beraktifitas.Selamat siang dek
nisa !
N : Iya sus terimakasih juga tas masukan dan solusinya, pagi juga sus .

Anda mungkin juga menyukai