Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN ANALISIS JURNAL EFEKTIFITAS PEMBERIAN TEKNIK

PERNAFASAN PURSED LIPS BREATHING TERHADAP


PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN CORONARY
ARTERY DISEASE DIRUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT ABDOEL
WAHAB SJAHRANIE

Disusun oleh :

KELOMPOK 6

Cresentia Cheelin P2205040


Elma Agustina P2205047
Hendro Ardi Pratama P2205052
Kheny Voice Memah P2205059
Melinia Nur Safitri P2205066
Pina P2205073
RifkaYuliyana P2205080
Rosiyanti P2205084
Tri Wahyuni Retno Oktaviani P2205090
Zefanya Tegar Subagyo P2205096

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN ANALISIS JURNAL EFEKTIFITAS PEMBERIAN TEKNIK


PERNAFASAN PURSED LIPS BREATHING TERHADAP PENINGKATAN
SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN CORONARY ARTERY DISEASE
DIRUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT ABDOEL WAHAB SJAHRANIE

OLEH :

KELOMPOK 6

Laporan ini telah disetujui oleh dosen coordinator dan dosen pembimbing
Keperawatan Medikal Bedah Institut Teknologi Kesehatan Dan Sains Wiyata
Husada Samarinda

Pada tanggal …… Januari 2023

Menyetujui :

Pembimbing Akademik Perseptor Klinik

Keperawatan Medikal bedah Keperawatan Medikal bedah

Institut Teknologi Kesehatan Dan Sains Rsud Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Wiyata Husada Samarinda

NIK :
NIK :
TIM PENYUSUN

Keterangan
No Nama NIM Jabatan Tugas
Sudah Belum

1 Kheny V. P2205059 Ketua Editing,


Memah BAB II
2 Elma P2205047 Sekretaris Editing,
Agustina PPT
3 Hendro A. P2205052 Anggota Presenter,
Pratama BAB I
4 Cresentia P2205040 Anggota Analisa
Cheelin Jurnal
5 Melinia Nur P2205066 Anggota BAB II
Safitri
6 Pina P2205073 Anggota BAB I

7 Rifka P2205080 Anggota Pencarian


Yuliana Jurnal,
Analisis
Jurnal
8 Rosiyanti P2205084 Anggota Analisis
Jurnal
9 Tri Wahyuni P2205090 Anggota Pengkajian,
Retno W. resume
Oktaviani
10 Zefanya P2205095 Anggota BAB I
Tegar
Subagyo
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami selaku penyusun, sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “Laporan Analisis Jurnal
Efektifitas Pemberian Teknik Pernafasan Pursed Lips Breathing Terhadap
Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Pasien Coronary Artery Disease Diruang
Cempaka Rumah Sakit Abdoel Wahab Sjahranie”.

Laporan ini dapat dibuat berdasarkan bermacam sumber buku-buku


referensi, jurnal serta artikel dan dari hasil pemikiran penyusun sendiri.

Selama penyusunan laporan ini kami banyak mendapatkan masukan dna


bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada
:

1. Ns. Chrisyen Damanik, M. Kep selaku dosen koordinator stase


Keperawatan Medikal Bedah di Institut Teknologi Kesehatan Dan Sains
Wiyata Husada Samarinda
2. Ns. Marina Layun Rining, M. Kep selaku dosen pembimbing akademik
stase Keperawatan Medikal Bedah di Institut Teknologi Kesehatan Dan
Sains Wiayata Husada Samarinda
3. Kepala Ruangan beserta staff keperawatan ruangan Cempaka RSUD
Abdul Wahab Sjahranie yang mengijinkan dan memberi bimbingan
selama pelaksanaan praktik stase KMB di ruangan tersebut
4. Kedua orang tua dan keluarga kami yang selalu memberikan dukungan
kepada kami baik bersifat moril maupun materil
5. Dan semua yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan laporan
ini

Semoga laporan ini dapat bermanfaat kepada pembacanya dan dapat dijadikan
acuan terhadap penyusunan laporan berikutnya.

Samarinda, 12 Januari 2023

Tim Penyusun
BAB I

ANALISA JURNAL

A. ABSTRAK
Judul : Efektivitas Pemberian Teknik Pernafasan Pursed Lips
Breathing Dan Posisi Semi Fowler Terhadap Peningkatan
Saturasi Oksigen Pada Pasien Tb Paru

Nama penulis : Winda Amiar, Erwan Setiyono

Penerbit : Indonesian Journal of Nursing Science and Practice

Tempat : Ruang Murai Rumah Sakit Pelni.

e-ISSN : 2622 - 0997

Salah satu tanda dan gejala pada pasien TB Paru yaitu sesak nafas
dan sering terjadi penurunan oksigen. Intervensi yang bisa dilakukan untuk
mengurangi sesak pada pasien TB paru adalah dengan teknik pernfasan
pursed lips breathing dan perubahan posisi semi fowler. Pursed Lips
Breathing merupakan salah satu teknik termudah dalam mengurangi sesak
nafas dengan cara membantu masuknya udara ke dalam paru dan
mengurangi energi yang dikeluarkan saat bernafas. Posisi semi fowler
mengandalkan gaya gravitasi untuk membantu melancarkan jalan nafas
menuju ke paru sehingga oksigen akan mudah masuk.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Efektivitas Pemberian


Teknik Pernafasan Pursed Lips Breathing dan Posisi Semi Fowler
Terhadap Peningkatan Saturasi 02 Pada Pasien TB Paru. Jenis penelitian
ini menggukan quasi experiment dengan pendekatan pre dan post-test
dengan sample 12 orang. Hasil penelitian ini menunjukan rata-rata satu
saturasi oksigen sebelum dilakukan tindakan pursed breathing 93.17, dan
sesudah dilakukan pursed lis breathing 96.30. sedangakan untuk intervensi
perubahan posisi semi fowler, sebelum dilakukan perubhann semi fowler
rata-rata 92.83, dan sesudah dilakukan semi fowler 95.17. hasil uji T
dependent didapkan hasil p value. <0.05 berati ada perbedaan antara
pemberian intervensi pursed lips breathing dan posisi semi fowler terhadap
peningkatan oksigen. Pursed Lips breathing lebih efektif untuk
meningkatkan saturasi oksigen pada pasien TB Paru

Kata Kunci : Pursed lips breathing, semi fowler, oxygen, pulmonary TB


B. ANALISA JURNAL
ITEM ASPEK YANG HASIL ANALISA
DIKRITISI
ABSTRAK Masalah/ Hipotesisi Pada jurnal di cantumkan salah satu
Penelitian masalah yang sering muncul pada
penderita TB adalah sesak dan
penurunan saturasi oksigen.
Tujuan penelitian Pada jurnal di cantumkan tujuan
penelitian ini untuk mengetahui
Efektivitas Pemberian Teknik
Pernafasan Pursed Lips Breathing
dan Posisi Semi Fowler Terhadap
Peningkatan Saturasi 02 Pada Pasien
TB Paru.
Desain Penelitian Pada jurnal di cantumkan jenis
penelitian ini menggukan quasi
experiment dengan pendekatan pre
dan post-test dengan sample 12
orang.
Variabel Penelitian Pada jurnal di cantumkan
variabelnya adalah keefektifan dari
Pursed Lip Breathing Exercise
Jumlah Sampel Pada jurnal di cantumkan jumlah
sampel sebanyak 12 orang
Hasil yang diperoleh Dari analisa jurnal didapatkan pada
jurnal ini hasil penelitian nya
menunjukan rata-rata satu saturasi
oksigen sebelum dilakukan tindakan
pursed breathing 93.17, dan sesudah
dilakukan pursed lis breathing
96.30. sedangakan untuk intervensi
perubahan posisi semi fowler,
sebelum dilakukan perubhann semi
fowler rata-rata 92.83, dan sesudah
dilakukan semi fowler 95.17. hasil
uji T dependent didapkan hasil p
value <0.05 berati ada perbedaan
antara pemberian intervensi pursed
lips breathing dan posisi semi fowler
terhadap peningkatan oksigen.
Pursed Lips breathing lebih efektif
untuk meningkatkan saturasi
oksigen pada pasien TB Paru
Kesimpulan Dari hasil penelitian didapatkan
bahwa dimana nilai saturasi oksigen
setelah dilakukan pemberian teknik
pernfasan pursed lips breathing
dengan rata- rata 96,50 (normal)
dengan standar devisai 1,517 dan
nilai saturasi oksigen setelah
dilakukan posisi semi fowler dengan
rata-rata 95,17 ( normal ) dengan
standar deviasi 0,477. Hasil uji
statistic diperoleh P Value = 0,025
(P-value 0,025 < α 0,05) maka dapat
disimpulkan ada pengaruh yang
signifikan anatara pemberian pursed
lips breathing dan posisi semi fowler
terhadap nilai saturasi oksigen pada
pasien TB paru
Saran Pada jurnal ini menyarankan agar
perawat dapat mengaplikasikan
teknik perubahan posisi semi fowler
dan pursed lips breathing pada
pasien yang mengalami sesak
sehingga tidak terjadi penurunan
saturasi oksigen. Maka perlu
diadakan pelatihan tentang teknik
pernafasan pursed lips breathing.
Jumlah Kata Pada jurnal di cantumkan pada
abstrak jumlah kata sebanyak 174
Penempatan Abstrak Sesuai berada diatas pendahuluan
dan dibawah judul
Tampilan Tampilan tidak dibedakan dari inti
Dibedakan materi jurnal
Pendahuluan Latar Belakang Pada jurnal di cantumkan salah satu
Masalah diagnosa pada pada pasien TB paru
adalah ganggguan pertukaran gas.
Sesak nafas menyebabkan saturasi
oksigen turun di bawah level
normal. Jika kadar oksigen dalam
darah rendah, oksigen tidak mampu
menembus dinding sel darah merah.
Sehingga jumlah oksigen dalam sel
darah merah yang dibawa
hemoglobin menuju jantung kiri dan
dialirkan menuju kapiler perifer
sedikit. Sehingga suplai oksigen
terganggu, darah dalam arteri
kekurangan oksigen dan dapat
menyebabkan penurunan saturasi
oksigen (Yasmara, 2016).
Pernyataan Masalah Pada jurnal di cantumkan pasien
tuberkulosis paru akan mengalami
sesak nafas. Otot bantu nafas pada
pasien yang mengalami sesak nafas
dapat bekerja saat terjadi kelainan
pada respirasi. Hal ini bertujuan
untuk dapat mengoptimalkan
ventilasi nafas
Tujuan Penelitian Pada jurnal di cantumkan untuk
mengetahui Efektivitas Pemberian
Teknik Pernafasan Pursed Lips
Breathing dan Posisi Semi Fowler
Terhadap Peningkatan Saturasi 02
Pada Pasien TB Paru.
Kerangka Konsep -
Manfaat Penelitian Pada jurnal di cantumkan manfaat
jurnal ini agar bias di aplikasikan
pada penderita TB yang sesak.
Metedeologi Desain Penelitian Pada jurnal di cantumkan desain
Penelitian penelitian quasy Experiment pre-
posttest dengan melibatkan
kelompok kriteria.
Variabel Penelitian Pada jurnal di cantumkan variable
keefektifan dari Pursed Lip
Breathing Exercise
Populasi dan Populasi dalam penelitian ini adalah
Sampel 12 responden
Lama Penelitian Pada jurnal di cantumkan penelitian
ini dilakukan pada bulan Desember -
Januari 2019.
Cara Pengumpulan Pada jurnal di cantumkan cara
Data pengumpulannya yaitu mulai dari
fase perkenalan, fase ini dimulai
dengan penelitian mengajukan surat
ijin dan proposal kepada pihak
Rumah sakit dan koordinasi dengan
ruang Murai. Selanjutnya peneliti
mengadakan seleksi terhadap calon
responden dengan melihat medical
record pasien, untuk menentukan
apakah responden tersebut
memenuhi criteria yang sudah
ditentukan. Peneliti mengukur
saturasi oksigen pasien, peneliti
mengadakan wawancara singkat,
menjelaskan secara rinci tentang
penelitian yang akan dilaksanakan
serta menanyakan kesediaan pasien
tersebut untuk menjadi responden.
Responden selanjutnya mengisi
lembar inform consent. Lalu
melakukan intervensi dengan
mengobservasi pre-post
Uji Coba Kuesioner Tidak ada dijelaskan
Sumber Data Responden
Instrumen Oksimetri
Tekhnik Pengolahan Pada jurnal di cantumkan setelah
Data dan Analisa dilakukannya pengumpulan data,
Data data diolah di excel dengan
mengkategorikan sesuai yang diukur
lalu data di olah menggunakan SPSS
memakai rumus Uji T Independent,
setelah hasil didapat data disajikan
dalam bentuk tabel.
Hasil Penelitian Penyajian Dari analisa jurnal didapatkan hasil
penelitian disajikan dengan
menggunakan tabel dan dijelaskan
dengan narasi
Judul Tabel Tabel 1: Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Usia, Jenis
Kelamin, Tingkat Pendidikan Pasien
TB Paru
Tabel 2: Distribusi Nilai Saturasi
Oksigen TB Paru yang
Mendapatkan Intervensi Teknik
Pernafasan Pursed Lips Breathing
Tabel 3: Distribusi Nilai Saturasi
Oksigen TB Paru yang
Mendapatkan Intervensi Posisi Semi
Fowler
Tabel 4: Analis Perbandingan
Pemberian Pursed Lips Breathing
dan Posisi Semi Fowler pada Pasien
TB Paru
Tabel 5: Perbandingan Efektifitas
Pemberian Teknik Pemberian
Pursed Lip Breathing dan Posisi
Semi Fowler pada Pasien TB Paru
Pembahasan Penempatan Dari analisa jurnal di dapatkan hasil
dan pembahasan disatukan
Jumlah Dari analisa jurnal didapatka porsi
nya cukup dan diuraikan dengan
jelas
Uraian Analis
Temuan
Rekomendasi Pada jurnal di cantumkan perlu
berdasarkan hasil diadakan pelatihan tentang teknik
temuan pernafasan pursed lips breathing.
Kesimpulan dan Kesimpulan Pada jurnal di cantumkan
Saran didapatkan bahwa nilai saturasi
oksigen setelah dilakukan pemberian
teknik pernfasan pursed lips
breathing dengan rata- rata 96,50
(normal) dengan standar devisai
1,517 dan nilai saturasi oksigen
setelah dilakukan posisi semi fowler
dengan rata-rata 95,17 ( normal )
dengan standar deviasi 0,477. Hasil
uji statistic diperoleh P Value =
0,025 (P-value 0,025 < α 0,05) maka
dapat disimpulkan ada pengaruh
yang signifikan anatara pemberian
pursed lips breathing dan posisi semi
fowler terhadap nilai saturasi
oksigen pada pasien TB paru.
Saran Pada jurnal di cantumkan sarannya
yaitu
Bagi Keperawatan: Diharapkan
perawat dapat mengaplikasikan
teknik perubahan posisi semi fowler
dan pursed lips breathing pada
pasien yang mengalami sesak
sehingga tidak terjadi penurunan
saturasi oksigen. Maka perlu
diadakan pelatihan tentang teknik
pernafasan pursed lips breathing.
Bagi Institusi Pendidikan:
Diharapkan dapat menjadi masukan
bagi pendidikan dalam proses
pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan khususnya peminatan
keperawatan medikal bedah agar
memperoleh gambaran dalam
mengintegrasikan penanganan terapi
non-farmakologis.
Kekurangan Tidak ada dicantumkan
Penelitian
Kelebihan Tidak ada dicantumkan
Penelitian
Daftar Pustaka Relevansi Pada jurnal di cantumkan tinjauan
pustaka atau relevan dengan
masalah penelitian
Sumber Referensi Pada jurnal di cantumkan 19
referensi
Penyusunan Pada jurnal di cantumkan daftar
pustala disusun sesuai dengan abjad

C. Jurnal terkait
No Judul Jurnal Terkait Pembahasan hasil Metode
1. Pamungkas, R. Berdasarkan hasil Desain penelitian
, Ismonah penelitian menunjukkan adalah two
, Arif, S. (2016). bahwa nilai rata-rata group pre and post
Efektivitas Pursed Lip (mean) sebelum dilakukan test desain. Jumlah
Breathing Dan Deep intervensi deep breathing responden pada
Breathing breathing didapatkan hasil penelitian adalah 28
Terhadap Penurunan 22,71 dan nilai standar responden. Uji
Frekuensi Pernafasan deviasi 1,326, sedangkan statistik yang
Pada Pasien Ppok Di nilai rata-rat (mean) digunakan adalah uji
Rsud Ambarawa sesudah dilakukan Paired t-test dan uji
intervensi pursed lip Unpaired t-test.
breathing didapatkan 20,29
dan nilai standar deviasi
1,383. Hasil uji paired t-
test diperoleh nilai p=0,000
yang artinya ada efektivitas
deep breathing terhadap
penurunan frekuensi
pernafasan pada pasien
PPOK di RSUD
Ambarawa. Pada intervensi
deep breathing yang
diutamakan adalah
pergerakan otot-otot
inspirasi. Pada terapi ini
otot-otot inspirator yang
terlatih akan meningkatkan
compliance paru yang baik,
sehingga akan tetap
menjaga
2. Kurniawan, D.B., Berdasarkan hasil Penelitian ini
Milwati, S., Ernawati, penelitian menunjukkan merupakan
N. (2022). Efektifitas hasil analisis menggunakan “Quasyexperiment
Penerapan Pursed Lip uji statistik uji With Pretest Posttest
Breathing Exercise Wilcoxon Asymp. Sig. (2- Control Group
Terhadap Nilai tailed) atau pvalue sebesar Design” yang
Saturasi Oksigen Pada 0,039. Karena nilai 0,039 < merupakan desain
Pasien Di Ruang 0,05, maka H0 ditolak, H1 yang melibatkan dua
Bedah Rumah Sakit diterima yang kelompok subjek
Lavalette artinya ada perbedaan yang dimana dalam
bermakna rancangan ini
antara tingkat saturasi kelompok perlakuan
oksigen pre dan post diberi perlakuan
pada kelompok kontrol. sedangkan kelompok
Penelitian ini menunjukan kontrol tidak. Pada
bahwa kedua kelompok
pasien dengan post general perlakuan diawali
anesthesia dengan pretest dan
tanpa intervensi dapat setelah pemberian
mempengaruhi nilai perlakuan diadakan
saturasi oksigen sehingga pengukuran kembali
pernapasan pada
pasien post general
anesthesia dapat
menurun, tetap atau
meningkat.
BAB II
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Coronary Artery Disease (CAD) adalah bentuk paling umum dari
penyakit jantung yaitu perubahan arteri pada pembuluh darah yang mensuplai
jantung. CAD memiliki gangguan klinis seperti aterosklerosis asimtomatik
dan angina stabil hingga sindrom koroner akut (angina tidak stabil, non ST
elevasi miokard infark, ST elevasi miokard infark). CAD adalah keadaan
terjadinya penurunan aliran darah ke otot jantung yang disebabkan oleh
adanya sumbatan pembuluh darah yang terjadi akibat penyumbatan oleh
penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan
kekakuan pembuluh darah (Hastuti & Mulyani, 2019)
WHO menyatakan bahwa Penyakit Jantung Koroner merupakan
penyebab utama kematian, kesakitan dan penurunan kualitas hidup secara
umum Kematian yang di sebabkan oleh penyakit jantung koroner pada tahun
2015 di seluruh dunia sejumlah 7,4 juta jiwa dengan presentase 85%
disebabkan oleh serangan jantung Kematian yang disebabkan oleh PJK
tersebut mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 jumlah penderita PJK di
Indonesia sebesar 2, 66 juta jiwa (Kemenkes RI, 2014). Angka kematian
akibat PJK di Indonesia menduduki peringkat kedua setelah stroke, dengan
presentase kematian sebesar 12,9 % dari penyebab kematian di Indonesia.
(Darmayanti et al., 2022)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, data yang dilaporkan
mengenai kejadian CAD di Indonesia telah diestimasikan berdasarkan
diagnosis dokter terbanyak di Propinsi Jawa Barat sebanyak 160.812 orang
(0,5%) dan jumlah paling sedikit terdapat di Propinsi Maluku Utara yaitu
sebanyak 1.436 orang (0,2%). Berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi jumlah
penderita CAD terbanyak terdapat di daerah Propinsi Jawa Timur sebanyak
375.127 orang (1,3%) dan jumlah paling sedikit terdapat di daerah Propinsi
Papua Barat yaitu sebanyak 6.690 orang (1,2% ) (Riskesdas, 2013).
Latihan Pursed Lip Breathing bertujuan untuk mempermudah proses
pengeluaran udara yang terjebak oleh saluran napas dalam upaya
meningkatkan kekuatan otot pernapasan yang terfokus pada latihan ekspirasi
Melalui teknik ini, bermanfaat untuk mempertahankan saluran napas untuk
tetap terbuka. Maka udara yang ke luar akan dihambat oleh kedua bibir,
sehingga tekanan dalam rongga mulut lebih positif. Tekanan positif ini akan
menjalar ke dalam saluran napas yang menyempit. Dengan terbukanya saluran
napas, maka udara dapat ke luar dengan mudah melalui saluran napas yang
menyempit serta dengan mudah berpengaruh pada kekuatan otot pernapasan
untuk mengurangi sesak napas (Kurniawan et al., 2022)
Pursed Lip breathing exercise dapat mengurangi spasme otot
pernafasan, membersihkan jalan nafas, melegakan saluran pernafasan Pursed
Lip breathing exercise merupakan latihan yang bertujuan untuk mengatur
frekuensi dan pola pernafasan sehingga mengurangi air trapping, memperbaiki
ventilasi alveoli untuk memperbaiki pertukaran gas tanpa meningkatkan kerja
pernafasan, mengatur dan mengkoordinasi kecepatan pernafasan sehingga
bernafas lebih efektif dan mengurangi sesak nafas (Fabiana Meijon Fadul,
2019)
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas , maka rumusan masalah pada
laporan analisis jurnal ini adalah “ bagaimana pengaruh Pursed Lip breathing
exercise terhadap saturasi oksigen pada pasien Coronary Artery Disease
(CAD) yang dirawat di rumah sakit “
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh dari Pursed Lip
breathing exercise terhadap saturasi oksigen pada pasien Coronary Artery
Disease (CAD) yang dirawat di rumah sakit.
BAB III

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Coronary Artery Disease (CAD).


Coronary Artery Disease (CAD) atau penyakit jantung koroner
merupakan penyakit yang mengacu pada perubahan patologis di dalam
dinding arteri koroner (pembuluh darah arteri yang menyuplai darah ke otot
jantung dengan membawa O2 yang banyak) yang mengakibatkan
berkurangnya aliran darah yang melalui pembuluh ini (Fikriana, 2018).
Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyempitan atau
penyumbatan arteri coroner yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila
aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup O2 dan zat nutrisi. Hal ini
biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih
dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung
dan kerusakan pada otot jantung (Antara et al., 2019).
Hal ini terjadi karena terbentuk plak akibat dari terkumpulnya
kolesterol dalam jangka waktu yang cukup lama. Proses ini disebut
aterosklerosis. Kondisi tersebut menyebabkan otot jantung melemah dan
menimbulkan komplikasi seperti gagal jantung dan gangguan irama jantung
(Suyanti & Rahayu, 2020). Arteri koroner sendiri dibagi menjadi 2 bagian,
yakni arteri koroner kanan (Right Coronary Artery/RCA) dan arteri koroner
kiri (Left Main/LM). Arteri koroner kiri (LM) memiliki 2 cabang, yaitu arteri
desendens anterior kiri (Left Anterior Desendens/LAD) dan arteri
sirkumfleksa kiri (Left Circumflex/LCX). LAD memperdarahi dinding
anterior ventrikel kiri. LCX memperdarahi dinding lateral ventrikel.
Sementara RCA memperdarahi ventrikel dan atrium kanan (Hastuti &
Mulyani, 2019).
B. Etiologi Coronary Artery Disease (CAD).
Menurut Muthmainnah (2019) faktor risiko PJK dapat menjadi:
1. Faktor yang Tidak Dapat Diubah (Non-modifiable)
a. Usia
Pada laki-laki dan perempuan, kadar kolesterol mulai meningkat di usia
20 tahun.
b. Jenis Kelamin
Pada perempuan yang menopause, cenderung memiliki risiko lebih
cepat terkena PJK dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan karena
hormon estrogen dan endogen pada perempuan yang bersifat protektif
membuat risiko tersering penyakit jantung lebih rendah. Laki-laki 2-3x
berisiko lebih besar terkena PJK dibanding perempuan.
c. Riwayat Keluarga (Genetik)
Jika ayah terkena serangan jantung pada usia <60 tahun atau ibu
terkena <65 tahun, maka keturunannya berisiko lebih besar terkena
PJK.
2. Faktor yang Dapat Diubah (Modifiable)
a. Hipertensi
Hipertensi yang terjadi secara terus-menerus menyebabkan 10
sistem pembuluh darah rusak dengan perlahan-lahan. Hipertensi
menjadi penyebab utama PJK. Pada mulanya, terjadi hipertropi dari
tunika media, lalu hialinisasi setempat serta penebalan fibrosis dari
tunika intima, lalu berakhir dengan terjadinya penyempitan pembuluh
darah.
b. Hiperlipidemia
Tingginya kadar kolesterol HDL, sementara kolesterol LDL
meningkat sejalan dengan peningkatan risiko koronaria berperan
sebagai faktor pelindung terhadap penyakit PJK.
c. Penyakit Diabetes Melitus
DM meningkatkan kadar lemak dalam darah, termasuk
kolesterol tinggi. Ini terjadi karena resistensi insulin yang mengontrol
penyebaran glukosa melalui aliran darah ke sel-sel di seluruh tubuh.
Timbul proses penebalan membran kapiler dan arteri koroneria
sehingga terjadi penyempitan aliran darah ke jantung.
d. Merokok
Menurunnya konsumsi O2 akibat dari efek rokok
menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang sehingga
meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri dan membuat platelet
menjadi lengket. Akibatnya, terbentuk gumpalan yang menyebabkan
beban miokard bertambah.
e. Obesitas
Risiko terkena PJK meningkat jika berat badan tidak ideal. 11
Kelebihan jumlah lemak pada tubuh >19% dan >21% pada perempuan
dikategorikan obesitas. Obesitas dapat meningkatkan kadar kolesterol
dan seringkali berbarengan dengan DM dan hipertensi.
f. Stress
Tekanan darah dan Katekolamin dapat meningkat jika
seseorang mengalami stres berkepanjangan, sehingga dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri.
g. Kurang Aktivitas Fisik/Latihan
Latihan fisik dapat membantu menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan kesegaran jasmani, menurunkan berat badan sehingga
lemak tubuh yang berlebihan berkurang.
C. Klasifikasi Coronary Artery Disease (CAD).
Penyakit jantung koroner menurut Chia et al., (2013) diklasifikasikan
menjadi 3, antara lain sebagai berikut:
a. Silent Ischaemeia (Asimtotik)
Penderita tidak merasakan adanya tanda penyakit
b. Angina Pectoris
Seseorang merasakan nyeri pada bagian dada daerah sternum,
substernal/dada sebelah kiri dan seringkali menjalar ke bagian lengan
sebelah kiri, rahang, punggung, leher, bahkan sampai ke lengan kanan.
Nyeri ini ditandai dengan adanya rasa tertekan benda berat dan terasa
panas. Durasinya sekitar 1-5 menit dan nyeri akan muncul saat melakukan
aktivitas dan berkurang dengan istirahat. 12
Gambaran EKG dan foto rontgen dada memperlihatkan bentuk
jantung yang normal saat istirahat. Jika hasil EKG menunjukkan depresi
segmen ST, maka perlu dilakukan exercise test.
c. Infark Miokard Akut
Disebabkan karena jaringan otot jantung mati dan kekurangan O2
dalam darah dalam beberapa waktu, ditandai dengan nyeri dada sebelah
kiri, menjalar ke lengan kiri. Nyeri timbul terus-menerus dan berangsur
lama, tidak mudah sembuh dengan hanya beristirahat. Infark miokard
akut berdasarkan EKG 12 sadapan dapat diklasifikasikan menjadi STEMI
(ST-segmen Elevasi Miokard Infark) dan NSTEMI (Non STsegmen
Elevasi Miokard Infark).
D. Patofisiologi Coronary Artery Disease (CAD).
Menurut Lemone (2015), penyebab utama PJK adalah aterosklerosis.
Pada aliran darah, lemak diangkut dengan menempel pada potein yang disebut
apoprotein. Hiperlipidemia dapat merusak endotelium arteri dan kelebihan
tekanan darah dalam sistem arteri. Rusaknya endotel dapat meningkatkan
pelekatan dan agregasi trombosit, juga menarik leukosit ke area tersebut.
Akibatnya, LDL (lemak jahat) ada dalam darah. Semakin banyak LDL yang
menumpuk, maka akan mengalami proses oksidasi.
Plak dapat mengurangi ukuran lumen pada arteri mengganggu aliran
darah, menyebabkan ulkus penyebab terbentuknya thrombus. Thrombus akan
terbentuk pada permukaan plak dan penimbunan lipid terus-menerus. Hal
tersebut dapat menyumbat pembuluh darah (Lemone, 2015).
Lesi yang kaya lipid biasanya tidak stabil, cenderung robek dan
terbuka. Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka debris lipid akan
terhanyut dalam aliran darah dan dapat menyumbat arteri, sehingga otot
jantung pada area tersebut mengalami gangguan aliran darah dan dapat
menimbulkan aliran O2 ke otot jantung berkurang. Hal itu mengakibatkan sel
miokardium menjadi iskemik, sehingga terjadi hipoksia. Akibatnya, proses
pada miokardium berpindah ke metabolisme anaerobic yang menghasilkan
asam laktat, sehingga merangsang ujung saraf otot merasakan nyeri (Lemone,
2015).
Jaringan menjadi iskemik dan akhirnya infark (mati) karena suplai
darah ke area miokardium terganggu. Pada saat sel miokardium mati, sel
hancur dan melepaskan beberapa isoenzim jantung ke dalam sirkulasi.
Kenaikan kadar kreatinin kinase, serum dan troponin spesifik jantung adalah
indikator infark miokardium.
E. Manifestasi Klinis Coronary Artery Disease (CAD).
Gejala-gejala penyakit jantung korner menurut Soeharto (2015) manifestasi
klinik yang biasa terjadi pada kasus Coronary Artery Disease (CAD) meliputi:
1. Nyeri dada
Nyeri muncul secara spontan, berlangsung terus-menerus, terletak di
bagian bawah sternum dan perut atas, biasa menyebar ke bahu dan lengan,
biasanya lengan kiri.
2. Perubahan pola EKG.
Bisa depresi pada segmen ST, normal pada istirahat. Gelombang T-
inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis.
Disritmia dan blok jantung disebabkan kondisi yang memengaruhi
sensitivitas sel miokard ke impuls saraf seperti iskemia,
ketidakseimbangan elektrolit dan stimulus saraf simpatis, dapat berupa
takikardi, bradikardi, premature ventlrikel, ventrikel fibrilasi.
3. Sesak Nafas
Jantung mulai gagal dan tidak mampu memompa darah ke paruparu,
sehingga O2 di paru-paru berkurang.
4. Diaphoresis
Terjadi pelepasan Katekolamin pada fase awal yang meningkatkan
stimulasi simpatis, sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah
perifer. Akibatnya, kulit lembab, dingin dan berkeringat.
5. Pusing
Suplai O2 ke otak berkurang karena jantung tidak dapat memompa
darah ke otak, sehingga timbullah rasa pusing.
6. Kelelahan
Terjadi karena penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan
jantung kekurangan O2.
7. Mual dan muntah
Nyeri yang menjalar dari dada ke area perut, bisa merangsang pusat
muntah. Area yang infark, akan merangsang refleks vasofagal, sehingga
timbul perasaan mual dan muntah
F. Penatalaksanaan Medis
1. Pengobatan farmakologi
a. Aspirin, untuk mengurangi risiko agregasi trombosit dan pembentukan
thrombus
b. Anti kolestrol
2. Revaskularisasi miokardium, operasi untuk memperbaiki aliran darah
yang menuju miokardium, mengalihkan aliran darah dan bagian yang
tersumbat dengan suatu cangkok pintas, Bernama Coronary Artery Bypass
Graft (CABG)
3. Non Farmakologi
a. Pola hidup yang sehat dengan olahraga ringan
b. Mengontrol pola makan
c. Membatasi aktivitas yang memperberat aktivitas jantung
d. Melakukan teknik distraksi dan relaksasi
G. Pemeriksaan Penunjang Coronary Artery Disease (CAD)
Menurut Black & Hawks (2014) pemeriksaan penunjang pada PJK,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Laboratorium
2. Elektrokardiogram (EKG)
3. Foto Rontgen Dada
4. Echocardiography
5. Katerisasi Jantung
6. Angiography
H. Komplikasi Coronary Artery Disease (CAD)
1. Gagal Jantung Kongestif
2. Syok Kardiogenik
3. Edema Paru (Wicaksono, 2019)

I. Pengertian pursed lip breathing

Pursed lip breathing adalah latihan pernapasan dengan menghirup


udara melalui hidung dan mengeluarkan udara dengan cara bibir lebih
dirapatkan atau dimonyongkan dengan waktu ekshalasi lebih di perpanjang.
Terapi rehabilitasi paru-paru dengan pursed lips breathing ini adalah cara
yang ssanga mudah dilakukan, tanpa memerlukan alat bantu apapun, dan juga
tanpa efek negative seperti pemakaian obat-obatan (Wahyono, 2019)

J. Manfaat
Manfaat dari pursed lips breathing ini adalah untuk membantu klien
memperbaiki transport oksigen, menginduksi pola napas lambat dan dalam,
membantu pasien untuk mengontrol pernapasan, mencegah kolaps dan
melatih otot-otot ekspirasi untuk memperpanjang ekshalasi dan meningkatkan
tekanan jalan napas selama ekspirasi, dan mengurangi jumlah udara yang
terjebak (Smeltzer & Bare, 2013). Latihan pernapasan dengan pursed lips
breathing memiliki tahapan yang dapat membantu menginduksi pola
pernafasan lambat, memperbaiki transport oksigen, membantu pasien
mengontrol pernapasan dan juga melatih otot respirasi, dapat juga
meningkatkan pengeluaran karbondioksida yang disebabkan oleh
terperangkapnya karbondioksida karena alveoli kehilangan elastistitas,
sehingga pertukaran gas tidak dapat dilakukan dengan maksimal dan
meningkatkan ruang rugi di paru-paru.

K. Langkah langkah

1) Menghirup napas melalui hidung sambil menghitung sampai 3 seperti saat


menghirup wangi bunga mawar.

2) Hembuskan dengan lambat dan rata melalui bibir yang dirapatkan sambil
mengencangkan otot-otot abdomen. (Merapatkan bibir meningkatkan tekanan
intratrakeal; menghembuskan melalui mulut memberikan tahanan lebih sedikit
pada udara yang dihembuskan).
3) Hitung hingga 4 detik memperpanjang ekspirasi melalui bibir yang
dirapatkan seperti saat sedang meniup lilin.

4) Sambil duduk dikursi: Lipat tangan diatas abdomen, hirup napas melalui
hidung selama 4 detik lalu tahan napas selama 2 detik, membungkuk ke depan
dan hembuskan dengan lambat melalui bibir selama 4 detik (smeltzer & Bare,
2013)
BAB IV

IMPLEMENTASI TINDAKAN

A. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

TEHNIK PURSE LIPS BREATHING

Pengertian Purse lips breathing adalah latihan pernapasan dengan


menghirup udara melalui hidung melalui hidung dan
mengeluarkan udara dengan cara bibir lebih dirapatkan atau
dimonyongkan dengan waktu ekshalasi lebih di
panjangkan. Terapi rehabilitas paru-paru dengan purse lips
breathing ini adalah cara yang sangat mudah dilakukan,
tanpa memerlukan alat bantu apapun, dan jumpa tanpa efek
negatif seperti pemekaian obat-obatan (Suzanne c.
Smeltzer, 2013).
Tujuan Meningkatkan kemampuan otot-otot pernapasan,
meningkatkan ventilasi paru, memperbaiki oksigenisasi
(Suzanne c. Smeltzer, 2013).
Prosedur : Jam Detik
Persiapan alat 1) Buku catatan
2) Alat tulis
3) Lembar informed consent
Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan
Tahap Orientasi a) Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan SOP
b) Sampaikan salam dan memperkenalkan diri
c) Lakukan identifikasi pasien sesuai dengan SOP
d) Sampaikan maksud dan tujuan tindakan
e) Jelaskan langkah dan prosedur tindakan
f) Kontra watu dengan pasien
g) Tanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan
dilakukan
h) Berikan privasi untuk pasien jika pasien
membutuhkan
Tahap kerja a) Atur posisi pasien dalam posisi semi fowler.
b) Instruksi pasien untuk mengambil napas dalam,
kemudian mengeluarkannya secara perlahan-lahan
melalui bibir yang membentuk seperti O.
c) Ajarkan bahwa pasien perlu mengontrol fase
ekhalasi lebih lama dari fase inhalasi
d) Menarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik
sampai dada dan abdomen terasa terangkat lalu jaga
mulut agar tetap tertutup selama inspirasi dan tahan
napas selama 2 detik
e) Hembuskan napas melalui bibir yang dirapatkan dan
sedikit terbuka sambil mengkontraksikan otot-otot
abdomen selama 4 detik. Lakukan inspirasi dan
ekspirasi selama 5 sampai 8 kali latihan.
f) Selama prosedur, tingkatkan keterlibatkan dan
kenyamanan pasien.
g) Kaji toleransi pasien selama prosedur
Terminasi 1. Berituhkan kepada klien bahwa tehnik pernapasan
purse lips breathing yang dilakukan telah selesai
2. Berikan reinforsement positif kepada klien
3. Kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
4. Bereskan alat-alat
5. Cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

B. Pelaksanaan Purshed Lift Breathing

No Metode Langkah-langkah

1. Mengatur posisi pasien dalam


posisi semi fowler/ fowler.
menginstruksikan pasien untuk
mengambil napas dalam, kemudian
mengeluarkannya secara perlahan-
lahan melalui bibir yang
membentuk seperti O.
2. Mengajarkan pasien mengontrol
fase ekhalasi lebih lama dari fase
inhalasi dengan menarik napas
dalam melalui hidung selama 4
detik sampai dada dan abdomen
terasa terangkat lalu jaga mulut
agar tetap tertutup selama inspirasi
dan tahan napas selama 2 detik
Lalu terakhir hembuskan napas
melalui bibir yang dirapatkan dan
sedikit terbuka sambil
mengkontraksikan otot-otot
abdomen selama 4 detik. Lakukan
inspirasi dan ekspirasi selama 5
sampai 8 kali latihan.
BAB V

HASIL INTERVENSI

A. Sumber data dan perlakuan sampel


Sumber data yang dipakai dalam intervensi ini ialah data primer, yaitu
data diperoleh dari hasil pengkajian oleh pasien, untuk melihat adanya
perubahan atau tidak terhadap saturasi oksigen pasien yang ingin dilakukan
purshed lift breathing. Dan untuk perlakuan atau intervensi dilakukan di ruang
Cempaka RSUD A.W.Sjahranie Samarinda pada pasien yang ingin dilakukan
purshed lift breathing, dengan mengajarkan purshed lift breathing untuk
meningkatkan saturasi oksigen yang dilakukan 1 kali dalam 24 Jam pada 1
orang pasien
1. Before
Sebagaimana terlihat pada data, bahwa sebelum dilakukan purshed
lift breathing saturasi oksigen pasien mengalami penurunan yaitu 95%.
Hal ini dikarenakan pasien banyak melakukan aktivitas contohnya ke
toilet atau berjalan.
2. After
Sebagaimana terlihat pada data terlihat bahwa setelah dilakukan
purshed lift breathing saturasi oksigen pasien mengalami penurunan yaitu
98%.
3. Data subjektif dan objektif

Sebelum di Intervensi Sesudah di Intervensi


(10 Januari 2023) (10 Januari 2023)

S : pasien mengatakan sesak S : pasien mengatakan sesaknya


O : KU sedang, CM, TD= masih tetapi berkurang jika
143/77mmHg, N=89x/mnt, istirahat
rr=24x/mnt, SPO2=95% O : KU sedang, CM, TD=
140/73mmHg, N=80x/mnt,
rr=24x/mnt, SPO2=95%

(11 Januari, 2023) (11 Januari, 2023)

S : pasien mengatakan sesaknya S : pasien mengatakan sesaknya jauh


agak sedikit lebih berkurang lebih berkurang
O : KU sedang, CM, TD= O : KU sedang, CM, TD=
149/92mmHg, N=88x/mnt, 133/90mmHg, N=77x/mnt,
rr=22x/mnt, SPO2=95% rr=21x/mnt, SPO2=95%

(12 Januari 2023) (12 Januari 2023)

S : pasien mengatakan sesaknya S : pasien mengatakan sudah jarang


sudah jarang sesak kecuali jika ke kamar mandi,
O : KU sedang, CM, TD= tetapi pasien mampu mengatasinya
120/70mmHg, N=79x/mnt, dengan memperagakan purshed Lip
rr=20x/mnt, SPO2=96% breathing excersie yang diajarkan
perawat
O : KU sedang, CM, TD=
123/67mmHg, N=81x/mnt,
rr=20x/mnt, SPO2=98%

B. Implikasi Keperawatan
Latihan pursed lip breathing dapat meningkatkan saturasi oksigen
karena dengan pursed lips breathing akan terjadi peningkatan tekanan pada
rongga mulut, kemudian tekanan ini akan diteruskan melalui cabang-cabang
bronkus sehingga dapat mencegah air trapping dan kolaps saluran nafas. Hal
ini sejalan dengan penelitian (Kurniawan, 2022) hasil analisis terdapat
perbedaan yang bermakna pada nilai saturasi oksigen pada pasien post general
anesthesia sebelum dan sesudah dilakukan pursed lip breathing exercise .
Hasil analisis terdapat pengaruh yang bermakna pemberian pursed lip
breathing terhadap nilai saturasi oksigen pada pasien post general anesthesia
di Ruang Bedah Rumah Sakit Lavalette. Implikasi keperawatan yang dapat
diambil dari penelitian ini yaitu data dari penelitian ini dapat menjadi dasar
bagi keperawatan, terutama untuk keperawatan di rawat inap karena mudah
dilakukan dan dalam memberikan intervensi pada pasien sehingga diharapkan
dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien yang
mengalami penurunan kualitas tidur khususnya di ruang rawat inap.
C. Kesulitan dan proses intervensi
Kesulitan yang dihadapi saat melakukan intervensi antara lain :
1. Pasien terkadang kurang mengerti jika diberi instruksi ketika intervensi,
perawat harus mengulangi beberapa kali instruksi tersebut.
D. Saran melanjutkan penelitian
Berdasarkan jurnal penelitian yang kelompok lakukan, maka saran yang
diberikan oleh kelompok adalah :
1. Sebagai refrensi untuk dijadikan penelitian KIAN dan KTI keperawatan
2. Dapat diberikan tidak hanya untuk pasien yang mengalami penurunan
saturasi oksigen saja, tetpi juga pada pasien yang mengalami penurunan
frekuensi pernafasan juga.
3. Dapat membuat SOP yang telah valid

.
DAFTAR PUSTAKA

Antara, I. M. P. S., Yuniadi, Y., & Siswanto, B. B. (2019). Laporan Kasus


Intervensi penyakit jantung koroner dengan Sindroma Gagal Jantung. Jurnal
Kardiologi Indonesia, 30(1), 32–37.

Black, J., & Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis
untuk Hasil yang Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta:
Salemba Emban Patria.
Chia, C., Gray, S. Y. W., & Ching, S. M. (2013). Validation Of The Framingham
General Cardiovascular Risk Score In A Multiethnic Asian Population: A
Retrospective Cohort Study. Bmj Open, Pp.1-7.

Darmayanti, R., Irawan, E., Ningrum, T. P., Khasanah, U., & Presti, P. (2022).
Gambaran tingkat kecemasan pasien cad sebelum tindakan katerisasi jantung di
ruang intermediate. Jurnal Keperawatan BSI, 10(1), 130–137.

Fabiana Meijon Fadul. (2019). MODEL MATEMATIKA KANKER NASOFARING


DENGAN RADIOTERAPI. 13(2), 13–26.

Antara, I. M. P. S., Yuniadi, Y., & Siswanto, B. B. (2019). Laporan Kasus


Intervensi penyakit jantung koroner dengan Sindroma Gagal Jantung. Jurnal
Kardiologi Indonesia, 30(1), 32–37.

Hastuti, Y. D., & Mulyani, E. D. (2019). Kecemasan Pasien dengan Penyakit Jantung
Koroner Paska Percutaneous Coronary Intervention. Jurnal Perawat Indonesia,
3(3), 167. https://doi.org/10.32584/jpi.v3i3.427

Kurniawan, D. B., Milwati, S., & Ernawati, N. (2022). Efektifitas Penerapan Pursed
Lip Breathing Exercise Terhadap Nilai Saturasi Oksigen Pada Pasien Di Ruang
Bedah Rumah Sakit Lavalette. Jurnal Keperawatan Terapan, 08(01), 11–18.

Lemone, P. et al. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Gangguan


Kardiovaskular Edisi 5. Jakarta: EGC.

Soeharto. (2015). Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak Dan
Kolesterol, Edisi Keenam. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Suyanti, T., & Rahayu, S. (2020). Lama Post Operasi Coronary Artery Bypass Graft
( CABG ) dengan Kualitas Hidup Pasien Post Operasi CABG Di RSPAD
Gatot Soebroto. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi (JABJ), 9(2), 166–173.
https://doi.org/10.36565/jab.v9i2.199
Muthmainnah, Q. (2019). Gambaran Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung
Koroner. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Press

Anda mungkin juga menyukai