Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

KONSEP MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN


MAKHLUK SOSIAL

DOSEN PEMBIMBING : Ismanilda, SPd,M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 : 1. Alfi Khairina (222110163)

2. Chaila Audri Aurora (222110167)

3. Nasywa Annisa (222110180)

KELAS : DIII GIZI 1A

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, serta hidayahnya-Nya yang sangat besar sehingga saya pada akhirnya
bisa menyelesaikan makalah sosiologi antropologi tepat pada waktunya.

Rasa terima kasih juga kami sampaikan kepada Dosen pembimbing yang selalu
memberikan dukungan serta bimbinggannya sehingga makalah ini dapat disusun dengan
baik.

Semoga makalah yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah ilmu sosiologi
antropologi dan bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami
juga menyadari bahwa makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu
kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi menyusun
makalah dengan tema serupa yang lebih baik lagi.

Padang, 06 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................


i DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
ii BAB
I...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
BAB II.....................................................................................................................................................
3
PEMBAHASAN .....................................................................................................................................
3
2.1 Pengertian Individu ................................................................................................................. 3
2.2 Fungsi Manusia Sebagai Makhluk Individu ........................................................................... 3
2.3 Fungsi Manusia Sebagai Makhluk Sosial ............................................................................... 3
2.4 Interaksi Sosial Dalam Masyarakat......................................................................................... 4
2.5 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ............................................................................................... 4
2.5.1 Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif .................................................................................... 4
2.5.2 Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif................................................................................... 5
2.5.3 Bentuk Interaksi Sosial Akomodatif ............................................................................... 5
2.6 Pengertian Sosialisasi.............................................................................................................. 6
2.7 Bentuk dan Pola Sosialisasi Masyarakat................................................................................. 7
2.7.1 Bentuk Sosialisasi ........................................................................................................... 7
2.7.2 Pola Sosialisasi................................................................................................................ 7
2.8 Bentuk dan pola Sosialisasi Masyarakat Desa dan Kota ........................................................ 8
2.9 Keberagaman Masyarakat dan Bentuk Keberagaman Masyarakat......................................... 8
BAB III
.................................................................................................................................................10
PENUTUP ............................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................................................................11

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial, makhluk yang berpikir,
makhluk yang instability (Subadi, 2008: 83). Manusia sebagai makhluk individu tidak
pernah statis. Sejak lahir bahkan sejak pembuahan hingga meninggal dunia selalu
terjadi perubahan baik kemampuan fisik maupun kemampuan psikologis. Perubahan
setiap orang tidak sama, baik waktu, kecepatan maupun polanya. Perkembangan orang
sangat tergantung pada kemampuan bawaan, lingkungan dan aktivitas yang dijalaninya.
Oleh karena itu setiap individu berbeda. Semakin bertambahnya usia perbedaan itu
semakin bertambah. Orang tua jauh lebih kompleks dibanding dengan masa anak-anak,
bahkan mereka berbeda satu dari lainnya (Suwarno dkk., 2008: 2-3).
Manusia sebagai makhluk sosial sejak lahir sampai dengan kematiannya, tidak
pernah hidup “sendiri” tetapi selalu berada dalam suatu lingkungan sosial yang
berbeda-beda satu sama lain (Widjaja, 1986: 89). Dapat dikatakan manusia tidak
terlepas dari lingkungan masyarakat di mana dia hidup bersama dan berinteraksi
dengan individu yang lain. “Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling
berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat
menimbulkan suatu proses interaksi sosial” (Subadi, 2008: 83). Kebutuhan itu dapat
dibagi menjadi 2, yaitu kebutuhan materi maupun non-materi dalam memenuhi
kehidupannya di masyarakat.
Masyarakat merupakan bagian dari integrasi yang menghubungkan individu
dengan individu lainnya (Abdulsyani, 2002: 38). Masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain tentunya berbeda-beda baik di tingkat desa maupun kota.
Masyarakat desa kebersamaannya sangat erat, sedangkan masyarakat kota lebih
mengutamakan kepentingan individualnya daripada kepentingan orang lain. Hal ini
dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang diadakan di masyarakat. Dalam masyarakat
desa, misalnya ada kegiatan sambatan membangun rumah, gotong royong dalam
upacara kematian, menanam padi bersama di ladang, bantu-membantu dalam upacara
perkawinan dan sebagainya, sedangkan dalam masyarakat kota sering mengadakan
kegiatan yang berkaitan dengan kesuksesan hidup, misalnya kegiatan entrepreneurship
(Abdulsyani, 2002: 106). Setiap kegiatan ini memiliki nilai-nilai positif dalam

1
pelaksanaannya, baik nilai moral, kekeluargaan, sosial, politik, estetika, pendidikan,
persatuan, maupun demokrasi. Dengan adanya kegiatan-kegiatan di masyarakat maka
dapat membantu mereka untuk lebih terintegrasi dalam suatu kelompok sosial.
Secara sosiologis istilah kelompok diartikan sebagai suatu kumpulan dari orang-
orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, sehingga dapat mengakibatkan
tumbuhnya perasaan bersama (Abdulsyani, 2002: 98). Dalam kelompok sosial, ada
kelompok yang berstruktur dan kelompok yang tidak berstrukur (kolektivitas).
Kelompok yang berstruktur yaitu kelompok yang mempunyai rencana kerja dan
kepengurusan, sedangkan kelompok yang tidak terstrukur yaitu kelompok yang hanya
sekedar berkumpul tanpa memiliki kepengurusan (Abdulsyani, 2002: 102).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian individu ?
2. Apa fungsi manusia sebagai makhluk individu ?
3. Apa fungsi manusia sebagai makhluk sosial ?
4. Apa itu interaksi sosial dalam masyarakat ?
5. Apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial ?
6. Apa pengertian sosialisasi ?
7. Bagaimana bentuk dan pola sosialisasi masyarakat ?
8. Bagaimana bentuk dan pola sosialisasi masyarakat desa dan kota ?
9. Apa itu keberagaman masyarakat dan bentuk keberagaman masyarakat ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian individu
2. Untuk mengetahui fungsi manusia sebagai makhluk individu
3. Untuk mengetahui fungsi manusia sebagai makhluk individu
4. Untuk mengetahui interaksi sosial dalam masyarakat
5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk interkasi sosial
6. Untuk mengetahui pengertian sosialisasi
7. Untuk mengetahui bentuk dan pola sosialisasi masyarakat
8. Untuk mengetahui bentuk dan pola sosialisasi masyarakat desa dan kota
9. Untuk mengetahui keberagaman masyarakat dan bentuk keragaman masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Individu


1. Menurut Martin Luther King Jr.
Pengertian individu ini merupakan satuan kecil yang tidak bisa/dapat dibagi
lagi, yakni manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu ialah sebagai mahkluk
ciptaan tuhan di dalam dirinya itu selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang
meliputi raga, rasa, rasio, serta rukun.
2. Menurut Soediman Kartohadiprodjo
Di dalam Soerjono Soekanto, 2003, arti individu ini merupakan makhluk
hidup ciptaan Tuhan yang di dalam dirinya itu dilengkapi oleh kelengkapan hidup
yang meliputi raga, ras, sera rukun. Individu ubu merupakan unit terkecil
pembentuk masyarakat.
3. Menurut Abdul Syani (2002: 25)
Kata individu ini berasal dari bahasa Yunani “individum” yang memiliki arti
satuan terkecil yang tidak dapat/bisa dibagi lagi.
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut KBBI, pengertian individua ini merupakan orang seorang; pribadi
orang (terpisah dari yang lain); organisme yang hidupnya itu berdiri sendiri, secara
fisiologi ia itu bersifat bebas (tidak memiliki hubungan organik dengan
sesamanya).

2.2 Fungsi Manusia Sebagai Makhluk Individu


Manusia sebagai makhluk individu berperan menjaga dan mempertahankan
harkat martabat yang dimilikinya. Kemudian sebagai makhluk individu, manusia terus
berupaya memenuhi hak-hak dasarnya. Merealisasikan segenap potensi diri, baik dari
segi jasmani dan rohani menjadi salah satu peran manusia sebagai makhluk individu.
(Gramedia Pustaka)

2.3 Fungsi Manusia Sebagai Makhluk Sosial


Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat, kerena sifat yang suka bergaul dan
bermasyarakatlah manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Banyak manfaat kita

3
sebagai makhluk sosial seperti kita dapat saling melengkapi, bahkan dapat bekerja
sama, menjadi saling mengenal, saling menghargai, saling bertolerasi.Aug 11, 2020

2.4 Interaksi Sosial Dalam Masyarakat


Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling memengaruhi
antarindividu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Dalam hubungan ini,
individu atau kelompok dapat saling bekerjasama atau bahkan berkonflik secara formal
maupun informal, langsung maupun tidak langsung sebagai bentuk interaksi.Oct 4,
2021

2.5 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial


2.5.1 Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
Bentuk interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang
mengarah pada kesatuan. Ingat,mendengar kata "asosiatif", yang terbayang
adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat "baik". Bentuk interaksi sosial asosiatif
bisa berupa kerja sama, asimilasi, dan akulturasi.
1. Kerja Sama
Kerja sama bukanlah suatu usaha untuk melakukan siulan-siulan
kecil, nendang kaki kursi temen di depan, dan menggunakan kode-kode jari
untuk menentukan mana jawaban "A", "B", "C", dan "D".
Kerja sama, secara istilah berarti suatu usaha yang dilakukan bersama
antara individu atau kelompok, tujuannya untuk mencapai satu tujuan atau
beberapa tujuan bersama.
2. Asimilasi
Asimilasi adalah percampuran dua atau lebih kebudayaan berbeda
yang melebur menjadi suatu kebudayaan baru. Contohnya musik dangdut.
3. Akulturasi
Selanjutnya, akulturasi adalah perpaduan dua atau lebih budaya yang
berbeda tanpa menghilangkan ciri budaya lamanya. asimilasi itu,
perpaduannya menghasilkan budaya baru yang menghilangkan ciri budaya
lama. Sedangkan, kalo akulturasi itu, perpaduannya menghasilkan budaya
baru, tanpa menghilangkan ciri budaya lamanya.
Contohnya itu bangunan Masjid Kudus yang mencerminkan adanya
interaksi antara budaya Jawa, Hindu, dan Islam.

4
2.5.2 Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif
Bentuk interaksi sosial disosiatif ini lebih mengarah kepada perpecahan,
baik antar individu maupun kelompok. Adapun bentuk-bentuk dari disosiatif
meliputi, persaingan (kompetisi), kontravensi, dan pertentangan (konflik).
1. Persaingan (Kompetisi)
Persaingan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau
kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-
bidang kehidupan tanpa menggunakan ancaman kekerasan. Misalnya,
kompetisi sepakbola pada piala dunia.
2. Kontravensi
Meskipun terasa asing, tapi bisa dipastikan kamu pernah melakukan
kontravensi. Kontravensi merupakan suatu perasaan tidak suka yang
disembunyikan.
3. Pertentangan (Konflik)
Konflik juga kayaknya udah sering kamu denger ya. Secara istilah,
konflik adalah proses sosial yang dilakukan individu atau kelompok dalam
mencapai tujuannya disertai dengan paksaan atau kekerasan. Pertentangan
terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan antarindividu, perbedaan
kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial.

2.5.3 Bentuk Interaksi Sosial Akomodatif


Berbeda dengan kerja sama, kalo bentuk interaksi sosial akomodasi ini
berawal dari perselisihan. Akomodasi adalah upaya yang dilakukan untuk
menyelesaikan suatu pertikaian atau konflik oleh pihak-pihak yang bertikai.
Akomodasi sebagai proses sosial juga memiliki bentuk-bentuk , di
antaranya:
1. Koersi
Koersi adalah bentuk akomodasi yang pelaksanaannya dengan
menggunakan paksaan, ancaman, tekanan, maupun kekerasan. Kalian
sering lihat pengemis atau pedagang asongan yang digusur secara paksa
oleh satpol PP dan dinas sosial? Itulah salah satu contohnya.

5
2. Kompromi
Kompromi adalah bentuk usaha dalam meredakan masalah yang
terjadi antara dua belah pihak melalui pengurangan tuntutan.
3. Konsiliasi
Konsiliasi adalah usaha yang dilakukan pihak tertentu untuk
mempertemukan keinginan antara kedua belah pihak yang berkonflik,
sehingga dapat meyelesaikan masalah. Misalnya, ketika di depan pasar ada
ibu-ibu yang jambak-jambakan karena rebutan harga kangkung paling
murah. Karena gak tega ngeliat mereka ribut, si pedagang memanggil
mereka. Dicari jalan tengahnya.
4. Arbitrasi
Arbitrasi terjadi ketika pihak ketiga membantu meredakan
pertentangan yang memiliki kedudukan lebih tinggi dan dapat memberikan
keputusan yang mengikat pihak-pihak yang berkonflik. Contohnya, guru
BK memberi hukuman kepada kedua murid yang bertengkar.
5. Mediasi
Mediasi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan oleh pihak ketiga
dan bersifat netral. Jadi, keputusan akhir tetap dikembalikan kepada kedua
pihak yang berkonflik. Contoh, pak RT memberikan nasehat kepada
tetangga yang bertengkar.
6. Ajudikasi
Ajudikasi merupakan proses penyelesaian masalah melalui meja hijau
(jalur hukum). Contoh, hakim memberikan sanksi hukum kepada koruptor.
(Suhardi dan Sri Sunarti. 2009)

2.6 Pengertian Sosialisasi


Menurut Charlotte Buhler (1978:55), pengertian sosialisasi adalah suatu proses
yang membantu anggota masyarakat untuk belajar dan Page 3 9 menyesuaikan diri
terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar ia
dapat berperan dan berfungsi dalam kelompok tersebut.

6
2.7 Bentuk dan Pola Sosialisasi Masyarakat
2.7.1 Bentuk Sosialisasi
Sosialisasi terbagi dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
a. Sosialisasi langsung merupakan tahap sosialisasi yang dilakukan secara
face to face tanpa menggunakan media perantara atau alat komunikasi.
Melalui sosialisasi ini, subjek sosialisasi dapat menilai keberhasilan
pesan yang disampaikan melalui sikap, mimik muka, dan argumentasi yang
disampaikan.
b. Sosialisasi tidak langsung merupakan sosialisasi yang dilakukan
menggunakan media atau perantara komunikasi. Subjek dan objek
sosialisasi tidak berada dalam konteks ruang dan waktu yang sama.
c. Sosialisasi primer merupakan tahap sosialisasi pertama yang diterima
individu di lingkungan keluarga.
d. Sosialisasi sekunder merupakan bentuk sosialisasi yang terjadi di
lingkungan sekolah, lingkungan bermain, lingkungan kerja, dan interaksi
melalui media massa.
e. Sosialisasi represif merupakan bentuk sosialisasi yang bertujuan
mencegah terjadinya perilaku menyimpang. Sosialisasi represif berkaitan
dengan pemberian hadiah (reward) dan hukuman (punishment).
f. Sosialisasi partisipatoris merupakan bentuk sosialisasi yang dilakukan
dengan meng- utamakan peran aktif objek sosialisasi dalam proses
internalisasi nilai dan norma.
g. Sosialisasi secara formal merupakan bentuk sosialisasi melalui lembaga-
lembaga formal seperti sekolah dan kepolisian.
h. Sosialisasi secara nonformal merupakan bentuk sosialisasi melalui
lembaga nonformal seperti masyarakat dan kelompok bermain.
2.7.2 Pola Sosialisasi
Gertrude Jaeger (Sunarto, 2008) membagi sosilalisasi ke dalam dua pola.
a. Sosialisasi represif: Menekankan pada penggunaan hukuman terhadap
kesalahan, komunikasi satu arah, kepatuhan penuh anak-anak kepada orang
tua. Peran orang tua sangat dominan.
b. Sosialisasi partisipatif yaitu sosialisasi yang lebih mengutamakan
penggunaan motivasi, persuasi, komunikasi timbal balik dan penghargaan

7
terhadap otonomi anak. Orang tua merupakan partner sharing tanggung
jawab dalam proses tersebut. Merupakan pola anak diberi imbalan ketika
berperilaku baik.

2.8 Bentuk dan pola Sosialisasi Masyarakat Desa dan Kota


2.8.1 Pola sosialisasi pada masyarakat kota
Pola sosialisasi pada masyarakat kota akan cenderung terbuka dalam
mengeluarkan pendapatnya dalam keluarga dan masyarakat desa akan
cenderung hanya satu arah karena adanya perbedaan orientasi masyarakat desa
dan perbebedaan nilai dan norma yang diserap dalam diri individu pun berbeda
karena pola sosialisasi masyarakat di suatu daerah biasanya tergantung pada
ekonomi atau budaya maupun adat istiadat daerah tersebut.

2.9 Keberagaman Masyarakat dan Bentuk Keberagaman Masyarakat


Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak
perbedaan dalam berbagai bidang. Perbedaan tersebut meliputi yaitu, suku bangsa, ras,
agama, dan antargolongan. Keberagaman di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor
yaitu : Letak strategis wilayah Indonesia.
1. Keberagaman Agama
Perlu diketahui, Indonesia termasuk negara beragama. Setidaknya hingga
saat ini ada enam agama di Indonesia yang diakui dan sah secara hukum dianut
atau dipeluk oleh masyarakat. Keenam agama yang sah dan resmi, yaitu Agama
Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
2. Adat Istiadat
Keberagaman masyarakat di Indonesia membentuk adat istiadat. Terdapat
berbagai jenis adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Misalnya
dalam hal aturan mengenai konsensus dan kesepakatan dalam menjalankan nilai
dan norma di masyarakat.
3. Keberagaman Suku
Warisan sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia dalam keragaman suku
memang menjadi keunikan tersendiri. Bahkan berbagai suku yang ada telah
memberikan keistimewaan akan keberadaan Indonesia di mata dunia.

8
4. Kebudayaan atau Budaya
Kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat menjadi bentuk
keberagaman yang tidak bisa dihindari.Mulai dari kebudayaan dalam bidang
kesenian tari, lukisan, rumah adat, lagu daerah, cerita rakyat/drama, pakaian adat,
tradisi maupun upacara yang dimiliki setiap masyarakat.
5. Keberagaman Ras
Ras adalah sebagai cara untuk melakukan pengkategorian pada manusia,
mulai dari ciri-ciri fisik tertentu yang berbeda-beda, seperti rambut, kulit, dan
lainnya. Dalam KBBI, ras merupakan golongan bangsa yang berdasarkan pada ciri-
ciri fisik.
6. Golongan atau Kelompok Etnis
Keberagaman selanjutnya yang tak bisa dielakkan dalam kehidupan
masyarakat Indonesia yaitu perihal adanya golongan dan atau kelompok etnis.
7. Keberagaman Kepentingan
Berbagai keberagaman di dalam masyarakat tidak hanya menyangkut
budaya, ras, suku, namun ada juga keberagaman dalam bentuk Politik, Ekonomi,
Pasar atau perdagangan.
Yang dimiliki setiap masyarakat dalam kehidupannya sehari hari. Berbagai
perspektif yang ada inilah bentuk keragaman masyarakat di Indonesia.
8. Keberagaman Kepercayaan
Selain beragam agama, ada pula keberagaman tentang kepercayaan yang
dimiliki oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Sebagian masyarakat bahkan
masih melakukan dan menjalankan ritual maupun kepercayaannya tersebut di
masyarakat.
9. Keberagaman Keyakinan
Uniknya lagi, berbagai bentuk keberagaman masyarakat Indonesia di dalam
mempercayai suatu keyakinan masih saja ada pada sebagian masyarakat di
Indonesia. Ini termasuk contoh nyata bagian dari bentuk-bentuk keragaman yang
ada di Indonesia dan masih dilaksanakan oleh sebagian masyarakat.
10. Bahasa Daerah
Keberagaman yang lain adalah dalam penggunaan bahasa daerah yang
berbeda-beda pada setiap kelompok masyarakatnya.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki ketergantungan dalam menjalani
kehidupan. Seseorang individu tentu saja memerlukan orang lain dalam berinteraksi.
Jika keselarasan dalam kehidupan di masyarakat terganggu, maka kehidupan
bermasyarakat akan mengalami masalah. Masalah yang timbul akan merugikan diri
sendiri, bahkan juga merugikan orang lain, maka dari itu, masalah tersebut akan
menimbulkan masalah sosial.

1
DAFTAR PUSTAKA
1. http://eprints.ums.ac.id/21013/2/3._BAB_I.pdf

2. https://pendidikan.co.id/pengertian-individu-ciri-karakteristik-dan-menurut-ahli/

3. https://www.gramedia.com/literasi/manusia-sebagai-makhluk-individu/

4.https://www.kompasiana.com/yunitafrisilla0233/5f327d39d541df5f1e3b4125/manusia-
sebagai-makhluk-sosial

5. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5752680/pengertian-interaksi-sosial-ciri-ciri-
syarat-terjadi-dan-ragam-bentuknya

6. Suhardi dan Sri Sunarti. 2009. Sosiologi 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

7. https://www.mandandi.com/2021/08/sosialisasi-pengertian-tujuan-bentuk.html?m=1

8. http://eprints.umm.ac.id/45321/3/BAB%202.pdf

9.https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/keberagaman-dalam-masyarakat-
indonesia9/#:~:text=Keberagaman%20adalah%20suatu%20kondisi%20dalam,Letak%20strat
egis%20wilayah%20Indonesia

10. https://roboguru.ruangguru.com/question/mengapa-pola-sosialisasi-di-berbagai-daerah-
atau-kelompok-masyarakat-berbeda-beda-_QU-8KYWTS60

11. http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/6999/3/BAB%20V.pdf

Anda mungkin juga menyukai