Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PUNAHNYA BUDAYA GOTONG ROYONG DIKALANGAN


MASYARAKAT MODERN

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya Dasar

Dosen Pengampu : Drs. Offeny, M.Si

Disusun Oleh :

Meinaftali Agnestesia AAC 116 011


Wildya Yuviana AAC 116 006

Program Studi Sendratasik


Jurusan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Palangka Raya

2017
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah
ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, 9 Juni 2017

Penyusun

i
Daftar Isi
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Bab I Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Bab II Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Pengertian Gotong Royong . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Punahnya Budaya Gotong Royong dalam Masyarakat Modern . . . . . . . . . . . . . . . 6
Cara Melestarikan Budaya Gotong Royong . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
Bab III Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

ii
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, sebagai makhluk sosial (homo
socialis), manusia tidak hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan
manusia lain dalam beberapa hal tertentu. Sehebat apapun pribadi seorang manusia dia
tidak akan mampu untuk hidup sendiri. Sebagai masyarakat Indonesia, setiap manusia
saling membutuhkan satu sama lainnya tentunya dalam hal yang positif. Saling
bersosialisasi antara satu sama lainnya membuat interaksi yang kuat untuk mengenal
kepribadian manusia lain. Dengan berlandaskan pancasila manusia sebagai makhluk yang
sosial dan budaya disatukan untuk saling menghormati dan menghargai antara manusia
yang memiliki budaya yang berbeda-beda. Dengan adanya gotong royong, suatu pekerjaan
atau kegiatan akan terasa lebih ringan daripada dikerjakan sendiri.Namun kenyataannya,
saat ini budaya gotong royong sudah mulai punah dikalangan masyarakat modern. Mereka
lebih bersifat indiviualistis dibandingkan dengan masyarakat di pedesaan yang masih
digunakannya budaya gotong royong.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa definisi gotong royong?


b) Kenapa gotong royong mulai punah dikalangan masyarakat modern ?
c) Bagaimana cara melestarikan budaya gotong royong di masyarakat sekitar kita ?

1.3 Tujuan Penulisan

Pada era modern sekarang ini, budaya gotong royong sudah mulai hilang
dikalangan masyarakat. Untuk itu, kita sebagai generasi muda sekaligus penerus bangsa ini
perlu menghidupkan kembali budaya gotong royong. Karena gotong royong merupakan
cerminan dari pancasila, yang merupakan ideolog bangsa Indonesia.
1
Bab II
Pembahasan

2.1 Pengertian Gotong Royong

Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong berarti pikul atau angkat,
sedangkan royong berarti bersama-sama. Sehingga jika diartikan secara harafiah, gotong
royong berarti mengangkat secara bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara
bersama-sama. Gotong royong dapat dipahami pula sebagai bentuk partisipasi aktif setiap
individu untuk ikut terlibat dalam memberi nilai positif dari setiap obyek, permasalahan,
atau kebutuhan orang-orang di sekelilingnya. Partisipasi aktif tersebut bisa berupa bantuan
yang berwujud materi, keuangan, tenaga fisik, mental spiritual, ketrampilan, sumbangan
pikiran atau nasihat yang konstruktif, sampai hanya berdoa kepada Tuhan.

Sedangkan menurut KBBI, gotong royong berarti bekerja bersama sama (tolong
menolong, bantu membantu).
Sikap gotong royong adalah bekerja bersama sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
dan secara bersama sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha
/ pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh beberapa manusia
menurut batas kemampuannya masing masing.

Menurut Koentjaraningrat budaya gotong royong yang dikenal oleh masyarakat


Indonesia dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yakni gotong royong tolong menolong
dan gotong royong kerja bakti. Budaya gotong royong tolong menolong terjadi pada
aktivitas pertanian, kegiatan sekitar rumah tangga, kegiatan pesta, kegiatan perayaan, dan
pada peristiwa bencana atau kematian. Sedangkan budaya gotong royong kerja bakti
biasanya dilakukan untuk mengerjakan sesuatu hal yang sifatnya untuk kepentingan
umum, entah yang terjadi atas inisiatif warga atau gotong royong yang dipaksakan.

2
Dalam perspektif sosiologi budaya, nilai gotong royong adalah semangat yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku atau tindakan individu yang dilakukan tanpa
mengharap balasan untuk melakukan sesuatu secara bersama-sama demi kepentingan
bersama atau individu tertentu. Gotong royong menjadikan kehidupan manusia Indonesia
lebih berdaya dan sejahtera. Dengan gotong royong, berbagai permasalahan kehidupan
bersama bisa terpecahkan secara mudah dan murah, demikian halnya dengan kegiatan
pembangunan masyarakat.

Nilai-nilai positif dalam gotong royong antara lain:

1. Kebersamaan

Gotong royong mencerminkan kebersamaan yang tumbuh dalam lingkungan


masyarakat. Dengan gotong royong, masyarakat mau bekerja secara bersama-sama untuk
membantu orang lain atau untuk membangun fasilitas yang bisa dimanfaatkan bersama.

2. Persatuan

Kebersamaan yang terjalin dalam gotong royong sekaligus melahirkan persatuan


antar anggota masyarakat. Dengan persatuan yang ada, masyakarat menjadi lebih kuat dan
mampu menghadapi permasalahan yang muncul.

3. Rela berkorban

Gotong royong mengajari setiap orang untuk rela berkorban. Pengorbanan tersebut
dapat berbentuk apapun, mulai dari berkorban waktu, tenaga, pemikiran, hingga uang.
Semua pengorbanan tersebut dilakukan demi kepentingan bersama. Masyarakat rela
mengesampingkan kebutuhan pribadinya untuk memenuhi kebutuhan bersama.

3
4. Tolong menolong

Gotong royong membuat masyarakat saling bahu-membahu untuk menolong satu


sama lain. Sekecil apapun kontribusi seseorang dalam gotong royong, selalu dapat
memberikan pertolongan dan manfaat untuk orang lain.

5. Sosialisasi

Di era modern, kehidupan masyarakat cenderung individualis. Gotong royong


dapat membuat manusia kembali sadar jika dirinya adalah maskhluk sosial. Gotong royong
membuat masyarakat saling mengenal satu sama lain sehingga proses sosialisasi dapat
terus terjaga keberlangsungannya.

Manfaat Gotong Royong

Gotong royong merupakan budaya masyarakat yang akan memberikan banyak


sekali keuntungan. Keuntungan –keuntungan tersebut antara lain:

1. Meringankan beban pekerjaan yang harus ditanggung

Semakin banyak orang yang terlibat dalam usaha membangun atau membersihkan
suatu lingkungan, maka akan semakin ringan pekerjaan dari masing-masing individu yang
terlibat di dalamnya. Selain meringankan pekerjaan yang harus ditanggung oleh masing-
masing individu, gotong royong juga membuat sebuah pekerjaan menjadi lebih cepat
untuk diselesaikan. Artinya, gotong royong dapat membuat pekerjaan menjadi lebih efektif
dan efisien.

4
2. Menumbuhkan sikap sukarela, tolong-menolong, kebersamaan, dan kekeluargaan antar
sesama anggota masyarakat

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gotong royong memiliki nilai-nilai yang
menjadikan gotong royong menjadi budaya yang sangat baik untuk dipelihara. Gotong
royong dapat menumbuhkan sikap sukarela, tolong-menolong, kebersamaan, dan
kekeluargaan antar sesama anggota masyarakat. Masyarakat yang mau melakukan gotong
royong akan lebih peduli pada orang-orang yang ada di sekitarnya. Mereka rela untuk
saling berbagi dan tolong menolong. Masyarakat juga dapat lebih “guyup” karena gotong
royong menjaga kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama anggota yang ada di
masyarakat.

3. Menjalin dan membina hubungan sosial yang baik dan harmonis antarwarga masyarakat

Lingkungan yang harmonis akan menyehatkan masyarakatnya. Ketika ada satu


anggota masyarakat yang kesulitan, maka anggota masyarakat lain akan sigap memberikan
pertolongan. Hubungan sosial yang baik dan harmonis seperti ini dapat dibangun jika
masyarakat mau malakukan kegiatan gotong royong. Gotong royong dapat menumbuhkan
hubungan sosial yang baik pada masyarakat. Sebagai akibatnya, hubungan antaranggota
masyarakat pun akan semakin harmonis.

4. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional

Dalam skala yang lebih besar, gotong royong dapat meningkatkan rasa persatuan
dan kesatuan nasional. Masyarakat yang sudah solid di tingkat RT atau RW akan mampu
menjalin persatuan yang lebih besar lagi dalam skala nasional. Gotong royong mampu
menyadarkan masyarakat jika kita semua berada di tanah air yang sama, sehingga sikap
persatuan dan kesatuan yang ada juga harus diwujudkan dari Sabang sampai Merauke,
yakni pada seluruh daerah di Indonesia.

5
2.2 Penyebab Punahnya Budaya Gotong Royong Dikalangan Masyarakat Modern

Sikap budaya gotong royong yang semula menjadi sikap hidup bangsa telah
mengalami banyak gempuran yang terutama bersumber pada budaya Barat yang agresif
dan dinamis, mementingkan kebebasan individu. Dengan memanfaatkan keberhasilannya
di berbagai bidang kehidupan serta kekuatannya di bidang fisik dan militer, Barat cukup
mendominasi dunia dan umat manusia. Dampak globalisasi ini telah mempengaruhi
hampir semua aspek kehidupan yang ada di masyarakat, salah satunya adalah aspek
budaya gotong royong Indonesia.

Masa sekarang ini, dampak globalisasi telah mempengaruhi pola pikir masyarakat
Indonesia tentang hakikat budaya gotong royong. Masyarakat lebih suka membeli barang-
barang mewah yang sarat dengan pemborosan daripada menyisihkan hartanya untuk
membantu orang fakir dan miskin. Masyarakat menjadi cenderung individualis, konsumtif,
dan kapitalis sehingga rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan senasib sepenanggungan
antarsesama manusia mulai hilang tergerus ganasnya badai globalisasi yang mempunyai
dampak negatif serta dampak positif tanpa difilter terlebih dahulu oleh kebanyakan
masyarakat Indonesia. Arus globalisasi dalam bidang sosial budaya begitu cepat merasuk
ke dalam masyarakat terutama kalangan muda.

Pengaruh globalisasi telah membuat banyak anak muda seakan kehilangan


kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Dari cara berpakaian misalnya, banyak remaja
kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat, berpakaian minim
dan bahan yang digunakan memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak terlihat.
Dari cara berperilaku, remaja cenderung mencoba sesuatu yang baru yang tidak
mempedulikan dampaknya dan akibat yang ditimbulkannya. Ada juga budaya “gotong
royong” yang diterapkan pada kondisi yang salah. Misalnya, sikap terlalu “setia kawan”
pada kawan yang justru sudah jelas kesalahannya dalam suatu hal, tetapi tetap saja
didukung dengan setia.

6
Penyebab lain hilangnya budaya gotong royong dikalangan masyarakat modern
yaitu pengaruh faham individualis, sehingga mereka lebih mementingkan individu dan
bekerja sendiri daripada bekerja bersama sama. Padahal, pada hakekatnya manusia
diciptakan sebagai makhluk social yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri
tanpa bantuan orang lain.

Selain itu, tuntutan pekerjaan pada masyarakat modern juga menjadi penyebab lain
punahnya budaya gotong royong. Khususnya di daerah perkotaan yang jam kerjanya
relative padat sehingga mereka menghabiskan banya waktu mereka di kantor.
(http://majalah1000guru.net/2016/05/budaya-gotong-royong-globalisasi/)

2.3 Cara Melestarikan Budaya Gotong Royong di Sekitar Kita

Beberapa upaya untuk membangkitkan kembali budaya gotong royong yang


ditawarkan oleh Prof. Dr. Haryono Suyono melalui Yayasan Damandiri di antaranya
dengan pembentukan dan pembangunan pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) di setiap
desa atau pedukuhan. Strategi yang ditempuh adalah pembangunan berbasis masyarakat
dengan menempatkan manusia atau penduduk sebagai titik sentral pemberdayaan dan
prioritas pembangunan. Di sini manusia diberikan peran yang cukup strategis dan
diberikan kesempatan untuk membangun dirinya dan orang-orang di sekitarnya melalui
kegiatan yang sifatnya bisa meningkatkan dan menghidupkan kembali semangat gotong-
royong, yang akhir-akhir ini mulai mengendor.
Perlu ada dukungan dari berbagai pihak, terutama dari instansi dan lembaga sosial
kemasyarakat, untuk bersama-sama membangun kebersamaan dan menciptakan sesuatu
yang berharga yang sebelumnya tidak atau belum terpikirkan. Mengobarkan semangat
yang tinggi dan berusaha mewujudkan adanya budaya kerja keras yang ada manfaatnya
dan mempunyai dampak nyata bagi masyarakat, bukan hanya dengan berbicara saja, tetapi
ada buktinya di lapangan.
Bila dimungkinkan, berbagai pihak mau terjun ke lapangan untuk mengembangkan
masyarakat yang berbudaya belajar, budaya membangun dan budaya kerja keras dalam
bidang usaha dan akhirnya akan terbentuk budaya gotong royong dan peningkatan
kehidupan yang lebih sejahtera. Dengan bahasa yang agak keren, kita bisa
menyebutnya “Prosperous Workfare Community” atau masyarakat pekerja keras yang
mengupayakan sendiri kesejahteraannya, bukan dengan pemberian bantuan langsung
tunai atau BLT. Hilangnya semangat gotong royong ini bisa dikurangi bila semangat kerja
keras ini bisa dikembangkan dengan lebih baik.

7
Dari sana, kita bisa menjalankan fungsi silang, yakni saling melakukan kontrol
untuk terus-menerus menciptakan keseimbangan baru yang lebih harmonis tanpa ada
dominasi. Kini kita menghadapi masalah besar, yakni bagaimana nilai kebersamaan anak
bangsa ini bisa mewujud lebih konkret dalam memberikan arah dasar pembangunan
orientasi dan pemerdekaan manusia Indonesia dari ketergantungan bangsa
lain. Kebersamaan untuk menciptakan manusia yang merdeka, yang memiliki jati
diri,mencintai kemanusiaan dan keadilan untuk merenda cakrawala baru yang
mempengaruhi cara berpikir, bertindak, bernalar, beragama, berelasi dalam rangka
mewujudkan nilai dasar keindonesiaan dalam kehidupan sehari-hari. Semua masalah akan
bisa diselesaikan dengan mudah bila kita bergandengan tangan untuk membangun bangsa
ini dengan nilai keindonesiaan yang kokoh.

Menanamkan budaya gotong royong pada generasi penerus bangsa (anak anak )
dengan cara membiasakan perilaku gotong royong yang bisa diawali di lingkungan
keluarga seperti membersihkan rumah bersama anggota keluarga yang lain lalu berlanjut
kejenjang yang lebih tinggi yaitu di sekolah dengan melakukan piket secara bersama sama
dengan teman teman.

8
Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Semakin punahnya budaya gotong royong dikalangan masyarakat modern
sangatlah disayangkan karena budaya gotong royong merupakan budaya bangsa yang
menjadi cermin dari warisan para pahlawanpejuang kemerdekaan Indonesia.

3.2 Saran
Kita sebagai generasi penerus bangsa harus melestarikan budaya gotong royong
yang telah diwariskan oleh pejuang dengan cara mempraktekan gotong royong tersebut
dalam kehidupan sehari hari.

9
Daftar Pustaka

http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/15/gotong-royong-dan-manfaat-gotong-royong-bagi-
kehidupan

http://pustaka-makalah.blogspot.co.id/2011/03/lunturnya-nilai-kebudayaan-di-dalam.html

http://majalah1000guru.net/2016/05/budaya-gotong-royong-globalisasi/

http://www.haluankepri.com/natuna/34926-hilangnya-budaya-gotong-royong-.html

10

Anda mungkin juga menyukai