Dosen Pengampu :
KELAS 1C
FAKULTAS PERTANIAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah mengenai topik terkait “Pola Kebudayaan Masyarakat
Agraris, Kelembagaan Sosial dan Grup Sosial” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dr. Hj. Kuswarini
Sulandjari, Ir., MP selaku dosen mata kuliah Sosiologi Pertanian atas bimbingan, pengarahan,
dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan laporan praktikum
ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Penulis berharap semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Wassalamualaikum Wr.Wb.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Budaya atau Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbada budaya dan menyesuiakan perbedaan-perbedaannya, membuktikan
bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya
ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga
kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan merupakan entitas yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat. Lembaga sosial tidak hanya berfungsi untuk menjaga dan
mempertahankan nilai sosial namun erat kaitannya dengan pencapaian berbagai kebutuhan
masyarakat. Sebagai makhluk sosial , manusia selalu hidup bermasyarakat. Untuk membentuk
suatu masyarakat yang terarah, tidak menyimpang dan yang sesuai dengan tatanan hidup yang
sesuai dengan adat dan aturan yang berlaku, maka dalam beraktivitas manusia membutuhkan
norma-norma yang berada dalam masyarakat dan mengatur segala aktivitasnya disebut dengan
lembaga kemasyarakatan (sosial). Lembaga kemasyaratan ini selalu melekat dalam kehidupan
masyarakat, tidak dipersoalkan apakah bentuk masyarakat itu masih sederhana ataupun telah
maju. Setiap masyarakat sudah tentu tidak akan terlepas dengan kompleks kebutuhan atau
kepentingan pokok yang apabila dikelompok-kelompokkan, terhimpun menjadi lembaga
kemasyarakatan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tanggal 27-28 April 2018 lalu, setidaknya 40 petani di lereng Merapi yang berasal
dari 3 kabupaten berkumpul di Surakarta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang
diadakan oleh Business Watch Indonesia. Dalam kegiatan tersebut, petani didorong untuk
semakin sering melakukan praktek-praktek pertanian yang ramah lingkungan dan memulai
langkah untuk mengembangkan pemasaran produk pertanian mereka.
Business Watch Indonesia menyampaikan bahwa, petani perlu menyadari peran mereka
sangat besar terhadap kehidupan, khususnya dalam penyediaan pangan. Pertumbuhan
penduduk di dunia dari tahun ke tahun meningkat begitu pesat. Laporan yang disusun oleh
Departemen Populasi Divisi Urusan Sosial dan Ekonomi PBB pada tahun 2017,
memperkirakan populasi dunia saat ini mencapai hampir 7,6 miliar dan akan meningkat
mencapai 8,6 miliar pada tahun 2030, 9,8 miliar pada tahun 2050, dan 11,2 miliar pada tahun
2100. Lahan yang seharusnya bisa digunakan untuk pertanian bersaing dengan kebutuhan
untuk pemukiman.
Indonesia akan menjadi salah satu negara incaran bagi dunia karena memiliki sumber
daya alam melimpah seperti salah satunya kesuburan tanah. Kesuburan tanah juga didukung
oleh iklim tropis yang memungkinkan Indonesia memperoleh cadangan air maupun intensitas
cahaya untuk tumbuhan dapat berfotosintesis. Namun, terkadang tingkat pengetahuan petani
begitu terbatas, sehingga berakibat pada cara tanam yang berbahaya bagi lingkungan dan dapat
3
menurunkan kesuburan tanah. Biasanya petani akan menggunakan pupuk kimia untuk
meningkatkan produksi secepat-cepatnya.
2.2 Kebudayaan
A. Wujud Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat (1979) dan Robert Redfield (1956) setiap unsur
kebudayaan mempunyai 3 wujud kebudayaan:
1. Wujud ideal yaitu suatu kompleks gagasan nilai-nilai dan sistem norma
mencakup kebiasaan, tata laku, dan adat. Sifatnya abstrak dan hanya bisa
dirasakan.
2. Wujud aktivitas (pola kelakuan) yaitu suatu kompleks tindakan berpola
(terorganisasi, terstruktur) dari manusia dalam masyarakat. Sifatnya konkret
(bisa dilihat atau dirasakan dengan jelas).
3. Wujud fisik (pola sarana/kebendaan) yaitu benda-benda hasil karya manusia,
berwujud sangat konkret. Bisa langsung ditemukan oleh panca indera.
4
3. Ide untuk mengadakan Kegiatan gotong royong Berdirinya sarana ibadah
pembangunan masjid. untuk membangun masjid. yaitu masjid.
4. Konsep perlombaan 17 Saling menghargai dan Adanya sifat
agustus. menjalin silaturrahmi toleransi,saling
Ketika mengikuti menghargai dan sportivitas
perlombaan 17 Agustus . bagi peserta lomba.
5. Rencana untuk pembuatan Gotong royong dan Terbangunnya pusat
madrasah. bekerjasama untuk kegiatan belajar untuk
membangun madrasah. anak-anak.
6. Konsep untuk tata tertib di Menghargai dan mengikuti Terciptanya lingkungan
kampung. setiap aturan yang ada di yang tertib, teratur, dan
tata tertib. disiplin.
7. Ide untuk mengadakan Kerjasama untuk Terciptanya lingkungan
bersih-bersih jalan di desa. membersihkan jalan yang yang bersih, nyaman, dan
kotor. asri.
8. Gagasan untuk system Saling tolong menolong Adanya lingkungan yang
ronda malam. sesama warga untuk aman. terhindar dari
menjaga satu sama lain pencurian.
ketika malam hari dengan
adanya aktivitas ronda .
9. Rancangan untuk Adanya kegiatan menuntut Pintarnya anak-anak atau
membuat kegiatan ilmu bagi para muda-mudi. muda-mudi yang mengaji
pengajian muda-mudi. dan belajar.
10. Gagasan untuk Gotong royong untuk Adanya system drainase
mengadakan pembangunan system dan irigasi untuk
pembangunan drainase drainase dan irigasi. membantu warga
dan irigasi. mengatur perairan.
5
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang
ilmu tertentu. Pengertian secara ilmiah yang paling sering digunakan, ilmu
adalah kumpulan pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari aktivitas
penelitian dengan metode ilmiah.
A. Lembaga sosial
Lembaga sosial atau dikenal juga sebagai lembaga kemasyarakatan adalah salah
satu jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan
hubungan antar manusia saat mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan
tujuan mendapatkan keteraturan hidup. Pengertian istilah lembaga sosial dalam bahasa
Inggris adalah social institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai
pranata sosial. Hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan mengatur
perilaku anggota masyarakat. Kehadiran lembaga sosial masyarakat dalam kehidupan
memiliki tujuan untuk membentuk manusia sebagai suatu individu atau bagian dari
kelompok yang utuh. Setiap anggota lembaga sosial perlu melakukan tugas dengan baik
agar peran lembaga sosial bisa berlangsung secara baik untuk setiap masyarakat.
Berikut merupakan pendapat dari para tokoh mengenai definisi dari lembaga sosial.
1) Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat, lembaga sosial adalah, suatu sistem tata kelakuan
dan hubugan yang berpusat kepada aktifitas sosial untuk memenuhi komplek-komplek
kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
6
2) Leopold Von dan Becker
Menurut Leopold Von dan Becker, lembaga sosial adalah jaringan proses
hubungan antar manusia dan antar kelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu
beserta pola-polanya yang sesuai dengan minat kepentingan individu dan
kelompoknya.
4) Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial adalah himpunan norma-norma
dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan
masyarakat.
5) W. Hamilton
Menurut W. Hamilton, lembaga sosial adalah tata cara kehidupan kelompok,
yang apabila dilanggar akan dijatuhi berbagai derajat sanksi.
7
c. Keberadaan lembaga masyarakat berkaitan dengan kebutuhan utama manusia
dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun kebutuhan utama yang dimaksudkan
dalam hal ini berkaitan dengan kebutuhan material, spiritual, sosial, ekonomi,
dan lain sebagainya.
d. Lembaga masyarakat memiliki alat perlengkapan yang digunakan untuk
mencapai tujuannya, misalnya pembangunan, mesin-mesin, dan peralatanlain.
Penggunaan tiap-tiap alat tersebut berbeda antara masyarakat yang satu dengan
lainnya.
e. Lembaga masyarakat memiliki kekekalan tertentu yang berlangsung lama.
Untuk menjadi bagian dari suatu lembaga kemasyarakatan maka dibutuhkan
waktu yang lama, demikian pula dengan usia lembaga kemasyarakatan itu
sendiri yang juga berumur lama. Bersifat kekal, tidak mudah berubah dan
memiliki daya tahan terhadap perubahan zaman, artinya sebuah lembaga sosial
tidak akan hilang begitu saja. Contohnya, walau banyak terjadi perubahan
dalam masyarakat, adat istiadat tetap digunakan sebagai pedoman perilaku
masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa lembaga sosial
berisi sekumpulan norma-norma yang harus dipertahankan oleh anggota di
dalamnya dan norma tersebut seperti kehidupan maupun hubungan yang ada
dalam suatu keluarga.
f. Pada umumnya, lembaga masyarakat memiliki satu bahkan lebih tujuan tertentu
yang ingin dicapai oleh setiap anggota-anggotanya. Tujuan-tujuan tersebut
tidak selalu sejalan dengan fungsi pranata itu sendiri.
g. Lembaga masyarakat memiliki kebiasaan-kebiasaan atau tradisi, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis, yang merupakan landasan bagi suatu lembaga
masyarakat dalam upaya mencapai tujuan sekaligus menjalankan fungsinya.
2. Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi merupakan lembaga sosial yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat yang memiliki kaitan dengan ekonomi. Tujuan dari
9
adanya lembaga ekonomi adalah agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan
ekonomi dengan baik. Kegiatan ekonomi yang terjadi di dalam lembaga
ekonomi meliputi seperti kegiatan transaksi jual beli, perdagangan, dan
ketenagakerjaan. Lembaga ekonomi memiliki peran dalam mengatur hubungan
masyarakat dengan bisnis. Bagian dari lembaga ekonomi contohnya adalah,
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS),
Pasar, Bank, Koperasi. Adapun fungsi dari lembaga ekonomi, yaitu sebagai
berikut :
a. Lembaga ekonomi memberikan pedoman bagi masyarakat mengenai
ketenagakerjaan.
b. Memberi pedoman untuk memperoleh bahan pangan.
c. Memberikan pedoman untuk melaksanakan pertukaran barang/barter.
d. Memberi pedoman tentang harga jual beli barang.
e. Memberikan pedoman tentang cara pengupahan.
f. Memberikan pedoman tentang cara pemutusan hubungan kerja.
3. Lembaga Agama
Lembaga agama merupakan sebuah lembaga yang berhubungan dengan
sebuah agama tertentu dan setiap anggota percaya dengan agama yang sama.
Menurut Bruce J, pengertian lembaga adalah lembaga yang bertujuan mengatur
kehidupan manusia dan beragama. Tujuan dari keberadaan lembaga agama
yaitu untuk mempererat hubungan dan persatuan umat beragama. Anggota yang
tergabung dalam lembaga agama dapat melakukan banyak kegiatan yang
bermanfaat atas nama agama. Contoh bagian dalam lembaga agama yaitu
seperti Majelis Ulama Indonesi (MUI), Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia
(PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Parasida Hindu Dharma
Indonesia (PHDI). Adapun fungsi dari lembaga agama yaitu sebagai berikut :
a. Memberikan identitas kepada masyarakat sebagai bagian dari suatu agama.
b. Sebagai pedoman hidup yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok.
c. Sebagai pengatur tata cara hubungan antara manusia dengan Tuhan.
d. Sebagai pedoman pengungkapan suatu perasaan persaudaraan di dalam
sebuah agama yang diwajibkan berbuat baik terhadap sesama manusia.
e. Sebagai pedoman keyakinan manusia yang melakukan perbuatan baik yang
harus selalu disertai dengan sebuah keyakinan bahwa perbuatannya ialah
10
kewajiban dari Tuhan dan yakin perbuatannya itu akan mendapatkan suatu
pahala, meskipun perbuatannya sekecil apapun.
4. Lembaga Politik
Lembaga politik merupakan lembaga sosial yang keberadaannya
berhubungan dengan penanganan masalah mengenai aturan, tata tertib, atau
administrasi. Menurut Kamanto Soenarto lembaga politik adalah suatu badan
yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan serta juga wewenang.
Oleh sebab itu, lembaga politik tersebut meliputi eksekutif, legislatif, yudikatif,
keamanan serta juga pertahanan nasional, dan juga partai politik. Lembaga
politik membantu masyarakat dalam berbagai aspek serta menjadi wadah untuk
berkumpul individu-individu yang memiliki tujuan serupa dalam hal politik.
Sedangkan menurut J.W.Schorel lembaga politik merupakan badan yang
mengatur serta juga memelihara tata tertib serta untuk kemudia memilih
pemimpin yang berwibaan serta karismatik. Adapun contoh dari bagian-bagian
lembaga politik adalah seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Mahkamah
Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK). Adapun fungsi dari lembaga politik,
yaitu sebagai berikut :
a. Lembaga politik memiliki fungsi untuk mengarahkan masyarakat
Fungsi ini memberikan arahan bagi masyarakat di dalam rangka
memilih pemimpin serta jugawakil rakyat. Disamping itu, mendorong
masyarakat supaya mau berpartisipasi di dalam menyukseskan politik yang
baik. Bentuk dari pengarahan tersebut berupa sosialisasi politik serta juga
pendidikan dari partai politik.
b. Menengahi Permasalahan
Fungsi ini memberikan penengah apabila terjadi sengketa antar lembaga
negara satu itu dengan lainnya, contohnya seperti Mahkamah
Konstitusi.Mahkamah Agung yang menangani permasalahan lingkup
pidanan serta juga perdata.
c. Melindungi Masyarakat
Lembaga ini juga memiliki fungsi untuk melindungi rakyat, yakni
sebagai wadah yang memberikan perlindungan bagi masyarakat. Caranya
ialah dengan melalui pembuatan peraturan untuk mengatasi kekerasan yang
terjadi di tengah masyarakat.
11
d. Membuat Kebijakan Umum
Lembaga politik juga memiliki fungsi untuk membuat kebijakan umum
yang kemudian akan dipatuhi oleh masyarakat atau warga negara. Tujuan
akhirnya adalah untuk dapat menciptakan pembangunan. Adapun
pembuatan kebijakan umum tersebut juga harus melihat sdpirasi dari
masyarakat ataupun warga negara dengan secara keseluruhan.
e. Menyalurkan Aspirasi Politik
Penyaluran aspirasi politik dilakukan dengan melalui tata cara yang
benar dan dengan berdasarkan aturan hukum berlaku. Sehingga dapat atau
bisa menciptakan iklim politik yang lebih baik. Fungsi ini kemudian
dijalankan oleh badan legislatif serta penyelenggaraan pemilihan umum.
5. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan merupakan suatu wadah yang berguna untuk
membina atau membimbing manusia, membawa ke arah masa depan yang lebih
baik. Pada lembaga pendidikan setiap orang yang berada pada wadah
tersebutakan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan
corak dari institusi tersebut. Dimana lembaga pendidikan tersebut adalah seperti
keluarga, sekolah dan masyarakat, K.H. Dewantara menyebut “Tri Pusat
Pendidikan” sedangkan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
menyebutnya dengan jalur pendidikan informal, formal dan non formal.
a. Lembaga Pendidikan Keluarga
Pendidikan Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Dikatakan sebagai lembaga pendidikan pertama karena keluarga
merupakan tempat dimana anak pertama kali mendapat pendidikan.
Dikatakan utama karena hampir semua pendidikan awal yang diterima anak
adalah dalam keluarga. Melalui pendidikan keluarga ini, hak yang melekat
pada diri anak untuk memperoleh pendidikan dapat terealisasi khusunya
kebutuhan akan rasa kasih sayang sehingga anak dapat berkembang dengan
baik. Hal ini dikarenakan adanya hubungan darah antara pendidik dengan
anak didik, yang didasarkan atas hubungan rasa cinta dan kasih sayang.
Lembaga pendidikan keluarga dapat menanamkan dasar pendidikan moral,
dalam hubungan ini K. Hajar Dewantara menyatakan bahwa rasa cinta, rasa
bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya sangat
12
berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristimewa pendidikan budi
pekerti, dimana suasana seperti ini hanya dapat diperoleh dalam kehidupan
keluarga.
b. Lembaga Pendidikan Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga bertugas
membantu lingkungan keluarga mendidik dan mengajar serta memperbaiki
dan memperluas wawasan dan tingkah laku anak didik. Sekolah memberi
sumbangan yang tidak terhingga nilainya bagi kelangsungan pendidikan
dalam rangka mencerdaskan bangsa. Dengan melihat sekolah sebagai
lembaga pendidikan keluarga setelah keluarga, maka sekolah diharapkan
dapat memberdayakan semua warga negara Indonesia menjadi manusia
yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah.
c. Lembaga Pendidikan Masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan atau lembaga pendidikan ketiga
memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Dalam
hal ini, masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya ikut serta
menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana
prasarana dan menyediakan lapangan kerja. Sebagaimana amanah Undang-
Undang N0. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada pasal 9 berbunyi
“Masyarakat dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.”
Partisipasi masyarakat dalam membantu pemerintah pada usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa sangat diharapkan. Masyarakat sebagai
lembaga pendidikan ketiga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan
dan aktualisasi.
14
menegur sapa ketika bertemu dengan teman, menghormati orang yang usianya lebih
tua, dan tidak boleh menyela pemcicaraan orang lain.
3. Norma Tata Kelakuan (Mores)
Tata kelakuan (mores) adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan
sikap-sikap yang hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna
melaksanakan pengawasan oleh kelompok terhadap anggota-anggotanya. Tata
kelakuan mencerminkan sikap-sikap yang hidup dari kelompok manusia yang
dilaksanakan sebagai alat pengawas secara sadar atau tidak bagi para anggotanya.
Norma tata kelakuan (mores) akan mengikat dan memantau perilaku masyarakat
baik hal ini disadari maupun tidak disadari, sehingga masyarakat akan dipaksa
mengikuti tata kelakuan ini. Sanksi bagi orang yang melanggar norma ini akan jauh
lebih berat tingkatannya. Contoh pelanggaran terhadap norma tata kelakuan (mores)
adalah seperti membunuh dan mencuri.
4. Norma Adat Istiadat (Custom)
Norma adat istiadat (custom) merupakan ide-ide atau gagasan orang banyak
yang hidup bersama dalam suatu kelompok masyarakat/suku, memberi jiwa dan
pedoman untuk bertingkah laku pada masyarakat setempat yang asli dan belum ada
unsur campur tangan tata aturan norma modern. Norma adat istiadat menjadi
kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan
terintegrasi sangat kuat terhadap warga yang memilikinya. Para pelanggar akan
menerima sanksi adat. Pelanggaran norma adat istiadat (custom) contohnya adalah
seperti seseorang yang melanggar pelaksanaan upacara adat akan dijatuhi hukuman
berupa pengucilan dari kelompoknya.
15
F. Lembaga Sebagai Kontrol Sosial dan Proses Yang Berlaku
Adapun lembaga sosial pada bacaan yang kami peroleh yaitu Business Watch
Indonesia (BWI). Lembaga ini sebagai control sosial, dan proses yang berlaku pada
lembaga ini adalah ajar/didik. Business Watch Indonesia sebagai kontrol sosial
memberikan pendidikan dan juga pelatihan kepada petani, supaya para petani
mengetahui bagaimana cara dalam hal pemasaran produknya dan bagaimana cara
dalam melakukan praktek-praktek pertanian yang ramah lingkungan.
A. Pengertian
Secara sosiologis menurut Abdul Syani (2007). Istilah kelompok mempunyai
pengertian sebagai suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai hubungan dan
berinteraksi, dimana dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Manusia
dapat bersama-sama dalam usaha memenuhi berbagai kepentingannya. Oleh
karenanya, didalam suatu kelompok masyarakat seorang pribadi harus dapat
membedakan dua kepentingan yaitu ia sebagai makhluk individu dan sekaligus ia
sebagai mahluk sosial.
Kelompok juga dapat didefinisikan sebagai setiap kumpulan yang memiliki
kesadaran bersama akan keanggotaandan saling berinteraksi (Jusman Iskandar. 2003).
Sedangkan menurut Bruce J Cohen (1997), bahwa kelompok adalah sejumlah orang
yang berinteraksi secara bersama-sama dan memiliki kesadaran keanggotaan yang
didasarkan pada kehendak-kehendak perilaku yang disepakati. Berdasarkan berbagai
macam pengertian diatas menunjukan bahwa kelompok merupakan suatu unit yang
terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi.
Kelompok merupakan suatu kesatuan dalam dirinya sendiri, ia memiliki warna
dan ciri sendiri yang berbeda dari yang lain dan bahkan berbeda dengan anggota-
anggotanya secara pribadi. Karena itu, kelompok tidak dapat dipahami dengan semata-
mata memahami perbedaan kualitas dan ciri dari para anggota. Kelompok dapat
dipahami melalui struktur yang ada didalamnya sebagai suatu unit yang utuh. Manusia
sebagai anggota kelompok tentu harus tunduk dengan berbagai norma atau kaidah
sosial yang berlaku, sehingga setiap Tindakan individu senantiasa mencerminkan
kepentingan kelompoknya.
16
B. Grup Sosial yang kami peroleh pada bacaan
Grup sosial yang kami peroleh pada bacaan, yaitu adalah kelompok petani yang
berasal dari 3 kabupaten yang berkumpul di Surakarta. Kelompok petani yang berasal
dari 3 kabupaten tersebut diberikan pendidikan dan juga pelatihan yang diadakan oleh
Business Watch Indonesia (BWI). Dalam kegiatan tersebut, petani didorong untuk
semakin sering melakukan praktek-praktek pertanian yang ramah lingkungan dan
memulai langkah untuk mengembangkan pemasaran produk pertanian mereka. Para
kelompok petani ini nantinya akan mendapatkan pembekalan yang diberikan oleh
Business Watch Indonesia (BWI), yang nantinya pembekalan tersebut dapat
diaplikasikan atau diterapkan di dalam pertanian, dan kemudian para petani dapat
memperoleh pendapatan yang layak, kesejahteraan yang lebih baik, dan mengamankan
produksi pangan masyarakat.
C. Struktur Sosial
Proses sosial yang terjadi antara kelompok tani Business Watch Indonesia (BWI)
adalah pembinaan yang diberikan oleh Business Watch Indonesia (BWI) mengenai
pola-pola dalam bertani. Seperti pemasran, dan cara bertani yang ramah lingkungan.
Sehingga petani tersebut memliki bekal yang dapat mengembangkan pertanian.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sesuai dengan apa yang kami baca pada berita yang berjudul “Sejahterakan Petani,
Amankan Pangan”, kami menyimpulkan bahwa wujud kebudayaan yang terdapat
dalam bacaan tersebut adalah sebagai berikut:
Lembaga sosial pada bacaan yang kami peroleh adalah Busines Watch Indonesia.
Business Watch Indonesia (BWI) merupakan lembaga nirlaba riset dan advokasi yang
didirikan di Solo, Jawa Tengah pada september 2002. Adapun norma yang terdapat
pada bacaan, yang kami peroleh yaitu norma cara (usage).
Grup sosial yang kami peroleh pada bacaan, yaitu adalah kelompok petani yang
berasal dari 3 kabupaten yang berkumpul di Surakarta. Kelompok petani yang berasal
dari 3 kabupaten tersebut diberikan pendidikan dan juga pelatihan yang diadakan oleh
Business Watch Indonesia (BWI).
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu kedepannya kami akan menjelaskan makalah secara lebih rinci dan detail
dengan sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan oleh kami.
18
DAFTAR PUSTAKA
19