Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANTROPOLOGI

KELOMPOK KHUSUS (PENGAMEN)


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi
Dosen : Fika Nur Indriasari, M.Kep

KELOMPOK 4
Disusun oleh :
1. Asla Fadhelia Salma 3220213864
2. Bella Septiani 3220213866
3. Hanifah Nur Azizah 3220213879
4. Selviana Dewi 3220213899
5. Tamara Susanti 3220213901

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah wawancara yang berjdudul “Mata Pencaharaian Khusus Pengamen”
dengan tepat waktu.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Ibu Fika Nur Indrisari
S.Kep.,Ns., M.Kep pada mata kuliah Antropologi. Kami mengucapkan terima
kasih kepada orang-orang yang terlibat dalam penyusunan makalah. Kemudian
dala penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu
kritik dan saran yang membangun kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini

Yogyakarta, 22 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH ANTROPOLOGI KELOMPOK KHUSUS (PENGAMEN)..............i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

A. Latar belakang...........................................................................................4

B. Tujuan........................................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................6

A. Definisi......................................................................................................6

B. Faktor Penyebab Munculnya Pengamen...................................................7

BAB III Situasi dan Kondisi Tempat Praktik..........................................................8

A. Gambaran Umum Lokasi..........................................................................8

B. Hasil Wawancara.......................................................................................8

BAB IV Pembahasan.............................................................................................10

A. Pengertian................................................................................................10

B. Faktor Penyebab Seseorang Mengamen..................................................10

C. Karateristik Pengamen............................................................................11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................13

A. Kesimpulan..............................................................................................13

B. Saran........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara berkembang 'identik dengan
'kemiskinan'. Jadi masih mengandung kemiskinan dimana-mana, baik di
kota maupun di desa. Kita dapat melihat di setiap kota pasti ada daerah
yang perumahannya berhimpitan satu dengan yang lain, banyaknya
pengamen, pengemis, anak jalanan dan masih banyak lagi keadaan yang
dapat menggambarkan 'masyarakat miskin perkotaan'. Bahkan di malam
hari banyak orang-orang tertentu yang tidur di emperan toko pinggir jalan.
Kondisi demikian sangat memprihatinkan dan harus segera di atasi.
Menjamurnya jumlah pengemis di setiap kota di Indonesia. Sosok
pengemis dengan berbagai macam atributnya telah melahirkan sebuah
persepsi kurang menyenangkan baik dari sisi sosial maupun ekonomi.
Fenomena munculnya pengemis diindikasikan karena himpitan ekonomi
yang disebabkan sempitnya lapangan kerja, sumber daya alam yang
kurang menguntungkan dan lemahnya sumber daya manusia (SDM).

Penelitian Risjuliana (2014), berjudul “eksploitasi pengamen jalanan”


mengatakan bahwa hasil penelitian adalah Keberadaan pengamen jalanan
dengan mencari nafkah sekiranya melahirkan banyak potensi terhadap diri
mereka. Beberapa bentuk-bentuk eksploitasi yang di alami oleh mereka
berupa eksploitasi fisik dan eksploitasi psikologi. Dalam hal ini, dapat
bersifat personal baik yang sudah actual maupun yang baru potensial.
Pengemis dan pengamen merupakan fenomena, berdasarkan penelitian
sebuah lembaga survey di Jakarta belum lama ini pendapatan bruto mereka
antara Rp. 50.000,- s.d Rp. 100.000,- perhari (www.jawaposonline.co.id).
Keberadaan 6 pengemis dan pengamen ini tentu sangat erat kaitannya
dengan kemiskinan dan ketersediaan lapangan kerja. Pendapatan yang
mereka dapatkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka,
sehingga mereka termotivasi untuk melakukan pekerjaan mereka untuk

4
mendapatkan pendapatan yang lebih banyak sehingga kebutuhan-
kebutuhan mereka dapat terpenuhi secara layak. Motivasi yang bekerja
dalam diri individu sendiri mempunyai kekuatan yang berbeda-beda
(Handoko, 2000).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang latar belakang sosial
budaya dalam bidang antropologi kesehatan. Hal yang dapat ditinjau
yaitu, dalam berbagai aspek kehidupan kesehariannya, ekonomi, dan
kehidupan sosial, serta kesehatan pada pengamen anak kecil yang
berada di kawasan Malioboro Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui pekerjaan yang dilakukan oleh pengamen anak kecil
dalam sehari-hari
b) Mengetahui pola interaksi diantara mereka dan lingkungan
c) Mengetahui sakit yang pernah diderita
d) Mngetahui pencarian pengobatan saat sakit
e) Mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat (kebersihan diri,
perilaku merokok, pandangan terhadap miras/Narkoba, seks
bebas, makanan sehari-hari).

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Pengamen adalah pertunjukan sebuah keahliannya di bidang seni.
Pengamen yang sebenarnya harus betulbetul dapat menghibur orang
banyak dan memiliki nilai seni yang tinggi.Pengamen berasal dari kata
amen atau mengamen (menyanyi, main musik, dsb) untuk mencari uang,
sedangkan amen atau pengamen berupa penari, penyanyi, atau pemain
musik yang bertempat tinggal tetap, berpindah-pindah dan mengadakan
pertunjukan di tempat umum. Pengamen merupakan pertunjukan sebuah
keahliannya di bidang seni. Pengamen yang sebenarnya harus betulbetul
dapat menghibur orang banyak dan memiliki nilai seni yang tinggi.
(Kristiana ,2009)

Pengamen beroperasi di terminal, bus, rumah, pasar, pedagang kaki


lima dan lainlain. Pengamen mulai dari anakanak sampai orang tua baik
yang dilengkapi dengan alat musik seadanya sampai alat musik lengkap.
Pengamen ada yang berpenampilan rapi sampai berpenampilan kotor dan
bersuara fals sampai suara bagus didengar. Kegiatan bermain musik dari
satu tempat ke tempat lain dengan mengharapkan imbalan sukarela atas
pertunjukan yang mereka suguhkan. Namun karya yang mereka suguhkan
berbeda-beda, baik dari segi bentuk dan kualitas maupun performanya.

Oleh sebab itu pengamen bahkan sering disebut sebagai penyanyi


jalanan yang ada di perkotaan atau setempat, sementara itu musik-musik
yang dimainkan umumnya disebut sebagai Musik Jalanan. Pengertian
antara musik jalanan dengan penyanyi jalanan secara terminologi (bahasa)
tidaklah sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-
masing mempunyai disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan dapat

6
dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang berkembang di
dunia kesenian.

B. Faktor Penyebab Munculnya Pengamen


Faktor-faktor yang membuat seseorang mengamen di antaranya adalah
sebagai berikut:

1. Faktor Ekonomi
Pada dasarnya pengamen jalanan muncul karena adanya
keterpaksaan dalam memenuhi kebutuhan hidup, yang biasanya
dilatarbelakangi oleh minimnya pendapatan yang menyebabkan
keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan
mengumpulkan uang untuk biaya Pendidikan. Hal inilah yang
kemudian dijadikan sebuah alasan untuk terjun ke jalanan guna
mendapatkan sebuah penghasilan.

2. Faktor Keluarga (Broken Home)


Keluarga juga menjadi salah satu alasan seseorang menjadi
pengamen karena dia merasa bebas dan tidak ada yang peduli, mereka
mengamen dan hasilnya untuk dipakai dalam keperluan pribadi.

3. Faktor lingkungan Lingkungan


Faktor lingkungan Lingkungan juga berpengaruh sehingga muncul
rasa ikut-ikutan, karena melihat seseorang yang mengamen
mendapatkan uang lebih mudah daripada bekerja berat di bawah
tekanan dan hasil tidak memuaskan.( Tabita,2021)

7
BAB III
Situasi dan Kondisi Tempat Praktik
A. Gambaran Umum Lokasi
Tempat : Jalan Malioboro
Narasumber : Sdr. Sandi
Tanggal : 26 Agustus 2022
Pewawancara : Tamara Susanti

B. Hasil Wawancara
1) Wawancara Umum
a) Jumlah responden :1
b) Usia : 17 Tahun
c) Agama : Islam
d) Jenis Kelamin : Laki-laki
e) Pendidikan : Tidak sekolah
f) Pekerjaan : Pengamen
g) Ras : Jawa
2) Wawancara Khusus

Sandi adalaah salah satu pengamen asal Temanggun yang


mengamen di Jalan Malioboro dan berpindah-pindah dengan
menumpangi kendaraan umum dalam kota. Sandi menejelaskan
bahwa ia sudah mulai hidup di jalanan sejak 3 tahun yang lalu, hal
ini disebabkan karena bapak dan ibunya pergi meninggalkannya.
Sebelumnya, sandi pernah bersekolah akan tetapi hanya sampai
kelas 3 SMP dan putus sekolah hingga sekarang usianya 17 tahun.

Pekerjaan ini ia biasa lakukan dari pukul 10.00 pagi hinga


tengah malam denan penghasilan rata-rata paling rendah yaitu
Rp.50.0000. Dengan penghasilan tersebut sandi mencukupi

8
hidupnya, seperti makan 1x dan menambung. Tabunang yang ia
kumpulkan hendak ia gunakan untuk membeli motor.

Perilaku hidup bersih sehat Sandi sangatlah kurang baik


dikarenakan Sandi setiap hari tidur di depan emperan toko. Dengan
keterbatasaan yang ada Sandi sehari mandi hanya 1x sehari dan
tidak memiliki baju ganti. Terlihat dari kulit dan kuku sandi yang
tampak kotor. Terdapat banyak panu di area wajah dan leher.

Sandi menuturkan jika sakit hanya membeli obat di warung


tidak mendatangi fasilitas kesehatan. Sandi hidup di jalan bersama
denan teman-temannya, dan ketika sakit teman-temannya inilah
yang akan membelikan obat di warung. Sakit yang pernah
dialaminya adalah pusing dan diare. Akan tetapi walaupun usianya
sudah 17 tahun Sandi belum memiliki KTP sehingga belum
memilki jaminan kesehatan seperti BPJS. Sandi memilki harapan
agar bias memilki identitas dan jaminan kesehatan yang bias
digunakan ketika ia dan teman-temannya sakit.

Hubungan dan pola interaksi Sandi dengan pengamen dan


anak jalanan yang lain terjalin baik, saat sakit mereka akan saling
tolong menolong untuk membelikan obat dan makan ketika sakit.
Kendala saat Sandi mengaen yaitu ketika diusir dan tidak dapat
tumpangan untuk berpindah ketempat yang ia tuju. Kemudian
halangan keadaan ekonomi yang sulit akibat dampak pandemic
Covid-19 menyebabkan penyebab pendapatakan Sandi berkurang.

9
BAB IV
Pembahasan
A. Pengertian
Menurut Prof. Dr. Sarmini, M. Hum, pengertian antropologi adalah
menekankan pada aspek antropologi budaya. Pengertian antropologi
adalah ilmu yang menggunakan aspek kebudayaan. Bertujuan menjelaskan
fenomena yang terjadi di dalam kehidupan manusia melalui dimensi
kebudayaan atau manusia itu sendiri. Sedangkan menurut Conrad Phillip
Kottak, pengertian antropologi adalah studi ilmu yang secara holistic
mempelajari berbagai keragaman pada manusia, meliputi aspek biologis,
kebahasaan, sosial budaya, dan lingkungannya dalam dimensi waktu
lampau, saat ini, dan masa mendatang.

Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1995), men-


definisikan anak jalanan sebagai anak yang menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari 23 hari dijalanan baik
untuk mencari nafkah atau berkeliaran dijalan dan tempat tempat umum
lainnya, Pengamen adalah sebutan untuk anak atau orang dewasa di
jalanan yang mencari pendapatan dengan menggunakan musik sebagai
media dan sarana, atau dengan sebutan lain yaitu penyanyi jalanan.
Pengamen dipandang sebagai sebuah alternatifmata pencaharian yang
dapat me-ngurangi pengangguran, namun di sisi lain kegiatan mengamen
dianggap hanya sebagai kegiatan yang lebih bersifat meminta-minta
karena hanya bermodalkan suara saja mereka bisa mendapat uang
(Sardikun, B. Sw. 1993).

B. Faktor Penyebab Seseorang Mengamen


1. Faktor Ekonomi

Pada dasarnya pengamen jalanan muncul karena adanya keterpaksaan


dalam memenuhi kebutuhan hidup, yang biasanya dilatarbelakangi
oleh minimnya pendapatan yang menyebabkan keterbatasan dalam

10
pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan mengumpulkan uang untuk
biaya Pendidikan. Hal inilah yang kemudian dijadikan sebuah alasan
untuk terjun ke jalanan guna mendapatkan sebuah penghasilan.

2. Faktor Keluarga

Keluarga juga menjadi salah satu alasan seseorang menjadi pengamen


karena dia merasa bebas dan tidak ada yang peduli, mereka mengamen
dan hasilnya untuk dipakai dalam keperluan pribadi.

3. Faktor Lingkungan

Lingkungan juga berpengaruh sehingga munculrasa ikut-ikutan, karena


melihat seseorang yang mengamen mendapatkan uang lebih mudah
daripada bekerja berat dibawah tekanan dan hasil tidak memuaskan.

C. Karateristik Pengamen
Karakteristik yang tampak pada anak jalanan adalah menguatnya
hubungan sosial yang akrab berdasarkan pertemanan, dibandingkan
dengan hubungan sosial yang berdasarkan kekerabatan dan tempat tinggal
atau ketetang-gaan, beberapa kasus yang ditemui memberi-
kanindikasitersebut. Bagaimana anak jalanan melakukan proses adaptasi
sehingga diterima di lingkungan anak jalanan. Hidup di jalanan merupakan
salah satu usaha yang dilakukan oleh anak jalanan untuk mempertahankan
hidupnya. Agar kehidupan mereka dapat berjalan terus maka anak jalanan
harus melakukan berbagai cara agar dapat beradaptasi dengan lingkungan
fisik dan lingkungan sosial di mana mereka berada. Proses adaptasi dapat
diartikan sebagai perubahan pada pola tingkah laku agar terpenuhi
kebutuhan persyaratan minimal agar manusia dapat melangsungkan
hidupnya dalam suatu lingkungan tertentu. Dalam melakukan adaptasi
anak jalanan harus melakukan penyesuaian penyesuaian tingkah laku agar
sesuai dengan lingkungannya. Ukuran sesuai atau tidaknya tingkah laku
dalam lingkungan adalah apabila anak jalanan dapat bertahan hidup di
dalam lingkungan di mana ia berada (Ahimsa-Putra 1980).

11
Anak-anak jalanan menanggapi kemiskinan dan kelangkaan
sumber daya yang ada dalam keluarga dengan berbagai cara, ada kesan
apatis dan materialistis dalam berinteraksi baik sesama anak jalanan
maupun dalam berinteraksi dengan warga masyarakat lainnya. Sikap apatis
dan perilaku konsumerisme dalam kondisi yang serba terbatas membawa
mereka ke perilaku-perilaku yang kalau dilihat dari cara pandang
masyarakat luas adalah perilaku yang tidak diharapkan. Pengamen biasa
tidur di taman, bangku-bangku penumpang, kolong jembatan, emperan
toko dan tempat lain yang mereka angap aman. Mereka sebenarnya tidak
bekerja serius,hanya kalau ingin makan saja dan umumnya dengan
mengemis, mengamen minta sama temannya. Mereka tinggal
berkelompok yang anggotanya saling membantu satu sama lainnya dalam
urusan makan, mencari uang, bermain , dan memperoleh kesehatan.

12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pengamen jalanan merupakan setiap orang yang melakukan
aktivitasnya dalam mencari nafkah di jalanan dengan melakukan suatu
pertunjukan baik itu merupakan pertunjukan seni tari maupun seni musik.
Faktor penyebab seseorang mengamen adalah karena faktor kesulitan
ekonomi, faktor keadaan hubungan keluarga yang kurang harmonis serta
faktor lingkungan. Sebagian besar banyaknya para pengamen di picu
karena masalah ekonomi mereka, buruknya lapangan pekerjaan di negeri
ini membuat mereka menjadi pengamen jalanan. Uang yang didapatkan
hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari mereka.

Anak jalanan yang menjadi pengamen jalanan ialah seseorang yang


mempunyai niat untuk mendapatkan pekerjaan tetapi kurangnya lapangan
pekerjaan untuk mereka dan skil yang mereka
punya pun belum bisa bersaing dengan yang lain, sehingga
mereka putus asa dan memilih menjadi pengamen jalanan
sebagai mata pencaharian mereka.

Hidup menjadi anak jalanan bukanlah sebagai pilihan hidup yang


menyenangkan, melainkan keterpaksaan yang harus mereka terima,
pengamen seharusnya dapat dihargai sehingga mereka merasa bahwa
dirinya diakui oleh masyarakat hanya karena keadaan ekonomi yang
memaksa mereka untuk mempertahankan hidupnya dengan cara semacam
itu.

13
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang diharapkan dapat
memberi manfaat adalah :

1) Bagi pengamen jalanan cobalah untuk mencari pekerjaan sesuai


dengan kemampuan. Jangan putus karena ada program wajib
belajar. 9 tahun, sehingga jangan takut kalau tidak ada biaya untuk
sekolah karena pendidikan sudah gratis. Jangan lupa untuk tetap
membantu orang tua dan mendoakan agar kedua orang tua
mendapatkan pekerjaan yang layak dengan penghasilan yang layak
pula. Milikilah cita-cita yang tinggi dan raihlah cita-cita tersebut
dengan doa serta usaha yang maksimal.
2) Masyarakat luas, khususnya para orang tua pengamen agar
memberikan kasih sayang, ketentraman, penerimaan diri bahwa
anak jalanan tidak hanya sebagai tulang punggung keluarga atau
pencari nafkah utama sehingga orang tua dapat memberikan hak
yang sama seperti anak-anak lainnya.
3) Bagi pemerintah diharapkan perlu melakukan realisasi program
perlindungan anak di indonesia menjadi sebuah program prioritas
bagi pemerintah. Mengeluarkan kebijakan negara yang bersifat
teknis dalam melindungi anak dari segala macam pelanggaran hak
anak.

14
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
(Yogyakarta: BPFE)

Risjuliana. (2014). Eksploitasi Pengamen Jalanan.

Jurnal Tabita Yudea Kembuan1, Jenny Nelly Matheosz2, Maria Heny


Pratiknjo3.2021.manado .file:///C:/Users/USER/Music/Downloads/33207-
69713-1-SM.pdf . Diakses pada tanggal 21 oktober 2022.

Kristiana .2009. melalui jurnal


tabita . .file:///C:/Users/USER/Music/Downloads/33207-69713-1-SM.pdf .
Diakses pada tanggal 21 oktober 2022.
Kembuan, T. Y., Matheosz, J. N., & Pratiknjo, M. H. (2021). KEHIDUPAN PENGAMEN
JALANAN DI KAWASAN BOULEVARD KOTA MANADO. HOLISTIK, Journal Of
Social and Culture.

15
LAMPIRAN
Wawancara dengan Sandi (Pengamen) 26 Agustus 2022

16
17

Anda mungkin juga menyukai