Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEBUTUHAN ZAT GIZI BALITA

Disusun oleh:
Kelompok II/Tingkat II A
Lusiana H palily
Moh.Reski
Rian
Yulin Inceloga
Putri Puahadi

AKADEMIK KEPERAWATAN KABUPATEN DONGGALA


TAHUN AJARAN 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
limpahan rahmat dan karuniaNya lah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah GIZI BALITA pada mata kuliah GIZI DAN DIET.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen,
beserta teman-teman kelompok lainnya yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah
pengetahuan mahasiswi AKPER KAB.DONGGALA mengenai GIZI
BALITA.
Di akhir kata Sebagai insan kami tak luput dari kekhilafan,
kekurangan dalam penyusunan makalah kami, maka kami memhon maaf
yang sebesar-besarnya dan kami mengharapan pula adanya kritik dan
saran dari para pembaca sekalian.

November,
21 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR................................................................................................
.........................
DAFTAR
ISI.................................................................................................................
.........................
BAB I
PENDAHULUAN.....................................
A. Latar
Belakang.......................................................................................................
............................
B. Tujuan .....................................................................................................
...........................................
C. Rumusan
Masalah........................................................................................................
.....................
BAB II
PEMBAHASAN.................................................
...
A. Pengertian Gizi Balita
.................................................
B. Pemenuhan Kebutuhan Gizi Pada
Balita...........................................................
C. Prinsip Gizi Seimbang dan Nutrisi yang Penting Bagi
Balita...
D.Dampak yang Ditimbulkan Akibat Gizi yang Tidak
Seimbang.............................................
BAB III PENUTUP
.............................................................
A.
Kesimpulan...................................................................................................
...............................
B.
Saran............................................................................................................
..................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi
oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor
eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang
yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor
internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara
psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.
Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai
pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal
ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan
kecerdasan seseorang. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan
masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang
harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru
membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah
makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak
mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.

1. Tujuan
Untuk mengetahui gizi seimbang pada bailta

2. Rumusan Masalah
1. Pengertian gizi balita
2. Pemenuhan kebutuhan gizi pada balita
3. Prinsip gizi seimbang dan nutrisi yang penting bagi balita
4. Dampak yang ditimbulkan akibat gizi yang tidak seimbang

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gizi Balita


Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan
oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan.
Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat
dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan
seimbang.
Gizi Balita adalah hal paling utama yang harus diperhatikan oleh
orang tua jika ingin tumbuh kembang putra putrinya maksimal.

B. Pemenuhan Kebutuhan Gizi pada Balita


Kebutuhan gizi balita adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk
memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan
gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi
badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada
keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita
dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan
dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).

1. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan
dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya
masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring
dengan bertambahnya usia.

2. Kebutuhan zat pembangun


Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun,
jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu
tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.

3. Kebutuhan zat pengatur


Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring
dengan bertambahnya usia.

4. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi


Peran Makanan Bagi Balita

- Makanan sebagai sumber zat gizi


Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi
balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
- Zat tenaga

Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat ,


lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan
aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu,
kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada
orang dewasa.

- Zat Pembangun

Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan


fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga
menggantikan jaringan yang aus atau rusak.

- Zat pengatur

Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh


termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan.

C. Prinsip Gizi Seimbang dan Nutrisi yang Penting Bagi Balita


Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk
mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras,
roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang
diberikan tidak perlu di blender lagi melainkan yang kasar supaya anak
yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah.

Kecukupan gizi:
Golongan umum: 1-3 tahun BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220
Kkal, Protein 23 gram
4-6 tahun BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram
Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang
menunjukan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-
zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita justru
merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat
kekurangan gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan
otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh kepada kehidupannya di
usia sekolah dan pra sekolah.
Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan
balita yang bertujuan sebagai berikut:
1) Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara
kesehatan dan memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai jenis
aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotorik.
2) Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan
menetukan makanan yang diperlukan.

Adapun prinsip gizi seimbang bagi balita adalah:

1. Air

Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:


Trimester Kebutuhan (ml/kg BB/hari)
I 175-200
II 150-175
III 130-140
IV 120-140

2. Energi

Menurut FAO/WHO 1971


Umur Kebutuhan Energi (Kal/kg
BB/hari)
3 bulan 120
3-5 bulan 115
6-8 bulan 110
9-11 bulan 105
Diatas 1 tahun 112
1-3 tahun 101
4-6 tahun 91

3. Protein

Umur Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari)


6-11 bulan 3,5-2,0
1-3 tahun 2,5-2,0
4-6 Tahun 3,0

4. Lemak

Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam
jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan
arakidonat).
Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila kurang dari
0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut
mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-
kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.

5. Karbohidrat

Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang


menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang
tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan makanan
lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya bubur susu dan
nasi tim.

6. Vitamin dan mineral

Ca Fe Vit A Vit B1 Vit Vit B6 Vit C Vit D


7.
B12
6-11 0,6 gr 8 gr 1200 0,4 0,5 6 mg 25 mg 400
bln mg mg mg unit
1-3 th 0,5 gr 8 gr 1500 0,5 0,7 8 mg 30 mg
mg mg mg
4-6 th 0,5 gr 10 gr 1800 0,6 0,9 9 mg
8.
mg mg mg

Berikut beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan oleh setiap


balita yang sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya.
1. Vitamin A, D, E dan K.
Vitamin ini sangat vital bagi pertumbuhan balita Anda. Jadi,
usahakan agar asupan vitamin ini terpenuhi setiap harinya. Seperti kita
ketahui, vitamin A sangat baik untuk penglihatan dan kesehatan kulit
balita kita, sedangkan vitamin D berperan penting dalam meningkatkan
penyerapan kalsium serta membantu pertumbuhan tulang dan gigi anak.
Sementara vitamin E memiliki antioksidan yang membantu pertumbuhan
sistem syaraf dan pertumbuhan sel. Vitamin K membantu pembekuan
darah.

2. Kalsium.
Merupakan mineral yang sangat dibutuhkan oleh balita dalam
pembentukan massa tulangnya. Kalsium sangat penting untuk
membentuk tulang yang kuat sehingga balita Anda terhindar dari patah
tulang ketika mulai belajar memanjat dan aktif bermain. Kebutuhan
harian balita akan kalsium umumnya sebesar 500mg/hari. Sumber
makanan dari kalsium antara lain susu, keju, tahu, brokoli, tomat,
oatmeal, kacang-kacangan, dan ikan salmon.

3. Vitamin B dan C.
Fungsi dari vitamin B antara lain meningkatkan sistem syaraf dan
imun tubuh balita Anda, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur
metabolisme tubuh. Sementara vitamin C berfungsi untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B antara lain
beras merah, pisang, kacang-kacangan, ikan, daging dan telur.
Sementara untuk memenuhi gizi balita Anda dengan vitamin C, Anda
dapat memperolehnya dari tomat, kentang, stroberi serta sayur-sayuran
hijau.

4. Zat Besi.
Balita sangat membutuhkan zat besi terutama untuk membantu
perkembangan otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan zat besi tidak
terpenuhi, kemungkinan ia akan mengalami kelambanan dalam fungsi
kerja otak. Sumber makanan yang mengandung at besi antara lain
daging, ikan, brokoli, telur, bayam, kedelai serta alpukat.
Saatnya bagi para orang tua untuk lebih waspada dalam memenuhi
gizi balitanya agar tumbuh kembang si kecil bisa maksimal dan ia
berhasil mencapai masa depannya dengan gemilang karena terpenuhinya
gizi balita secara maksimal.

D. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Gizi yang Tidak Seimbang


Pengaruh kurang gizi pada tumbuh kembang anak antara lain :
a. Pada pertumbuhan anak :

1. berat badan tidak sesuai dengan umur

2. tinggi badan tidak sesuai dengan umur

3. berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan

4. lingkar kepala dan lingkar lengan kecil

b. Pada perkembangan anak :

1. berat, besar otak tidak bertambah, tingkah laku anak tidak normal

2. tingkat kecerdasan menurun

Disamping itu, gizi kurang juga dapat menyebabkan beberapa penyakit,


yaitu:

a. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)

Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi


kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau
terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya Anak
Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat
kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode transisi
dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi
begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang
lain, dan belum mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama
dalam hal makanan. Hal ini juga di karenakan pada umur tersebut anak
mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak
seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi defisiensi tersebut
(kurang kalori dan protein).

Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :

1) KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat
badan menurut standar Harvard.
2) KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari
berat badan menurut standar Harvard.
3) KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari
berat adan menurut standar Harvard.

Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni


KKP ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering
disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini
tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan
ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap
sekitarnya, rambut kepala halus dan jarang berwarna kemerahan.

Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis :


oedema atau honger oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang
makan, kelaparan atau busung lapar. Oedema pada penderita biasanya
tampak pada daerah kaki.

Jenis KKp atau PCM di kenal dalam 3 bentuk yaitu :

1. Kwarshiorkor

Kata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati


anak yang kekurangan kasih sayang ibu. Kwashiorkor adalah salah
satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein
yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.
Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada
penderita Kwashiorkor yaitu :

Gagal untuk menambah berat badan

wajah membulat dan sembap

Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut

Pertumbuhan linear terhenti

Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang


membuncit).

Diare yang tidak membaik

Dermatitis perubahan pigmen kulit

Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah


dicabut

Penurunan masa otot

Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang


terjadi

Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia

Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat,


coma dan berakhir dengan kematian.

Cara mengatasi kwarshiorkor

Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan


memberikan makanan bergizi secara bertahap. Contohnya : Bila bayi
menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan.
Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat
mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.

2. Marasmus

Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-


kering. Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak
masih menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber
energi lainnya). Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang
berlebihan, sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam
tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat
diperlukan untuk kelangsungan hidup.

Penderita marasmus yaitu penderita kwashiorkor yang mengalami


kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima zat
gizi sumber energi (sumber kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan
lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi
sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah
timbulnya penyakit KEP lain yang disebut marasmus.

Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus,


yaitu:

Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat


badan dibawah waktu lahir.

Wajahnya seperti orang tua

Kulit keriput,

pantat kosong, paha kosong,

tangan kurus dan iga nampak jelas.

Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya


(seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua
zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-
kering.

3. Marasmus-Kwashiorkor
a. Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting.
Dimana ada sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan
marasmus yang di tandai dengan adanya odema, menurunnya kadar
protein (Albumin dalam darah), kulit mongering dan kusam serta otot
menjadi lemah.

b. Busung Lapar

Busung lapar atau bengkak lapar dikenal jiga dengan istilah


Honger Oedeem (HO). Adalah kwarshiorkor pada orang dewasa. Busung
lapar disebabkan karena kekurangan makanan, terutama protein dalam
waktu yang lama secara berturut-turut. Pada busung lapar terjadi
penimbunan cairan dirongga perut yang menyebabkan perut menjadi
busung (oleh karenanya disebut busung lapar).

Tanda-tanda yang terjadi yaitu :

Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas

Badan kurus

Rambut menjadi merah kusam dan mudah dicabut

Sekitar mata bengkak dan apatis

anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit dan lain-


lain.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Pemberian asupan zat makanan seperti zat tenaga, zat pembangun,
dan zat pengatur sangat diperlukan bagi balita. Dengan pemenuhan
nutrisi seperti vitamin, kalsium dan zat besi.
Penyakit yang bisa ditimbulkan akibat gizi yang tidak seimbang
yaitu: Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)

B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami menyarankan bagi para pembaca,
orang tua dan calon orang tua untuk bisa lebih memperhatikan lagi
pemenuhan gizi seimbang anaknya.
DAFTAR PUSTAKA

http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/01/09/dampak-dari-gizi-kurang/
http://cikarang-skull.blogspot.com/2008/08/bab-i-pendahuluan.html
http://midwiferyrini93.wordpress.com/2012/06/13/gizi-seimbang-pada-
balita/
http://tipsibunda.com/pedoman-gizi-seimbang-balita
http://www.ibudanbalita.net/51/nutrisi-penting-bagi-balita.html

Anda mungkin juga menyukai