KELOMPOK SOSIAL
Disusun oleh :
Yeggie Irfian
(4103 3403 19 1005)
Program Studi Akuntansi
Kelas
B1 Karyawan (Semester 2)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
Jl. Soekarno-Hatta No.530, Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat 40286
Telp. (022) 7509656 Website: www.fkon.uninus.ac.id , Email : Fkon.uninus@gmail.com
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
In- group adalah teman sebaya dalam kelompok. Out group adalah
teman sebaya di luar kelompok. Contoh yang mudah mengenai In dan Out
group ini dapat kita rasakan dalam kelas, di mana kita mempunyai teman
akrab dan teman tidak akrab (biasa). Teman yang akrab tersebut dinamakan
in group dan teman yang lainnya kita sebut Out group (Himcyo: 2011).
BAB III
PEMBAHASAN
Sesuai dengan Definisi Kelompok Sosial secara umum dan juga menurut
beberap ahli, berikut ini beberapa karakteristik dari kelompok sosial sebagai
berikut:
a) Timbulnya Kesadaran
Terdapat hubungan timbal balik antar anggota satu dengan anggota lain.
Hubungan timbal balik yang dimaksud adalah hubungan antara induvidu
dengan kelompok sosial. Apabila kelompok sosial telah memberikan
kebebasan individu untuk melakukan hubungan timbal balik amak yang
terjadi hubungan antar kelompok sosial akan semakin harmonis.
c) Persamaan Nasib
d) Terstruktur
e) Mempunyai Sistem
f) Kesamaan Motif
Memiliki struktur organisasi atau pembagian kerja yang jelas. Pada hal
ini kelompok sosial terpaku dengan sistem. Sistem tersebut membawa
dampak positif yaitu membawa peraturan yang jelas dan terstruktur
dalam pengimplementasikannya.
j) Aturan Jelas
b. Kelompok Sekunder
Kelompok yang antar anggotanya saling berinteraksi antar
satu dengan yang lainya secara tidak langsung. Jadi ikatan
kelompok jenis ini kurang erat karena ikatannya saling berjauhan.
Seperti halnya himpunan serikat kerja, partai politik dan lainnya.
c. Kelompok formal
Kelompok jenis ini memiliki peraturan seperti halya
anggaran Rumah Tangg (ART) dan Anggran Dasar (AD).
Kelompok ini memiliki peranan dan juga pembagian yang jelas
dan juga terstruktur. Kelompok jenis ini biasanya terjadi pada
lembaga pemerintahan. Seperti halnya organisasi kepemerintahan,
organisasi mahasiswa, OSIS dan juga lembaga lainnya.
d. Kelompok informal
Kelompok ini terbentuk melalui proses interaksi yang
sudah berulang kali, adanya kebutuhan individu dan daya tarik.
Kelompok ini tidak terstruktur hanya aja memiliki peran yang
baik dalam kelompok sosial tersebut.
Mengenai tugas dari berbagai indvidu diatur sesuai dengan
sikap kekeluargaan dan juga simpati. Contohnya saja kelompok
arisan, kelompok pengajian, dan juga persatuan ibu rumah tangga.
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan pendirian serta perasaan dan juga
pemikiran.
Hal lain yang juga tentunya sangat berbahaya untuk persatuan kelompok
sosial. Perbedaan ini pada umumnya berupa perbedaan tujuan dari tiap-
tiap individu, perbedaan persepsi atau nilai, hambatan komunikasi,
perubahan sosial yang tidak dapat diterima oleh semua pihak, dan juga
munculnya semangat persaingan dalam diri tiap-tiap individu. Setiap
individu perlu adanya mempunyai kesadaran dalam hal pengendalian diri
dari munculnya konflik demi menjagai persatuan di dalam kelompok.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penyajian makalah ini adalah
sebagai berikut: