RETINABLASTOMA
SUSANTI
Retinoblastoma
merupakan tumor ganas
utama intraokular yang
ditemukan pada anak-anak,
terutama pada usia di
bawah lima tahun. Tumor
berasal dari jaringan retina
embrional. (Mansjoer A.
2000).
Retinoblastoma
Retinoblastoma adalah tumor ganas dalam bola
adalah tumor endo-
mata pada anak dan bayi sampai 5 tahun.
okular pada anak
(Sidarta Ilyas, 2009).
yang mengenai saraf
embrionik retina.
Terjadi karena kehilangan kedua kromosom
dari satu pasang alel dominan protektif yang
ETIOLOGI? berada dalam pita kromosom, bisa karena
mutasi atau diturunkan. Penyebabnya
adalah tidak terdapatnya gen penekan
tumor, yang sifatnya cenderung diturunkan.
Sekitar 10% penderita retinoblastoma
memiliki saudara yang juga menderita
retinoblastoma dan mendapatkan gennya
dari orang tua. Kanker bisa menyerang
salah satu maupun kedua mata. Kanker bisa
menyebar ke kantung mata dan ke otak
(melalui saraf penglihatan / nervus
optikus).
FAKTOR RESIIKO
1. Resiko kehamilan.
2. Infeksi.
3. Keturunan
5. Program bayi
tabung.
Klasifikasi Retinoblastoma menurut Reese-Ellsworh
Kelompok I : Sangat Jinak, Tumor Tunggal kurang dari 4 Disc
Diameter (DD),pada atau belakangan equator. Tumor Multiple tidak
lebih dari 4 DD,semua pada atau dibelakang equator
Kelompok II : Jinak,Tumor Tunggal 4-10 DD pada atau dibekalang
equoator
Tumor Multipel 4-10 DD, dibelakang equator
Kelompok III,Tidak terlalu Jinak,setiap lesi sampai equator
Tumor tunggal lebih dari 10 DD,dibelakang equator
Kelompok IV , Ganas,Tumor Multipel beberapa lebih dari 10 DD,
sedikit lesi memanjang dari anterior sampai ora serata
Kelompok V , Sangat Ganas,Tumor Masif melibatkan lebih dari
setengah bagian retina Vitreous Sending
(Sumber : Buku Keperawatan Pediatrik)
Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi
USG dapat diketahui :ukuran panjang bola mata ( axial lenght) yang biasanya
normal pada RB
letak, besar dan bentuk massa tumor didalam bola mata, perluasan tumor ke N.
retinoblastoma
Dengan Pemasangan bola mata palsu
naterior, atau terjadi rubeosis iridis, dan apabila terapi local tidak dapat
dievaluasi karena katarak atau gagal untuk mengikuti pasien secara
lengkap atau teratur.
untuk meminimalkan efek kosmetik.
2. External beam radiotherapy (EBRT)
EBRT mengunakan eksalator linjar dengan dosis 40-45 Gy dengan pemecahan
harus ada kerjasama yang erat antara dokter ahli mata dan dokter radioterapi
untuk memubuat perencanan.
Keberhasilan EBRT tidak hanya ukuran tumor, tetapi tergantung teknik dan lokasi.
Gambaran regresi setelah radiasi akan terlihat dengan fotokoagulasi. Efek samping
jangka panjang dari radioterapi harus diperhatikan. Seperti enuklease, dapat terjadi
komplikasi hambatan pertumbuhantulang orbita, yang akhirnya akan meyebabkan
ganguan kosmetik. Hal yang lebih penting adalah terjadi malignasi skunder.
3. Radioterapi plaque
Radioaktif episkeral plaque menggunakan 60 Co, 106 Ro, 125 I
diambil.
Cara ini sudah secara luas digunakan dan dapat diulang beberapa kali sampai
Ablasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen
retina (RIDE). keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat
terjadi pada usia berapapun termasuk Pada Anak-Anak kurang dari 5 Tahun
2. Glaukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang
tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan
pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga
akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran
cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan
membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di
belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan
aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
3. Kebutaan
Klien masuk Rumah Sakit tanggal 4 September 2018 pukul 08.00 WIB, RM: 01153367,
ruang Melati II dengan diagnosa masuk Retinoblastoma. Pengkajian dilakukan pada tanggal
2 Mei 2013 pukul 12.45 WIB. Informasi didapatkan dari data rekam medis dan wawancara
dengan ibu klien.Identitas Pasien, nama An. Z, lahir di Sragen pada tanggal 2 Maret 2009,
umur 4 tahun, 2 bulan, jenis kelamin perempuan, agama Islam, pendidikan TK A, alamat
Patihan Tanon Sragen. Identitas orangtua, ayah Tn. N, usia 41 tahun, pendidikan SMP,
pekerjaan pedagang, agama Islam, alamat Patihan Tanon Sragen. Ibu, nama Ny. S, usia 40
tahun, pendidikan SD, pekerjaan ibu rumah tangga, agama Islam, alamat Patihan Tanon
Sragen.
Pengkajian
Pengkajian Umum
- Keluhan Utama
- RiwayatPengkajian per sistem
- Kesehatan
Pengkajian Fisik
Dalam diagnosa keperawatan, perlu dilakukan pengkajian data dari hasil :
- Anamnesa
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
Diagnosa Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko Cedera berhubungan dengan gangguan persepsi sensori
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional dan hospitalisasi
3. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan penyakit yang dialami
Intervensi
N Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
o Keperawatan
1
.
Resiko Cedera Setelah dilakukan tindakan – Orientasikan pasien klien terhadap lingkungan, – Memberi peningkatan
berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 24 jam staf, dan orang lain yang ada di areanya. kenyamanan, memudahkan
gangguan persepsi diharapkan adanya tanda-tanda – Anjurkan keluarga memberikan adaptasi terhadap lingkungannya
sensori (hal 393) Mempertahankan lapang ketajaman mainan yang aman (tidak pecah), dan pertahankan dan mengetahui tempat untuk
penglihatan tanpa kehilangan pagar tempat tidur. meminta bantuan pada saat
lebih lanjut, dengan kriteria: – Arahkan semua alat mainan yang membutuhkan.
– Berpartisipasi dalam program dibutuhkan klien pada tempat – Menurunkan resiko
pengobatan memecahkan
– Mengenal gangguan sensori dan mainan dan jatuh dari tempat
berkompensasi terhadap perubahan. tidur
– Mengidentifikasi/memperbaiki – Memfokuskan lapang pandang
potensial bahaya dalam lingkungan. dan mencegah cedera pada saat
Ansietas Setelah dilakukan tindakan – Kaji tingkat ansietas, derajat – Faktor ini mempengaruhi
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 jam pengalaman nyeri/timbulnya gejala persepsi pasien terhadap
krisis situasional dan Kecemasan teratasi dengan tiba-tiba dan pengetahuan kondisi ancaman diri dan potensial
hospitalisasi (hal 324) kriteria hasil: saat ini siklus ansietas.
– Tampak rileks dan – Berikan informasi yang akurat – Menurunkan ansietas
melaporkan cemas menurun dan jujur. Diskusikan dengan sehubungan
sampai tingkat dapat teratasi. keluarga bahwa pengawasan dan dengan ketidaktahuan/harapan
– Menunjukkan keterampilan pengobatan dapat mencegah yang akan datang dan
pemecahan masalah kehilangan penglihatan tambahan. memberikan dasar fakta untuk
–Menggunakan sumber secara – Dorong pasien untuk mengakui membuat pilihan informasi
efektif. masalah dan mengekspresikan tentang pengobatan.
perasaan – Memberikan kesempatan
– Identifikasi sumber/orang yang kepada
menolong pasien menerima situasi nyata,
mengklarifikasi salah konsepsi
dan pemecahan masalah.
Kurangnya pengetahuan Setelah dilakukan – Beri penjelasan tentang – Meningkatkan
keluarga berhubungan tindakan keperawatan kondisi pasien, prognosis, pemahaman dan
dengan penyakit yang selama 1 x 24 jam dan pengobatannya. meningkatkan kerjasama
dialami Kecemasan teratasi – Tekankan pentingnya dalam pemberian
dengan kriteria hasil: evaluasi perawatan rutin. tindakan.
-Mengikuti instruksi – Diskusikan dengan – Pengawasan periodik
dengan prosedur yang keluarga tentang menurunkan resiko
benar dan menjelaskan pentingnya komplikasi serius
alasan tindakan. menghindari/mengurangi – Stress dapat menambah
– Menyatakan situasi ketegangan pada mata dan
pemahaman pencetus stress. memperburuk
kondisi/proses penyakit – Ajarkan cara mengatasi keadaannya.
dan pengobatan. nyeri dengan teknik – Dapat membantu
– Mengidentifikasi relaksasi, tertawa, musik, mengurangi nyeri apabila
hubungan tanda/gejala dan sentuhan terapeutik. nyeri pada klien timbul.
dengan proses penyakit.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH