A
DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
PENDENGARAN DI REHABILITASI MENTAL PRIMA HARAPAN
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Klinik Keperawatan Jiwa)
Dosen Penguji :
Lia Nurlianawati S.Kep.,Ners.,M.Kep
Oleh
Sabillah Azzahara
191FK01106
Tingkat 3B
2021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP 1
HALUSINASI PENDENGARAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS:
Klien mengatakan suka mendengar suara suara
Klien mengatakan refelk menengok seperti adayang berbicara
DO :
Klien Tampak Bercakap sendiri
Klien tampak melamun
Klien tampak mundar mandir
2. Diagnosis Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
3. Tujuan
Latih cara mengontrol halusinasi bercakap-cakap dengan orang lain saat
terjadi halusinasi
4. Tindakan keperawatan
- Menidentifikasi jenis halusinasi
- Mengidentifikasi isi, waktu, frekuensi, pemicu
- Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
- Mengajarkan teknik menghadik halusinasi
- Menganjurkan memasukan cara menghardik kejadwal kegiatan
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan Tindakan keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi? Perkenalkan nama saya perawat Sabillah, saya adalah
mahasiswa keperawatan UBK yang sedang praktek disini. Nama Kakak
siapa? Senangnya dipanggil apa. Oh, jadi anda senangnya dipanggil Tn. A
saja.”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Kakak hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Apakah ada keluhan tidak?”
c. Kontrak (topik, waktu, tempat)
“Topik: Apakah Kakak tidak keberatan untuk mengobrol dengan saya?
Menurut Kakak sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalo kita
ngobrol tentang suara dan sesuatu yang selama ini Kakak dengar dan lihat
tapi tidak nampak wujudnya?
Waktu: Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Kakak maunya berapa
menit? Bagaimana kalo 10 menit? Bisa?
Tempat: Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Kakak ? Bagaimana kalo
diruang tamu saya.”
2. Fase kerja
“Apakah Kakak mendengar suara tanpa ada wujudnya?
Apa yang dikatakan suara itu?
Apakah Kakak melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau makhluk?
Seperti apa yang kelihatannya?
Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?
Kapan paling sering kaka lihat sesuatu atau mendengar suara tersebut?
Berapa kali sehari Kakak mengalaminya?
Pada keadaan apa Kakak mengalaminya, apakah pada waktu sendiri?
Apa yang Kakak lakukan saat mendengar suara tersebut?
Apa dengan cara itu suara dan bayangan tersebut bisa hilang?
Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan
itu tidak muncul?
Jadi kaka ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut.
Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.
Keempat, minum obat dengan teratur.
Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik?”
Caranya seperti ini:
a. Saat suara-suara itu muncul, Kakak langsung bilang dalam hati, ”Pergi
saya tidak mau dengar... saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
di ulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba Kakak
peragakan! Nah bagus begitu.... bagus! Coba lagi! Ya bagus Kakak sudah
bisa....
b. Saat melihat bayangan itu muncul bapa langsung bilang, ”Pergi saya
tidak mau lihat... saya tidak mau lihat. Kamu palsu." Begitu di ulang-
ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba kaka peragakan! Nah
begitu.... bagus! Coba lagi! Ya Kakak sudah bisa..
3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subjektif) :
Bagaimana perasaan Kakak dengan obrolan kita tadi? Kakak merasa
senang tidak dengan latihan tadi?
Evaluasi perawat (objektif setelah reinforcement) :
Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, coba Kakak simpulkan
pembicaraan kita tadi.
b. Rencana tindak lanjut :
Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silahkan Kakak coba
cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya? Mau jam
berapa saja kita latihannya?
c. Kontrak yang akan datang :
Topik: Kakak, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya
berbicara dengan orang lain saat bayangan dan suara-suara itu muncul?
Waktu: Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.00,
bisa?
Tempat: Kira-kira tempat yang enak buat ngobrol besok dimana ya?
Sampai jumpa besok..
Wassalamu’alaikum
DS :
DO:
` A:
P:
Optimalkan SP 1, Lanjutkan ke SP 2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS:
Klien mengatakan suka mendengar suara suara
Klien mengatakan refelk menengok seperti adayang berbicara
DO :
Klien Tampak Bercakap sendiri
Klien tampak melamun
Klien tampak mundar mandir
2. Diagnosis Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
3. Tujuan
Latih cara mengontrol halusinasi bercakap-cakap dengan
orang lain saatterjadi halusinasi
4. Tindakan keperawatan
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1), Berikan Pujian.
- Latih cara mengontrol halusinasi bercakap-cakap dengan
orang lain saatterjadi halusinasi.
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan Tindakan keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Ka! Sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang
saya datanglagi. Kakak masih ingatkan dengan saya? Coba siapa?
Iya bagus.” “Tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara
mencegah/mengontrol halusinasi yang kedua”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Kakak hari ini? Apakah suara - suaranya
masih sering terdengar? Apakah Kakak sudah berlatih cara
menghardik sesuai jadwal yang dibuat dan apakah Kakak sudah
mempraktikkannya? Ya bagus!”
c. Kontrak (topik, waktu, tempat)
“Baik sekarang kita akan belajar cara mencegah/mengontrol
halusinasi yang kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.
Mau berapa lama bincang-bincangnya Kakak ? Bagaimana kalau
10 menit? Dimana tempatnya? Disini saja ya.”
2. Fase kerja
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi adalah dengan
bercakap- cakap dengan orang lain. Jadi kalau Kakak mulai
mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak
ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan Kakak. Contohnya
begini: ayo pak, saya mulai mendengar suara- suara. Ayo ngobrol
dengan saya!” Begitu Ka . Coba Kakak lakukan seperti yang saya
tadi lakukan. Ya, begitu! Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah,
latihan terus ya Kakak !”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon subjektif
“Bagaimana perasaan Kakak setelah kita berlatih cara kedua,
yaitu menemui orang lain dan bercakap-cakap?”
b. Evaluasi respon objektif
“Coba Kakak praktikkan lagi cara yang barusan saya ajarkan. Ya
bagus pak! Jadi sudah berapa cara yang kita latih? Coba
sebutkan lagi? Ya bagus, jadi sudah 2 yaitu menghardik dan
bercakap-cakap dengan orang lain”
Dokumentasi
DS :
DO:
A:
P: