Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan Funduskopi terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dan
adanya retina yang berwarna merah, sering ditemukan pada daerah temporal
superior. Bila bolamata bergerak terlihat robekan retina bergoyang, terdapat defek
aferen pupil tekanan bolamata rendah. Bila tekanan bila mata meningkat maka
terjadi glaukoma neomuskular pada Ablasi yang lama
Penatalaksanaan
Menghindari robekan lebih lanjut dengan memperhatikan penyebabnya, seperti :
Fotokoagulasi laser, krioterapi,retinope pneumatic, bila terjadi akibat jaringan
parut dilakukan Vitrektomi, scleral buckling atau injeksi gas intraokuler.
Usaha Pre operati & sedikitnya 2 - 4 hari sebelum operasi, penderita sudah
harus masuk rumah sakit, harus tirah baring sempurna (bedrest total 100%.
Kepala dan mata tidak boleh digerakan, mata harus di tutup segera, segala
keperluan penderita dibantu. Kedua mata ditetesi
midriatik sikloplegik seperti :Atropin tetes " 6 jangan menggunakan
obat-obat mata dalam bentuk salep mata karena akan menghalangi
jalannya operasi (kornea akan keruh akibat salep %. Persiapan lainnya sama
dengan persiapan operasi katarak, operasi ablasio retina menggunakan anestesi
umum tetapi bila menggunakan anestesi lokal maka " jam sebelum operasi
diberikan luminal ("77 mg% atau largactil ("77 mg% 8M, kemudian 9 jam
sesudahnya diberi pethidine (27 mg% dan phenergan ('2 mg% 8M.
Follow "p:
Setelah pulang, penderita kontrol tiap " minggu, $ minggu, ? minggu
kemudian tiap $, ?dan "' bulan. *e&raksi stabil setelah $ bulan pasca
bedah. Visus terlihat kemajuannya setelah " tahun pasca bedah.
Prognosis
Detachmen retina setelah enam bulan melekat baik tidak akan lepas lagi.
Fokus pengkajian :
Klien mengeluh ada bayangan hitam bergerak g a n g g u a n
l a p a n g a n p a n d a n g M e l i h a t b e n d a b e r g e r a k s e p e r t i t i r a i bila
mengenai makula visus sentral sangat menurun terjadi secara
tiba-tiba perlahan- perlahan.Pemeriksaan &funduskopi, blade,
tear, hole diperlukan tindakan pembedahan operasi.
Diagnosa Perawatan Pre operasi
1. Perubahan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan efek dari lepasnya
saraf sensori dari retina.
Tujuan : Tidak terjadi kehilangan penglihatan yang berlanjut.
Kriteria Hasil : Klien memahami pentingnya perawatan yang intensif ; bedrest
total.
Klien mampu menjelaskan resiko yang akan terjadi sehubungan dengan
penyakitnya.
Rencana Intervensi
A n j u r k a n k l i e n u n t u k b e d r e s t t o t a l A g a r
l a p i s a n s a r a f & y a n g t e l e p a s t i d a k bertambah
parah Be r i k a n p e n j e l a s a n t u j u a n b e d r e s t t o t a l A g a r k l i e n
m e m a t u h i d a n m e n g e r t i m a k s u d & pemberian ;perlakuan bedrest
total. Hindari pergerakan yang mendadak, mengh e n t a k k a n
k e p a l a , m e n y i s i r , b a t u k , b e r s i n , muntah.
Mencegah bertambah parahnya lapisan saraf & retina yang terlepas
a g a r k e b e r s i h a n
m a t a M e n c e g a h t e r j a d i n y a
i n f e k s i , a g a r m e m permudah pemeriksaan dan
tindakan operasi. Berikan obat tetes mata midriatik sikloplegik dan obat oral sesuai
anjuran dokter. Diharapkan dengan pemberian obat-obat Kondisi penglihatan
dapat dipertahankan; dicegah agar tidak menjadi parah
Ansietas yang berhubungan dengan ancaman kehilangan penglihatan .
Tujuan :Kecemasan berkurang; Kriteria hasil : Klien mampu menggambarkan
ansietas dan pola kopingnya. Klien mengerti tentang tujuan perawatan yang
diberikan; dilakukan. Klien memahami tujuan operasi, pelaksanaan operasi,
pasca operasi, prognosisnya (bila dilakukan operasi.
Rencana Intervensi :
- Kaji tingkat ansietas ringan,sedang,berat,panik untuk mengetahui sampai
sejauh mana tingkat kecemasan klien sehingga memudahkan penanganan;
pemberian askep selanjutnya. Berikan kenyamanan dan
ketentraman hati agar klien tidak terlalu memikirkan
penyakitnya. Berikan penjelasan mengenai prosedur perawatan, perjalanan
penyakit dan prognosisnya. Agar klien mengetahui;memahami bahwa ia
benar sakit dan perlu dirawat. Berikan;tempatkan alat pemanggil yang
mudah dijangkau oleh klien, agar klien merasa aman dan terlindungi saat
memerlukan bantuan.ali intervensi yang dapat menurunkan ansietas untuk
mengetahui cara mana yang efektif & untuk menurunkan; mengurangi
ansietas. Berikan aktivitas yang dapat menurunkan kecemasan;ketegangan.
Agar klien dengan senang hati melakukan aktivitas karena sesuai dengan
keinginannya dan tidak bertentangan dengan program perawatan.
resiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program teapeutik yang
berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang akti!itas yang
diperbolehkan dan yang dibatasi, obat-obatan,komplikasi dan perawatan
tindak lanjut.
A. Pengkajian
1. Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan data yang berkaitan dengan
manifestasi klinis dan diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan
oftalmoskopik.
3. Pengkajian Fungsional Gordon
a. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan
Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang
dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klien?
Apakah klien mempunyai factor resiko seperti penyakit hipertensi atau
diabetes?
b. Pola nutrisi metabolic
Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan
pola makan setelah sakit? Apakah ada perubahan pola makan klien?
Kaji apa makanan kesukaan klien? kaji riwayat alergi klien.
c. Pola eliminasi
Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien? Apakah mengalami
gangguan pada pola miksi dan defekasi klien?
d. Pola aktivas latihan
Kaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari, apakah klien
dapat melakukannya sendiri atau malah dibantu keluarga?
e. Pola istirahat tidur
Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama
klien tidur dalam sehari? Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur.
f. Pola kognitif persepsi
Kaji tingkat kesadaran klien, apakah klien mengalami gangguan
penglihatan,pendengaran, perabaan, penciuman,perabaan dan kaji
bagaimana klien dalam berkomunikasi
g. Pola persepsi diri dan konsep diri
Kaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang
dideritanya?
h. Apakah klien merasa rendah diri ?.
POST OPERASI
Kriteria Hasil :
1. Klien mengatakan nyeri berkurang/hilang
2. Skala nyeri menurun
3. Klien tampak rileks
Intervensi :
1. Kaji skala nyeri
2. Berikan posisi rilaks
3. Ajarkan teknik distraksi & relaksasi
4. Kolaborasi pemberian analgesic
Kriteria Hasil :
Intervensi :
2. Lakukan perawatan luka secara steril
3. Berikan antibiotik sesuai instruksi
A. ANALISA DATA
DS :
- Klien menanyakan apakah matanya dapat normal kembali
DO :
- Klien nampak gelisah
- Adanya timbunan eksudat di bawah retina
- Retina Terangkat
- Tampak adanya kilatan kilatan cahaya dan bintik bintik yang
melayang
- Penurunan Penglihatan
2. Kecemasan
DS :
-
DO : -
- Klien nampak berjalan sendiri
- Klien nampak tiduran dalam posisi terlentang
- Adanya Timbunan eksudat dibawah retina
- Retina Terangkat
- Tampak adanya kilatan kilatan cahaya dan bintik – bintik yg melayang
- Penurunan Penglihatan
3. Resiko Cedera
Resiko Cedera
DS : -
DO :
- Klien telah menjalani operasi Ablasio Retina
- Adanya Timbunan eksudat dibawah retina
- Retina terangkat
- Resiko infeksi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kode : 0080
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Kategori Lingkungan
- Subkategori : Keamanan & proteksi
Kriteria hasil :
1) Menunjukan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor
resiko untuk melindungi diri dari cedera
2) Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk meningkatkan
keamanan balutan mata
Intervensi :
- Beri posisi sesuai posisi terapeutik sesuai instruksi
- Batasi aktivitas seperti : menggerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk
mata, membungkuk, mengedan saat bab krn dapat meningkatkanTio
- Ambulasi dengan bantuan : berikan kamar mandi khusus bila telah
pulih dari anastesi
- Minta pasien membedakan antara nyeri tajam tiba-tiba, selidiki
kegelisahan, disorientasi, gangguan balutan pasien.
:
Keamanan/perlindungan
Kelas 1 : infeksi
Kode : 00004
Resiko infeksi b.d insisi post operasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam
, diharapkan infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :