Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PELAKSANAAN

HALUSINASI

Nama : Hendra
Kasus : Halusinasi
SP ke :2
Tindakan : Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS: Klien mengatakan mendengar suara-suara, klien mengatakan suara-suara tersebut
seperti suara laki-laki yang menyuruhnya untuk pergi. klien mengatakan kadang
berbicara sendiri tetapi tidak ada orangnya. klien mengatakan mendengar suara
pada saat mau tidur, klien mengatakan suaranya muncul tidak tentu, klien
mengatakan saat suara-suara muncul klien kadang-kadang mengikuti perintah itu
tetapi kadang-kadanf tidak diikuti.
D0 : klien masih tampak gelisah, pandangan klien kosong dan klien tampak melamun

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi pendengaran

3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengontrol halusinasinya

4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Latih klien mengendalikan cara bercakap-cakap dengan orang lain
c. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian klien

B. Proses Pelaksanaan Tindakan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :
“Selamat Sore bapak, apa kabar, coba masih ingat dengan suster tidak? Wah
bagus sekali bapak”
b. Evaluasi / validasi :
“Tadi sudah minum obat belum pak? wah bagus sudah minum obat, bapak apakah
semalam atau tadi pagi suara-suaranya masih muncul lagi pak? Coba tadi
dilakukan tidak cara menghardiknya ? Bagus sekali bapak.”. “ coba sekarang cara
menghardik suara – suara yang muncul bagaimana? Ya benar sekali, bagus bapak
c. Kontrak (topik, waktu dan tempat) :
“Sesuai janji kita kemarin, hari ini saya akan latih cara kedua mengendalikan
halusinasi yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. bapak maunya berapa lama
kita ngobrolnya? Bagaimana jika 15 menit, pak? Berarti dari jam setengah 10.00-
10.15 ya pak. Nah sekarang bapak mau berbincang-bincang di mana? Baiklah di
sini saja ya pak.”
d. Tujuan :
Tujuannya agar bapak dapat mengendalikan suara-suara yang bapak dengar.

2. Fase Kerja
“Kemarin kita sudah berlatih cara mengendalikan halusinasi yang pertama yaitu
menghardik suara-suara. Sekarang kita berlatih cara kedua mengendalikan halusinasi
yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-
suara, langsung saja mencari teman untuk mengobrol. Minta teman atau suster untuk
mengobrol dengan bapak dan usahakan bapak jangan sendirian saat mendengar suara-
suara. Contohnya begini ya, “tolong saya mulai mendengar suara-suara, ayo
mengobrol dengan saya, kalau tidak “suster saya lagi dengar suara-suara, ayo ngobrol
dengan saya. Begitu pak”
“Coba sekarang bapak lakukan seperti yang tadi saya lakukan. Ya begitu, bagus sekali
pak. Latih terus ya dan masukkan latihan bercakap-cakap dengan orang lain dalam
kegiatan harian ya. Bapak ingin berlatih untuk bercakap-cakap dengan orang lain jam
berapa? Baiklah pak kalau mengerjakannya sendiri beri tanda M, kalau dibantu suster
beri tanda B, kalau tidak dikerjakan beri tanda T.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan bercakap-cakap dengan orang lain
tadi?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba pak ulangi cara bercakap-cakap dengan orang lain yang telah kita pelajari.
Bagus sekali pak.”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Saya harap jika nanti bapak mendengar suara-suara, bapak dapat melakukan cara
bercakap-cakap dengan orang lain, usahakan bapak tidak sendiri saat mendengar
suara-suara dan jangan lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian.”
d. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
“Pak, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk berbincang–bincang tentang
cara mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan yang bapak sukai.
Bapak inginnya bertemu jam berapa? Jam setengah 10 ya pak. Tempatnya mau di
mana pak? Baiklah di sini saja ya pak. Saya permisi dulu ya pak. Bapak silahkan
melanjutkan kegiatan yang lain. Selamat siang pak.”

Anda mungkin juga menyukai