Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a. Aktivitas/Istrahat
Gejala: Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan
b. Neurosensori
Gejala: Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan
kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskasn kerja dengan dekat atau
merasa di ruang gelap. Perubahan pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda: Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil. Peningkatan air mata.
c. Nyeri/Kenyamanan
Gejala: Ketidaknyamanan ringan atau mata berair
d. Pembelajaran/Pengajaran
Gejala: Riwayat keluarga diabetes, gangguan sistem vaskuler. Riwayat stres, alergi, gangguan
vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin, diabetes. Terpajan
pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
e. Pertimbangan rencana pemulangan
DRG menunjukkan rerata lamanya dirawat: 4,2 hari (biasanya dilakukan sebagai prosedur pasien
rawat jalan). Memerlukan bantuan dengan transportasi, penyediaan makanan,
perawatan/pemeliharaan rumah.
f. Prioritas Keperawatan
- Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut
- Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan atau penurunan ketajaman penglihatan
- Mencegah komplikasi
- memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan
g. Tujuan Pemulangan
- Penglihatan dipertahankan pada tingkat sebaik mungkin
- Pasien mengatasi situasi dengan tindakan positif
- Komplikasi dicegah atau diminimalkan
- Proses penyakit atau prognosis dan program terapi dipahami
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan
sensori/status organ indera.
2. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan –
kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak
mengenal sumber informasi, kurang terpajan dan mengingat, keterbatasan kognitif.
4. Nyeri berhubungan dengan trauma insisi.
5. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan.

C. INTERVENSI
1. Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan
sensori/status organ indera.
Tujuan :
Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu, mengenal gangguan sensori
dan berkompensasi terhadap perubahan.
Kriteria Hasil :
a. Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
b. Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
Intervensi :
 Tentukan ketajaman penglihatan, kemudian catat apakah satu atau dua mata terlibat. Observasi
tanda-tanda disorientasi.
Rasional : Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi resiko kerusakan
lebih lanjut.
 Orientasikan klien tehadap lingkungan.
Rasional : Meningkatkan keamanan mobilitas dalam lingkungan.
 Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi bila
menggunakan tetes mata.
Rasional : Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah penggunaan tetes mata
dilator
 Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam jangkauan/posisi yang tidak
dioperasi.
Rasional : Komunikasi yang disampaikan dapat lebih mudah diterima dengan jelas.

2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan kehilangan
vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler.
Tujuan:
Menyatakan pemahaman terhadap factor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
Kriteria hasil :
a. Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan factor resiko dan untuk
melindungi diri dari cedera.
b.Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk meningkatkan keamanan.
Intervensi :
 Diskusikan apa yang terjadi tentang kondisi paska operasi, nyeri, pembatasan aktifitas,
penampilan, balutan mata.
Rasional : Kondisi mata post operasi mempengaruhi visus pasien
 Beri klien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai keinginan.
Rasional : Posisi menentukan tingkat kenyamanan pasien.
 Batasi aktifitas seperti menggerakan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membongkok.
Rasional : Aktivitas berlebih mampu meningkatkan tekanan intra okuler mata
 Ambulasi dengan bantuan : berikan kamar mandi khusus bila sembuh dari anestesi.
Rasional : Visus mulai berkurang, resiko cedera semakin tinggi.
 Minta klien membedakan antara ketidaknyamanan dan nyeri tajam tiba-tiba, Selidiki
kegelisahan, disorientasi, gangguan balutan.
Rasional : Pengumpulan Informasi dalam pencegahan komplikasi

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak


mengenal sumber informasi, kurang terpajan dan mengingat, keterbatasan kognitif.
Tujuan :
Klien menunjukkan pemahaman tentang kondisi, proses penyakit dan pengobatan.
Kriteria Hasil :
Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.
Intervensi :
 Pantau informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur, lensa.
Rasional : Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi resiko kerusakan
lebih lanjut.
 Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin, beritahu untuk melaporkan penglihatan berawan.
Rasional : Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi resiko kerusakan
lebih lanjut.
 Identifikasi tanda/gejala memerlukan upaya evaluasi medis, misal : nyeri tiba-tiba.
Rasional : Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi resiko kerusakan
lebih lanjut.
 Anjurkan klien menghindari membaca, berkedip, mengangkat berat, mengejan saat defekasi,
membongkok pada panggul, dll.
Rasional : Aktivitas-aktivitas tersebut dapat meningkatkan tekanan intra okuler.
 Anjurkan klien tidur terlentang
Rasional : Tidur terlentang dapat membantu kondisi mata agar lebih nyaman.

4. Nyeri berhubungan dengan trauma insisi


Tujuan :
Nyeri berkurang / hilang
Kriteria Hasil:
a. Klien tampak lebih rileks
b. Klien mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan sudah berkurang / hilang
c. Skala nyeri adalah 1
Intervensi :
 Kurangi tingkat pencahayaan
Rasional : Pencahayaan lebih rendah pada kondisi post pembedahan akan membantu
mengurangi rasa nyeri
 Bantu penggunaan kaca mata yang hitam pada cahaya yang terlalu terang.
Rasional : Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah penggunaan tetes mata
dilator
 Kolaborasikan pemberian analagesik
Rasional : Untuk membantu mengurangi rasa nyeri

5. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan.


Tujuan :
Klien lebih mampu memenuhi perawatan diri
Intervensi :
 Beri instruksi kepada pasien atau orang terdekat mengenal tanda atau- gejala komplikasi yang
harus dilaporkan segera kepada dokter.
Rasional : Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi resiko kerusakan
lebih lanjut.
 Berikan instruksi lisan dan tertulis untuk pasien dan orang yang berati mengenal teknik yang
benar memberikan obat.
Rasional : Pemakaian teknik yang benar akan mengurangi resiko infeksi dan cedera mata.
 Evaluasi Perlunya bantuan setelah pemulangan.
Rasional : Sumber daya harus tersedia untuk layanan kesehatan, pendampingan dan teman di
rumah
 Ajari pasien dan keluarga teknik panduan penglihatan.
Rasional : Memungkinkan tindakan yang aman dalam lingkungan

Anda mungkin juga menyukai