0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan20 halaman
Asuhan keperawatan klien pada gangguan sistem penglihatan dengan kasus "Retinoblastoma" memberikan intervensi untuk menangani gangguan sensori penglihatan, ansietas keluarga, dan resiko cedera akibat penurunan penglihatan. Tujuannya adalah meningkatkan kompensasi pasien terhadap perubahan penglihatan, menurunkan kecemasan keluarga, serta meminimalkan risiko cedera.
Asuhan keperawatan klien pada gangguan sistem penglihatan dengan kasus "Retinoblastoma" memberikan intervensi untuk menangani gangguan sensori penglihatan, ansietas keluarga, dan resiko cedera akibat penurunan penglihatan. Tujuannya adalah meningkatkan kompensasi pasien terhadap perubahan penglihatan, menurunkan kecemasan keluarga, serta meminimalkan risiko cedera.
Asuhan keperawatan klien pada gangguan sistem penglihatan dengan kasus "Retinoblastoma" memberikan intervensi untuk menangani gangguan sensori penglihatan, ansietas keluarga, dan resiko cedera akibat penurunan penglihatan. Tujuannya adalah meningkatkan kompensasi pasien terhadap perubahan penglihatan, menurunkan kecemasan keluarga, serta meminimalkan risiko cedera.
PENGLIHATAN DENGAN KASUS “RETINOBLASTOMA” RETINOBLASTOMA A. Konsep Teori 1. Pengertian Retinoblastoma merupakan tumor ganas utama intra okuler yang ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 5 tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional, dpt terjadi unilateral (70%) dan Bilateral (30%). 2.Etiologi Retinoblastoma disebabkan faktor genetik dan dapat diwariskan pd 50% turunannya. RB adalah ventrikel dan horisontal,artinya ada kelainan dari DNA karena diturunkan secara genetik. Atau bisa juga terkena begitu saja tanpa ada riwayat keluarga yang pernah menderitanya. 3.Manifestasi Klinis – Dpt terlihat gejala awal strabismus – Bercak putih di bagian tengah mata – Penurunan penglihatan pd mata yg terkena – Dipermukaan terdapat neovaskularisasi dan pendarahan – Pada stadium lanjut terlihat sebagai penonjolan bola mata. 5. Komplikasi - Glaukoma - Osteosarkoma 6.Pemeriksaan Penunjang - Pemeriksaan oftalmoskopik memastikan diagnosis. Ini memberikan visualisasi langsung dan dapat menunjukkan retina abu-abu, normalnya retina merah muda. - Ultrasonografi dan Tomografi komputer. 7. Penatalaksanaan Tergantung dari letak, besar, dan tebal, pada tumor yang masih intra okular, dapat dilakukan krioterapi, fotokoagulasi laser, atau kombinasi sitotastik dan fotokoagulasi laser untuk mempertahankan visus. • Pada tumor intra okuler yang sudah mencapai seluruh vitreus dan visus nol, dilakukan enuklasi • Bila tumor telah keluar bulbus okuli, tapi masih terbatas di rongga orbita, dilakukan kombinasi eksentrasi, radioterapi dan kemoterapi. B.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. riwayat atau adanya faktor resiko keturunan b. pemeriksaan fisik berdasarkan pd pengkajian umum pada mata dapat menunjukan : - kuluhan tiba-tiba adanya kilauan sinar diikuti dengan kilauan titik terapung - Strabismus - keluhan-keluhan kehilangan penglihatan progresif atau sensasi kabut di atas bagian mata. - Mata merah atau terdapatnya warna iris yang tidak normal. c. Kaji pemahaman pasien dan atau keluarga tentang kondisi dan respon emosional terhadap kondisi dan rencana pengobatan 2. Diagnosa Keperawatan 1.Gangguan sensori penglihatan b/d perubahan status organ indra 2.Ansietas keluarga b/d kurang pengetahuan keluarga mengenai penyakit klien 3.Resiko tinggi cedera b/d g3 sensori penglihatan Asuhan keperawatan klien pada gangguan sistem penglihatan dengan kasus “Retinoblastoma”
1. Dx kep : Gangguan sensori penglihatan b/d
perubahan status organ indra Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat mengenal g3 sensori & berkompensasi thdp perubahan serta mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan. • Intervensi – rasional: 1. kaji ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat. kebutuhan individu dan pilihan intervensi berfariasi sebab kehilangan penglihatan terjadi lambat dan progresif. Bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda. 2. orientasikan pasien thd lingk, staf, orang lain di areanya. memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan, menurunkan cemas dan disorientasi pascaoperasi. 3. perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata ganguan penglihatan / iritasi dapat berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata tetapi secara bertahap menurun dengan penggunaan 4. Sediakan barang yg di butuhkan/posisi bel pemanggil didekat pasien atau dalam jangkauan pd sisi yg tak dioperasi Memungkinkan pasien melihat objek lebih mudah dan memudahkan panggilan untuk pertolongan bila diperlukan 5. Pendekatan dr sisi yg tak dioperasi, bicara dan menyentuh sering; dorong orang terdekat tinggal dg pasien. (memberikan rangsang sensori tepat thdp isolasi dan menurunkan bingung) 2. Dx Kep : Ansietas keluarga b/d krg pengetahuan keluarga mengenai penyakit klien. Tujuan :Setelah diberikan informasi ttg penyakit klien diharapkan ansietas dpt berkurang dgn kriteria menyatakan pemahaman kondisi, prognosis,dan pengobatan,menunjukan keterampilan dlm pemecahan masalah, Intervensi – Rasional 1. Kaji tingkat ansietas keluarga (faktor ini mempengaruhi persepsi keluarga terhadap ancaman diri klien) 2. Berikan informasi yang akurat dan jujur, diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dpt mencegah kehilangan penglihatan tambahan. (menurunkan ansietas s/d ketidaktahuan/ harapan yang akan datang & memberikan dasar fakta u/ membuat pilihan informasi ttg pengobatan) 3. Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin (pengawasan periodik menurunkan resikokomplikasi serius) 4. Informasikan keluarga u/ menghindari tetes mata yg dijual bebas (dpt bereaksi silang/campur dg obat yg diberikan) 3. Dx Kep : Resiko tinggi cedera b/d g3 penglihatan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dpt menunjukan perubahan perilaku dan untuk melindungi diri dr cedera Intervensi – Rasional 1.Pertahankan lingk. Yg aman.ex mempertahankan pagar tempat tidur. (mengurangi cedera yg tdk disengaja, yg dpt menyebabkan pendarahan) 2.Berikan posisi bersandar, kpla tinggi, atau miring kesisi yg tak sakit sesuai keinginan. (Menurunkan tekanan pada mata yg sakit, meminimalkan resiko perdarahan atau strees pd jahitan) 3.Batasi aktivitas spt menggerakkan kpla tiba2, menggaruk mata, membungkuk. (Menurunkan strees pd area operasi/ menurunkan TIO) 4.Anjurkan menggunakan teknik manajemen strees, ex bimbingan imajinasi, visualisasi, napas dalam. Latihan • mengapa kasus retino blastoma lebih sering ditemukan pada usia kurang dari 5 tahun. • Ceritakan secara singkat bagaimana teknik pengobatan yang dilakukan pada kasus retinoblastoma. • Menurut saudara bagaimana prognosa kasus retino blastoma, jelaskan. Daftar Pustaka • Vera H,Margaret R.1996.Perawatan Mata.Penerbit yayasan esentia Medica.Yogyakarta • Sidarta,Ilyas.1985.Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata.FKUI.Jakarta
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis