Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ABLASI O RETINA

Merupakan penyakit mata gawat darurat, penderita mengeluh ada kabut


dilapangan pandangnya secara mendadak seperti selubung hitam. Kalau mengenai
makula lutea maka v i s u s n y a m u n d u r s e k a l i , b i l a d i t a n y a m u n g k i n
d i t e m u k a n g e j a l a a d a b i n t i k h i t a m sebelumnya dan penderita miopia
tinggi.Ablasia retina adalah suatu penyakit dimana lapisan sensorik dari
retina lepas. Lepasnya bagian sensorik retina ini biasanya hampir selalu
didahului oleh terbentuknya robekan ataulubang didalam retina, lepasnya
lapisan saraf & retina dari epitelium. Penyakit ini harus dioperasi,
penderita tidak boleh terlalu banyak bergerak dan goyang supaya bagian
retina yang sudah lepas, tidak bertambah lepas lagi  tabir yang menutupi
penglihatan dan seperti melihat pijaran api, penglihatan menurun secara
bertahap sesuai dengan daerah yang terkena, bila makula yang terkena maka
daerah sentral yang terganggu.

Pemeriksaan penunjang
 Pada pemeriksaan Funduskopi terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dan
adanya retina yang berwarna merah, sering ditemukan pada daerah temporal
superior. Bila bolamata bergerak terlihat robekan retina bergoyang, terdapat defek
aferen pupil tekanan bolamata rendah. Bila tekanan bila mata meningkat maka
terjadi glaukoma neomuskular pada Ablasi yang lama

Penatalaksanaan
Menghindari robekan lebih lanjut dengan memperhatikan penyebabnya, seperti :
Fotokoagulasi laser, krioterapi,retinope pneumatic, bila terjadi akibat jaringan
parut dilakukan Vitrektomi, scleral buckling atau injeksi gas intraokuler.
Usaha Pre operati & sedikitnya 2 - 4 hari sebelum operasi, penderita sudah
harus masuk rumah sakit, harus tirah baring sempurna (bedrest total 100%.
Kepala dan mata tidak boleh digerakan, mata harus di tutup segera, segala
keperluan penderita dibantu. Kedua mata ditetesi
midriatik sikloplegik seperti :Atropin tetes " 6 jangan menggunakan
obat-obat mata dalam bentuk salep mata karena akan menghalangi
jalannya operasi (kornea akan keruh akibat salep %. Persiapan lainnya sama
dengan persiapan operasi katarak, operasi ablasio retina menggunakan anestesi
umum tetapi bila menggunakan anestesi lokal maka " jam sebelum operasi
diberikan luminal ("77 mg% atau largactil ("77 mg% 8M, kemudian 9 jam
sesudahnya diberi pethidine (27 mg% dan phenergan ('2 mg% 8M.

Usaha Post operatif 


Usaha – usaha yang harus diperhatikan dalam perawatan adalah posisi
kepala, pergerakan mata, obat-obat, lamanya mobilisasi dan pemeriksaan lanjutan
(follow up 100 %). Posisi kepala dan badan, arah miringnya kepala, tergantung
posisi;keadaan sewaktu operasi yaitu kearah mana punksi cairan subretina
dilakukan. Pada robekan yang sangat besar, posisi kepala dan badan
dipertahankan sedikitnya hari. Pergerakan mata, bila operasi
dilakukan dengan kombinasi cryo atau diathermi koagulasi dengan
suatu implant atau s c l e r a l b u c k l i n g , m a k a k e d u a m a t a d i t u t u p
s e l a m a < = 3 s / d 4 ' j a m s e d a n g b a d a n b o l e h  bergerak untuk mencegah
pergerakan matanya.
Bila hanya menggunakan cryo atau diathermi saja mata ditutup selama <=
jam sampai cairan subretina diabsobsi. Bila robekan belum semua
tertutup, maka kedua mata harus ditutup selama "' 3 "< hari, retina menempel
kembali dengan kuat pada akhir minggu ketiga setelah operasi,
karena ituselama periode 5 minggu itu diberikan instruksi sebagai berikut :
- Ja n g a n m e m b a c a . '
- Melihat televisi hanya boleh dari jarak 5 meter.Mata
diusahakan untuk melihat lurus kedepan, bila berkendaran
Obat - obat 
 Selama 1'< jam post operasi diberikan obat anti nyeri (analgesik > 277
mg, bila mual muntah berikan obat anti muntah. Sesudah 1'< jam tidak perlu
diberikan obat-obat, kecuali bila merasa sakit. Penggantian balut dilakukan setelah
'< jam, saat itu mata ditetesi dengan Atropin tetes steril " 6. Bila kelopak mata
bengkak, diberikan Kortikosteroid local disertai babat tindih (druk verban dan
kompres dingin.

 Follow "p:
Setelah pulang, penderita kontrol tiap " minggu, $ minggu, ? minggu
kemudian tiap $, ?dan "' bulan. *e&raksi stabil setelah $ bulan pasca
bedah. Visus terlihat kemajuannya setelah " tahun pasca bedah.

 Prognosis
Detachmen retina setelah enam bulan melekat baik tidak akan lepas lagi.
Fokus pengkajian :
Klien mengeluh ada bayangan hitam bergerak  g a n g g u a n
l a p a n g a n p a n d a n g M e l i h a t b e n d a b e r g e r a k s e p e r t i t i r a i bila
mengenai makula visus sentral sangat menurun terjadi secara
tiba-tiba perlahan- perlahan.Pemeriksaan &funduskopi, blade,
tear, hole diperlukan tindakan pembedahan operasi.
Diagnosa Perawatan Pre operasi
1. Perubahan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan efek dari lepasnya
saraf sensori dari retina.
Tujuan : Tidak terjadi kehilangan penglihatan yang berlanjut.
Kriteria Hasil : Klien memahami pentingnya perawatan yang intensif ; bedrest
total.
Klien mampu menjelaskan resiko yang akan terjadi sehubungan dengan
penyakitnya.
Rencana Intervensi  
A n j u r k a n k l i e n u n t u k b e d r e s t t o t a l A g a r
l a p i s a n s a r a f & y a n g t e l e p a s t i d a k    bertambah
parah Be r i k a n p e n j e l a s a n t u j u a n b e d r e s t t o t a l A g a r k l i e n
m e m a t u h i d a n m e n g e r t i m a k s u d  & pemberian ;perlakuan bedrest
total. Hindari pergerakan yang mendadak, mengh e n t a k k a n
k e p a l a , m e n y i s i r , b a t u k , b e r s i n , muntah.
Mencegah bertambah parahnya lapisan saraf & retina yang terlepas
a g a r k e b e r s i h a n
m a t a M e n c e g a h t e r j a d i n y a
i n f e k s i , a g a r m e m  permudah pemeriksaan dan
tindakan operasi. Berikan obat tetes mata midriatik sikloplegik dan obat oral sesuai
anjuran dokter. Diharapkan dengan pemberian obat-obat Kondisi penglihatan
dapat dipertahankan; dicegah agar tidak menjadi parah
 Ansietas yang berhubungan dengan ancaman kehilangan penglihatan .
Tujuan :Kecemasan berkurang; Kriteria hasil : Klien mampu menggambarkan
ansietas dan pola kopingnya. Klien mengerti tentang tujuan perawatan yang
diberikan; dilakukan. Klien memahami tujuan operasi, pelaksanaan operasi,
pasca operasi, prognosisnya (bila dilakukan operasi.

Rencana Intervensi :
- Kaji tingkat ansietas  ringan,sedang,berat,panik untuk mengetahui sampai
sejauh mana tingkat kecemasan klien sehingga memudahkan penanganan;
pemberian askep selanjutnya. Berikan kenyamanan dan
ketentraman hati agar klien tidak terlalu memikirkan
penyakitnya. Berikan penjelasan mengenai prosedur  perawatan, perjalanan
penyakit dan prognosisnya. Agar klien mengetahui;memahami bahwa ia
benar sakit dan perlu dirawat. Berikan;tempatkan alat pemanggil yang
mudah dijangkau oleh klien, agar klien merasa aman dan terlindungi saat
memerlukan bantuan.ali intervensi yang dapat menurunkan ansietas untuk
mengetahui cara mana yang efektif & untuk menurunkan; mengurangi
ansietas. Berikan aktivitas yang dapat menurunkan kecemasan;ketegangan.
Agar klien dengan senang hati melakukan aktivitas karena sesuai dengan
keinginannya dan tidak bertentangan dengan program  perawatan.
  resiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program teapeutik yang
berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang akti!itas yang
diperbolehkan dan yang dibatasi, obat-obatan,komplikasi dan perawatan
tindak lanjut.

Tujuan  Klien mampu berintegrasi dengan program terapeutik yang


direncanakan;dilakukan untuk  pengobatan, akibat dari penyakit dan
penurunan situasi berisiko (tidak aman, polusi
Asuhan Keperawatan Ablasio Retina

A. Pengkajian

1. Anamnesis

- Identitas Umum Klien (Nama, Jenis Kelamin, Alamat, Pekerjaan dll)


Keluhan Utama : Timbulnya penglihatan buram dan semakin gelap (ablatio
retina) biasanya tidak nyeri karena tidak ada serabut nyeri yg terletak pada
retina.
2. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan Sekarang
Timbulnya ablasio retina biasanya mendadak dan tidak nyeri karena tidak
ada serabut nyeri yang terletak pada retina (Ignatavicius D, 1991). Klien
sering mengeluh melihat sinar kilat atau titik - titik hitam di depan mata
yang terkena. Selama fase awal atau ablasio retina parsial, klien
mengeluhkan sensasi adanya tabir menutupi bagian lapang pandang.
Hilangnya lapang pandang tergantung area lepasnya retina.

- Riwayat Kesehatan Dahulu

Kaji faktor resiko penyakit yang akan mempengaruhi sakit, meningkatnya


umur, degenerasi vitreoretina dan myopia, penyakit vaskuler lainnya.
 Riwayat Keluarga
Kaji riwayat penyakit keturunan klien

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan data yang berkaitan dengan
manifestasi klinis dan diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan
oftalmoskopik.
3. Pengkajian Fungsional Gordon
a. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan
Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang
dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klien?
Apakah klien mempunyai factor resiko seperti penyakit hipertensi atau
diabetes?
b. Pola nutrisi metabolic
Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan
pola makan setelah sakit? Apakah ada perubahan pola makan klien?
Kaji apa makanan kesukaan klien? kaji riwayat alergi klien.
c. Pola eliminasi
Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien? Apakah mengalami
gangguan pada pola miksi dan defekasi klien?
d. Pola aktivas latihan
Kaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari, apakah klien
dapat melakukannya sendiri atau malah dibantu keluarga?
e. Pola istirahat tidur
Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama
klien tidur dalam sehari? Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur.
f. Pola kognitif persepsi
Kaji tingkat kesadaran klien, apakah klien mengalami gangguan
penglihatan,pendengaran, perabaan, penciuman,perabaan dan kaji
bagaimana klien dalam berkomunikasi
g. Pola persepsi diri dan konsep diri
Kaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang
dideritanya?
h. Apakah klien merasa rendah diri ?.

Pola peran hubugan


Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama
dirawat di Rumah Sakit? Dan bagaimana hubungan social klien dengan
masyarakat sekitarnya?
i. Pola reproduksi dan seksualitas
Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan? Apakah ada
perubahan kepuasan pada klien?

j. Pola koping dan toleransi stress


Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah klien
menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres?
k. Pola nilai dan kepercayaan
Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi penyakitnya?
Apakah ada pantangan agama dalam proses penyembuhan klien?

B. Diagnosa, Kriteria Hasil dan Intervensi Keperawatan


1. Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d lepasnya retina
Kriteria Hasil :
- Kooperatif dalam tindakan
- Menyadari hilangnya pengelihatan secara permanen
Intervensi Keperawatan :
1. Kaji & catat ketajaman penglihatan
2. Kaji dekripsi fungsional apa yg didapat /dilihat /tidak
3. Sesuaikan lingkungan dengan menentukan kemampuan visual
4. Kaji jumlah dan tipe rangsangan yang dapat diterima klien.

POST OPERASI

DX. 1. Nyeri akut b.d luka post operasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... X 24 jam


diharapkan nyeri berkurang atau hilang

Kriteria Hasil :
1. Klien mengatakan nyeri berkurang/hilang
2. Skala nyeri menurun
3. Klien tampak rileks

Intervensi :
1. Kaji skala nyeri
2. Berikan posisi rilaks
3. Ajarkan teknik distraksi & relaksasi
4. Kolaborasi pemberian analgesic

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam


diharapkan infeksi tidak terjadi

Kriteria Hasil :

1. Tidak ada tanda- tanda infeksi

Intervensi :
2. Lakukan perawatan luka secara steril
3. Berikan antibiotik sesuai instruksi

ASUHAN KEPERAWATAN (KASUS) ABLASIO RETINA


Kasus :

Tn B usia 50 tahun MRS dengan diagnosa medis post operasi ablasio


retina, Hasil anamnesa Ners menunjukan hasil bahwa Tn. B mengatakan
pada mulanya sebelum operasi saat melihat tampak adanya kilatan cahaya
nampak ada bintik – bintik yg melayang & semakin lama tajam penglihatan
semakin menurun.

Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya timbunan eksudat di bawah retina


dan mengangkat retina yang disebabkan karena keluarnya cairan dari
pembuluh darah retina dan koroid. Pasien nampak gelisah dan sering
menanyakan apakah mata pasien bisa kembali seperti semula, Pasien
nampak sering berjalan sendiri dan tiduran di tempat perawatan dalam
posisi terlentang

A. ANALISA DATA

DS :
- Klien menanyakan apakah matanya dapat normal kembali

DO :
- Klien nampak gelisah
- Adanya timbunan eksudat di bawah retina
- Retina Terangkat
- Tampak adanya kilatan kilatan cahaya dan bintik bintik yang
melayang
- Penurunan Penglihatan

2. Kecemasan

DS :
-
DO : -
- Klien nampak berjalan sendiri
- Klien nampak tiduran dalam posisi terlentang
- Adanya Timbunan eksudat dibawah retina
- Retina Terangkat
- Tampak adanya kilatan kilatan cahaya dan bintik – bintik yg melayang
- Penurunan Penglihatan

3. Resiko Cedera
Resiko Cedera
DS : -

DO :
- Klien telah menjalani operasi Ablasio Retina
- Adanya Timbunan eksudat dibawah retina
- Retina terangkat
- Resiko infeksi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.


2. Resiko cedera berhubungan dengan tajam penglihatan.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan insisi post operasi
Kategori : Psikologi
Subkategori : Integritas Ego

Kode : 0080

1. Ansietas berhubungan dengan perubahan kekuatiran mengalami


kegagalan penglihatan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan


bertambah

Kriteria Hasil :

1) Klien tidak gelisah


2) Klien tenang
3) Klien dapat mengatakan tentang proses penyakit, metode
pencegahan
4) dan instruksi perawatan di rumah

Intervensi :

1) Kaji tingkat kecemasan


2) Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya

Kategori Lingkungan
- Subkategori : Keamanan & proteksi

Kode : 0136 : Risiko Cedera


2. Resiko cedera berhubungan

Tujuan : Menyatakan pemahaman terhadap faktor yg terlibat dalam


kemungkinan cedera

1) Diskusikan apa yg terjadi tentang kondisi paska operasi, nyeri,


pembatasan aktivitas, penampilan
2) Kondisi mata post operasi mempengaruhi visus pasien
3) Posisi menentukan tingkat kenyamanan dengan tajam penglihatan

Kriteria hasil :
1) Menunjukan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor
resiko untuk melindungi diri dari cedera
2) Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk meningkatkan
keamanan balutan mata

Intervensi :
- Beri posisi sesuai posisi terapeutik sesuai instruksi
- Batasi aktivitas seperti : menggerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk
mata, membungkuk, mengedan saat bab krn dapat meningkatkanTio
- Ambulasi dengan bantuan : berikan kamar mandi khusus bila telah
pulih dari anastesi
- Minta pasien membedakan antara nyeri tajam tiba-tiba, selidiki
kegelisahan, disorientasi, gangguan balutan pasien.

:
Keamanan/perlindungan

Kelas 1 : infeksi
Kode : 00004
Resiko infeksi b.d insisi post operasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam
, diharapkan infeksi tidak terjadi

Kriteria Hasil :

1) Pantau tanda – tanda infeksi


2) Lakukan rawat luka secara steril
3) Berikan antibiotik sesuai advis dokter

Anda mungkin juga menyukai