KEBERAGAMAN DI INDONESIA
”Diajukan untuk memenuhi tugas makalah sistem pemerintahan Indonesia”
Dosen : Drs. H. Asmungi, S.H., M.Si.
OLEH
MELLYA GINTA
32.0327/F-1.14
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin
dan kekuatan kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Keberagaman di Indonesia”.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada reka-rekan dikelas F1 dan F2 yang
juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada orang
banyak dari hasil makalah ini.
Karena itu saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Mellya Ginta
i
DAFTAR ISI
hal
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah...........................................................................................2
1.3. Batasan Masalah.................................................................................................2
1.4. Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.5. Tujuan Masalah..................................................................................................3
1.6. Manfaat Penulisan..............................................................................................3
BAB II : KONSEP TEORI DAN PEMBAHASAN......................................................4
2.1. Konsep Teor.......................................................................................................4
2.1.1. Pengertian Kebudayaan.............................................................................4
2.2. Pembahasan........................................................................................................5
2.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebudayaan......................................5
2.2.2. Keberagaman Budaya Indonesia...............................................................6
2.2.3. Bukti Sejarah Kebudayaan di Indonesia....................................................8
2.2.4. Faktor-Faktor Penyebab Keberagaman Budaya Indonesia........................9
2.2.5. Manfaat Keberagaman Budaya...............................................................10
2.2.6. Beberapa Contoh Keberagaman Budaya Lokal Indonesia.......................14
BAB III : PENUTUP...................................................................................................20
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................20
3.2. Saran.................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.5. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah diatas dapat saya simpulkan tujuan dari pembahasan
dalam maklah ini sbeagai berikut :
a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Kebudayaan
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebudayaan
c. Untuk mengetahui Keberagaman Budaya Indonesia
d. Untuk mengetahui bukti Sejarah Kebudaayaan di Indonesia
e. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab Keberagaman Budaya Indonesia
f. Untuk mengetahui manfaat Keberagaman Budaya
g. Untuk mengetahui contoh Keberagaman Budaya Lokal Indonesia
3
4
BAB II
1. Melville J. Herkovits
4. Andes Eppink
5. Koentjaraningrat
2.2. Pembahasan
2.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebudayaan
Fischer menyatakan bahwa pembentukan kebudayaan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, sebagai berikut:
1. Lingkungan Geografis
2. Induk Bangsa
3. Kontak Antar Bangsa dengan Berbagai Kebudayaan
5
Sifat-sifat dari kebudayaan, adalah sebagai berikut:
1. Adaftif
2. Integratif
3. Dinamis
Kebudayaan bersifat dinamis artinya kebudayaan itu selalu berubah dan terus
bergerak mengikuti dinamika kehidupan sosial budaya masyarakat. Dinamika
kehidupan sosial budaya terjadi sebagai akibat dari interaksi manusia dengan
lingkungan sekitar, penafsiran-penafsiran atau interpretasi yang berubah tentang
norma-norma, dan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku
6
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai
potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara
sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika
interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan
dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga
meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten
pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup
pergaulan dunia internasional pada saat itu.
Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang
penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia.
Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas
bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa
Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah
singgungan antar peradaban itu.
Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal terbesar di
pulau-pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi
geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran
rendah, pedesaan, hingga perkotaan.
7
sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban,
tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
8
seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta
keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang
sesunguh nya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang di
milikinya maka potensi konflik yang di punyai juga akan semakin tajam.
Perbedaan=perbedaan yang ada dalam masyarakat akan terjadi pendorong untuk
mempekuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dan keragaman
kebudayaan
9
3. Keterbukaan terhadap Kebudayaan Luar
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat dari
besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman masyarakat di seluruh
wilayah Indonesia.
Pengaruh asing pertama yaitu ketika orang-orang India, Cina, dan Arab di susul
oleh bangsa Eropa. Bangsa tersebut datang membawa kebudayaan yang
beranekaragam. Daerah-daerah yang relatif terbuka, khususnya daerah pesisir paling
cepat megalami perubahan. karena:
Sementara daerah-daerah yang terletak jauh dari pantai umumnya tidak banyak
terpengaruh budaya luar, sehingga kebudayaannya berkembang dengan corak khas.
Contoh: jakarta salah satu contoh kota pelabuhan, memiliki corak kebudayaan
yang cukup beragam yaitu dengan adanya Budaya Betawi memiliki sedikit budaya
Cina, Arab, dan India. Hal ini diakibatkan oleh beragamnya orang yang
datang/singgah di kota ini sehingga terjadinya pembauran kebudayaan.
10
1. Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa
daerah dapat memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia.
2. Dalam biang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek
dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa.
11
Keberagaman merupakan suatu keadaan yang dapat mendatangkan fenomena
baru yang positif dan negatif (tidak diinginkan). Namun jika keduanya kita telusuri
dan kita kaji lebih jauh, merupakan gejala-gejala yang wajar terjadi dalam
masyarakat. Selain membawa manfaat, keberagaman budaya pun memiliki dampak
negatif dengan dasar berbeda-beda itu tidak dapat bergaul satu sama lainnya. Potensi
terpendam untuk terjadinya konflik karena ketegangan antar suku bangsa dan
golongan tidak bisa diabaikan begitu saja.
1. Konflik Rasial
12
2. Konflik Antar Suku Bangsa
Bahasa yang digunakan menjadi perbedaan antar suku bangsa, ada juga
perbedaan adat istiadat dalam pergaulan sehari-hari, kesenian yang dikembangkan,
sistem kekerabatan yang dianut, dan penguasaan tekhnologi.
Jika para pemeluknya tidak menghayati secara mendalam dan benar inti dari
ajaran-ajaran yang terkandung dalam agama-agama mereka, akan sangat potensial
untk terjadinya konflik, bahkan sampai pada tingkat konflik politik. Konflik seperti
ini juga sangat dipengaruhi oleh keseimbangan jumlah penganut agama tertentu
dalam suatu masyarakat.
Masyarakat Indonesia terdri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di lebih dari
13 ribu pulau. Setiap suku bangsa memiliki identitas sosial, politik, dan budaya yang
berbeda-beda. Seperti bahasa yang berbeda, adat istiadat serta tradisi, sistem
kepercayaan, dan sebagainya. Dengan identitas yang berbeda-beda ini, kita dapat
mengatakan bahwa Indonesia memiliki kebudayaan lokal yang sangat beragam.
13
2.2.6. Beberapa Contoh Keberagaman Budaya Lokal Indonesia
Berikut ini pembahasan mengenai beberapa contoh budaya lokal di Indonesia:
Suku tengger merupakan salah satu sub kelompok orang Jawa yang mendiami
wilayah sekitar Pegunungan Bromo, Jawa Timur. Masyarakat mempunyai ciri khas
yang dapat dilihat dari dialek bahasa, upacara adat yang berdasarkan sistem
kepercayaannya, serta perilaku yang sesuai dengan adat istiadat yang berlaku. Dalam
kehidupan orang Tengger mempunyai kebiasaan mengangkat orang luar menjadi
14
warga baru atau sesepuh masyarakat Tengger. Proses pengangkatan ini dilakukan
melalui upacara wisuda yang dipimpin oleh ketua adat atau kepala dukun.
Suku bangsa Batak adalah salah satu suku bangsa yang melindungi Pulau
Sumatera. Suku bangsa ini dikenal masyarakat sebagai perantau karena banyak yang
mengadu nasib ke berbagai daerah terutama di kota-kota besar. Meskipun tersebar di
berbagai daerah, suku bangsa Batak dikenal sangat menjunjung tinggi kebudayaan
sekalipun tidak tinggal di kampung halamannya.
Suku bangsa Batak memiliki beragam kesenian tradisional. Dalam seni ukir
dapat dilihat pada motif-motif pakaian adat serta tiang-tiang rumah adat yang
memiliki srti simbolis tertentu. Selain itu, terdapat berbagai lagu-lagu daerah dan tari-
tarian. Tarian tradisional yang cukup terkenal adalah tarian Mandula dan tari Sekar
Sirih. Tari Mandula adalah tarian rakyat Simalungun saat menyambut panen,
sedangkan tari Sekar Sirih adalah tarian menyambut tamu.
Suku bangsa Bugis adalah suku bangsa yang mendiami wilayah Sulawesi
Selatan. Sejak dahulu suku Bugis dikenal sebagai suku bangsa Pelaut, sehingga
mereka juga tinggal di daerah-daerah luar Sulawesi Selatan. Di beberapa daerah,
seperti di Flores dan Kalimantan, suku bangsa Bugis membentuk perkampungan
15
sendiri. Pada naskah-naskah kuno bangsa Bugis, huruf yang dipakai adalah aksara
Lontara. Setelah masuknya pengaruh Islam pada abad ke-17, naskah-naskah
kebanyakan ditulis dalam aksara bahasa Arab, yang disebut aksara Serang.
Kesenian msyarakat Bugis dapat dilihat dari bentuk arsitektur rumah dan ukir-
ukiran pada tiang atau gerbang rumah. Selain itu, dapat dilihat pada bentuk-bentuk
kerajinan rumah tangga seperti tenunan sarung yang sudah cukup dikenal luas di
Indonesia serta seni tarik suara dan tarian.
Suku bangsa Dayak dianggap sebagai suku bangsa asli Pulau Kalimantan.
Masyarakat Dayak mengenal sistem ambilineal, yaitu mengikuti garis keturunan laki-
laki dan perempuan. Sebagian besar anak laki-laki atau perempuan yang sudah
menikah akan tetap tinggal bersama orang tuanya. Inilah yang membentuk keluarga
luas (ultralokal). Masyarakat Dayak tidak melarang anak perempuannya menikah
dengan laki-laki suku bangsa lain asalkan mereka mau tinggal bersama keluarga
istrinya.
Masyaraka Dayak memiliki beragam kesenian, baik seni musik, tarian, seni
ukir, ataupun tenun. Alat musik tradisional yang biasa dipakai umumnya terbuat dari
bambu atau kayu yang dimainkan dengan cara dipikul berirama mengikuti tarian dan
lagunya. Tarian-tarian masyarakat Dayak antara lain tari Tambun, Balean Dades, dan
Bungai. Tarian tersebut pada umumnya dibawakan ketika upacara- upacara adat. Seni
ukir dapat dilihat pada tiang-tiang rumah yang diukir dengan tangan dan memiliki
simbol-simbol tertentu. Selain itu, seni ukir masyarakt Dayak berupa patung-patung
yang terbuat dari kayu. Sedangkan kain tenun yang terkenal terbuat dari bahan kapas
dan kulit kayu.
16
Masyarakat Lio adalah kelompok penduduk yang menempati Pulau Flores,
NTT. Kelompok yang sangat penting adalah kelompok yang disebut “SUKU”.
Kelompok ini dikatakan mewujudkan struktur piramidal, yang dipuncaknya duduk
kepala suku yang secara turun-temurun dijabat oleh anak laki-laki sulung. Selain
berstatus sebagai “orang tua”, ia juga sebagai “ahli waris”.
17
Daerah asal kebudayaan minangkabau seluas propinsi Sumatera Barat. Tersebar
juga di beberapa tempat di Sumatera dan juga di Malaya. Garis keturunan masyarakat
Minangkabau diperhitungkan menurut garis matrilineal (Suatu adat masyarakat yang
mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu) kesatuan keluarga yang terkecil
adalah Paruik.
Lawan dari matrilineal adalah patrilineal yaitu suatu adat masyarakat yang
menyatakan alur keturunan berasal dari pihak ayah. Penganut adat patrilineal di
Indonesia sebagai contohnya adalah suku Batak, suku Rejang, dan suku Gayo.
Yang termasuk ke dalam budaya aceh yaitu daerah yang tergabung ke dalam
bagian utara pulau Sumatera, juga meliputi wilayah Simeuleu, We, Breuh, dan pulau-
pulau lain yang ada di sekitarnya. Desa bagi orang Aceh disebut Gampong. Setiap
gampong terdiri atas 100-500 rumah.
18
11. Kebudayaan Masyarakat Bali
Ada dua (2) bentuk masyarakat bali, yaitu masyarakat Bali Aga dan Bali
Majapahit. Masyarakat Bali Aga, masyarakat yang kurang mendapat pengaruh dari
kebudayaan Jawa-Hindu dari Majapahit dan umumnya mendiami daerah-daerah
pegunungan. Sedangkan Masyarakat Bali Majapahit, pada umumnya tinggal di
daerah-daerah dataran dan menjadi mayoritas Bali.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia yang merupakan puncak tertinggi dari kebudayaan-kebudayaan daerah.
Kebudayaan nasional sendiri memiliki banyak bentuk karena pada daasarnya berasal
dari jenis dan corak yang beraneka ragam, namun hal itu bukanlah menjadi masalah
karena dengan hal itulah bangsa kita memiliki karakteristik tersendiri.
Untuk memelihara dan menjaga eksisitensi kebudayaan bangsa kita, kita bisa
melakukan banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan seminar-seminar yang
bernafaskan kebudayaan nasional sehigga akan terjagalah kebudayaan kita dari
keterpurukan karena persaingan dengan budaya luar. Dan dalam menyikapi
keberagaman yang ada kita harus bisa bercermin pada inti kebudayaan kita yang
beragam itu karena pada dasarnya segalanya bertolak pada ideology pancasila.
3.2. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu para pembaca
disarankan untuk membaca tentang merancang dan mengelola saluran pemasaran
teritegrasi pada referensi–referensi lainnya, agar pengetahuan pembaca semakin
banyak sehingga memperluas khazanah keilmuan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Lintang, Fitri Lintang Fitri, dan Fatma Ulfatun Najicha. 2022. “NILAI-NILAI SILA
PERSATUAN INDONESIA DALAM KEBERAGAMAN
KEBUDAYAAN INDONESIA.” Jurnal Global Citizen : Jurnal
Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan 11(1):79–85. doi:
10.33061/jgz.v11i1.7469.
Rahman, Muhammad Fathur, Safinatun Najah, Nur Dewi Furtuna, dan Anti Anti.
2020. “BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI BENTENG
TERHADAP RISIKO KEBERAGAMAN BANGSA
INDONESIA.” Al-Din: Jurnal Dakwah dan Sosial Keagamaan
6(2). doi: 10.35673/ajdsk.v6i2.1183.
21