Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TERAPI AKTIVITAS

KELOMPOK TENTANG TERAPI SENAM OTAK PADA LANSIA


DI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDA BANYUWANGI

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Gerontik

oleh
Mahasiswa Profesi Stase Gerontik
UPT PSTW Banyuwangi

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Jalan Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Laporan Pertanggungjawaban PSP2N Stase Keperawatan 20
Gerontik – FKep Universitas Jember 19

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Lansia yang sering mengalami penurunan kognitif sering dianggap
sebagai masalah biasa pada mereka yang memasuki usia lajut. Mitos yang
terdapat di masyarakat bila lanjut usia mengalami demensia atau kepikunan,
hal itu dianggap wajar dan bila lanjut usia sudah menderita demensia sudah
tidak bisa dilakukn apa-apa lagi. Pada kenyataannya demensia stadium ringan
dan sedang klien masih bisa ditolong bila terdeteksi secara dini, diberikan
nasihat, dan bantuan informasi yang baik dan benar (Nugroho, 2015). jumlah
penduduk Indonesia yang lansia pada tahun 2016 sebesar kurang lebih 19
juta, usia harapan hidup 66,2 tahun, pada tahun 2010 diperkirakan sebesar
23,9 juta (9,77%), usia harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020
diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1
tahun. Pada tahun 2012 jumlah penduduk lansia di Jawa Timur sebesar
10,40% (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2013). Dari sini dapat kita
ketahui jumlah lansia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Menurut
organisasi kesehatan dunia (WHO) mencatat penurunan fungsi kognitif lansia
diperkirakan 121 juta manusia,dari jumlah itu 5,8 % laki-laki dan 9,5 %
perempuan.Pada Lansia sering terjadi mudah lupa dengan prevalensi 30 %
gangguan daya ingat terjadi pada usia 50-59 tahun, 35%-39% terjadi pada
usia di atas 65 tahun dan 85% terjadi pada usia di atas 80 tahun. Kondisi ini
dinamakan demensia yaitu gangguan kognitif terutama memori disertai
gangguan lain misalnya bahasa.
Otak sangat mudah rusak akibat radikal bebas, karena bahan kimia
berbahaya ini mudah terserap oleh lemak sedangkan sebagian besar struktur
otak adalahlemak sehingga para penelti sepakat bahwa radikal bebas
merupakan penyebab tanda-tanda penuaan. Penuaan pada lansia
menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan saraf
pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10% pada penuaan
antara umur 30-70 tahun. Pada proses penuaan otak, terjadi penurunan jumlah
neuron secara bertahap yang meliputi area girus temporal superior
(merupakan area yang paling cepat kehilangan neuron), girus presentralis dan
area striata. Secara patologis penurunan jumlah neuron kolinergik akan
menyebabkan berkurangnya neurotransmiter asetikolin sehingga
menimbulkan gangguan kognitif dan perilaku (Paretta, 2015).
Aktivitas stimulasi otak yaitu aktivitas fisik (senam otak), aktivitas
mental dan aktivitas sosial. Terapi non farmakologis perlu diterapkan untuk
menunda kemunduran kognitif dengan menerapkan perilaku sehat dan
melakukan stimulasi otak sedini mungkin untuk melatih kemampuan otak
bekerja. Oleh karena itu perlu mengantisipasi dan meminimalisir perubahan
yang terjadi pada lansia tersebut. Salah satu stimulasi otak yang dilakukan
untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia yaitu dengan aktivitas fisik yaitu
olahraga senam otak (brain gym) untuk mempertahankan kemampuan yang
ada dengan terus memberikan stimulasi pada otak (Markam, 2015). Senam
otak atau lebih dikenal dengan Brain Gym adalah gerakan-gerakan ringan
dengan permainan melalui olah tangan dan kaki dapat memberikan
rangsangan atau stimulus pada otak. Gerakan yang menghasilkan stimulus
itulah yang dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan menunda
penuaan dini dalam arti menunda pikun atau perasaan kesepian yang biasanya
menghantui para manula (Gunadi, 2009)
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa Program Studi Pendidikan
Profesi Ners Universitas Banyuwangi pada tanggal 19 Maret 2017 terhadap 4
lansia dari 6 lansia yang mengalami demensia (penurunan daya ingat) di
Wisma Sri Tanjung UPT PSTW Kabupaten Banyuwangi.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
kegiatan yang akan dilakukan ini adalah terapi aktivitas kelompok tentang senam
otak pada lansia di Wisma Sri Tanjung UPT PSTW Kabupaten Banyuwangi?

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan terapi aktivitas kelompok ini bertujuan untuk meningkatkan daya
ingat lansia di Wisma Sri Tanjung UPT PSTW Kabupaten Banyuwangi.
2.1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan terapi aktivitas kelompok senam otak diharapkan :
1. Lansia mampu mengetahui tentang senam otak
2. Lansia mampu mengaplikasikan senam otak

2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan terapi aktivitas kelompok senam
otak antara lain:
1. Menambah pengetahuan tentang senam otak.
2. Menambah keterampilan dalam pelaksanaan senam otak.
BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan srtuktur serta
fungsinormalnya, yang terjadi secara perlahan-lahan. Sehingga tidak dapat
bertahannterhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Constatinides, 2016). Proses tersebut menyebabkan manusia secara
progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi serta mengalami distorsi
metabolik dan struktural yang disebut sebagai penyakit degenerative. Salah satu
dari penyakit pada lansia adalah pelipa atau dimensia.
Kemungkinan terjadinya dementia atau penurunan daya ingat dan gangguan
kognitif terjadi karena adanya faktor usia. Dimensia dapat dicegah dengan
menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan fungsi otak
(Nurviyandari, 2016). Otak Sebagai sistem syaraf pusat berfungsi penting untuk
tubuh karena otak mengatur kegiatan yang membutuhkan daya pikir yang baik.
Namun otak bisamemiliki masalah karena kurangnya stimulus yang baik.
Dibutuhkan gerakan sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari untuk
memaksimalkan kerja otak
Senam otak dilakukan untuk meningkatkan kemampuan otak yang terkadang
tanpa disadari semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Usia
semakin bertambah, maka otak juga mulai menua. Berdasarkan latar belakang
diatas, kami tertarik untuk melakukan terapiaktivitas kelompok (TAK) senam otak
sehubungan dengan adanya faktor resikodemensia pada lansia yaitu usia dan
aspek kognitif lansia.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Kerangka penyelesaian masalah pada kelompok lansia adalah melalui terapi
senam otak. Dimana terapi tersebut merupakan salah satu terapi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kognitif pada lansia. Otak Sebagai sistem syaraf
pusat berfungsi penting untuk tubuh karena otak mengatur kegiatan yang
membutuhkan daya pikir yang baik. Namun otak bisamemiliki masalah karena
kurangnya stimulus yang baik.Terapi senam otak dapat merangsang kinerja dari
impuls saraf di otak lebih baik, sehingga dapat melatih daya berpikir dan daya
ingat pada lansia
BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Brain Gym adalah latihan yang dirancang untuk membantu fungsi otak yang
lebih baik selama proses pembelajaran. Terapi ini akan diberikan pada kelompok
lansia di Wisma Sri Tanjung UPT PSTW Kabupaten Banyuwangi untuk
mengurangi resiko lansia mengalami demensia.
4.2 Khalayak Sasaran
Kelompok demensia di Wisma Sri Tanjung UPT PSTW Kabupaten
Banyuwangi.
4.3 Metode yang Digunakan
1. Jenis model pembelajaran : konstruktif
2. Landasan teori : demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menjelaskan pentingnya senam otak pada lansia
b. Memberikan kesempatan pada lansia ntuk bertanya
c. Mendemonstrasikan senam otak
d. Meminta lansia untuk melakukan senam otak
e. Mengevaluasi hasil latihan

: Sasaran

: Pemateri

BAB V. HASIL KEGIATAN


5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-Hasilnya
5.1.1 Evaluasi Struktur
a. Materi yang akan disampaikan telah siap disajikan.
b. Tempat yang akan digunakan untuk TAK siap dilakukan.
c. Persiapan mahasiswa telah dilakukan.
d. Persiapan lansia telah dilakukan.
5.1.2 Evaluasi Proses
a. Proses TAK pada lansia berjalan dengan lancar mulai dari awal hingga
akhir latihan sesuai dengan yang diharapkan.
b. Lansia kooperatif selama dilakukan TAK.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus tercapai setelah TAK dilaksanakan.
5.1.3 Evaluasi Hasil
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan lansia mampu :
a. Menjelaskan pengertian, tujuan, indikasi serta manfaat TAK senam otak.
b. Melakukan TAK setiap waktu.
5.2 FAKTOR PENDORONG
1. Semua lansia kooperatif terhadap mahasiswa
2. Semua lansia sangat berantusias untuk memperhatikan kegiatan
pendidikan kesehatan
5.3 FAKTOR PENGHAMBAT
1. Luas ruang yang terbatas.
2. Kemampuan setiap lansia berbeda-beda sehingga perlu beberapa
penguatan dan pengulangan.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Karena adanya antusias dan semangat para lansia yang mau membantu
sehingga mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas
Jember dapat melakukan kegiatan implementasi senam otak.
Kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan di PSTW Banyuwangi bersama
para lansia yang dimulai pada jam 10..30 - 11.00 WIB sampai dengan selesai
audience tampak kooperatif dan antusias dalam melakukan senam otak yang
diberikan oleh mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Jember karena kegiatan yang dilakukan memiliki efek yang baik pada
lansia, badan terasa segar dan nyaman.
6.2 SARAN
6.2.1 Bagi Sasaran
Para lansia seharusnya mau melakukan kegiatan senam seperti senam otak
satu hari satu kali sebagai pencegahan komplikasi penyakit seperti alzeimer.
6.2.2 Bagi Masyarakat
Masyarakat harus terbiasa dengan kegiatan seperti senam otak dan
hendaknya dilakukan di lingkungan semingggu satu kali.
6.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan
Seharusnya tenaga kesehatan setempat membimbing dan memperkenalkan
tehnik kegiatan seperti senam otak sehingga pengasuh dapat mengajak lansia
untuk melakukan kegiatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Constatinides. 2016. Teori Proses Menua, dalam R. Boedi Darmojo (Penyuting)


Geriatri. Balai penerbit FKUI : Jakarta.
Dwi Nurviyandari. 2016. Perawatann Lanjut Usia. EGC : Jakarta.
Gunadi, T. 2009. 24 Gerakan Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta, Penebar
Plus
Markam, S. 2015. Latihan Vitalisasi Otak Indonesia (Senam untuk Kebugaran
Fisik dan Otak). Jakarta. Grasindo.
Nugroho, W. 2015. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik, Edisi 3. Jakarta, EGC.
Parreta, L. 2015. Makanan untuk Otak. Panduan Penting untuk Meningkatkan
Kemampuan Otak Anda. Jakarta. Erlangga.
Paul, E. Dennison. 2010. Brain Gym. PT. Grasindo :
Jakarta http://www.m.menshealth.com.id/article/mobarticleDetail.aspx?
mc=001& smc=003&ar=42.
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2013. Gambara Kesehatan Lanjut Usia di
Indonesia. www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/...lansia.pdf.
Diakses tanggal 19 Maret 2017
Lampiran :
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP)
Lampiran 5 : Materi

Jember, 22 Maret 2019


Ketua Kelompok

Salwa Nirwanawati, S.Kep.


Lampiran 1 : Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A
2018/2019

BERITA ACARA
Pada hari ini, tanggal 22 Maret 2019 jam 10.30 - 11.00 WIB bertempat di
Lapangan UPT PSTW Banyuwangi Kabupaten/Kota Banyuwangi Propinsi Jawa
Timur telah dilaksanakan Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Senam Otak.
Kegiatan ini diikuti oleh orang (daftar hadir terlampir).

Banyuwangi, 22 Maret 2019


Penguji
Stase Keperawatan Gerontik

Hanny Rasni, S.Kp.,M.Kep.


NIP 19761219 200212 2 003
Lampiran 2 : Daftar Hadir

DAFTAR HADIR
Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Senam Otak dilaksanakan oleh Mahasiswa
Program Profesi Ners Universitas Banyuwangi. Pada hari ini tanggal 22 Maret
2019 jam 10.30 - 11.00 WIB bertempat di Lapangan UPT PSTW Banyuwangi
Kabupaten/Kota Banyuwangi Propinsi Jawa Timur.

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN
1. Nila Sa’diyah Universitas Jember
2. Salwa Nirwanawati Universitas Jember
3. Nur Afifatur Rohma Universitas Jember
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Banyuwangi, 22 Maret 2019


Penguji
Stase Keperawatan Gerontik

Hanny Rasni, S.Kp.,M.Kep.


NIP 19761219 200212 2 003
Lampiran 3 : SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik/materi : Senam otak.
Sasaran : Lansia PSTW Banyuwangi.
Waktu : 10.30 – 11.00 WIB
Hari/ Tanggal : Kamis, 22 Maret 2019
Tempat : PSTW Banyuwangi.

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan demonstrasi dan latihan senam otak, lansia dapat
mengetahui, mengerti, memahami, serta mampu melaksanakan dan
mengaplikasikan gerakan-gerakan senam otak pada lansia dalam
keseharianya.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan demonstrasi dan latihan senam otak selama 20 menit
sasaran akan mampu:
a. Mengerti dan memahami terkait latihan senam otak
b. Mampu mempraktekkan gerakan senam otak yang di pelajari dan
mengplikannya dalam kegitan sehari-hari.
3. Pokok Bahasan
TAK mendemonstrasikan dan melatih lansia dalam melakukan gerakan
senam otak.
Subpokok Bahasan
a. Pengertian latihan senam otak.
b. Tujuan latihan senam otak.
c. Manfaat latihan senam otak.
4. Waktu
1 × 30 menit
5. Bahan/ Alat yang digunakan
1. Materi
2. Gambar gerakan senam otak
6. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : ceramah, demonstrasi
b. Langkah Pokok :
1. Menciptakan suasana yang nyaman
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Melakukan Tanyajawab materi senam otak
4. Mendemontrasikan latihan senam otak
5. Meminta peserta untuk mempraktekkan senam otak
6. Evaluasi kegiatan
7. Persiapan
Menyiapkan tempat dan Materi TAK
8. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Proses Tindakan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta W aktu
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam a. Lansia menjawab 5 menit
2. Menyebutkan nama salam
dan asal b. Lansia mampu
3. Menjelaskan tujuan mengenal mahasiswa
dengan baik
c. Lansia memahami
tujuan kegiatan yang
akan dilakukan
Penyajian 1. Menjelaskan a. Lansia mendengarkan 20 menit
pengertian senam dan memperhatikan
otak. b. Lansia mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan dan memperhatikan
dari senam otak. c. Lansia
3. Menjelaskan manfaat memperhatikan dan
dari senam otak. mengikuti gerakan
4. Mendemonstrasikan yang diperagakan
senam otak. d. Lansia mampu
5. Meminta lansia mengulang gerakan
melakukan senam yang di peragakan
otak yang
diperagakan.

Penutup 1. Evaluasi tindakan a. Lansia merespon 5 menit


dengan pertanyaan pertanyaan yang
terkait latihan senam diajukan
otak. b. Lansia menjawab
2. Evaluasi perasaan perasaan yang
lansia setelah dirasakan setelah
tindakan. mengikuti TAK
3. Memberi salam. c. Lansia menjawab
salam

9. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Ada berapakah gerakan senam otak?
b. Apakah fungsi gerak latih otak senam otak lansia?
Lampiran 4 : SOP

GERAK LATIHAN OTAK (GLO)


SENAM OTAK PADA LANSIA

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BANYUWANGI

PROSEDUR TETAP NO NO HALAMAN:


DOKUMEN: REVISI:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:

1. PENGERTIAN Gerakan crossing the midline fisik dan mental


untuk menstimulasi hemisfer kanan agar dapat
bekerja seimban dengan hemisfer kiri.
2. TUJUAN 1. Memiliki fungsi mental yang normal pada
lansia
2. Meningkatkan umur harapan hidup
3. Memperlambat kemunduran kognitif pada
lansia
4. Meningkatkan fungsi otak : kewaspadaan,
pemusatan perhatian, daya ingat dan fungsi
eksekutif (pada lansia dan dewasa)
3. INDIKASI Lansia dengan permasalahan kognitif dalam
proses menua
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN Sebelum melakukan gerak latih otak maka ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dan
disiapkan pada klien yaitu:
1. Yakinkan bahwa klien mempunyai niat dan
motivasi yag serius untuk mengikuti latihan
dengan benar dan tekun
2. Anjurkan klien untuk rileks selama latihan,
jangan menahan nafas sewaktu otot
berkontraksi dan tarik nafas pada saat otot
rileks
3. Jelaskan pada klien bahwa latihan ini harus
diikuti mulai dari peregangan, pemanasan,
latihan inti dan gerakan penutup
6. PERSIAPAN ALAT a. Peralatan
Pada latihan ini tidak memerlukan alat-alat
khusus, hanya sebuah kursi untuk
melakukan latihan dalam posisi duduk
b. Lingkungan
Laporan Pertanggungjawaban PSP2N Stase Keperawatan 20
Gerontik – FKep Universitas Jember 19

Latihan ini harus dilakukan di ruangan yang


bebas bergerak, tidak menimbulkan bahaya
jatuh dalam kondisi tenang dan rileks.
Suasana ruangan harus nyaman sehingga
klien mampu melaksanakan semua latihan
yang diajarkan
7. CARA KERJA Peregangan :
Peregangan a. Posisi badan lurus menghadap kedepan,
telapak tangan kanan berada pada posisi
kepala. Tekan kepala kiri sementara kepala
tetap dipertahankan menghadap lurus ke
depan. Otot leher akan terasa teregang
melawan dorongan tangan. Lakukan
gerakan ini sebanyak delapan kali hitungan,
a tidak boleh menahan nafas. Ulangi gerakan
ini pada telapak tangan kiri pada sisi kepala
(delapan hitungan)
b. Posisi badan menghadap lurus ke depan ,
dengan perlahan dekatkan telinga kanan
kearah bahu kanan. Akan terasa regangan
pada otot-otot leher bagian kiri. Pertahankan
b delapan hitungan kemudian lakukan pada
sisi kiri (telinga kiri kearah bahu kiri)
dengan delapan hitungan juga.
c. Luruskan tangan kanan keatas disamping
telinga dengan telapak tanan menghadap
kedepan tangan kiri melewati belakang
kepala di bawah siku tangan kanan. Tangan
i yang lurus digerakan ke belakang
sedangkan tangan yang sat lagi menahan
(mendorong) ke depan. Akan terasa
regangan pada bahu dan lengan atas.
Hembuskan nafas pada saat otot-otot
diaktifkan atau diregangkan. Lakukan
bergantian dengan tangan kiri lurus keatas ,
j masing-masing dua kali.
d. Luruskan tangan kanan keatas disamping
Pemanasan telinga dengan telapak tangan menghadap
ke dalam. Tangan yang lurus digerakan
keluar (ke kanan), sedangkan tangan yang
satu lagi menahan tangan kanan (menarik)
kearah dalam. Lakukan bergantian dengan
tangan kiri lurus kearah atasa masing-
masing dua kali.
a e. Posisi sama seperti (d) tetapi tangan kanan
yang lurus menekan kearah dalam (kearah
telinga kanan) dan angan yang satu lagi
menahan (mendorong) kearah luar. Lakukan
bergantian dengan tangan kiri lurus keatas,
masing-masing dua kali.
f. Regangkan kedua telapak tangan kedepan,
telapak tangan menghadap keluar dengan
jari-jari kedua tangan saling berkait.
Pertahankan posisi ini sampai 8 hitungan.
c g. Regangkan kedua telapak tangan lurus ke
atas, telapak tangan menghadap keatas
dengan jari-jari kedua tangan saling berkait.
Pertahankan posisi ini sampai 8 hitungan.
h. Klien duduk di kursi, kaki disilangkan
angkat dan bengkokkan kaki kiri (Hitungan
1 dan 2), silangkan diatas lutut kanan
g (hitungan 3 dan 4) dan kembali ke posisi
semula (hitungan 5 dan 6). Lakukan dengan
Latihan Inti kaki yang kanan dalam hitungan dua kali
delapan.
i. Luruskan kaki kiri ke depan (masih dalam
posisi duduk) dengan ujung jari keatas.
Putar kaki kiri kearah luar. Gerakan putar
berasal dari pinggul bukan dari kaki.
b Kembali ke posisi semula , putar kearah
dalam dan kemballi ke posisi awal. Lakukan
dengan kaki kanan masing-masing dengan
hitungan dua kali delapan.
j. Letakkan pergelangan kaki kiri diatas lutut
kanan dan tangan kanan di pergelangan kaki
kiri. Secara perlahan tekan lutut kiri ke
c bawah dengan tangan kiri. Akan terasa
regangan pada pinggang kiri. Pertahankan
delapan hitungan dan lakukan gerakan yang
sama dengan kaki kanan.
k. Berdiri dengan kaki lurus kedepan dan
telapak kaki di lantai. Kaki kanan di
belakang dengan tumit terangkat. Kedua
tangan lurus kedepan, memegang sandaran
d kursi, Sambil menghembuskan nafas
gerakkan tumit menyentuh lantai dan kaki
kiri dibengkokkan. Akan terasa regangan
pada betis. Kemudian tarik nafas dan tumit
diangkat seperti semula. Lakukan dengan
kaki yang lain dengan hitungan masing-
n masing delapan kali.
Pemanasan:
a. Gosokkan kedua lekukkan kiri dan kanan di
bawah pertemuan tulang selangka kiri dan
kanan dengan tulang dada. Dengan kata lain
gosok daerah perut. Usahakan mata
bergerak ke kiri dan kanan , ke atas, ke
bawah dan memutar dari kiri keatas dan
kanan tas, Lakukan enam kali pernafasan
dengan tangan bergantian.
b. Lakukan jalan ditempat. Jika kaki kanan
diangkat, tangan kiri juga diangkat. Dan
sebaliknya, lakukan dalam hitugan dua kali
delapan.
c. Lakukan jalan ditempat dengan mengangkat
kedua tangan keatas. Setiap salat satu kaki
diangkat, kedua tangan juga diatas,
Kemudian tangan diturunkan lagi disamping
tubuh dan lakukan dalam hitungan dua kali
delapan.
d. Kaki kanan menyilang tubuh kiri, kedua
tangan bergerak lurus kearah
kanan.Sebaliknya jika kaki kiri menyilang
tubuh ke kanan. Kedua tangan bergerak
lurus ke kiri. Lakukan dalam hitungan tiga
kali delapan.
e. Kaki kiri bergerak ke kiri, tangan kanan
lurus ke kanan atas. Sebaiknya jika kaki
kanan bergerak ke kanan, tanga kiri
bergerak lurus ke kiri atas. Lakukan latihan
dengan tiga kali delapan
f. Tangan kanan lurus (diam) disamping
tubuh, kaki kanan diangkat bersamaan
dengan tangan kiri menyentuh lutut kanan.
Begitu juga sebaliknya dan lakukan dalam
hitungan tiga kali delapan
g. Klien duduk atau berdiri. Pergelangan kaki
kanan disilangkan diatas pergelangan kaki
kiri. Kedua tangan lurus kedepan dengan
ibu jari kearah bawah. Kedua pergelangan
disilangkan, jari-jari kedua tangan
dikaitkan, putar ke bawah, lalu ke atas dan
tarik sampai di depan dada. Tutup mata dan
tarik nafas dalam sambil rileks selama 1-2
menit. Pada saat menarik nafas lidah
ditempelkan di langit-langit mulut 2 cm
dibelakang gigi. Pada waktu membuang
nafas panjang melalui mulut, lidah
dilepaskan lagi. Lakukan rangkaian gerakan
ini dengan menyilang kaki bergantian.
h. Kedua kaki diletakkan sejajar di lantai
ujung-ujung jari kedua tangan disentuhkan
secara halus, sambil melakukan pernafasan
dalam selama satu menit.
Latihan inti:
a. Lakukan gerakan ini secara perlahan dan
sambil duduk. Ketika tangan kanan
bergerak menyentuh lutut kiri, tangan kiri
harus diam disamping tubuh agar dapat
dirasakan bagian tubuh yang bergerak dan
bagian tubuh yang diam. Lakukan
sebaliknya pada tangan kiri dan alam
hitungan empat kali delapan.
b. Duduk dengan kaki sejajar di lantai, kedua
tangan menyentuh belakang telinga. Kaki
kanan diangkat bersamaan dengan siku kiri
menyentuh lutut kanan, dan sebaliknya serta
lakukan dalam hitungan dua kali delapan.
c. Berdiri tegak, tangan kanan lurus kedepan
dengan ibu jari ke atas.Gerakan ibu jari ke
kiri dan kanan membentuk setengah
lingkaran seperti pelangi dan bola mata
mengikuti gerakan ibu jari. Posisi kepala
tetap lurus ke depan lakukan secara
bergantian masing-masing satu kali delapan
hitungan.
d. Mula-mula berdiri tegak kepala lurus
kedepan tangan kanan lurus ke depan ibu
jari menghadap ke atas dengan posisi ibu
jari kira-kira didepan hidung. Gerakkan
tangan kiri atas dan kiri bawah kembali ke
tengah. Gerakan ini dalam imajinasi kita
seolah olah membentuk angka delapan
tidur. Gerakan ini dilakukan tanpa gerakan
bola mata.
e. Gerakan berikutnya sama dengan gerakan
pada nomer (e) tetapi gerakan ibu jari
diikuti dengan gerakan bola mata.
Dilakukan bergantian kanan dan kiri, kedua
tangan saling berkaitan masing-masing dua
kali delapan.
f. Urutlah otot bahu kiri dengan tangan kanan
sambil kepala menoleh kesamping kanan
dan kiri. Tari nafas pada saat kepala berada
diposisi tengah dan hembuskan nafas
sewaktu berada diposisi tengah dan
hembuskan nafas sewaktu kepala menoleh
kesamping. Lakukan sebaliknya pada
sebelah kanan dan lakukan masing-masing
sepuluh kali dengan tangan yang bergantian.
g. Bukalah kaki selebar bahu, kepala lurus
kedepan. Arahkan kaki kanan kekanan kaki
kiri tetap lurus kedepan dan kedua tangan di
pinggang. Tarik nafas dengan kepala lurus
ke depan. Tekuk lutut kanan sambil
menghembuskan nafas dan memalingkan
kepala ke kanan. Pinggul dan bahu tetap
menghadap kedepan lakukan secara
bergantian dalam hitungan masing-masing
satu kali delapan.
h. Ketika kaki kanan diarahkan ke kanan,
kedua tangan juga ke kanan dan sebaliknya.
i. Naikan kaki kanan ke kanan dan tangan
kanan mengarah ke kanan dan tangan kiri di
samping tubuh serta kaki tetap di lantai.
Bisa juga kaki kanan ke depan dan tangan
kanan juga ke depan.
j. Naikkan kaki kiri, tangan kiri mengarah ke
kiri dan tangan kanan disamping tubuh serta
kaki kanan tetap dilantai. Kemudian
posisikan kaki sejajar, kedua tangan
disamping tubuh serta kaki kanan tetap di
lantai. Kemudian posisikan kaki sejajarm
kedua tangan di samping tubuh (netral).
Lakukan dua kali delapan.
k. Kedua tangan lurus ke depan, punggung
tegak, tangan seolah-olah meraih
(menjangkau) sesuatu di depan
semampunya, punggung tetap lurus tegak.
Jangan paksakan membungkuk karena
bahaya bagi klien yang mengalami
osteoporosis.
l. Daun telinga dipijit dengan jari telunjuk dan
ibu jari tarik keluar, lalu gerakkan ke atas,
ke samping dan bawah dengan pelan.
Dengarlah suatu suara degan memusatkan
perhatian pada suara tersebut dan lakukan
sebanyak lima kali.
m. Letakkan kedua tangan diatas perut.
Kosongkan paru-paru dengan cara
membuang nafas pendek-pendek seperti
seolah-olah sedang meniup bulu ayam yang
ada di depan kita. Tarik nafas panjang dan
dalam (tiga hitungan), lalu buang nafas
secara perlahan (tiga hitungan). Tangan
secara pasif mengikuti gerak perut sewaktu
menarik nafas dan membuang nafas.
Lakukan selama dua menit.
8. Hasil 1. Respon subyektif :
Klien mengatakan sekarang sudah agak
berkurang pelupanya
Klien mengatakan sudah dapat berkonsentrasi
dengan baik setelah melakukan latihan
Klien mengatakan lebih dapat mengontrol
emosinya.
2. Respon obyektif:
Klien lebih mampu mengingat kejadian
jangka waktu lama, sedang, dan pendek
Klien mampu berkonsentrasi dengan baik
Klien tidak mudah beralih
Lampiran 5 : Materi
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SENAM OTAK

1. Pengertian senam Otak


Otak merupakan organ tubuh yang tersusun dari ribuan neuron atau sel
saraf dan merupakan pusat aktivitas dan pusat pengendali tubuh. Otak
manusia dilindungi oleh tengkorak. Segala aktivitas tubuh, emosi,
konsentrasi, dan daya ingat diatur oleh otak.
Senam otak merupakan suatu rangkaian gerakan yang berbasis pada
tubuh yang berguna untuk menjaga kesehatan otak. Senam otak dapat
berfungsi untuk mengoptimalkan dan menyeimbangkan kemampuan otak
kanan dan otak kiri. Senam otak juga dijadikan terapi untuk menangani anak
yang mengalami gangguan emosional, gangguan pemusatan perhatian,
trauma, stress dan depresi yang dapat mengganggu aktivitas belajarnya.

2. Tujuan
Senam otak dilakukan untuk meningkatkan kemampuan otak yang
terkadang tanpa disadari semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Usia
semakin bertambah, maka otak juga mulai menua. Dibutuhkan gerakan
sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari untuk memaksimalkan kerja otak.

3. Manfaat
Manfaat senam otak antara lain :
1. Terhindar dari rasa stress
2. Merasa lebih awet muda
3. Mencegah kepikunan
4. Membantu pemulihan bagi penderita stroke
5. Dapat menyikapi permasalahan lebih tenang
6. Menajamkan daya ingat
7. Meningkatakan konsentrasi
8. Menyeimbangkan otak kiri dan kanan. Saat otak kita dalam keadaan
seimbang, seluruh tubuh merespon, merevetalisasi mekanisme
penyembuhan, memuluhkan kesehatan dan harmoni tubuh.
9. Meningkatkan kemampuan penglihatan dan kreativitas
10. Meningkatkan ketrampilan komunikasi sehingga membantu membuat
keputusan yang lebih baik dan memberi dorongan ketika menghadai
penolakan atau kekecewaan
Laporan Pertanggungjawaban PSP2N Stase Keperawatan 20
Gerontik – FKep Universitas Jember 19

Lampiran 6 : Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Kegiatan Senam Latih Otak pada klien di UPT PSTW Banyuwangi
pada tanggal 22 Maret 2019 oleh Nila, Nur Afifatur dan Salwa, Mahasiswa
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Gambar 2. Kegiatan Senam Latih Otak pada klien di UPT PSTW Banyuwangi
pada tanggal 22 Maret 2019 oleh Nila, Nur Afifatur dan Salwa, Mahasiswa
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai