Anda di halaman 1dari 23

RETINOBLASTOMA

KELOMPOK 8
Disusun oleh :
Hana Hamidah
Lathifa Siti Maulida
Silvia Sri Devi
Sri Wulandari
Titin Saputri
A. DEFINISI
RETINOBLASMA
Retinoblastoma adalah tumor retina yang terdiri atas sel
neuroblastik yang tidak berdiferensiasi dan merupakan tumor
ganas retina pad anak. 40 % penderita retinoblastoma
merupakan penyakit herediten. Retinoblastoma merupakan
tumor yang bersifat autosomal dominan dan merupakan tumor
embrional. (Mansjoer, 2005)
B.
ETIOLOGI
Tumor anak dan bayi ini berasal dari selaput jala yang terletak
antara sclera dan retina dan sangat jarang terjadi. Sel-sel selaput
jala terbentuk pada awal kehamilan, di ujung penonjolan otak
yang membentuk saraf mata dan selaput jala. Adanya
penyimpangan di dalam pembelahan sel berdasarkan mutasi
berulang dari gen retinoblastoma (gen RB) membuat tumor
mulai tumbuh.
C. ANATOMI
FISIOLOGI
Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang
dibungkus oleh tiga lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan–
lapisan tersebut adalah :
(1) Sklera/kornea,
(2) Koroid/badan siliaris/iris, dan
(3) Retina.
D. KLASIFIKASI
RETINOBLASTOMA
1. Golongan I
Tumor soliter/multiple kurang dari 4 diameter papil.
Terdapat pada atau dibelakang ekuator
Prognosis sangat baik 4. Golongan IV

2. Golongan II Tumor multiple sampai ora serata

Satu atau beberapa tumor berukuran 4-10 diameter Prognisis tidak baik

papil 5. Golongan V

Prognosis baik Setengah retina terkena benih di badan kaca

3. Golongan III Prognosis buruk

Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter


berukuran >10 diameter papil
Prognosis meragukan
Terdapat tiga stadium dalam retinoblastoma :
a. Stadium tenang
b. Stadium glaucoma
c. Stadium ekstraokuler

menurut Paduppai (2010), klasifikasi Retinoblastoma


Internasional yaitu :

Stadium Leukokoria,

Stadium Glaukomatosa

Stadium Ekstraokuler

Stadium metastase
E. MANIFESTASI
KLINIS
Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata.

a. Strabismus karena penurunan penglihatan dan apabila


letak tumor di makula.
b. Kadang mata merah yang nyeri
c. Massa tumor yang makin membesar akan
memperlihatkan leukokoria
F. TANDA DAN
GEJALA
1. Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan.
2. Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling, mata merah atau
terdapatnya warna iris yang tidak normal.
3. Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di dalam
bilik mata depan, uveitis, endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis.
4. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola
mata.
Lanjutan

5. Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat.


6. Tajam penglihatan sangat menurun.
7. Nyeri
8. Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga
badan kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan
pembuluh darah di atasnya.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

1. Fundus Okuli : Ditemukan adanya 2. X Ray : Hampir 60 – 70 %


3. USG : Adanya
massa yang menonjol dari retina penderita retinoblastoma
massa
disertai pembuluh darah pada menunjukkan kalsifikasi. Bila
intraokuler
permukaan ataupun didalam massa tumor mengadakan infiltrasi ke
tumor tersebut dan berbatas kabur saraf optik foramen : Optikum
melebar.

4. LDH : Dengan membandingkan 5. Ultrasonografi dan tomografi


LDH aqous humor dan serum darah, komputer dilakukan terutama
bila ratsio lebih besar dari 1,5 untuk pasien dengan metastasis
dicurigai kemungkinan adanya ke luar, misalnya dengan gejala
retinoblastoma intaokuler (Normal proptosis bola mata.
ratsio Kurang dari 1)
PATOGENES
IS
Patogenesis retinoblastoma diidentifikasi dengan mempelajari
retinoblastoma herediter. Diketahui bahwa 40% dari pasien
retinoblastoma merupakan retinoblastoma herediter, dengan predisposisi
menghasilkan tumor yang disebar sebagai dominan autosom.
Sedangkan 60% dari pasien retinoblastoma muncul secara sporadis atau
non herediter (selalu mengenai salah satu mata pasien) dan
retinoblastoma non herediter tidak ada risiko terkena kanker yang lain.
PENGKAJIA
1.N Biodata
- Identitas klien
- Identitas orang tua
- Identitas saudara kandung
2. Keluhan utama
3. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan sekarang
- Riwayat Kesehatan masa lalu
- Riwayat Kesehatan keluarga
4. Pemeriksaan persistem
- Aktivitas - Nyeri/Ketidaknyamanan
- Sirkulasi - Pernapasan
- Eliminasi - Keamanan
- Integritas ego - Seksualitas
- Makanan/cairan - Penyuluhan/pembelajaran
- Neurosensori
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan proses penyakitnya.


(kompresi/dekstruksi jaringan saraf, inflamasi),,
2. Resiko tinggi cedera, sehubungan dengan keterbatasan lapang
pandang
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan.
5. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya
informasi mengenai penyakit
ASUHAN
NO
KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman Tujuan Panjang : Observasi:
/nyeri sehubungan dengan Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi
proses penyakitnya. perawatan 3×24 jam, klien karakteristik,durasi
(kompresi/dekstruksi merasa nyaman, pola tidur frekuensi,kualitas,inten
jaringan saraf, inflamasi), klien menjadi normal, serta sitas nyeri
DS : klien tidak merasa gatal 2. Identifikasi skala n yeri
1. Mengeluh tidak nyaman
2. Mengeluh sulit tidur Tujuan Pendek : Terapetik:
3. Merasa gatal Setelah dilakukan 3. Berikan teknik
  perawatan 1×24 jam nonfarmakologis untuk
DO : keluhan klien berkurang, mengurangi rasa nyeri
1. Gelisah dengan kriteria : 4. Kontrol lingkungan
2. Pasien tampak 1. Iritabilitas menurun yang memperberat
merintih/menangis 2. Nyeri menurun rasa nyeri
3. Gelisah Menurun 5. Fasilitasi istirahat dan
sulit tidur
Edukasi:
1. Jelaskan
penyebab,periode dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 
Kolaborasi:
4. Kolaborasi Pemberian
analgetiki

2 Resiko tinggi cedera, Tujuan Panjang : Observasi:


sehubungan dengan Setelah dilakukan 1. Periksa kemampuan
keterbatasan lapang perawatan 3×24 jam penglihatan
pandang resiko cedera menurun 2. Monitor dampak
gangguan penglihatan
DS : Tujuan Pendek : Terapeutik:
1. Melihat bayangan Setelah dilakukan 1. Pasilitasi penningkatan
2. Pengelihatan pasien buruk perawatan 1×24 jam stimulasi indra lainnya
3. Pasien merasa kesal b.d keluhan klien 2. Hindari penataan letak
kerusakan pengelihatan berkurang, dengan lingkungan tanpa
DO : kriteria : memberitahu
4. Distorsi sensori 1. Gangguan 3. Gunakan warna terang dan
5. Respons tidak sesuai mobiltas kontras di lingkun gan
6. Konsentrasi buruk menurun  
7. Melihat ke satu arah 2. Gangguan Edukasi:
kognitif menurun 4. Jelaskan lingkungan pada
pasien kolaborasi rujuk
pasien pada terapis

3 Ansietas berhubungan dengan Tujuan Panjang : Observasi:


krisis situasional Setelah dilakukan 1. Identifikasi saat tingkat
DS : perawatan 3×24 jam ansietas berubah
1. Klien merasa bingung Diharapkan tingkat 2. Monitor tanda-tanda
2. Sulit berkonsentrasi ansietas menurun ansietas
3. Merasa khawatir dengan kriteria hasil:
dengan akibat dari 1. Konsentrasi meningkat 3. Ciptakan suasana terapeutik untuk
kondisi yang di hadapi 2. Perilaku gelisah menemukan kepercayaan
menurun 4. Temani pasaien untuk mengurangi
DO : 3. Verbalisasi khawatir kecemasan,jika memungkinkan
1. Tampak gelisah akibat kondisi yang 5. Pahami situasi yangh membuat
2. Tampak gelisah dihadapi menurun ansietas
3. Klien tampak tegang 4. Verbalisasi 6. Motivasi mengidentifikasi situasi
4. Sulit tidur kebingungan menurun yang memicu kecemasan
Edukasi:
7. Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetiitis,sesuai kebutuhan
8. Anjurkan menggkapkan perasaan dan
persepsi
9. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
10. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat
antisietas,jika perlu

4 Gangguan citra tubuh Tujuan Panjang : Obsevasi:


berhubungan dengan Setelah dilakukan 1. Monitor perbalisasi yang
perubahan penampilan perawatan 3×24 jam merendahkan diri sendiri
DS : diharapkan citra tubuh 2. Monitor tingkat harga diri
1. Mengungkapkan klien meningkat dengan setiap waktu sesuai
kecacatan atau kriteria hasil : kebutuhan terapeutik
kehilangan bagian tubuh 1. Verbalisasi 3. Motivasi terlibat dalam
2. Mengungkapkan kecacatan dan perbalisasi positif untuk diri
kehawatiran pada kehilangan bagian sendiri
penolokan/ reaksi orang tubuh 4. Diskusikan kepercayaan
lain 2. Verbalisasi terhadap penilaian diri
3. Mengungkapkan kekhawatiran pada 5. Diskusikan persepsi negatif
perubahan gaya penolakan/reaksi diri
hidup orang lain
3. Verbalisasi 6. Berikan umpan balik positif atas
perubahan gaya mencapai tujuan
hidup 7. Fasilitasi lingkungan dan aktifitas
yang meningkatkan harga diri
8. Identifikasi harapan citra tubuh
berdasarkan tahap perkembangan
 
Terapeutik:
9. Diskusikan perubahan tubuh dan
fungsinya
10. Diskusikan persepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan citra
tubuh
Edukasi:
11. Jelaskan kepada keluarag
pentingnya dukungan dalam
perkembangan konsep positif diri
pasien
12. Latih cara berpikir dan prilaku
positif
3. Anjurkan menggunakan alat
bantu
(mis,pakaian,wig,kosmetik)
4. Latih kemampuan diri kepada
orang lain maupun kelompok

5 Kurangnya Tujuan Panjang : Observasi;


pengetahuan keluarga Setelah dilakukan 1. Identifikasi kesiapan dan
berhubungan dengan perawatan 3×24 jam kemampuan menerima
kurangnya informasi Diharapkan tingkat informasi terapeutik
mengenai penyakit pengetahuan kondisi klien Terapeutik:
meningkat dengan kriteria 2. Sediakan materi dan media
DS : hasil : pendidikan kesehatan
1. Menanyakan 1. Perilaku sesuai ajaran 3. Jadwalkan pendidikan
masalah yang di meningkat kesehatan sesuai
hadapi 2. Persepsi yang keliru kesepakatan
terhadap masalah 4. Berikan kesepakatan untuk
menurun bertanya
3. Menjalani pemeriksaan
yang tidak tepat
menurun
DO : Edukasi:
1. Menunjukan prilaku 1. Ajarkan memonitor
tidak sesuai anjuran kemerahan,eksudat atau
2. Menjalani pemeriksaan userasi
tidak tepat 2. Anjurkan tidak mmenyentuh
3. Menunjukan persepsi mata
yang keliru terhadap 3. Ajarkan cara menggunakan
masalah penutup mata
4. Ajarkan penggunaan salep
lubrikasi
5. Ajarkan cara memasang
plester untuk menutup
kelopak mata
6. Ajarkan menggunakan
pelembab mata
7. Jelaskan penyebab dan
faktor resiko penyakit
8. Jelaskan patofisiologi
munculnya penyakit
9. Jelaskan tanda dan
gejala yang timbul oleh
penyakit
10. Jelaskan kemungkinkan
terjadinya komplikasi
11. Ajarkan meminimalkan
efek samping dari
intervensi atau
pengobatan
12. Infoirmasikan kondisi
pasien saat ini
13. Anjurkan melapor jika
merasakan tanmda dan
gejala memberat atau
tidak biasa
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai