Anda di halaman 1dari 13

GLAUKOMA

NAMA : TIARA SUCI RAHMADANI


NIM : 210201053
DEFINISI
Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh
meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh
pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang
.
KLASIFIKASI
Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi 4 bagian :

• glaukoma primer,
-sudut terbuka
-sudut tertutup
• glaukoma sekunder,
• glaukoma kongenital,
• glaukoma absolut
ETIOLOGI

Penyebab glaukoma adalah meningkatnya tekanan di


dalam mata (tekanan intraokular), baik akibat
produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat
terhalangnya saluran pembuangan cairan tersebut.

Tekanan ini dapat merusak serabut saraf retina atau


jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata
dan saraf optik yang menghubungkan mata ke otak
juga. Hingga kini, belum jelas kenapa produksi cairan
mata bisa berlebihan atau kenapa saluran
pembuangannya bisa tersumbat.
TANDA DAN GEJALA
1.Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan daerah belakang kepala.

2. Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah,
kadang-kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma akut.

3. Tajam penglihatan sangat menurun

4. Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.

5. Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar.

6. Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.

7. Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat timbulnya reaksi
radang uvea.

8. Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.

9. Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan media penglihatan.

10. Tekanan bola mata sangat tinggi.

11. Tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal.
PENCEGAHAN
1.Jalani Pemeriksaan Mata Dilatasi secara Teratur.

2.Ketahui Riwayat Kesehatan Mata Keluarga.

3.Berolahraga dengan Aman.

4.Gunakan Obat Tetes Mata yang Diresepkan secara Teratur.

5.Kenakan Pelindung Mata.

6.Konsumsi Makanan yang Sehat.

7.Batasi konsumsi kafein.

8.Tidur dengan Kepala Terangkat.


PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Pemeriksaan lapang pandang : Hal ini penting dilakukan untuk mendiagnosis dan
menindaklanjuti pasien glaukoma. Lapang pandang glaukoma memang akan berkurang
karena peningkatan TIO akan merusak papil saraf optikus.

2. Pengukuran tonografi/tonometri : Mengkaji Tekanan Intra Okuler (TIO) (normal 12-25


mmHg)

3. Pengukuran gonioskopi : Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup


glaukoma.

4. Tes Provokatif : Digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal atau
hanya meningkat ringan.

5. Pemeriksaan oftalmoskopi : Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng


optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.
KOMPLIKASI
Komplikasi glaukoma pada umumya adalah kebutaan total akibat tekanan
bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutan
yaitu kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, pupil atropi dengan
ekskavasi (penggaungan) glaukomatosa, mata keras seperti batu dan
dengan rasa sakit.

Mata dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah


sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris yang
dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat
dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan siliar untukmenekan
fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola
mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PengkajianAnamnesa yang dapat dilakukan pada klien dengan glaukoma adalah:
a. Identitas / Data Biografi : Berisi nama, usia, jenis kelamin, alamat, dan keterangan lain mengenai identitas
pasien. b. Riwayat penyakit sekarang : Merupakan penjelasan dari keluhan utama. Misalnya yang sering terjadi
pada pasien dengan katarak adalah penurunan ketajaman penglihatan. c. Riwayat penyakit dahulu : Adanya
riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti DM, hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan
penyakit metabolic lainnya memicu resiko katarak. d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Pada pengkajian klien
dengan gangguan mata (galukoma) kaji riwayat keluarga apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem
vaskuler, kaji riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena, ketidakseimbangan
endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.

2. .Diagnosa dan Intervensia. A.Nyeri b.d peningkatan Tekanan Intra Okuler (TIO)• Tujuan: Nyeri hilang atau
berkurang• Kriteria hasil:1) Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri 2) Pasien
mengatakan nyeri berkurang/hilang 3) Ekspresi wajah rileks• Intervensi:1) Kaji tingkat nyeriRasional :
Memudahkan tingkat nyeri untuk intervensi selanjutnya2) Pantau derajat nyeri mata setiap 30 mentit selama masa
akut.Rasional : Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpanan dari hasil yang diharapkan.3) Atur intensitas
cahaya dan ketenangan dalam ruanganRasional : Sinar dan stress menimbulkan TIO yang mencetuskan nyeri. 4)
Atur posisi fowler atau dalam posisi nyaman.Rasional : Pada tekanan mata sudut ditingkatkan bila sudut datar. 5)
Berikan analgesik sesuai anjuranRasional : Untuk mengontrol nyeri yang disebabkan TIO
B. Gangguan persepsi sensori: penglihatan b.d gangguan penerimaan; gangguan status organ ditandai dengan
kehilangan lapang pandang progresif.
• Tujuan: Penggunaan penglihatan yang optima
l• Kriteria Hasil:1) Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan.2) Pasien akan mempertahankan lapang
ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.
• Intervensi:
1) Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan.Rasional: Sementara intervensi dini mencegah kebutaan, pasien
menghadapi kemungkinan/mengalami pengalaman kehilangan penglihatan sebagian atau total.
2) Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan/kemungkinan kehilangan penglihatan.Rasional:
Mempengaruhi harapan masa depan pasien dan pilihan intervensi.
3) Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh : menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak salah dosis.Rasional:
Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut.
4) Lakukan tindakan untuk membantu pasien yang mengalami keterbatasan penglihatan, contoh : kurangi
kekacauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang terlihat, perbaiki sinar suram, dan masalah
penglihatan malam.Rasional: Menurunkan bahaya keamanan b/d perubahan lapang pandang atau kehilangan
penglihatan dan akomodasi pupil terhadap sinar lingkungan.
5) Kolaborasi obat sesuai dengan indikasi.Rasional: Memisahkan badan siliar dari sclera untuk memudahkan aliran
keluar aquos humor.
C. Ansietas b.d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan
penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
• Tujuan: Cemas hilang atau berkurang
• Kriteria Hasil:
1)Pasien tampak rileks dan melaporkan ansitas menurun sampai tingkat dapat diatasi.
2) Pasien menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah.
3) Pasien menggunakan sumber secara efektif.

• Intervensi:
1)Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri/timbul nya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat
ini.Rasional: Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, potensial siklus insietas, dan dapat
mempengaruhi upaya medik untuk mengontrol TIO.
2) Berikan informasi yang akurat dan jujur.Rasional: Menurunkan ansiets b/d ketidak tahuan/harapan yang akan
datang dan memberikan dasar fakta untuk membuat pilihan info tentang pengobatan.
3) Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.Rasional: Memberi kesempatan pasien
menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan masalah.
4) Identifikasi sumber/orang yang menolong.Rasional: Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam
menghadapi masalah.
D. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b.d kurang terpajan/tak
mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi ditandai dengan : pertanyaan, pernyataan salah persepsi,
tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.
• Tujuan: Klien mengetahui tentang kondisi,prognosis dan pengobatannya.
• Kriteria Hasil:
1) Pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan pengobatan.
2) Mengidentifikasi hubungan antar gejala/tanda dengan proses penyakit.
3) Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.

• Intervensi:
1) Tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata.Rasional: Meningkatkan keefektifan pengobatan.
Memberikan kesempatan pasien menunjukan kompetensi dan menanyakan pertanyaan.
2) Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh : tetes mata. Diskusikan obat yang harus dihindari,
contoh : midriatik, kelebihan pemakaian steroid topikal.Rasional: Penyakit ini dapat di kontrol dan
mempertahankan konsistensi program obat adalah kontrol vital. Beberapa obat menyebabkan dilatasi pupil,
peningkatan TIO dan potensial kehilangan penglihatan tambahan.
3) Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan (penurunan nafsu makan, mual/muntah,
kelemahan, jantung tak teratur, dll).Rasional: Dapat mempengaruhi rentang dari ketidak nyamanan sampai
ancaman kesehatan berat.
4) Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup.Rasional: Pola hidup tenang menurunkan
respon emosi thd stres, mencegah perubahan okuler yang mendorong iris kedepan, yang dpt mencetuskan
serangan akut.
5) Dorong menghindari aktivitas,seperti mengangkat berat/mendorong, menggunakan baju ketat dan
sempit.Rasional: Dapat meningkatkan TIO yang mencetuskan serangan akut.
6) Diskusikan pertimbangan diet, cairan adekuat dan makanan berserat.Rasional: Mempertahankan konsistensi
feses untuk menghindari konstipasi.
7) Tekankan pemeriksaan rutin.Rasional: Untuk mengawasi kemajuan penyakit dan memungkinkan intervensi
dini dan mencegah kehilangan penglihatan lanjut.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai