Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PROJECT BASED LEARNING

FUNDAMENTAL PATHOPHYSIOLOGHY
OREF ORIF

Disusun untuk memenuhi penilaian mata kuliah


Blok Sistem Muskoloskeletal

Dosen Pembimbing : Ns. Evi H, MHS

Disusun oleh:
Kelompok 3 Reguler 1:

Angelina Putri Bestari 165070200111023


Aini Nur Farihah 165070200111025
Dhea Anggraeni Rahayu 165070200111027
Winda Tri Anggraeni Putri 165070201111031
Virta Febrina Kusumastuti 165070207111001
Meutia Hana Ashila 165070207111003
Dian Azizah Ramadhani 165070207111013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
SLO:
1. Definisi
2. Indikasi
3. Kontra indikasi
4. Komplikasi
5. Penatalaksanaan pre operasi, intra operasi, post operasi dan dirumah

DEFINISI
ORIF (Open Reduksi Internal Fiksasi),open reduksi merupakan suatu
tindakan pembedahan untuk memanipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah /
fraktur sedapatmungkin kembali seperti letak asalnya.Internal fiksasi biasanya
melibatkan penggunaan plat,sekrup, paku maupun suatu intramedulary (IM) untuk
mempertahankan fragmen tulangdalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang
solid terjadi.

ORIF(Open Reduksi Internal Fiksasi)adalah sebuah prosedur bedah medis, yang


tindakannya mengacu pada operasi terbuka untuk mengaturtulang, seperti yang
diperlukan untuk beberapa patah tulang, fiksasi internalmengacu pada fiksasi sekrup
dan piring untuk mengaktifkan atau memfasilitasi penyembuhan (Brunner&Suddart,
2003).

ORIF adalah suatu tindakan untuk melihatfraktur langsung dengantehnik


pembedahan yang mencakup di dalamnya pemasangan pen, skrup,logam atau protesa
untuk memobilisasifraktur selama penyembuhan (Depkes, 1995).
OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi eksternal di mana prinsipnya
tulangditransfiksasikan di atas dan di bawah fraktur, sekrup atau kawat ditransfiksi
di bagian proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama lain dengan
suatu batang lain.

Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka dengan kerusakan


jaringan lunak.Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk fraktur kominutif
(hancur atau remuk).Pin yang telah terpasang dijaga agar tetap terjaga posisinya,

1
kemudian dikaitkan pada kerangkanya. Fiksasi ini memberikan rasanyaman bagi
pasien yang mengalami kerusakan fragmen tulang.

INDIKASI ORIF

a. Pasien penderita dan pasca stroke.


b. Pasien yang menderita kelumpuhan.
c. Pasien yang menderita fraktur

KONTRA INDIKASI

Kontra Indikasi ORIF :

a. Pasien dengan penurunan kesadaran.


b. Pasien dengan fraktur yang parah dan belum ada penyatuan tulang.
c. Pasien yang mengalami kelemahan (malaise).

INDIKASI OREF

a. Fraktur terbuka grade II (seperti grade I dengan memar kulit dan otot) dan
III (luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh darah, syaraf otot
dan kulit).
b. Fraktur terbuka yang disertai hilangnya jaringan atau tulang yang parah.
c. Fraktur yang sangat kominutif (remuk) dan tidak stabil.
d. Fraktur yang disertai dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf.
e. Fraktur pelvis yang tidak bisa diatasi dengan cara lain.
f. Fraktur yang terinfeksi di mana fiksasi internal mungkin tidak
cocok. Misal: infeksi pseudoartrosis (sendi palsu).
g. Non union yang memerlukan kompresi dan perpanjangan.
h. Kadang–kadang pada fraktur tungkai bawah diabetes mellitus

KONTRA INDIKASI

Kontra Indikasi OREF :

2
- Fraktur pada anak-anak (tergantung kondisi)
- Kerusakan soft tissue yang dekat dengan sendi

KOMPLIKASI

1) Infeksi di tempat pen (osteomyelitis)


2) Kekakuan pembuluh darah dan saraf.
3) Kerusakan periostium yang parah sehinggaterjadidelayed unionataunon
union .
4) Emboli lemak.
5) Overdistraksi fragmen.
PENATALAKSANAAN

Perawatan Pre Operatif

Sebelum dilakukannya tindakan bedah di ruang operasi ada beberapa prinsip yang
harus diperhatikan oleh perawat yaitu:

1. Kaji kesadaran pasien


2. Lakukan tindakan manajemen nyeri
3. Kaji status neurovaskular pasien dengan 6P untuk memastikan pasien tidak
terkena compartment syndrome
4. Kaji apakan terdapat infeksi baik di tulang maupun di jaringan sekitar
5. Melatih ROM aktif maupun pasif pada ekstrimitas yang normal, sedangkan
lakukan immobilisasi pada ekstrimitas yang fraktur
6. Beri edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai tindakan yang akan
dilakukan, mengapa harus dilakukan tindakan tersebut, dan apa risiko bila
tidak dilakukan tindakan tersebut
7. Mempersiapkan psikologis pasien dengan memberikan dukungan dan harus
diyakinkan bahwa alat yang akan dipasang nantinya memang akan sedikit
menimbulkan ketidaknyamanan namun tidak akan mengganggu aktivitas jika
membang sudah bisa digerakkan
8. Anjurkan pasien untuk berpuasa 12 jam sebelum dilakukan tindakan operasi.

3
9. Bantu pasien memasang baju operasi

Prosedur Intra Operatif ORIF


1. Tim bedah cuci tangan bedah
2. Tim bedah memakai gaun operasi dan handscoon steril
3. Instrumentator menata instrumen dimeja operasi
4. Perawat on loop/sirkuler melakukan scrubbing area yang akan dibedah
5. Desinfeksi area operasi dengan povidone iodine 3 %
6. Drapping dengan 3 buah doek besar, 1 doek kecil. Klem dengan doek klem
7. Memasang kabel diathermi, selang suction dan kanule suction. Klem dengan
doek klem
8. Memberikan instruksi bahwa operasi sudah siap untuk dilaksanakan.
9. Memberikan pinset sirugis dan handvatmess untuk insisi kulit
10. Memberikan haak tajam
11. Memberikan pinset sirugis, kassa dan diathermi untuk merawat perdarahan
12. Insisi diperdalam dengan menggunakan diathermi sampai fasia
13. Memberikan langenbeck
14. Memberikan handvatmess kedua untuk insisi periosteum
15. Memberikan respatorium untuk menyisihkan periosteum
16. Memberikan bone levers/cobra untuk elevasi tulang
17. Memberikan bone currets untuk membersihkan tulang yang patah dari tulang
yang kecil dan stosel darah
18. Memberikan reduction untuk memegang tulang dan reposisi
19. Memberikan plate
20. Memberikan verbugger/dinosaurus untuk memegang plate pada tulang
21. Memberikan bor listrik untuk melubangi tulang dan irigasi dengan NaCL
0,9% saat dibor
22. Memberikan dept gaugh untuk mengukur kedalaman
23. Memberikan tepper untuk membuat lintasan screw
24. Memberikan screw driver dan screw sesuai dengan ukuran untuk fiksasi plate

4
25. Plate screw terpasang
26. Memberikan larutan NaCl 0,9% dan betadine untuk cuci dan bilas dengan
NaCl 0,9%
27. Memberikan naldvoerder dengan benang dexon no 2-0 untuk menjahit fasia
28. Memberikan naldvoerder dengan benang vicryl no 3-0 untuk menjahit fat
29. Memberikan naldvoerder dengan benang dermalon no 3-0 untuk menjahit
kulit
30. Bersihkan kulit dari sisa darah dan antiseptik, keringkan dengan kassa kering
31. Tutup luka dengan tulle, kassa dan hipafix
32. Fiksasi luka dengan soft band dan tansokrep
33. Bereskan dengan alat dan cuci tangan
34. Operasi selesai
Prosedur Intra Operatif OREF
a. Anggota Tim Pembedahan

Tim pembedahanterdiridari:

1. Ahlibedah

Tim pembedahandipimpinolehahlibedah senior atauahlibedah yang


sudahmelakukanoperasi.

2. Asistenpembedahan (1 orang ataulebih): asistenbiusdokter, residen,


atauperawat, di bawahpetunjukahlibedah. Asistenmemegang retractor dan
suction untukmelihatletakoperasi.

3. Anaesthesologistatauperawatanaesthesi

Perawatanesthesimemberikanobat-obat anesthesia danobat-obat lain


untukmempertahankan status fisikklienselamapembedahan.

4. Circulating Nurse

Peran vital sebelum, selamadansesudahpembedahan.

5
Tugas:

 Set up ruanganoperasi
 Menjagakebutuhanalat
 Check up keamanandanfungsisemuaperalatansebelumpembedahan
 Posisikliendankebersihandaerahoperasisebelumdrapping
 Memenuhikebutuhanklien, memberidukungan mental, orientasiklien

Selamapembedahan:

 Mengkoordinasikanaktivitas
 MengimplementasikanNCP
 Membantuanesthetic
 Mendokumentasikansecaralengkap drain, kateter, dan lain-lain

5. Surgical technologist atau Nurse scrub


bertanggungjawabmenyiapkandanmengendalikanperalatansterildaninstru
men, kepadaahlibedah/asisten.
Pengetahuananatomifisiologidanprosedurpembedahanmemudahkanantisip
asiinstrumenapa yang dibutuhkan.

b. PenyiapanKamardan Tim Pembedahan

Keamanankliendiaturdenganadanyaikatkliendanpenguncimejaoperasi.Duafakto
rpenting yang berhubungandengankeamanankamarpembedahan: lay out
kamaroperasidanpencegahaninfeksi.

1. Lay out pembedahan


 Ruangharusterletak diluargedungrumahsakitdanbersebelahandengan
RR danpelayananpendukung (bank darah, bagianpathologidanradiologi,
danbagianlogistik).
 Alurlalulintas yang
menyebabkankontaminasidanadapemisahanantarahal yang
bersihdanterkontaminasi(protektif, bersih, sterildankotor).

6
 Besarruangantergantungpadaukurandankemampuanrumahsakit.

Umumnya:

• Kamarterima

• Ruanguntukperalatanbersihdankotor

• Ruang linen bersih

• Ruangganti

• Ruangumumuntukpembersihandansterilisasialat

• Scrub area

Ruangoperasiterdiridari:

• Stretcher ataumejaoperasi

• Lampuoperasi

• Anesthesia station

• Mejadanstandarinstrumen

• Peralatan suction

• Sistemkomunikasi

2. Kebersihandankesehatantimpembedahan

Sumberutamakontaminasibakteridaritimpembedahan yang
hygienenyakurangdankesehatan (kulit, rambut, saluranpernafasan)
jugakurang.

Pencegahankontaminasi:

» Cucitangan

» Memakaihandscoon

7
» Mandi

» Tidakmemakaiperhiasan

3. Pakaianbedah

Terdiridari: kap, masker, gaunsteril, tutupsepatu, baju

Tujuan: menurunkankontaminasi

4. Surgical scrub

Cucitanganpembedahandilakukanoleh:

• AhliBedah

• Semuaasisten

• Scrub nurse.

• Dilakukansebelummenggunakansarungtangandangaunsteril

Alat-alat:

• Sikatcucitanganreuable/disposible

• Anti microbial :betadine

• Pembersih kuku

Waktupelaksanaan: 5-10 menitlaludikeringkandenganhanduksteril

Post Operasi
- Memberikan nutrisi melalui infus sampai bisa makan dan minum
- ROM aktif dan pasif
- Dianjurkan untuk batuk dan bernafas dalam untuk mencegah masalah paru-
paru
- Meninggikan anggota tubuh yang terkena di atas jantung untuk mengurangi
edema

8
- Melakukan kontrol infeksi, meliputi perawatan luka yang dilakukan setiap
hari atau dua kali sehari
- Melakukan manajemen nyeri apabila klien masih mengeluhkan nyeri
- Bekerja sama dengan fisioterapi dalam memberikan terapi fisik

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, G. Bare.2002.Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Edisi


8.Jakarta:EGC.

Muttaqin, Arif, Ns, S.Kep.2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Muskuloskeletal.Jakarta:EGC.

Carpenito - Moyet, Lynda Juall.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi


10.Jakarta:EGC.

Susilo, Ignatius Eko,Ns, S.Kep.2004.Bahan Kuliah : Asuhan Keperawatan Klien


Dengan Trauma Sistem Muskuloskeletal.Akademi Keperawatan Panti
RapihYogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai