Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN RETINOBLASTOMA
Kelompok 1

• Ni Putu Yuni Anggarani (C2120001)


• Putu Sukma Permana (C2120002)
• Ni Made Dwi Rianthi (C2120003)
• I Kadek Karsana (C2120004)
• Ni Made Intan Permata sari (C2120005)
• Ni Luh Gede Deny Erawati (C2120006)
Definisi...
• Retinoblastoma adalah tumor ganas intraokuler
atau penyakit kanker mata (retina) pada anak usia
kurang dari 5 tahun.
• Tumor berasal dari jaringan retina embrional, dapat
terjadi unilateral (70%) dan bilateral (30%).
Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediter
yang diwariskan melalui kromosom.
Etiologi...
1. Kelainan kromosom
2. Faktor genetik
Patofisiologi

Teori tentang histogenesis dari Retinoblastoma yang paling banyak dipakai


umumnya berasal dari sel prekursor multipotensial yang dapat berkembang
pada beberapa sel retina dalam atau luar. Pada intraokular, tumor tersebut
dapat memperlihatkan berbagai pola pertumbuhan yang akan dipaparkan di
bawah ini:
1 . Pola pertumbuhan
Retinoblastoma Intraokular dapat menampakkan sejumlah pola pertumbuhan,
pada pola pertumbuhan endofitik, ini tampak sebagai gambaran massa putih
sampai coklat muda yang menembus membran limitan interna
Lanjutan...

2. Invasi saraf optikus


Dengan penyebaran tumor sepanjang ruang sub arachnoid ke otak. Sel
Retinoblastoma paling sering keluar dari mata dengan menginvasi saraf
optikus dan meluas kedalam ruang sub arachnoid.
3. Diffuse infiltration retina
Pola yang ketiga adalah Retinoblastoma yang tumbuh menginfiltrasi luas
yang biasanya unilateral, nonherediter, dan ditemukan pada anak yang
berumur lebih dari 5 tahun
Manifestasi Klinis
• Tanda-tanda retinoblastoma yang paling sering dijumpai adalah
leukokoria (white pupillary reflex) yang digambarkan sebagai mata yang
bercahaya, berkilat, atau cat’s-eye appearance, strabismus dan inflamasi
okular.
• Gambaran lain yang jarang dijumpai, seperti heterochromia, hyfema,
vitreous hemoragik, sellulitis, glaukoma, proptosis dan hypopion.
• Tanda tambahan yang jarang, lesi kecil yang ditemukan pada
pemeriksaan rutin. Keluhan visus jarang karena kebanyakan pasien anak
umur prasekolah. (Skuta et al. 2011)
Klasifikasi
Lanjutan...
Lanjutan...
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan penunjang: USG, CT-Scan atau MRI


• Pemeriksaan histopatologi
• Pemeriksaan biopsi jarum halus (fine-needle
biopsy)
Penatalaksanaan
1. Operasi:
• Fokal terapi : laser fotokoagulasi, termoterapi, krioterapi
• Fokal terapi hanya dapat digunakan pada tumor kecil
atau tumor residu setelah kemoterapi (kemoreduksi)
• Enukleasi: pengangkatan bolamata
• Eksenterasi: pengangkatan bola mata dartjaringan orbita
Next...
2. Radioterapi: external beam, plaque brachytherapy
3. Kemoterapi: sistemik, periokular, intraarterial
Kemoreduksi merupakan suatu proses mengecilkan (reduksi)
volume tumor dengan cara pemberian kemoterapi,
merupakan bagian terintegrasi terapi retinoblastoma
khususnya tumor yang masih terlokalisasi di dalam bola
mata (intraokular).
Next...
4. Kombinasi 1,2,3
Enukleasi merupakan terapi pilihan untuk tumor
lanjut tapi masih terbatas di dalam mata (intraokular,
belum proptosis) dimana tidak terdapat lagi potensi
fungsi penglihatan, dan unilateral.
ASUHAN KEPERWATAN PADA ANAK
DENGAN RETINOBLASTOMA
Pengkajian...
Pengkajian yang penting untuk retinoblastoma

6.    Penyakit mata sebelumnya


7.    Penyakit lain yang sedang diderita
1.    Sejak kapan sakit mata dirasakan 8.    Usia penderita
2.    Riwayat trauma sebelum atau sesudah 9.    Riwayat Psikologi
ada keluhan 10.    Pemeriksaan Fisik Umum
3.    Apakah ada keluarga yang menderita 11.    Pemeriksaan Khusus Mata
penyakit yang sama sebelumnya
4.    Apakah pasien merasakan adanya
perubahan dalam matanya
5.    Apakah ada keluhan lain yang
menyertai
Diagnosa...
• Nyeri b/d proses penyakit, inflamasi
• Gangguan persepsi sensori : visual b/d gangguan
penerimaan sensori
• Resiko cedera b/d keterbatasan lapang pandang
• Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d status hipermetabolik
• Gangguan harga diri b/d kecacatan bedah
Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi

Nyeri b/d proses Melaporkan kehilangan •Tentukan riwayat nyeri mis : lokasi
penyakit, nyeri nyeri, frekuensi, durasi dan
inflamasi intensitas (skala 0-10).
•Dorong penggunaan keterampilan
manajemen nyeri (mis : teknik
relaksasi, visualisasi) tertawa,
music, sentuhan terapeutik.
•Kolaborasi : berikan analgesic
sesuai indikasi
Next...
Diagnosa Tujuan Intervensi
Gangguan •Mengenal gangguan •Pastikan derajat/tipe kehilangan
persepsi sensori : sensori dan penglihatan.
visual b/d berkompensasi •Dorong mengekspresikan
gangguan terhadap perubahan. perasaan tentang
penerimaan •Mengidentifikasi/ kehilangan/kemumgkinan
sensori memperbaiki potensial kehilangan penglihatan.
bahaya dalam •Tunjukan pemberian tetes mata,
lingkungan. contoh menghitung tetesan,
mengikuti jadwal, tidak salah
dosis.
•Kolaborasi : Siapkan intervensi
bedah sesuai indikasi: enuklasi.
•Pelaksanaan krioterapi,
fotokoagulasi laser, atau kombinasi
sitostatik.
Next...
Diagnosa Tujuan Intervensi

Resiko cedera •Menyatakan •Batasi aktivitas seperti


b/d keterbatasan pemahaman factor menggerakkan kepala tiba-tiba,
lapang pandang yang terlibat dalam menggaruk mata, membungkuk.
kemungkinan cedera. •Anjurkan keluarga memberikan
•Mengubah lingkungan mainan yang aman (tidak pecah),
sesuai indikasi untuk dan pertahankan pagar tempat
meningkatkan tidur.
keamanan •Arahkan semua alat mainan yang
dibutuhkan klien pada tempat.
•Pemberian analgesik, misalnya:
acetaminophen (tyenol), empirin
dengan kodein.
Lanjutan...
Diagnosa Tujuan Intervensi

Perubahan status •Mendemostrasikan •Pantau masukan makanan setiap


nutrisi kurang berat badan stabil. hari.
dari kebutuhan •Bebas tanda •Ukur tinggi, berat badan dan
tubuh b/d status malnutrisi ketebalan lipatan kulit trisep.
hipermetabolik •Dorong pasien untuk makan diet
tinggi kalori kaya nutrient, dengan
masukan cairan adekuat.
•Identifikasi pasien yang
mengalami mual/muntah yang
diantisipasi.
•Dorang komunikasi terbuka
mengenai masalah anoreksia
Lanjutan....
Diagnosa Tujuan Intervensi
Gangguan harga •Mengungkapakan •Dikskusikan dengan pasien/orang
diri b/d kecacatan pemahaman mekanisme terdekat/orang tua bagaimana diagnosis
bedah koping untuk menghadapi dan pengobatan yang mempengaruhi
masalah secara efektif kehidupan pribadi pasien/rumah dan
akivitas bermain.
•Evaluasi struktur yang ada dan
digunakan oleh pasien/orang terdekat.
•Berikan dukungan emosi untuk
pasien/orang terdekat selama tes
diagnostic dan fase pengobatan.
•Gunakan sentuhan selam interaksi.
Bila dapat diterima pada pasien dan
mempertahankan kontak mata
Daftar Pustaka

• Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan


keperawatan. Jakarta: EGC.
• Voughan, Dale. 2000. Oftalmologi umum. Jakarta :widya
medika.
• Permono, Bambang, dkk. 2006. Buku ajar hematologi-
onkologi anak. Jakarta:Badan Penerbit IDAI
• Doenges E Marilynn, 2000, Rencana Asuhan
Keperawatan, EGC, Jakarta
• Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta.
• Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media
Aesculapius FKUI, Jakarta.
• Prince, Sylvia Anderson, 2000., Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.
Thank’s you...

Anda mungkin juga menyukai