Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

KELOMPOK SOSIAL

Makalah Untuk Memenuhi


Tugas UAS Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Semester 2 Tahun Akademik 2019 / 2020

Dosen Pengampu : Etty Anggarwaty, Dra., SH., MBA

Disusun oleh :
Yeggie Irfian
(4103 3403 19 1005)
Program Studi Akuntansi

Kelas
B1 Karyawan (Semester 2)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
Jl. Soekarno-Hatta No.530, Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat 40286
Telp. (022) 7509656 Website: www.fkon.uninus.ac.id , Email : Fkon.uninus@gmail.com
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa


atas segala rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dalam rangka mengerjakan tugas ulangan akhir semester genap
yang diberikan oleh dosen saya, dalam bentuk maupun isinya yang
mungkin sangat sederhana.
Makalah ini berisikan materi mata kuliah Ilmu Sosial Budaya
Dasar berjudul “ Kelompok Sosial ”. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan
juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengetahuan yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya mencari
informasi dari berbagai macam sumber, diharapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan tugas saya ini.

Bandung, Juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3. Tujuan Makalah........................................................................... 2
BAB II : LANDASAN TEORI ........................................................................ 3
2.1. Definisi Kelompok Sosial Menurut Ahli .................................... 3
2.2. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial Menurut Ahli ............... 3
2.3. Tipe – tipe Kelompok Sosial....................................................... 4
2.4. Peran dan Fungsi Kelompok Sosial............................................. 6
BAB III : PEMBAHASAN .............................................................................. 8
3.1. Pengertian Kelompok Sosial ...................................................... 8
3.2. Ciri – ciri Kelompok Sosial ........................................................ 8
3.3. Syarat Kelompok Sosial ............................................................. 9
3.4. Jenis Kelompok Sosial ............................................................... 9
3.5. Faktor Pembentukan Kelompok Sosial ...................................... 12
3.6. Proses Terbentuk Kelompok Sosial............................................ 13
3.7. Konflik Yang Mungkin Terjadi .................................................. 14
BAB IV : PENUTUP ........................................................................................ 14
4.1. Kesimpulan.................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat (zoon
politicon). Keutuhan manusia akan tercapai apabila manusia sanggup
menyelaraskan perannya sebagai makhluk ekonomi dan sosial. Sebagai
makhluk sosial (homo socialis), manusia tidak hanya mengandalkan
kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal
tertentu. Misalnya, dalam lingkungan manusia terkecil yaitu keluarga. Dalam
keluarga, seorang bayi membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya agar
dapat tumbuh dan berkembang secara baik dan sehat.
Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya
sendiri. Karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan
simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak
dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Sebagai masyarakat Indonesia, setiap manusia saling membutuhkan
satu sama lainnya tentunya dalam hal yang positif. Saling bersosialisasi antara
satu sama lainnya membuat interaksi yang kuat untuk mengenal kepribadian
manusia lain. Manusia yang mudah bersosialisasi adalah manusia yang dapat
atau mampu menjalankan komunikasi dengan baik dengan lingkungan
sekitarnya. Manusia sebagai makhluk sosial. Manusia sejak lahir sampai mati
selalu hidup dalam masyarakat, tidak mungkin manusia di luar masyarakat.
Aristoteles mengatakan bahwa makhluk hidup yang tidak hidup dalam
masyarakat ialah sebagai seorang malaikat atau seorang hewan.
Di India oleh Mr. Singh didapatkan dua orang anak yang berumur 8
tahun dan 1 ½ tahun. Pada waktu masih bayi anak-anak tersebut diasuh oleh
serigala dalam sebuah gua. Setelah ditemukan kemudian anak yang kecil mati,
tersisa yang besar. Selanjutnya, walaupun ia sudah dilatih hidup
bermasyarakat sifatnya masih seperti serigala, kadang-kadang meraung-raung
di tengah malam, suka makan daging mentah, dan sebagainya. Juga di
Amerika dalam tahun 1938, seorang anak berumur 5 tahun kedapatan di atas
loteng. Karena terasing dari lingkungan dia meskipun umur 5 tahun belum
juga dapat berjalan dan bercakap-cakap. Jadi jelas bahwa manusia meskipun
mempunyai bakat dan kemampuan, namun bakat tersebut tidak dapat
berkembang, Itulah sebabnya manusia dikatakan sebagai makhluk sosial
(Hartomo, 2000: 77).
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia
lainnya. Misalnya saja hubungan sosialisasi antar tetangga , dengan adanya
interaksi sosial antar tetangga akan mempermudah kita dalam mengatasi
masalah di sekitar yang membutuhkan bantuan dari manusia lainnya. Jadi
itulah mengapa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kelompok sosial?
2. Apa saja ciri dari kelompok sosial?
3. Syarat untuk menjadi kelompok sosial?
4. Apa saja macam – macam kelompok sosial ?
5. Faktor apa yang membentuk kelompok sosial ?
6. Bagaimana Proses Terbentuk Kelompok Sosial ?
7. Konflik apa saja yang Mungkin Terjadi dalam kelompok sosial ?

1.3. TUJUAN MAKALAH


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan materi tentang kelompok sosial.
2. Sebagai bukti terulis telah mengerjakan tugas UAS matakuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar
3. Sebagai nilai tambah mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu Sosial Budaya
Dasar.
4. Sebagai pertanggungjawaban terhadap tugas yang diberikan oleh dosen.
5. Sebagai pengetahuan akan pentingnya Ilmu Sosial Budaya Dasar.
6. Salah satu cara dosen melihat mahasiswa yang berapresiasi terhadap mata
kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 DEFINISI KELOMPOK SOSIAL MENURUT AHLI


Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup
bersama oleh karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut
menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga
suatu kesadaran saling menolong. Adapun pengertian kelompok sosial
menurut beberapa ahli yaitu (Haryanto, 2011: 189)
Kelompok sosial adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau
lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif
dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas,
struktur, dan norma-norma tertentu yang khas bagi kelompok itu. Menurut
Sherif and Sherif (1956)
Dalam literatur lain menyebutkan, kelompok sosial adalah himpunan
atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karenanya adanya
antar hubungan antar mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut
hubungan timbal balik yang saling pengaruh mempengaruhi dan juga suatu
kesadaran untuk saling tolong menolong, serta adanya suatu organisasi antar
anggotanya (Ahmadi, 2007: 87).

2.2 PROSES TERBENTUKNYA KELOMPOK SOSIAL

Proses pembentukan kelompok adalah bagaimana suatu kelompok


dapat terbentuk disertai alasan-alasan dan tujuan pembentukan kelompok itu.
Di dalam kelompok terjalin hubungan timbal balik antara anggota yang satu
dengan anggota yang lain, gotong royong, tolong menolong serta saling
mempercayai (Ahmadi, 2007: 98)

Terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri Manusia


yang ingin selalu hidup bersama; itulah sebabnya maka dalam masyarakat
manusia dapat dipersamakan dengan masyarakat binatang. Manusia sejak
dilahirkan di dunia ini sudah mempunyai kecenderungan atas dasar dorongan
nalurinya secara boilogis untuk hidup berkelompok. Namun dalam
perkembangan selanjutnya manusia hidup tidak hanya sekedar membutuhkan
hidup secara boilogis belaka, akan tetapi manusia mempunyai kehendak dan
kepentingan yang tidak terbatas. Atas dasar kehendak dan kepentingan yang
tidak terbatas itu maka dalam usaha untuk memenuhinya, senantiasa tidak
cukup untuk dapat dilakukan sendiri, melainkan harus dilakukan bersama
agar didalam proses usahanya dalam mencapai tujuannya itu dapat bekerja
sama dan berpikir bersama (Abdulsyani, 2007: 102).

Hal senada juga diungkapkan oleh Walgito (2003: 75-76) sebagai


makhluk sosial, manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan
dengan sesama manusia. Dengan adanya dorongan pada manusia untuk
mengadakan hubungan dengan manusia lain, maka kemudian terbentuklah
kelompok-kelompok dalam kehidupan masyarakat.

Lebih lanjut Mac Iver (1961 : 213) dalam Oktayati (2013)


mengemukakan bahwa kelompok sosial terbentuk melalui proses interaksi
dan sosialisasi, dimana manusia berhimpun dan bersatu dalam kehidupan
bersama berdasarkan hubungan timbal balik, saling mempengaruhi dan
memiliki kebersamaan untuk tolong menolong”.

Dijelaskan pula bahwa komunikasi merupakan salah satu faktor


pembentuk kelompok, yaitu karena melalui komunikasilah orang dapat
mengadakan ikatan dan pengaruh psikologis secara timbal balik. Komunikasi
dan interaksi selanjutnya mengakibatkan terbentuknya norma sosial dan gaya
hidup anggota kelompok, yaitu standar sikap dan tingkah laku yang
ditentukan oleh kelompok. Penilaian individu terhadap hubungan dengan
anggota kelompok yang lainnya erat kaitannya dengan ukuran moral
(Abdulsyani,2007: 103)

2.3 TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL


Tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut
atau dasar berbagai kriteria atau ukuran: pertama, jumlah anggota. kedua,
derajat interaksi sosial. ketiga, kepentingan dan wilayah. keempat,
berlangsungnya suatu kepentingan. kelima, derajat organisasi. keenam,
kesadaran jenis, tujuan dan hubungan sosial yang sama (Haryanto, 2011:
190).

Ada kelompok sosial yang kompleks, di mana seseorang sekaligus


menjadi anggota kelompok sosial lain, seperti kelompok sosial atas dasar
gabungan kekerabatan usia, seks, bidang pekerjaan, kedudukan, dan
sebagainya. secara umum kelompok sosial dapat diklasifikasikan sebagai
berikut (Syarbaini, 2004: 24):

1. Primary group dan secondary group: kelompok itu menjadi primer


karena masih saling kenal, pertalian darah, dan persahabatan. Sekunder
karena sifatnya yang didasari kerja sama atas hitungan untung rugi.
2. Gemeinschaft dan Gesellschaft : dikatakan gemeinschaft karena didasari
ikatan batin yang alamiah, maka ada gemeinschaft by blood, gof mind,
gemeinschaft of place. Sedangkan gesellschaft karena ikatan lahiriah
yang mekanis, seperti perjanjian dagang, anggota organisasi, karyawan,
dan sebagainya.
3. Formal group dan informal group, kelompok sosial yang menjadi formal
karena sistem hubungan itu sengaja diciptakan, maka setiap orang dalam
organisasi itu mempunyai kedudukan. Jika hubungan itu karena
pertemuan berulang-ulang secara pribadi, maka disebut informal atau
biasanya disebut clique.
4. Membership dan reference group, kelompok sosial ini disebut reference
group karena berusaha mengidentifikasikan dirinya pada kelompok di
mana ia bukan anggota, mialnya orang yang tidak berhasil menjadi
mahasiswa mencoba berperilaku mirip mahasiswa.
5. In-group dan out-group, hal ini terdapat dalam segala lapisan
masyarakat, seperti Rukun Tetangga (RT), kelas siswa, pegawai negeri-
swasta, dan sebagainya.

Di dalam in-group anggota-anggotanya menunjukkan sentimen yang dalam,


dalam bentuk perasaan cinta, simpati, intim. Sikap solidaritas in-group
kadang-kadang dibela mati-matian. Jadi yang dimaksud in-group adalah
persatuan individu di mana anggota- anggotanya memiliki satu kesatuan akan
kesetiaan dan kerja sama, persahabatan dan solidaritas (Ahmadi, 2007: 110).

2.4 PERAN DAN FUNGSI KELOMPOK SOSIAL (In-Group)

Kelompok terhadap mana kita merasa setia dinamakan kelompok-


dalam (in-group); kelompok terhadap mana kita merasakan antagonism
dinamakan kelompok –luar (out-group). Pemilihan dunia menjadi kelompok
dalam dan kelompok luar merupakan bagian alami kehidupan sosial. Tetapi di
samping membawa konsekuensi fungsional, pemilihan tersebut dapat pula
membawa konsekuensi disfungsional (Henslin, 2007: 123-124).

Lebih lanjut Polak (1985: 142) menjelaskan antara anggota suatu


kelompok terdapat perasaan ikatan dari yang satu teradap yang lain, yang
disebut perasaan dalam kelompok atau “in-group”; sebaliknya terhadap orang
dari luar terdapat perasaan yang disebut luar kelompok atau “out-group”.
Angggota kelompok sendiri dipandang sebagai “orang kita” bukan orang lain,
“keluarga sendiri”, dan sebagainya. Sedangkan anggota kelompok lain
dipandang sebagai “asing”, “orang lain”, bukan orang kita”. Perasaan “in-
group” terhadap “orang kita” dapat bervariasi dari sikap ramah-tamah dan
good-will sampai menjadi solidaritas mati- matian. Begitu pula sikap “out-
group” dapat beralih dari sikap menyisih sampai sikap bermusuhan yang
keras (Polak, 1985:142).

In-group dan out-group terhadap kepribadian seseorang sangat


berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Terhadap in-group seseorang
akan memperlihatkan rasa solidaritas, setia, pengakuan, dan bantuan.
Sedangkan terhadap out-group akan memperlihatkan sikap acuh tak acuh,
persaingan, hingga permusuhan.

Fenomena in-group dan out-group dapat terlihat jelas pada peristiwa


perkelahian pelajar. Setiap kelompok memiliki rasa solidaritas yang tinggi
pada kelompoknya dan menganggap kelompok di luar dirinya sebagai musuh
(antagonisme dan antipati).
Di sekolah, anak-anak mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian
dari sekolah tersebut. Khususnya di kelas, anak akan mengidentifikasikan
dirinya sebagai anggota kelompok sosial kelas tersebut.

Di dalam kelompok sosial yang menjadi in-groupnya seseorang akan


menjalin sebuah pertemanan dengan anggotanya. Dengan adanya teman
seseorang dapat saling berbagi pengalaman, bermain bersama, bersenda
gurau, dan lain sebagainya. Adanya interaksi yang dilakukan secara terus
menerus di dalam kelompok sosialnya dapat saling mempengaruhi satu sama
lain. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk
kepribadian seorang individu (Wikipedia: 2014).

In- group adalah teman sebaya dalam kelompok. Out group adalah
teman sebaya di luar kelompok. Contoh yang mudah mengenai In dan Out
group ini dapat kita rasakan dalam kelas, di mana kita mempunyai teman
akrab dan teman tidak akrab (biasa). Teman yang akrab tersebut dinamakan
in group dan teman yang lainnya kita sebut Out group (Himcyo: 2011).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL


Kelompok sosial merupakan sekumpulan atau segolongan manusia
yang saling berinteraksi satu dengan yang lain serta mempunyai kesadaran
terhadap suatu keanggotaan di dalam sebuah kelompok bersama. Kelompok
dalam sosial ini dapat tercipta sebab adanya pertumbuhan perasaan yang
sama lantaran terdapat interaksi yang sering terjadi pada tiap-tiap individu.
Sebagai sekedar informasi, hingga sekarang jumlah dari kelompok social di
masyarakat amat banyak serta dasar pembentukannya pun tidak sama.
Sehingga kita harus dapat menghormati satu sama lain.

Terciptanya kelompok sosial tak lepas dari hakikat manusia sebagai


makhluk sosial. Artinya manusia hidup dengan saling berinteraksi dengan
manusia lain lewat berbagai jenis interaksi dan komunikasi. Kelompok sosial
seakan menjadi salah satu wujud dari proses sosial yang ada dalam
lingkungan masyarakat.

3.2 CIRI - CIRI KELOMPOK SOSIAL

Sesuai dengan Definisi Kelompok Sosial secara umum dan juga menurut
beberap ahli, berikut ini beberapa karakteristik dari kelompok sosial sebagai
berikut:

a) Timbulnya Kesadaran

Terdapat kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa dirinya adalah


bagian kelompok tersebut. Timbulnya kesadaran dalam anggota
kelompok sosial dapat menyebabkan dampak positif yaitu individu yang
dimaksud akan menjunjung tinggi nama kelompok yang disebutkan.

b) Hubungan Timbal Balik

Terdapat hubungan timbal balik antar anggota satu dengan anggota lain.
Hubungan timbal balik yang dimaksud adalah hubungan antara induvidu
dengan kelompok sosial. Apabila kelompok sosial telah memberikan
kebebasan individu untuk melakukan hubungan timbal balik amak yang
terjadi hubungan antar kelompok sosial akan semakin harmonis.

c) Persamaan Nasib

Terdapat persamaan tertentu seperti latar belakang, tujuan, nasib, atau


ideologi. Pada pembentukan kelompok sosial, terdapat persamaan nasib
seperti latar belakang yang sama tujuan yang sama, dan ideologi yang
sama pasti akan meuju ke jalan yang hendak dituju dengan langkah
bersama-sama. Biasanya mereka mempunyai semboyan kita kuat karena
kita bersatu.

d) Terstruktur

Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola. Berstruktur artinya


kelompok sosial mempunyai struktur organisasi seperti ketua, wakiol,
bendahara, dan lain sebagainya. Berkaidah artinya kelompok sosial
memililki kaidah peraturan yang harus ditaati oleh semua anggota.
Mempunyai pola yang berarti setipa anggota kelompok sosial dalam
menjalankan tugasnya harus sesuai dengan pola yang sudah diatur oleh
kelompok sosial tersebut.

e) Mempunyai Sistem

Bersistem dan berproses adalah semboyan yang digunakan untuk anggota


kelompok sosial yang masih baru. Anggota kelompok tersebut jika sudah
lama tinggal di kelompok sosial yang bersangkutan akan terasa nyaman
karena terbiasa hidup dengan sistem yang berlaku.

f) Kesamaan Motif

Memiliki kesamaan motif antar anggota kelompok sosial merupakan


karakteristrik yang dominan pada setiap kelompok sosial. Kesamaan
motif tersebut membawa dampak jalannya kelompom sosial yang serasi
antar anggota kelompok sosial.
g) Kesadaran Sikap

Memiliki kesadaran dan sikap in-group dan out-group pada setiap


kelompok sosial mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok sosial
adalah saudara baik dalam perkumpulan kelompok sosial maupun dalam
hubungan diluar anggota kelompok tersebut.

h) Solidaritas yang Tinggi

Memiliki solidaritas antar anggota. Solidaritas yang tinggi antar anggota


dapat menyebabkan terjadinya hubungan erat antar anggota kelompok
sosial. Selain dapat menimbulkan hubungan kekeluargaan yang erat,
solidartias yang tinggi dapat memicu munculnya contoh integrasi sosial
bahkan integrasi nasional.

i) Struktur Organisasi yang Sesuai

Memiliki struktur organisasi atau pembagian kerja yang jelas. Pada hal
ini kelompok sosial terpaku dengan sistem. Sistem tersebut membawa
dampak positif yaitu membawa peraturan yang jelas dan terstruktur
dalam pengimplementasikannya.

j) Aturan Jelas

Memiliki aturan norma kelompok yang jelas merupakan bagian dari


kelompok sosial. Kelompok sosial sudah diharuskan memiliki aturan
yang jelas pada setiap organisasinya agar kelompok sosial tersebut diakui
keberadaannya dalam masyarakat.

3.3 SYARAT KELOMPOK SOSIAL


Suatu interaksi antar invidu bisa dikatakan kelompok sosial jika memenuhi
beberapa syarat berikut ini.
a) Kesadaran
Tahapan awal sebagai syarat terbentuknya kelompok sosal dalam
masyarakat ialah adanya kesadaran setiap individu untuk menjadi bagian
dari kelompok yang bersangkutan, hal inilah menjadi ciri khas bahwa
manusia tidak bisa hidup sendiri.
b) Hubungan Sosial
Syarat selanjutnya dalam terbentuknya kelompok sosial adalah
terdapatnya hubungan timbal balik yang dilakukan seseorang kepada
orang lain. Proses ini bisa dijalankan apabila syarat interaksi sosial telah
terpenuhi, dalam upaya terciptanya hubungan yang harmonis.
c) Persamaan
Syarat selanjutnya dalam pembentukan kelompok sosial ialah adanya
faktor pengikat yang dilakukan seseorang kepada orang lain, sehingga
membentuk ketrkaiatan yang sama. Faktor ini misalnya saja adanya
kesamaan ideologi, budaya, suku, sejarah, kepentingan, dan bisa juga
atas kesamaan nasib.
d) Memiliki Lembaga
Tahapan selanjutnya dalam proses terbentuknya kelompok sosial dalam
masyarakat ialah memiliki struktur sosial yang dilembagakan secara legal
serta tidak bertengan dengan hukum yang ada. Setelah terbentuk maka
kaidah dan pola perilaku haruslah disamakan satu dengan lainnya.
e) Tersistem
Syarat dalam pembentukan kelompok sosial dalam masyarakat
selanjutnya ialah bersistem yang mengindikasikan akan keselarasan
dengan tujuan dan harapan setiap anggota. Sistem ini begitu sangat
penting mengingat setiap perubahan sosial senantiasanya bisa diatasi
dengan sistem. Selengkapnya, baca; Pengertian Struktur Sosial, Bentuk,
Fungsi, dan Prosesnya
f) Proses
Langkah selanjutnya yang menjadi syarat terbentuknya kelompok sosial
ialah berproses, akan setiap manusia satu dengan lainnya. Proses ini
memerlukan kurun waktu yang tidak dapat ditakdirkan, hal ini lantaran
tergantung pada komitemen setiap anggotanya.
3.4 JENIS KELOMPOK SOSIAL
Sesuai dengan ciri-ciri, syarat dan makna kelompok sosial bahwa setiap
kelompok memiliki karakteristik tententu. Berikut ini beberapa jenis
kelompok sosial dengan sudut pandang yang berbeda pula.
3.4.1 Berdasarkan Interaksinya
Berdasarkan interaksi sosial kelompok individu terbagi menjadi 4
yaitu:
a. Kelompok Primer
Kelompok primer merupakan segolongan atau kelompok
yang mempunyai sedikit anggota, walaupun tak setiap kelompok
yang anggotanya sedikit merupakan sebuah kelompok primer.
Hubungan antar anggota ini sifatnya personal atau saling kenal
secara pribadi dan juga mendalam, diwarnai oleh kerja sama,
sering bertatap muka dalam kurun waktu yang cukup lama,
sehingga akan membangun keterlibatan perasaan yang dalam atau
saling terikat.
Hubungan dalam kelompok primer sifatnya informal,
intim atau akrab, personal, dan juga total. Seperti kelompok
primer: keluarga, kelompok teman, sepermainan sahabat, dan
kelompok agama.

b. Kelompok Sekunder
Kelompok yang antar anggotanya saling berinteraksi antar
satu dengan yang lainya secara tidak langsung. Jadi ikatan
kelompok jenis ini kurang erat karena ikatannya saling berjauhan.
Seperti halnya himpunan serikat kerja, partai politik dan lainnya.

c. Kelompok formal
Kelompok jenis ini memiliki peraturan seperti halya
anggaran Rumah Tangg (ART) dan Anggran Dasar (AD).
Kelompok ini memiliki peranan dan juga pembagian yang jelas
dan juga terstruktur. Kelompok jenis ini biasanya terjadi pada
lembaga pemerintahan. Seperti halnya organisasi kepemerintahan,
organisasi mahasiswa, OSIS dan juga lembaga lainnya.

d. Kelompok informal
Kelompok ini terbentuk melalui proses interaksi yang
sudah berulang kali, adanya kebutuhan individu dan daya tarik.
Kelompok ini tidak terstruktur hanya aja memiliki peran yang
baik dalam kelompok sosial tersebut.
Mengenai tugas dari berbagai indvidu diatur sesuai dengan
sikap kekeluargaan dan juga simpati. Contohnya saja kelompok
arisan, kelompok pengajian, dan juga persatuan ibu rumah tangga.

3.4.2 Hubungan Sosial Tiap Kelompok


Kelompok sosial berdasarkan pada hubungan sosial antar kelompok,
ada tidaknya organisasi dan kesadaran dalam berkolompok. Berikut
ini jenis-jenisnya.
a. Kelompok kemasyarakatan
Kelompok kemasyarakatan merupakan suatu kelompok
yang mempunya citi persamaan, namun tidak mempunyai
organisasi serta hubungan sosial di antara para anggotanya.
b. Kelompok asosiasi
Kelompok jenis ini memilikki anggota yang menyadari
bahwa ia berkelompok karena adanya persamaan kepentingan
bersama dan juga kepentingan probadi. Seperti halnya universtas,
negara, perusahan dan lainnya.
c. Kelompok Statistik
Kelompok yang tidak memiliki organisasi, hubungan
sosial, atau kesadaran jenis individu dalam kelompok. Seperti
halnya kelompok remaja usia 7-12 tahun, kelompkm anak-anak,
kelompok pendudauk dan kelompok lainnya.
d. Kelompok sosial
Kelompok social merupakan suatu kelompok di mana para
anggotanya mempunyai kesadaran jenis serta berhubungan satu
dengan yang lainnya, namun mereka tidak terikat dalam suatu
ikatan organisasi. Seperti kelompok pertemuan, kerabat dan yang
lainnya.

3.4.3 Solidaritas Anggota


Kelompok sosial berdasarlan solidaritas antar anggota terbagi menjadi
2 yaitu
a. Solidaritas mekanik
Solidaritas ini terbetuk dari individu bagian dari kelompok
yang masih sederhana. Ikatan yang mereka jalani belum
menyeluruh diantara para anggotanya. Selain itu solidaritas ini juga
tidak mengenal pembagian kerja diantara anggota kelompok. Tidak
jelasnya paranan dan juga struktur belum jelas.
b. Solidaritas organik
Solidaritas yang tidak megenal pembagian kerja secara
teratur dan sufatnya mengikat masyarakat kompleks. Antar
anggotanya di ikatkan pada rasa saling ketergantunagn antar
anggotanya. Struktur dan peranannya sudah jelas.
Jika dilihat dari Pengertian Kelompok Sosial ada berbagai
pandangan mengenai kelompok sosial. Kelompok sosial bisa
menjadikan pribadi individu menjadi lebih baik dan juga yang
menjadikannya kurang baik.
Untuk itu dalam berkelompok bukanlah menjadi suatu
halangan untuk saling berinteraksi dengan kelompok lainnya.
Adanya hubungan antar kelompok sosial yang harmonis dengan
kelompok sosial lainya akan menghasilkan kemasyarakat yang
nyaman dan aman.

3.5 FAKTOR PEMBENTUK KELOMPOK SOSIAL


Faktor pembentuk sebuah kelompok adalah dari diri sendiri atau
murni karena keinginan keinginan sendiri ataupun secara kebetulan saja.
Contohnya adalah seseorang yang lahir dalam suatu keluarga. Tetapi ada
yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor yang utama tampak mengarahkan
pilihan tersebut yaitu kesamaan dan juga kedekatan.
Pengaruh kedekatan terhadap terlibatnya seseorang di dalam
kelompok tidak bisa kita ukur. Kita dapat membentuk kelompok dengan
orang yang ada di sekitar kita. kita bisa bergabung dengan kelompok yang
bergerak dibidang kegiatan sosial yang bersifat lokal. Kelompok bisa tersusun
dari antar individu yang berinteraksi.
Semakin dekat jarak antar sesama individu maka semakin mereka
berinteraksi dan juga bersosialosasi. Untuk lebih jelasnya, kedekatan fisik
bisa meningkatkan peluang terjadnya interaksi dan juga bentuk kegiatan
bersama yang bisa memungkinkan dibuatnya kelompok sosial.
Kesimpulannya, kedekatan dapat menimbulkan interaksi, yang bisa
memainkan peranan yang penting agar bisa membentuk kelompok
pertemanan. Perilaku kelompok daam semua perilaku sosial banyak
dipengaruhi oleh norma yang berlaku di dalam kelompok tersebut. dalam
masyarakat pada umumnya, kegiatan didalam kelompok tidak akan muncul
secara acak.
Antar kelompok mempunyai pendangan mengenai perilaku yang
dianggap pantas dijalankan oleh anggotanya yang tentunya berbeda dengan
kelompok yang lainnya dan norma tersebut mengarahkan kepada interaksi
kelompok.
Norma dapat muncul melalui interaksi yang perlahan diantara para
anggotanya. Pada saat salah satu anggota berperilaku, anggota lain akan
menilai pantas atau tidaknya perilaku tersebut dan bisa menyarankan perilaku
alternatif yang bisa digunakan. Noma bisa terbentuk dari proses interaksi
kelompok yang perlahan akan membentuk norma kelompok tersebut.

3.6 PROSES TERBENTUK KELOMPOK SOSIAL


Suatu kelompok social tercipta dengan adanya naluri manusia yang
tidak bisa hidup sendiri disertai dengan rasa ingin bersatu dengan manusia
yang lain. Oleh karena itu, bersatunya atau bergabungnya seseorang dengan
sebuah kelompok seringkali merupakan sebuah hal yang murni timbul dari
kehendaknya sendiri tanpa adanya paksaan dari siapa dan mana pun. Faktor
utama yang menjadikan seorang individu mau bergabung dalam sebuah
kelompok sosial yaitu adanya kedekatan dan juga kesamaan pada individu
yang lain.
Kelompok sosial akan tercipta dengan diawali adanya kontak sosial
serta komunikasi sosial yang akan menghasilkan proses sosial di dalam
interaksi sosial diantaranya yaitu:
a) Terdapat motivasi guna meraih tujuan bersama.
b) Interaksi sosial akan membantu perkembangan dari suatu kelompok
sosial.
c) Adanya tujuan dari masing-masing individu di dalam kelompok sosial itu
sendiri.
d) Pengorganisasian guna mempermudah koordinasi di dalam kelompok
sosial.
e) Persepsi ikut mendasari terbentuknya dari sebuah kelompok sosial.
f) Kebebasan individu dalam menyampaikan ide gagasan atau pendapatnya.

3.7 KONFLIK YANG MUNGKIN TERJADI


Bagaimana mungkin konflik dapat muncul dalam suatu kelompok
sosial yang terorganisir diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Perbedaan antar masing-masing individu.

Perbedaan ini dapat berupa perbedaan pendirian serta perasaan dan juga
pemikiran.

b) Penyebab konflik yang kedua yaitu perbedaan kepentingan.

Walaupin kita mempunyai kesamaan dalam suatu hal dengan individu


yang lain dalam kelompok sosial, kita pastinya juga jadi mempunyai
kepentingan yang berbeda. Sebagai salah satu contoh, kita mungkin
mempunyai kepentingan atau tujuan ekonomi tetapi anggota lain
mempunyai kepentingan budaya, politik, maupun sosial. Perbedaan
dalam ini akan dapat memicu terjadinya konflik yang berbahaya jika
tidak segera ditangani dengan baik.

c) Perbedan kebudayaan dan latar belakang


Perbedaan ini adalah penyebab lain terjadinya konflik yang terjadi di
dalam kelompok sosial. Setiap kebudayaan mempunyai norma dan juga
nilai yang berbeda dari kebudayaan lain. Peraturan yang baik menurut
suatu budaya dapat menjadi buruk dimata budaya yang lain. Latar
belakang dari tiap-tiap individu yang berbeda dengan individu lain dapat
memicu terjadinya konflik di masa depan.

Hal lain yang juga tentunya sangat berbahaya untuk persatuan kelompok
sosial. Perbedaan ini pada umumnya berupa perbedaan tujuan dari tiap-
tiap individu, perbedaan persepsi atau nilai, hambatan komunikasi,
perubahan sosial yang tidak dapat diterima oleh semua pihak, dan juga
munculnya semangat persaingan dalam diri tiap-tiap individu. Setiap
individu perlu adanya mempunyai kesadaran dalam hal pengendalian diri
dari munculnya konflik demi menjagai persatuan di dalam kelompok.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penyajian makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Kelompok sosial merupakan sekumpulan atau segolongan manusia


yang saling berinteraksi satu dengan yang lain serta mempunyai
kesadaran terhadap suatu keanggotaan di dalam sebuah kelompok
bersama. Kelompok dalam sosial ini dapat tercipta sebab adanya
pertumbuhan perasaan yang sama lantaran terdapat interaksi yang
sering terjadi pada tiap-tiap individu.
2. Sesuai dengan Definisi Kelompok Sosial secara umum dan juga
menurut beberapa ahli, ciri – ciri kelompok sosial yaitu Terdapat
kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa dirinya adalah bagian
kelompok tersebut, Terdapat hubungan timbal balik antar anggota satu
dengan anggota lain, Terdapat persamaan tertentu seperti latar
belakang, tujuan, nasib, atau ideologi, Bersistem dan berproses adalah
semboyan yang digunakan untuk anggota kelompok sosial yang masih
baru, Memiliki kesamaan motif antar anggota kelompok sosial
merupakan karakteristrik yang dominan pada setiap kelompok sosial,
Memiliki kesadaran dan sikap in-group dan out-group pada setiap
kelompok sosial, Memiliki solidaritas antar anggota, Memiliki struktur
organisasi atau pembagian kerja yang jelas, dan Memiliki aturan norma
kelompok yang jelas merupakan bagian dari kelompok sosial.
3. Dari serangkaian penjelasan tentang syarat terbentuknya kelompok
sosial di masyarakat tersebut dapatlah dikatakan bahwa terbentuknya
insitusi yang sah memerlukan jalan waktu yang panjang, demi
mencapai tujuannya yang utamanya adalah nilai koitmen bersama dan
kejujuran antar anggotanya.
4. Sesuai dengan ciri-ciri, syarat dan makna kelompok sosial bahwa
setiap kelompok memiliki karakteristik tententu dengan sudut pandang
yang berberda berdasarkan jenisnya kelompok sosial dibedakan
berdasarkan interaksinya (kelompok primer, kelompok sekunder,
kelompok formal, dan kelompok informal ), hubungan sosial tiap
kelompoknya ( kelompok kemasyarakatan, kelompok asosiasi,
kelompok statistik, dan kelompok sosial ), dan solidaritas anggotanya
( solidaritas mekanik dan solidaritas organik ).
5. Faktor pembentuk sebuah kelompok adalah dari diri sendiri atau murni
karena keinginan keinginan sendiri ataupun secara kebetulan saja.
Kedekatan dapat menimbulkan interaksi, yang bisa memainkan
peranan yang penting agar bisa membentuk kelompok pertemanan.
Perilaku kelompok daam semua perilaku sosial banyak dipengaruhi
oleh norma yang berlaku di dalam kelompok tersebut. dalam
masyarakat pada umumnya, kegiatan didalam kelompok tidak akan
muncul secara acak.
6. Proses terbentuknya kelompok yaitu Terdapat motivasi guna meraih
tujuan bersama, Interaksi sosial akan membantu perkembangan dari
suatu kelompok sosial, Adanya tujuan dari masing-masing individu di
dalam kelompok sosial itu sendiri, Pengorganisasian guna
mempermudah koordinasi di dalam kelompok sosial, Persepsi ikut
mendasari terbentuknya dari sebuah kelompok sosial, dan Kebebasan
individu dalam menyampaikan ide gagasan atau pendapatnya.
7. Konflik yang mungkin akan terjadi dalam kelompok sosial yaitu
terjadinya perbedaan antar masing – masing individu, perbedaan
kepentingan akan dapat memicu terjadinya konflik yang berbahaya jika
tidak segera ditangani dengan baik, perbedaan kebudayaan dan latar
belakang adalah penyebab lain terjadinya konflik yang terjadi di dalam
kelompok sosial. Setiap kebudayaan mempunyai norma dan juga nilai
yang berbeda dari kebudayaan lain. Peraturan yang baik menurut suatu
budaya dapat menjadi buruk dimata budaya yang lain. Latar belakang
dari tiap-tiap individu yang berbeda dengan individu lain dapat
memicu terjadinya konflik di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
 https://freemanof.wordpress.com/tugas/manusia_sebagai_makhluk
_sosial/
 https://dosensosiologi.com/ciri-kelompok-sosial/
 http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410021.
pdf
 https://belajargiat.id/sosial-group/
 https://www.yuksinau.id/kelompok-sosial/
 https://dosensosiologi.com/syarat-terbentuknya-kelompok-sosial/

Anda mungkin juga menyukai