DISUSUN OLEH :
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, serta hidayahnya-Nya yang sangat besar sehingga saya pada akhirnya
bisa menyelesaikan makalah sosiologi antropologi tepat pada waktunya.
Rasa terima kasih juga kami sampaikan kepada Dosen pembimbing yang selalu
memberikan dukungan serta bimbinggannya sehingga makalah ini dapat disusun dengan
baik.
Semoga makalah yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah ilmu sosiologi
antropologi dan bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami
juga menyadari bahwa makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu
kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi menyusun
makalah dengan tema serupa yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
pelaksanaannya, baik nilai moral, kekeluargaan, sosial, politik, estetika, pendidikan,
persatuan, maupun demokrasi. Dengan adanya kegiatan-kegiatan di masyarakat maka
dapat membantu mereka untuk lebih terintegrasi dalam suatu kelompok sosial.
Secara sosiologis istilah kelompok diartikan sebagai suatu kumpulan dari orang-
orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, sehingga dapat mengakibatkan
tumbuhnya perasaan bersama (Abdulsyani, 2002: 98). Dalam kelompok sosial, ada
kelompok yang berstruktur dan kelompok yang tidak berstrukur (kolektivitas).
Kelompok yang berstruktur yaitu kelompok yang mempunyai rencana kerja dan
kepengurusan, sedangkan kelompok yang tidak terstrukur yaitu kelompok yang hanya
sekedar berkumpul tanpa memiliki kepengurusan (Abdulsyani, 2002: 102).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian individu
2. Untuk mengetahui fungsi manusia sebagai makhluk individu
3. Untuk mengetahui fungsi manusia sebagai makhluk individu
4. Untuk mengetahui interaksi sosial dalam masyarakat
5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk interkasi sosial
6. Untuk mengetahui pengertian sosialisasi
7. Untuk mengetahui bentuk dan pola sosialisasi masyarakat
8. Untuk mengetahui bentuk dan pola sosialisasi masyarakat desa dan kota
9. Untuk mengetahui keberagaman masyarakat dan bentuk keragaman masyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sebagai makhluk sosial seperti kita dapat saling melengkapi, bahkan dapat bekerja
sama, menjadi saling mengenal, saling menghargai, saling bertolerasi.Aug 11, 2020
4
2.5.2 Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif
Bentuk interaksi sosial disosiatif ini lebih mengarah kepada perpecahan,
baik antar individu maupun kelompok. Adapun bentuk-bentuk dari disosiatif
meliputi, persaingan (kompetisi), kontravensi, dan pertentangan (konflik).
1. Persaingan (Kompetisi)
Persaingan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau
kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-
bidang kehidupan tanpa menggunakan ancaman kekerasan. Misalnya,
kompetisi sepakbola pada piala dunia.
2. Kontravensi
Meskipun terasa asing, tapi bisa dipastikan kamu pernah melakukan
kontravensi. Kontravensi merupakan suatu perasaan tidak suka yang
disembunyikan.
3. Pertentangan (Konflik)
Konflik juga kayaknya udah sering kamu denger ya. Secara istilah,
konflik adalah proses sosial yang dilakukan individu atau kelompok dalam
mencapai tujuannya disertai dengan paksaan atau kekerasan. Pertentangan
terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan antarindividu, perbedaan
kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial.
5
2. Kompromi
Kompromi adalah bentuk usaha dalam meredakan masalah yang
terjadi antara dua belah pihak melalui pengurangan tuntutan.
3. Konsiliasi
Konsiliasi adalah usaha yang dilakukan pihak tertentu untuk
mempertemukan keinginan antara kedua belah pihak yang berkonflik,
sehingga dapat meyelesaikan masalah. Misalnya, ketika di depan pasar ada
ibu-ibu yang jambak-jambakan karena rebutan harga kangkung paling
murah. Karena gak tega ngeliat mereka ribut, si pedagang memanggil
mereka. Dicari jalan tengahnya.
4. Arbitrasi
Arbitrasi terjadi ketika pihak ketiga membantu meredakan
pertentangan yang memiliki kedudukan lebih tinggi dan dapat memberikan
keputusan yang mengikat pihak-pihak yang berkonflik. Contohnya, guru
BK memberi hukuman kepada kedua murid yang bertengkar.
5. Mediasi
Mediasi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan oleh pihak ketiga
dan bersifat netral. Jadi, keputusan akhir tetap dikembalikan kepada kedua
pihak yang berkonflik. Contoh, pak RT memberikan nasehat kepada
tetangga yang bertengkar.
6. Ajudikasi
Ajudikasi merupakan proses penyelesaian masalah melalui meja hijau
(jalur hukum). Contoh, hakim memberikan sanksi hukum kepada koruptor.
(Suhardi dan Sri Sunarti. 2009)
6
2.7 Bentuk dan Pola Sosialisasi Masyarakat
2.7.1 Bentuk Sosialisasi
Sosialisasi terbagi dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
a. Sosialisasi langsung merupakan tahap sosialisasi yang dilakukan secara
face to face tanpa menggunakan media perantara atau alat komunikasi.
Melalui sosialisasi ini, subjek sosialisasi dapat menilai keberhasilan
pesan yang disampaikan melalui sikap, mimik muka, dan argumentasi yang
disampaikan.
b. Sosialisasi tidak langsung merupakan sosialisasi yang dilakukan
menggunakan media atau perantara komunikasi. Subjek dan objek
sosialisasi tidak berada dalam konteks ruang dan waktu yang sama.
c. Sosialisasi primer merupakan tahap sosialisasi pertama yang diterima
individu di lingkungan keluarga.
d. Sosialisasi sekunder merupakan bentuk sosialisasi yang terjadi di
lingkungan sekolah, lingkungan bermain, lingkungan kerja, dan interaksi
melalui media massa.
e. Sosialisasi represif merupakan bentuk sosialisasi yang bertujuan
mencegah terjadinya perilaku menyimpang. Sosialisasi represif berkaitan
dengan pemberian hadiah (reward) dan hukuman (punishment).
f. Sosialisasi partisipatoris merupakan bentuk sosialisasi yang dilakukan
dengan meng- utamakan peran aktif objek sosialisasi dalam proses
internalisasi nilai dan norma.
g. Sosialisasi secara formal merupakan bentuk sosialisasi melalui lembaga-
lembaga formal seperti sekolah dan kepolisian.
h. Sosialisasi secara nonformal merupakan bentuk sosialisasi melalui
lembaga nonformal seperti masyarakat dan kelompok bermain.
2.7.2 Pola Sosialisasi
Gertrude Jaeger (Sunarto, 2008) membagi sosilalisasi ke dalam dua pola.
a. Sosialisasi represif: Menekankan pada penggunaan hukuman terhadap
kesalahan, komunikasi satu arah, kepatuhan penuh anak-anak kepada orang
tua. Peran orang tua sangat dominan.
b. Sosialisasi partisipatif yaitu sosialisasi yang lebih mengutamakan
penggunaan motivasi, persuasi, komunikasi timbal balik dan penghargaan
7
terhadap otonomi anak. Orang tua merupakan partner sharing tanggung
jawab dalam proses tersebut. Merupakan pola anak diberi imbalan ketika
berperilaku baik.
8
4. Kebudayaan atau Budaya
Kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat menjadi bentuk
keberagaman yang tidak bisa dihindari.Mulai dari kebudayaan dalam bidang
kesenian tari, lukisan, rumah adat, lagu daerah, cerita rakyat/drama, pakaian adat,
tradisi maupun upacara yang dimiliki setiap masyarakat.
5. Keberagaman Ras
Ras adalah sebagai cara untuk melakukan pengkategorian pada manusia,
mulai dari ciri-ciri fisik tertentu yang berbeda-beda, seperti rambut, kulit, dan
lainnya. Dalam KBBI, ras merupakan golongan bangsa yang berdasarkan pada ciri-
ciri fisik.
6. Golongan atau Kelompok Etnis
Keberagaman selanjutnya yang tak bisa dielakkan dalam kehidupan
masyarakat Indonesia yaitu perihal adanya golongan dan atau kelompok etnis.
7. Keberagaman Kepentingan
Berbagai keberagaman di dalam masyarakat tidak hanya menyangkut
budaya, ras, suku, namun ada juga keberagaman dalam bentuk Politik, Ekonomi,
Pasar atau perdagangan.
Yang dimiliki setiap masyarakat dalam kehidupannya sehari hari. Berbagai
perspektif yang ada inilah bentuk keragaman masyarakat di Indonesia.
8. Keberagaman Kepercayaan
Selain beragam agama, ada pula keberagaman tentang kepercayaan yang
dimiliki oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Sebagian masyarakat bahkan
masih melakukan dan menjalankan ritual maupun kepercayaannya tersebut di
masyarakat.
9. Keberagaman Keyakinan
Uniknya lagi, berbagai bentuk keberagaman masyarakat Indonesia di dalam
mempercayai suatu keyakinan masih saja ada pada sebagian masyarakat di
Indonesia. Ini termasuk contoh nyata bagian dari bentuk-bentuk keragaman yang
ada di Indonesia dan masih dilaksanakan oleh sebagian masyarakat.
10. Bahasa Daerah
Keberagaman yang lain adalah dalam penggunaan bahasa daerah yang
berbeda-beda pada setiap kelompok masyarakatnya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki ketergantungan dalam menjalani
kehidupan. Seseorang individu tentu saja memerlukan orang lain dalam berinteraksi.
Jika keselarasan dalam kehidupan di masyarakat terganggu, maka kehidupan
bermasyarakat akan mengalami masalah. Masalah yang timbul akan merugikan diri
sendiri, bahkan juga merugikan orang lain, maka dari itu, masalah tersebut akan
menimbulkan masalah sosial.
1
DAFTAR PUSTAKA
1. http://eprints.ums.ac.id/21013/2/3._BAB_I.pdf
2. https://pendidikan.co.id/pengertian-individu-ciri-karakteristik-dan-menurut-ahli/
3. https://www.gramedia.com/literasi/manusia-sebagai-makhluk-individu/
4.https://www.kompasiana.com/yunitafrisilla0233/5f327d39d541df5f1e3b4125/manusia-
sebagai-makhluk-sosial
5. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5752680/pengertian-interaksi-sosial-ciri-ciri-
syarat-terjadi-dan-ragam-bentuknya
6. Suhardi dan Sri Sunarti. 2009. Sosiologi 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
7. https://www.mandandi.com/2021/08/sosialisasi-pengertian-tujuan-bentuk.html?m=1
8. http://eprints.umm.ac.id/45321/3/BAB%202.pdf
9.https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/keberagaman-dalam-masyarakat-
indonesia9/#:~:text=Keberagaman%20adalah%20suatu%20kondisi%20dalam,Letak%20strat
egis%20wilayah%20Indonesia
10. https://roboguru.ruangguru.com/question/mengapa-pola-sosialisasi-di-berbagai-daerah-
atau-kelompok-masyarakat-berbeda-beda-_QU-8KYWTS60
11. http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/6999/3/BAB%20V.pdf