Anda di halaman 1dari 9

NAMA : FAKHAR ZAINUL LUTHFIANTO

NIM : P27220019022

KELAS : 2AD3

TUGAS KMB II STUDI KASUS PENGLIHATAN

KASUS 1

Seorang laki-laki 59 tahun, datang dengan keluhan mata kanan dan kirinya
bertambah buram sejak. Pasien mengeluh mata kirinya buram sejak empat bulan SMRS. 
Pasien merasa seperti ada awan di mata kirinya.  Mata kiri dirasa semakin lama semakin
buram sampai satu minggu SMRS pasien tidak dapat melihat dengan mata kirinya. Mata
kanan pasien juga dikeluhkan pasien buram sejak 1 minggu terakhir.  Pasien merasa ada
kabut yang menghalangi penglihatannya di mata sebelah kanan.  Keluhan belekan, mata
berair disangkal oleh pasien. Pasien tidak merasakan sakit di area mata.  Kesadaran
Compos mentis, Nadi 80 x/menit, Suhu 36,4 C, TD 120/80 mmHg.

A. Analisis Data

NO Data Etiologi Problem

1 DS : Gangguan Gangguan persepsi

- Pasien mengeluh mata kanan dan penglihatan sensori

kirinya bertambah buram

- Pasien merasa seperti ada awan di


mata kirinya

- Pasien tidak dapat melihat dengan


mata kirinya

DO : -

B. Diagnosa
1. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan ditandai
dengan mata buram, seperti ada awan pada mata, tidak dapat melihat
2. Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan penglihatan
C. Intervensi

NO Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


Dx

1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas


keperawatan diharapkan dan stimulasi lingkugan
2. Pertahankan lingkungan yang aman
persepsi sensori membaik
3. Perika status mental, status sensori, dan
dengan kriteria hasil : tingkat kenyamanan
4. Batasi stimulus lingkungan
- Verbalisasi melihat
5. Ajarkan cara meminimalisasi stimulus
bayangan meningkat 6. Kolaborasi dalam meminimalkan
prosedur/tindakan

1. Identifikasi faktor resiko jatuh


2. Identfikasi resiko jatuh setidaknya sekali
Setelah dilakukan tindakan setiap shift sesuai dengan kebijakan
keperawatan diharapkan institusi
2 tingkat jatuh menurun dengan 3. Identifikasi faktor lingkungan yang
kriteria hasil : meningkatkan risiko jatuh
- Jatuh dari tempat tidur 4. Hitung resiko jatuh dengan menggunakan
berkurang skala
- Jatuh saat berdiri 5. Monitor kemampuan berpindah dari
berkurang tempat tidur ke kursi roda
- Jatuh saat duduk 6. Orientasi ruangan pada pasien dan
berkurang keluarga
- Jatuh saat berjalan 7. Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda
berkurang selalu dalam kondisi terkunci
8. Pasang handrall tempat tidur
9. Atur tempat tidur mekanis pada posisi
terendah
10. Gunakan alat bantu jalan
KASUS 2

Pasien laki-laki, 66 tahun datang dengan keluhan penurunan penglihatan secara


tiba-tiba pada mata kiri sejak 1 minggu Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS). Pasien
megeluhkan bahwa pada saat melihat jauh hanya dapat melihat seperti bayangan. Selain
itu pasien mengeluh mata kiri merah dan nyeri. Nyeri dirasakan terus menerus dan
menghilang setelah tidur sebentar. Pasien juga mengeluh sakit kepala terus-menerus dan
disertai mual muntah. Riwayat trauma dan penggunaan obat-obatan tetes mata yang lama
sebelumnya disangkal. Riwayat menggunakan kaca mata, hipertensi, diabetes mellitus,
trauma pada kedua bola tidak ada. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80
x/menit, RR 16 x/menit, T 36,5oC. Pada status generalis didapatkan sistem
kardiovaskular, sistem respirasi, kulit dan ekstremitas dalam batas normal. Pada
pemeriksaan oftalmologi oculi sinistra VOS 3/60, terdapat Injeksi konjungtiva pada
konjungtiva bulbi, kornea udem, camera oculi anterior kedalaman dangkal, gambaran iris
baik, pupil midilatasi, tensio oculi Tono dig N+2. Pada oculi dextra VOD 6/60, palpebra
dan konjungtiva tenang, kornea jernih, camera oculi anterior dalam, gambaran iris baik,
pupil miosis dengan reflek, lensa jernih, tensio oculi Tono dig N. Pasien dididagnosis
glaukoma akut primer sudut tertutup OS. Pasien diberikan terapi Timolol maleate 0,5 %
ED 2x1 tetes ODS/hari, Cxytrol 3x1 tetes OS/hari, Carpin 1% 2x1 tetes OS/hari,
Asetazolamide 3x250 mg, KSR 2x1 tablet.

A. Analisa Data

NO Data Etiologi Problem

1 DS : Gangguan Gangguan persepsi

Pasien mengeluh penurunan penglihatan sensori


-
penglihatan secara tiba tiba
pada mata kiri sejak 1
minggu.
- Pasien megeluhkan bahwa
pada saat melihat jauh hanya
dapat melihat seperti
bayangan.

DO : - kornea sinistra odem

2 DS : Agen pencidera Nyeri akut

- Pasien mengeluh mata kiri fisiologis


merah dan nyeri
- Pasien mengeluh sakit kepala
terus-menerus dan disertai
mual muntah

DO : -

B. Diagnosa
- Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan ditandai dengan
penurunan penglihatan secara tiba tiba pada mata kiri sejak 1 minggu. Pasien
megeluhkan bahwa pada saat melihat jauh hanya dapat melihat seperti bayangan, kornea
sinistra odem
1. Nyeri akut berhubungan agen pencidera fisiologis ditandai dengan nyeri
C. Intervensi

NO Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


Dx

1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas


keperawatan diharapkan dan stimulasi lingkugan
kondisi pasien membaik 2. Pertahankan lingkungan yang aman
dengan kriteria hasil : 3. Perika status mental, status sensori, dan
tingkat kenyamanan
- Verbalisasi melihat
4. Batasi stimulus lingkungan
bayangan menurun
5. Ajarkan cara meminimalisasi stimulus
6. Kolaborasi dalam meminimalkan
prosedur/tindakan

2 Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,


keperawatan diharapkan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
kondisi pasien membaik 2. Identifikasi faktor yang memperberat dan
dengan kriteria hasil : memperingan nyeri
3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
- Keluhan nyeri menurun
mengurangi rasa nyeri
- Mual menurun
4. Fasilitasi istirahat dan tidur
- Muntah Menurun
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
emngurangi rasa nyeri
6. Kolaborasi pmberian analgetik, jika perlu

KASUS 3

Seorang laki-laki 22 tahun mengeluh pandangan kabur terbayang. Sejak 3 bulan


terakhir pasien mengeluh pandangan kabur berbayang jika melihat garis dan tulisan yang
kecil. Sejak 1 tahun yang lalu pasien memakai kacamata dengan ukuran minus 3 pada
mata kanan dan kiri, namun saat ini kacamata terasa sudah tidak nyaman untuk
digunakan. Sejak 8 tahun yang lalu saat kelas 1 SMP. Pasien mengeluh pandangan kabur
jika melihat jauh, kemudian memakai kacamata minus 0.25 pada mata kanan dan kiri,
namun pasien jarang memakai kacamata. Mata tidak pernah merah cekot-cekot
sebelumnya. Pasien kemudian memeriksakan diri ke poli mata RSDK. Riwayat penyakit
dahulu: Riwayat memakai kacamata sejak 8 tahun yang lalu. Penderita memiliki hobi
membaca buku sambil tiduran dengan pencahayaan yang kurang dan sering beraktivitas
di depan komputer.
 Status Oftalmologi :

Oculus Dexter   Oculus Sinister

5/60 VISUS 4/60

S-3.00D C-0.75D x1800 6/6 KOREKSI S-2.75D C-0.50D x1800 6/6

 Diagnosa : ODS Astigmatisma miop kompositus

Terapi 

- Resep kacamata sesuai dengan koreksi

-   OD = S-3.00D C-0.75D x1800

-   OS = S-2.75D C-0.50D x1800

A. Analisa Data

NO Data Etiologi Problem

1 DS : Gangguan Gangguan persepsi

Pasien mengeluh pandangan penglihatan sensori


-
kabur berbayang jika melihat
garis dan tulisan yang kecil
- Pasien mengeluh pandangan
kabur jika melihat jauh,
kemudian memakai kaca
mata minus 0,25 pada mata
kanan dan kiri

DO :

- Oculuc Dextra 5/60 (visus)


dan S-3.00D C-075D x 180o
6/6 (koreksi)
- Oculus Sinistra 4/60 (visus)
dan S-2.75D C-0.50D x 180o
6/6 (koreksi)

2 DS : Kurang terpapar Defisit pengetahuan

- Pasien mangatakan hobi informasi


membaca buku sambil
tiduran dengan pencahayaan
yang kurang dan sering
beraktivitas di depan
komputer
- Pasien mengatakan jarang
memakai kaca mata

DO : -

B. Diagnosa
1. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan ditandai
dengan pandangan kabur terbayang
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
Pasien sering membaca buku sambil tiduran, pasien jarang memakai kaca mata
C. Intervensi

NO Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


Dx

1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas


keperawatan diharapkan dan stimulasi lingkugan
kondisi pasien membaik 2. Pertahankan lingkungan yang aman
dengan kriteria hasil : 3. Perika status mental, status sensori, dan
tingkat kenyamanan
- Verbalisasi melihat
4. Batasi stimulus lingkungan
bayangan menurun
5. Ajarkan cara meminimalisasi stimulus
6. Kolaborasi dalam meminimalkan
prosedur/tindakan

2 Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan


keperawatan diharapkan menerima informasi
kondisi pasien membaik 2. Anjurkan melepaskan lensa kontak sesuai
dengan kriteria hasil : kebutuhan
3. Identifikasi faktor – faktor yang dapat
-
meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
4. Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
5. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat

Anda mungkin juga menyukai