Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI PELAKSANAAN PADA 

KELUARGA DENGAN KLIEN


 GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
PERTEMUAN 1 (Menghardik)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Kondisi Tn. K tampak bingung, cemas, suka menyendiri, mudah
emosi, susah tidur, bicara kacau, kadang bicara sendiri, dan
mendengar suara bisikan-bisikan yang hanya bisa didengar ole
dirinya sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
3. Tujuan Keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan criteria
sebagai berikut.
1) Ekspresi wajah bersahabat
2) Menunjukkkan rasa senang
3) Klien bersedia diajak berjabat tangan
4) Klien bersedia menyebutkan nama
5) Ada kontak mata
6) Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
7) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya
b. Membantu klien mengenal halusinasinya
c. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan
menghardik halusinasi
4. Intervensi Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi
terapeutik
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan
dasar klien.
b. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu
terjadi halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat
terjadi halusinasi
c. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik. Tahapan tindakan yang dapat dilakukan meliputi
hal-hal sebagai berikut.
1) Jelaskan cara menghardik halusinasi
2) Peragakan cara menghardik halusinasi
3) Minta klien memperagakan ulang
4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku
klien yang sesuai
5) Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, boleh saya berkenalan dengan bapak? Saya
perawat Anggun Putri bisa dipanggil Anggun. Saya mahasiswa
Stikes Notokusumo yang sedang praktik disini dari pukul 08.00
WIB sampai 13.00 WIB siang. Kalau boleh saya tahu nama
Bapak siapa? Dan senang dipanggil dengan sebutan apa?, disini
saya kan menemani bapak selama 1 minggu dan akan banyak
berbincang dan berdiskusi dengan bapak, bapak bisa sampaikan
masalah bapak kepada saya agar saya bisa membantu bapak.”
b. Validasi
”Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Bagaimana tidurnya tadi
malam? Ada keluhan tidak?“
c. Kontrak Pertemuan
1. Topik
“Apakah bapak tidak keberatan mengobrol dengan saya?,
menurut
bapak kita mengobrol tentang apa ya? Bagaimana kalau
kita
mengobrol tentang suara yang selama ini bapak dengar?”
2. Waktu
“Berapa lama kira - kira kita bisa ngobrol? Bapak maunya
berapa
menit? Bagaimana kalau 15 menit? Bisa?”
3. Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau
kita mengobrol di taman?”

2. Fase Kerja
“Apakah Bapak mendengar suara tapa ada wujudnya?”
“Apa yang bapak dengar dengan suara itu?”
“Apakah Bapak melihat sesuatu atau orang atau bayangan
atau mahluk?”
“Seperti apa yang kelihatan?”
“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya
sewaktu-waktu saja?”
“Kapan paling sering Bapak melihat sesuatu tau mendengar
suara tersebut?”
“Berapa kali sehari Bapak mengalaminya?”
“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”
“Apa yang Bapak rasakan pada saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Bapak lakukan saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Bapak lakukan saat mendengar suara tersebut?”
“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut
hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-
suara tau bayangan agar tidak muncul?”
“Bapak ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul.”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Keempat, minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik.”
“Caranya seperti ini:
1. Saat suara-suara itu muncul, langsung Bapak bilang
dalam hati, “Pergi saya tidak mau dengar .……saya
tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-
ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba Bapak
peragakan! Nah begitu........... bagus! Coba lagi! Ya
bagus Bapak sudah bisa.”
2. Saat melihat bayangan itu muncul, langsung Bapak
bilang, “pergi saya tidak mau lihat...... Saya tidak mau
lihat. Kamu palsu. Begitu diulang-ulang sampai
bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Bapak peragakan!
Nah begitu.......... bagus! Coba lagi! Ya bagus Bapak
sudah bisa.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subjektif
”Bagaimana perasaan bapak dengan obrolan kita
tadi? Bapak merasa senang tidak dengan latihan
tadi?”
2. Evaluasi Objektif
”Setelah kita mengobrol tadi sekarang coba bapak
peragakan lagi bagaimana cara melawan suara itu
agar tidak muncul lagi”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi,
silakan Bapak coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita
but jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya?”
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi
dalam jadwal kegiatan harian klien, lika Bapak
melakukanva secara mandiri makan Bapak menuliskan
M, jika Bapak melakukannya dibantu tau diingatkan
oleh keluarga atau teman maka Bapak but Bapak, Jika
Bapak tidak melakukanya maka Bapak tulis T. apakah
Bapak mengerti?).
c. Kontrak Pertemuan Selanjutnya
1. Topik
“Bapak, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi
tentang caranya berbicara dengan orang lain saat
bayangan dan suara-suara itu muncul?”
2. Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau
besok jam 08.00 WIB, bisa?”
3. Tempat
“Kira-kira tempat yang enak but kita ngobrol besok
di mana ya? Bagaimana kalau di ruang tamu? Baik
pak saya permisi dulu ya, sampai jumpa besok.”
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KELUARGA DENGAN KLIEN 
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
PERTEMUAN II (Cara Berbicara dengan Orang Lain)

C. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
a. Data Subjektif
 Klien mengatakan mendengar suara suara tapi suara itu
tidak jelas
 Klien mengatakan sudah melakukan cara menghardik
b. Data Objektif
 Klien terlihat melamun
 Klien masih bicara sendiri di jendela
3. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran.
4. Tujuan Keperawatan
Agar klien bisa mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain.
5. Intervensi Keperawatan
Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain.
D. Strategi Pelaksanaan
6. Fase Orientasi
d. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, saya perawat Anggun yang bertugas pada
hari ini dari pukul 08.00-13.00 WIB. Bagaimana kabarnya hari
ini? Masih inget dengan saya kan pak?”
e. Validasi
”Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Ada keluhan tidak?
Kemarin kita sudah berdiskusi cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik apa sudah bapak lakukan? Apa ada
hambatan saat melakukannya pak?”
f. Kontrak Pertemuan
4. Topik
“Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang
mengenai cara mengontrol halusinasi dengan cara berbicara
dengan orang lain, Apa bapak sudah siap?”
5. Waktu
“Berapa lama pak kita akan berbincang? Bagaimana kalau
10 menit? Bapak setuju?”
6. Tempat
“Menurut bapak dimana tempat yang cocok untuk
berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu apa
bapak setuju?”
7. Fase Kerja
“Kalau bapak mendengar suara yang kata bapak kemarin
mengganggu dan membuat bapak jengkel. Apa yang bapak
lakukan pada saat itu? Apa yang telah saya ajarkan kemarin
apakah sudah dilakukan?”
“Cara yang kedua adalah bapak langsung pergi atau
manggil perawat. Katakan pada perawat bahwa bapak
mendengar suara. Nanti perawat akan mengajak bapak
mengobrol sehingga suara itu hilang dengan sendirinya.”
8. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi Subjektif
”Bagaimana perasaan bapak setelah belajar tentang cara
berbicara dengan orang lain saat halusinasi? Bapak merasa
senang tidak dengan latihan tadi?”
Evaluasi Objektif
“Setelah kita mengobrol tadi sekarang coba bapak
peragakan lagi bagaimana cara melawan suara itu agar
tidak muncul lagi”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Nanti kalau suara itu terdengar lagi, bapak terus
praktekkan cara yang telah saya ajarkan agar suara tersebut
tidak menguasai pikiran bapak.”
c. Kontrak Pertemuan Selanjutnya
d. Topik
“Bapak, bagaimana kalau besok kita berbincang-
bincang lagi? Apa bapak bersedia? Jika bersedia besok
kita akan belajar tentang cara mengontrol halusinasi
dengan beraktifitas”
e. Waktu
“Besok saya akan kesini lagi pukul 09.00 WIB ya pak,
bisa?”
f. Tempat
“Kira-kira tempat yang menurut bapak nyaman dimana
ya pak? Bagaimana kalau di teras? Baik sampai ketemu
besok ya pak.”
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KELUARGA DENGAN KLIEN 
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
PERTEMUAN III (Beraktifitas)

E. Proses Keperawatan
5. Kondisi Pasien
d. Data Subjektif
 Klien mengatakan masih mendengar bisikan
 Klien mengatakan sudah melakukan latihan yang
kemarin diajarkan
e. Data Objektif
 Klien terlihat menyendiri
 Klien terlihat berbicara sendiri
6. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
7. Tujuan Keperawatan
Agar klien bisa mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
aktifitas.
8. Intervensi Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
aktifitas harian.

F. Strategi Pelaksanaan
9. Fase Orientasi
f. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, bapak masih ingat dengan saya? Saya
memperkenalkan diri saya lagi ya pak. Saya perawat
anggun yang bertugas pada hari ini pukul 08.00-13.00
WIB.”
g. Validasi
”Bagaimana perasaan bapak sekarang? Apa bapak masih
mendengar suara-suara yang mengganggu bapak? Cara
yang saya ajarkan kemarin sudah dilakukan pak?”
h. Kontrak
a. Topik
”Seperti kesepakatan kita kemarin, bagaimana kalau
kita belajar cara mengontrol suara-suara yang bapak
dengar dengan cara melakukan sehari-hari”
b. Waktu
” Kita nanti akan belajar 10 menit saja, bapak setuju?”
c. Tempat
”Dimana tempat yang menurut bapak cocok untuk
belajar? Bagaimana kalau di teras? Sejutu?”
10. Fase Kerja
“Cara selanjutnya untuk mengontrol halusinasi yaitu dengan bapak
menyibukkan diri dengan berbagi kegiatan yang bermanfaat.
Jangan biarkan waktu luang untuk melamun saja ya pak”
“jika bapak mulai mendengar suara-suara, segera menyibukkan diri
dengan kegiatan sehari hari, kita mulai dari membereskan tempat
tidur ya pak.”
“bapak juga kalau mendengar suara bisikan lagi bapak bisa
mengontrolnya dengan membaca surat pendek pak. Coba bapak
baca salah satu surat pendek yang bapak hafal.”
11. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evalusai Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah belajar tentang cara
mengontrol halusinasi dengan melakukan aktifitas?”
Evaluasi Objektif
“Setelah kita belajar tadi, coba sekarang bapak jelaskan
kembali cara mengontrol halusinasi yang saya ajarkan hari
ini”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Tolong nanti bapak praktekkan cara mengontrol halusinasi
yang sudah saya ajarkan tadi ya pak?”
c. Kontrak
a. Topik
“Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara patuh
minum obat? Bapak bersedia?”
b. Waktu
”Besok bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam
08.00?”
c. Tempat
”Mau berbincang-bincang disini apa ditempat yang lain
pak? Pindah tempat ya pak supaya bapak juga tidak
bosan, bagaimana kalau di taman lagi? Baik pak sampai
jumpa besok”

STRATEGI PELAKSANAAN PADA KELUARGA DENGAN KLIEN 


GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
PERTEMUAN IV (Patuh Obat)

G. Proses Keperawatan
12. Kondisi Pasien
i. Data Subjektif
 Klien mengatakan masih mendengar bisikan
 Klien mengatakan sudah tidak cemas
j. Data Objektif
 Klien terlihat tenang
 Klien terlihat sudah bisa berinteraksi dengan sekitar
13. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
14. Tujuan Keperawatan
Agar klien bisa memahami cara mengontrol halusinasi dengan
penggunaan obat yang patuh dan benar
15. Intervensi Keperawatan
Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan cara
patuh penggunaan obat secara teratur seperti dosis, jenis, waktu,
manfaat, efek samping)

H. Strategi Pelaksanaan
16. Fase Orientasi
k. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak,Saya perawat anggun yang bertugas
pada hari ini pukul 08.00-13.00 WIB. Bapak masih ingat
dengan saya?”
l. Validasi
”Bapak tampak segar pagi ini, Bagaimana perasaan bapak
sekarang? Apa bapak siap berbincang-bincang dengan
saya? Apa bapak masih mendengar suara bisikan?
m. Kontrak
d. Topik
”Seperti kesepakatan kita kemarin, bagaimana kalau
kita belajar cara mengontrol suara-suara yang bapak
dengar dengan cara patuh penggunaan obat”
e. Waktu
” Nanti kita akan belajar kurang lebih 10 menit saja,
bapak setuju?”
f. Tempat
”Dimana tempat yang menurut bapak cocok untuk
belajar? Bagaimana kalau di taman? Bapak setuju?”
17. Fase Kerja
“Ini obat yang harus bapak minum setiap hari, obat yang berwarna
hijau ini namanya diazepam dosisnya 5 mg. Obat ini diminum 3x
sehari pagi siang dan malam, obat ini berfungsi agar bapak tidak
merasa cemas. Obat ini mempunyai efek samping yaitu
mengantuk, lemas, gemetar, sudah jelas pak? Nanti bapak
sampaikan ke dokter apa yang bapak rasakan setelah minum obat
ini, obat ini harus diminum terus mungkin berbulan – bulan atau
bertahun - tahun, bapak jangan berhenti minum obat tanpa
sepengetahuan dokter, nanti gejala yang bapak alami sekarang akan
muncul lagi.”
“Jadi ada lima hal yang harus diperhatikan oleh bapak saat minum
obat yaitu benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, dan
benar frekuensi. Ingat ya pak?
18. Fase Terminasi
d. Evaluasi
Evalusai Subjektif
“Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang cukup lama,
bagaimana perasaan bapak setelah kita belajar tentang
patuh obat pak?”
Evaluasi Objektif
“Setelah kita belajar tadi, coba sekarang bapak jelaskan lagi
obat apa yang harus diminum? Berapa dosisnya?”
e. Rencana Tindak Lanjut
“Tolong nanti bapak minta obat ke perawat kalau sudah
waktunya minum obat ya pak”
f. Kontrak
d. Topik
“Bagaimana kalau besok kita mengikuti kegiatan TAK
(terapi aktifitas kelompok) apa bapak setuju?”
e. Waktu
”Besok jam 09.00 bapak bisa ya pak?”
f. Tempat
”Besok kita akan melakukan kegiatan di ruang makan.
Terimakasih sudah mau berbincang-bincang dengan
saya, sampai bertemu besok pak”

Anda mungkin juga menyukai