PENDAHULUAN
dunia, merenggut sekitar 17,9 juta jiwa setiap tahun. CVD adalah sekelompok
Cardiovascular Disease (ASCVD). Selain itu, sebagian besar pasien CAD juga
memiliki clinical assessment seperti nyeri dada, sesak napas, denyut nadi
(Bash, 2015).
kematian yang disebabkan oleh CAD pada tahun 2015 di seluruh dunia
1
sejumlah 7,4 juta jiwa dengan presentase 85% mengalami serangan jantung.
kematian tertinggi setelah stroke (Kemenkes RI, 2017). Salah satu tindakan
Intervention (PCI).
dari pembuluh darah koroner yang menyempit dengan balon dan 2 dilanjutkan
2
1.2 Rumusan Masalah
PCI?
3
1.4.2 Manfaat praktis
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
(PCI) terdiri dari tiga kata yakni Percutaneous yang artinya melalui
(Kowalak, Welsh, & Mayer, 2017), ada 2 jenis stent, yaitu stent tanpa
salut obat (bare metal stent) dan stent dengan salut obat (drug eluting
stent). Bare metal stent terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) yang
jenis PCI.
(Harselia S.2018) :
5
Coroner Infark dengan Onset gejala kurang dari 12 Jam pada lumen
dilakukan pada Akut Coroner Infark dengan Onset gejala lebih dari
12 Jam.
dilakukan pada Akut Coroner Infark dengan Onset gejala kurang dari
gejala dari penyakit arteri koroner pada penderita yang sudah stabil
2.2.2 Etiologi
dari 60%
6
2.2.3 Patofisiologi
e. Enzym jantung:
2. Rontgen Thorax
3. EKG 12 lead
c. Tersedia ahli PCI dengan first medical ke fasilitas PCI <120 menit,
7
e. STEMI resiko tinggi (CHF Killip lebih dari 3),
a. Untuk elektif PCI berikan clopidogrel loading dose 300 mg, 6 jam
menjelang PCI
cairan pasien)
1. Persiapan administrasi :
2. Persiapan mental
menjelaskan
8
3. Persiapan Fisik
dilakukannya pencukuran.
4. Puncture area
a. Arteri Femoralis
b. Arteri Brachialis
c. Arteri Radialis
ekstremitas bawah.
9
5) Memberikan inform consent yang terlebih dahulu diberikan
10) Pada klien dengan nilai creatinin diatas 1,25 mg/dl (nilai
katerisasi
10
1) Mencegah dan mendeteksi dini potensial
dan rehabilitasi.
4) Memantau hemodinamik
pada areapenusukan.
jantung).
11
6) Mengobservasi efek alergi zat kontras (seperti menggigil,
dsb).
d. Tim PCI:
b) Perawat:
• Menyiapkan pasien
akan dilakukan
- Perawat Hemodinamik
preangiography.
12
• Menyiapkan macam-macam formulir (Cath/PCI)
Nomer ID),
c) Petugas Radiologi
1) Guiding catheter
2) Wire PTCA
5) Indeftalor
7) Tourqer
8) Y. Conector
13
1) PCI dilakukan dalam suatu laboratorium khusus yang disebut
terus-menerus.
kain steril.
dilepas kembali.
14
7) Guide wire akan ditempatkan pada arteri koroner yang mengalami
terbuka.
terjadinya restenosis.
akan dilepas 6-12 jam setelah tindakan selesai atau setelah nilai
4) Berikan pasien informasi yang jelas dan edukasi dengan baik hal
5) Edukasi pasien akan adanya nyeri dada dan ajarkan cara yang
15
6) Kaji dan obati setiap nyeri atau kecemasan
2.2.1 Pengkajian
1. Data demogrfi yang terdiri dari : Nama, Umur: biasanya angina pectoris
beresiko pada umur 40 tahun, Jenis Kelamin yang mudah terserang angina
Alamat, Diagnosis Medis, Nomor Registrasi, Tanggal Dan Jam Masuk Rumah
2. Keluhan Utama
klien & merupakan alasan yang membuat klien datang ke RS. Keluhan utama
pada angina pectoris biasanya nyeri dada yang hebat dan sampai menyebar ke
punggung dan biasanya juga timbul nyeri yang terasa menusuk atau panas
b. Quality of pain : seperti apa nyeri yang dirasakan klien. sifat nyeri dapat
penyebaran nyeri sampai meluas hingga ke dada. Dapat terjadi nyeri dan
16
d. Severity of pain : klien di tanya dengan rentang 0-4 atau 0-10 (visual
analogue scale-VAS) dan klien akan menilai seberapa berat nyeri yang
dirasakan. Biasanya pada saat angina terjadi, skala nyeri berkisar antara 3-
biasanya diminum oleh pasien pada masa lalu, yang mungkin masih relevan.
6. Riwayat Psikososial
17
Riwayat psikososial meliputi dampak yang dapat ditimbulkan pada
7. Pengkajian data
istirahat, sakit dada, dipsnea pada saat istirahat atau saat beraktifitas.
pucat.
d. Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan muntah.
e. Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat, nokturia, diare atau
konstipasi.
8. Pemeriksaan fisik
b. Tanda-tanda Vital :
18
2) Nadi Nilai normalnya : Frekuensi : 60-100x/menit (bradikardi atau
takikkardi)
a) Inspeksi : vena leher dengan JVP meningkat, letak ictus cordis (normal
: ICS ke5)
ventrikel
c) Perkusi : batas jantung normal pada orang dewasa Kanan atas : SIC II
19
Sternalis Dextra Kiri atas : SIC II Linea Para Sternalis sinistra 20 Kiri
menutupnya katup aorta dan arteri pulmonalis pada dinding toraks. Ini
lemah daripada BJ I)
9. Pemeriksaan penunjang
pericardial.
jantung dan pembuluh darah tertentu untuk mengecek aliran darah dan
konsisten akibat iskemia atau infark akan nampak pada lead tertentu.
d. Pemeriksaan laboratorium
20
1) CK-MB isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara
4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 48-72
jam.
normal 5 – 14 hari.
kapiler
kebutuhan oksigen
21
8. Risiko infeksi dengan kondisi terkait prosedur invasif
22
2.2.3 Perencanaan
23
k. Berikan terapi oksigen, dengan tepat
l. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai tindakan
yang telah disarankan untuk mengatasi
ketidakseimbangan asam-basa
2. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Jantung
berhubungan dengan selama 3x24 jam, penurunan curah Observasi:
a. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah
perubahan frekuensi/irama jantung pasien teratasi dengan kriteria
jantung (meliputi dispnue, kelelahan, edema,
jantung, preload, afterload, hasil : Curah Jantung
ortopnue, PND, peningkatan CVP)
kontraktilitas - Tidak ada gambaran EKG aritmia
b. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah
- Tidak ada lelah
jantung (meliputi distensi vena jugularis, palpitasi,
- Tidak ada dispnea
ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat,
- Tidak ada ortopnue
hepatomegali)
- Tekanan darah dalam batas normal
c. Monitor tekanan darah
d. Monitor intake dan output
e. Monitor saturasi oksigen
f. Monitor keluhan nyeri dada (misalnya intensitas,
lokasi, radiasi, durasi dan previtasi yang mengurangi
nyeri
24
g. Monitor EKG 12 sadapan
h. Monitor nilai laboratorium jantung (misalnya
elektrolit, enzim jantung, BNP, NT pro-BNP)
Terapeutik:
i. Posisikan semifowler atau fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi nyaman
j. Berikan diet jantung yang sesuai (misalnya batasi
makanan tinggi lemak, kafein dll)
Edukasi:
k. Anjurkan pasien beraktivitas sesuai toleransi dan
secara bertahap
l. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan
output cairan harian
Kolaborasi:
m. Kolaborasi pemberian terapi medikasi
Manajemen Elektrolit : Hipernatremia
Observasi
a. Monitor kadar natrium dengan ketat pasien yang
mengalami peningkatan kadar natrium
25
b. Monitor manifestasi hypernatremia pada sistem
kardiovaskular
c. Monitor adanya ketidakseimbangan elektorlit yang
berkaitan dengan hypernatremia (misalnya,
hiperkloremia dan hiperglikemia) jika diperlukan
d. Monitor adanya tanda atau gejala dehidrasi
(misalnya, kurang berkeringat, kurangnya keluaran
urin, penurunan turgor kulit, dan membrane mukosa
kering)
e. Monitor kehilangan cairan yang tidak disadari
(misalnya diaphoresis)
Terapeutik:
f. Berikan antidiuretic sesuai resep
Furosemide 40 mg 3x PO
g. Pertahankan pembatasan natrium, termasuk
memonitor obat-obatan yang mengandung natrium
tinggi.
26
3. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan asuhan Manajemen Nyeri
dengan agen cedera biologis keperawatan selama 1x8 jam, klien Terapeutik:
dan fisik tidak mengalami nyeri akut, dengan a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
kriteria hasil: Kontrol Nyeri b. Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat
- Mampu mengenali kapan nyeri memperberat maupun mengurang nyeri
terjadi c. Berikan informasi mengenai nyeri seperti penyebab
- Klien mengetahui penyebab nyeri dan berapa lama nyeri akan dirasakan
terjadinya nyeri d. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
- Mampu menggunakan analgesic mempengaruhi nyeri dan ketidaknyamanan
yang direkomendasikan e. Pilih dan implementasikan tindakan yang beragam
- Mampu menggunakan seperti farmakologis dan non farmakologis untuk
tindakan pengurangan nyeri tanpa memfasilitasi penurunan nyeri
analgesic Edukasi:
- Mampu melaporkan nyeri yang f. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis seperti
terkontrol relaksasi nafas dalam, aplikasi panas/dingin dan
pijatan jika memungkinkan.
Kolaborasi:
g. Kolaborasi terapi medikasi sesuai yang
diresepkan
27
4. Kelebihan volume cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hipervolemia
berhubungan dengan selama 3x24 jam, pasien diharapkan Observasi:
gangguan mekanisme akan menunjukkan kelebihan volume a. Monitor pola pernapasan untuk mengetahui adanya
regulasi cairan teratasi dengan kriteria hasil : gejala edema pulmonar (misalnya., sesak nafas,
Keseimbangan Cairan ortopnea, takipnea, batuk dan nafas pendek)
- Tekanan darah tidak terganggu b. Monitor suara paru abnormal
- Tekanan arteri rat-rata tidak c. Monitor suara jantung abnormal
terganggu d. Monitor edema perifer
- Tekanan vena sentral tidak terganggu e. Monitor intake dan output
- Keseimbangan intake dan output Terapeutik:
dalam 24 tidak terganggu f. Timbang berat badan dengan waktu yang
- Berat badan stabil tetap/sama (misalnya setelah buang air kecil,
- Berat jenis urin tidak terganggu sebelum sarapan) dan monitor kecenderungannya
- Tidak ada asites g. Hindari penggunaan cairan IV hipotonik
- Tidak ada edema perifer h. Instruksikan pasien dan keluarga penggunaan
catatan asupan dan output
Kolaborasi:
i. Kolaborasi terapi medikasi yang diresepkan
28
5. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi
berhubungan dengan selama 3x24 jam, pasien diharapkan Observasi:
ketidakseimbangan antara akan menunjukkan toleran terhadap a. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui
suplai dan kebutuhan aktivitas dengan kriteria hasil : sumber energi adekuat
oksigen Toleransi terhadap Aktivitas b. Monitor sistem kardiorespirasi pasien selama
- Saturasi oksigen ketika kegiatan (misalnya dyspnea, takikardia dan
beraktivitas tidak terganggu frekuensi pernapasan)
- Frekuensi nadi ketika beraktivitas c. Memonitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat
tidak terganggu pasien
- Frekuensi pernapasan ketika d. Buat batasan untuk aktivitas hiperaktif klien
beraktivitas tidak terganggu Terapeutik:
- Kemudahan bernapas ketika e. Bantu pasien untuk memahami prinsip konservasi
beraktivitas tidak terganggu energi (misalnya kebutuhan untuk membatasi
- Tekanan darah sistolik dan diastolic aktivitas dan tirah baring)
ketika beraktivitas tidak terganggu f. Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari yang teratur
- Temuan/hasil EKG tidak terganggu sesuai kebutuhan (misalnya ambulasi, berpindah,
bergerak dan perawatan diri)
Edukasi:
e. Anjurkan pasien mengungkapkan perasaan perasaan
29
secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami
f. Anjurkan aktivitas fisik (misalnya ambulasi, ADL,
ROM) sesuai dengan kemampuan energy pasien
6. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan asuhan Pengurangan kecemasan
dengan ancaman pada status keperawatan selama 1x8 jam, klien Terapeutik:
terkini tidak mengalami ansietas, dengan a. Gunakan pendekatan yang tenang dan
kriteria hasil: Tingkat kecemasan meyakinkan
- Tidak ada perasaan gelisah b. Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu
- Tidak ada ketegangan pada otot kecemasan
dan wajah c. Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
- Dapat mengambil keputusan d. Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan ketakutan
- Dapat menyampaikan rasa e. Lakukan usapan dada pada punggung/leher dengan
cemas secara lisan cara yang tepat
f. Instruksikan klien untuk melakukan teknik relaksasi
seperti tarik nafas dalam, mendengarkan music, dan
meditasi.
g. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan
cara yang tepat
30
Pengajaran: Preoperatif
Terapeutik:
a. Kaji riwayat operasi sebelumnya, latar
belakang, budaya dan tingkat pengetahuan terkait
operasi
b. Informasikan pada pasien dan keluarga untuk
menjadwalkan tanggal, waktu, dan lokasi operasi
c. Informasikan pada pasien dan keluarga perkiraan
lama operasi
d. Fasilitasi kecemasan pasien dan keluarga terkait
kecemasannya
e. Jelaskan prosedur persiapan pre operasi (misalnya
jenis anestesi, diit yang sesuai, pengosongan saluran
cerna, pemeriksaan lab yang dibutuhkan, persiapan
area operasi, terapi iv, pakaian operasi, ruang
tunggu keluarga dan lain-lain)
f. Berikan informasi lengkap pada pasien mengenai
apa saja yang akan dicium, dilihat, dirasakan selama
proses operasi berlangsung
31
g. Diskusikan kemungkinan nyeri yang akan dialami
7. Risiko perdarahan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Perdarahan
faktor risiko program selama 1x24 jam , perdarahan tidak Observasi:
pengobatan terjadi dengan kriteria hasil : a. Monitor dengan ketat risiko terjadinya perdarahan
Keparahan Kehilangan Darah pada pasien
- Tidak ada kehilangan darah yang b. Monitor tanda dan gelaja pendarahan menetap
terlihat (contoh; cek semua sekresi darah yang terlihat jelas
- Tidak ada perdarahan pasca maupun yang tersembunyi
pembedahan c. Monitor komponen koagulasi darah (temasuk
- Tidak ada penurunan tekanan darah Protrombin time (PT), Partial Thromboplastin Time
- Tidak ada penurunan haemoglobin (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin/split products,
dan hematokrit dan trombosit hitung dengan cara yang tepat
- Tidak ada kulit dan membrane d. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk
mukosa pucat tekanan darah
Terapeutik:
e. Catat nilai hemoglobin dan hematokrit sebelum dan
sesetelah pasien kehilangan darah sesuai indikasi
f. Pertahankan agar pasien tetap tirah baring
g. Berikan produk-produk penggantian darah
32
(misalnya., trombosit dan Plasma Beku Segar
(FFP)) dengan cara yang tepat
h. Lindungi pasien dari trauma yang dapat
menyebabkan perdarahan
i. Hìndarkan pemberian injeksi (IV, IM atau
Subkutan) dengan asupan cairan dan konsumsi
pelunak feses) jika diper- lukan
j. Berikan obat-obatan (misalnya., Antasida) jika
diperlukan
Edukasi:
k. Beritahu pasien untuk pencegahan tindakan-
tindakan invasif, jika tidak dapat dihindari, monitor
dengan ketat tanda-tanda perdarahan
l. Anjurkan pasien untuk meningkatkan makanan yang
kaya vitamin K
m. Anjurkan pasien dan keluarga untuk memonitor
tanda-tanda perdarahan dan mengambil tindakan
yang tepat
33
8. Risiko infeksi dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengecekan kulit
kondisi terkait prosedur selama 2x24 jam, klien tidak berisiko Observasi:
invasive infeksi dengan kriteria hasil: a. Amati warna, kehangatan, bengkak, pulsasi tekstur
Kontrol Risiko: Proses Infeksi b. Periksa kondisi luka operasi, dengan tepat
c. Gunakan alat pengkajian untuk mengidentifikasi
- Mencari informasi terkait kontrol
pasien yang berisiko mengalami kerusakan kulit
infeksi
(misalnya skala braden)
- Mengidentifikasi faktor risiko
d. Periksa warna dan suhu kulit
infeksi
e. Periksa adanya infeksi
- Mengetahui perilaku yang
Perawatan daerah (area) sayatan
berhubungan dengan risiko infeksi
Observasi:
- Mengidentifikasi tanda dan gejala
a. Periksa daerah sayatan terhadap kemerahan,
infeksi
bengkak atau tanda-tanda dehiscence atau eviserasi
- Memonitor perubahan status
b. Monitor proses penyembuhan di daerah sayatan
kesehatan
c. Monitor sayatan untuk tanda dan gejala infeksi
- Melakukan tindakan segera untuk
Terapeutik:
mengurangi risiko
d. Bersihkan daerah sekitar sayatan dengan
pembersihan yang tepat
e. Bersihkan mulai dari area yang bersih ke area yang
34
kurang bersih
f. Gunakan kapas steril untuk pembersihan jahitan
benang luka yang efisien, luka dalam dan sempit
g. Berikan plaster untuk menutup
h. Berikan salep antiseptic
i. Gunakan pakaian yang sesuai untuk melindungi
sayatan
Perlindungan Infeksi
Observasi:
a. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik
dan local
b. Monitor kerentanan terhadap infeksi
c. Monitor hitung mutlak granulosit, WBC
Terapeutik:
d. Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
Edukasi:
e. Anjuran asupan cairan, dengan tepat
f. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan
gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya
35
kepada pemberi layanan kesehatan
36