Kejadian Diabetes Melitus terus meningkat, data dari International Diabetes Federation dalam jurnal
(Oktaliani & Zamri, 2019) menunjukkan pada tahun 2015, 415 juta orang dewasa menderita DM di
dunia dan jumlahnya diperkirakan akan meningkat menjadi 642 juta pada 2040 Pada tahun 2015
Indonesia menempati peringkat tertinggi ke tujuh di dunia. Diabetes dengan komplikasi merupakan
penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia. Komplikasi akut dari diabetes melitus adalah
Ketoasidosis Diabetik (KAD) dan Hyperosmolar Hyperglycaemic State (HHS)
Zamri, A., 2019. DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN HYPEROSMOLAR HYPERGLYCEMIC STATE (HHS). JMJ, Volume 7 Nomor 2, pp. 151 - 160.
Oktaliani, R. & Zamri, A., 2019. Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS). Volume 7 No 1, pp. 50-55.
PENGKAJIAN
2. Pengkajian Primer (Primary survey)
a)A (Airway)
Kemungkinan ada sumbatan jalan nafas yang mungkin terjadi karena adanya penurunan kesadaran/koma sebagai akibat dari gangguan
transport oksigen ke otak
b)B (Breathing)
Ada takipnea sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan oksigen
c)C (Circulation).
Akibat diuresis osmotic, klien mengalami dehidrasi. Visikositas darah juga mengalami peningkatan yang berdampak pada resiko
terbentuknya thrombus. Thrombus tersebut dapat menyebabkan tidak adekuatnya perfusi organ.
d)D (Disability)
Ada kemungkinan penurunan kesadaran(Tasmania, 2019) Tasmania, N., 2019. ASKEP KAD, HHNK, HIPOGLIKEMIA. [Online]
Available at: https://id.scribd.com/document/401360692/ASKEP-KAD-HHNK-HIPOGLIKEMIA
[Accessed 25 September 2020].
Jika hasil manajemen ABC menunjukkan kondisi stabil, perlu dilakukan pengkajian lain dengan pendekatan head to
toe. Hasil pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan sebagai berikut
1.Neurologi : Kesadaran stupor, lemah, disorientasi, kejang, reflek normal / menurun/ tidak ada
3.Kardiovaskuler :Takikardia, hipotensi postural, penyakit kardiovaskuler (Hipertensi, chf), CRT >3detik
5.Integument :Membrane mukosa dan kulit kering, turgor kulit tidak elastic, mempunyai infeksi kulit, luka sulit
sembuh.
HHS merupakan gangguan metabolic akut yang ditandai dengan hiperglikemia, hiperosmolaritas, dan dehidrasi tanpa
adanya ketoasidos. Faktor pencetus krisis hiperglikemia ini antara lain infeksi (pneumonia, infeksi saluran kencing,
sepsis), penyakit vaskular akut, trauma, luka bakar, hematom subdural, kelainan gastrointestinal, obat-obatan. (Oktaliani &
Zamri, 2019)
Pasien HHS jarang mengalami ketoasidosis. Faktor yang diduga ikut berpengaruh antara lain adalah keterbatasan
ketogenosis karena keadaan hiperosmolar, kadar asam lemak bebas yang rendah untuk ketogenosis. Ketersediaan insulin
yang cukup hanya menghambat ketogenosis namun tidak cukup untuk mencegah hiperglikemia (Zamri, 2019)
Zamri, A., 2019. DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN HYPEROSMOLAR HYPERGLYCEMIC STATE (HHS). JMJ, Volume 7 Nomor 2, pp. 151 - 160.
Oktaliani, R. & Zamri, A., 2019. Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS). Volume 7 No 1, pp. 50-55.
Pengkajian Activity Daily Living (ADL) data yang mungkin muncul adalah sebagai
berikut :
1) Persepsi manajemen Kesehatan
Memiliki Riwayat diabetes melitus tipe 2, ada keluarga yang memiliki Riwayat penyakit dm, gejala yang timbul
beberapa hari/ minggu
2) Nutrisi-metabolik
Biasanya klien merasa haus yang meningkat/ polidipsi, anoreksia, dan berat badannya turun
3) Eliminasi
Biasanya klien HHNK mengalami polyuria, nocturia, diare/ konstipasi
4) Aktivitas- exercise
Biasanya klien HHNK merasa Lelah dan lemah
5) Kognitif
Biasanya klien HHNK merasa kepalanya pusing, hipotensi orthostatic, penglihatannya kabur, dan mengalami
gangguan sensorik
Oktaliani, R. & Zamri, A., 2019. Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS). Volume 7 No 1, pp. 50-55.
Dilakukan pengkajian fisik :
a.Keadaan umum :
penurunan tingkat kesadaran (Barbara, 1999)
b.Tanda-tanda Vital :
1)Tekanan Darah menurun
2)Peningkatan suhu
3)Pernapasan normal tanpa pernapasan aseton (Barbara, 1999)
Barbara, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. 3nd ed. Jakarta: EGC.
Zamri, A., 2019. DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN HYPEROSMOLAR HYPERGLYCEMIC STATE (HHS). JMJ, Volume 7
Nomor 2, pp. 151 - 160.
Pemeriksaan Penunjang
1) Kadar gula darah >600 mg/dl
6) pH > 7,3
Trihono, P. P. et al., 2012. Kegawatan pada Bayi dan Anak. 1nd ed. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan
FKUI-RSCM.
Penatalaksanaan
Tujuan terapi awal adalah rehidrasi intravena secara agresif sehingga dapat mengembalikan perfusi perifer. Pada HHS sebagian besar terjadi
kehilangan elektrolit seperti natrium, klorida, dan kalium, sehingga cairan basa yang harus digunakan adalah larutan natrium klorida 0,9%
dengan kalium ditambahkan sesuai kebutuhan. (Zamri, 2019)
2) Penggantian elektrolit
3) Insulin Intravena
Zamri, A., 2019. DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN HYPEROSMOLAR
4) Manajemen komplikasi dan komorbid HYPERGLYCEMIC STATE (HHS). JMJ, Volume 7 Nomor 2, pp. 151 - 160.
Dokter Post, 2015. Diagnosis dan Terapi Krisis Hiperglikemia (3): Terapi HHS.
[Online]
5) Pencegahan Available at: http://dokterpost.com/terapi-hyperosmolar-hyperglycemic-state/
[Accessed 23 September 2020].
Pathway
3. Ketidakstabilan Kadar Glukosa dalam Darah b.d Gangguan Toleransi Glukosa Darah (D.0027)
PPNI, T. P., 2016. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi I. Jakarta: DPP PPNI.
INTERVENSI
Hipovolemia b.d Kehilangan Cairan Aktif 1. Periksa tanda dan gejala hipovolume (nadi, RR, TD, tugior kulit dll..)
(D.0023) R : untuk memonitor vital klien dan memberikan intervensi secara berkala
PPNI, T. P., 2016. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi I. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P., 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi I Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P., 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi I Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplimentasikan intervensi keperawatan dalam rangka
membantu klien untuk mencegah, mengurangi dan menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan
oleh masalah keperawatan dan kesehatan. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi
yang telah dibuat dan tidak menutup kemungkinan jika melaksanakan tindakan keperawatan tidak sesuai
dengan intervensi (memodifikasi) bergantung dengan kondisi klien.
Kozier, 2011. Fundamental Keperawatan (Konsep, Proses dan Praktik). Jakarta: EGC.
Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian hasil dari proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan apakah
ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan
dan evaluasi itu sendiri.