Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH KELOMPOK 5

KOMUNIKASI KONTEKS SOSIAL DAN LATAR


BELAKANG BUDAYA SERTA KEYAKINAN

Disusun Oleh :

1. Hanum Ghossan (2010711084)


2. Kusumawati Briandini Salfitri (2010711089)
3. Novi Nursifa (2010711021)
4. Widiya Astuti (2010711026)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UPN VETERAN JAKARTA TAHUN AJARAN
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca.

Jakarta, 08 April 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................2
D. MANFAAT PENULISAN............................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................4
A. Pengertian Dari Komunikasi Dalam Konteks Sosial....................................4
B. Pengertian Dari Komunikasi Budaya............................................................5
C. Pengertian Dari Komunikasi Keyakinan.......................................................6
D. Fungsi Komunikasi Sosial............................................................................7
E. Fungsi Komunikasi Antarbudaya..................................................................9
F. Hambatan Komunikasi Sosial Budaya dan Keyakinan...............................11
G. Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi.....................................................13
H. Bagaimana Peran Mahasiswa Dalam Kebudayaan.....................................13
BAB III........................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keanekaragaman masyarakat dan sosial budaya Indonesia


merupakan sebuah potensi kekayaan yang harus dioptimalkan
sehingga terasa manfaatnya. Oleh karena itu, potensi tersebut
perlu diwujudkan menjadi kekuatan nyata sehingga mampu
menjawab berbagai tantangan kekinian yang ditunjukkan dengan
melemahnya ketahanan budaya yang berimplikasi pada
menurunnya kebanggaan nasional. Untuk itu, sinergi segenap
komponen bangsa dalam melanjutkan pembangunan karakter
bangsa (national and character building) yang sudah dimulai sejak
awal kemerdekaan perlu terus diperkuat sehingga memperkuat
jati diri bangsa dan mampu membentuk bangsa yang berkarakter,
maju, dan berdaya saing. Seiring dengan menguatnya persaingan
arus lokal dan global dalam internalisasi nilai-nilai baru,
ketahanan budaya juga perlu semakin diperkuat sehingga
memiliki kemampuan untuk mensejahterakan internalisasi
berbagai nilai lokal dan global yang positif dan produktif. Oleh
sebab itu, upaya pengembangan kebudayaan diarahkan pada
tujuan universal peradaban.
Bahasa merupakan salah satu ciri yang paling khas
manusiawi yang membedakannya dari makhluk- makhluk yang
lain. Dari dulu di sadari bahwa bahasa adalah kunci utama
pengetahuan, memegang kunci utama berarti memegang kunci
jendela dunia. Sebab sejuta pengetahuan, seribu peradaban
semuanya tercipta dan terbahasakan, bahkan sejarah tidak akan
terwujud jika tidak ada bahasa didunia . begitu juga dengan
sosiolingistik yang merupakan studi atau pembahasan dari bahasa
sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota

1
masyarakat, maka kami merasa sangat penting membahas bahasa
dalam konteks sosial. Karena kita ketahui bahwa, ada dua aspek
yang mendasar dalam pengertian masyarakat. Yang pertama ialah
bahwa anggota-anggota suatu masyarakat hidup dan berusaha
bersama secara berkelompok-kelompok. Aspek yang kedua ialah
bahwa anggota-anggota dan kelompok-kelompok masyarakat
dapat hidup bersama karena ada suatu perangkat hukum dan adat
kebiasaan yang mengatur kegiatan dan tindak laku mereka,
termasuk tindak laku berbahasa.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari komunikasi dalam konteks sosial ?


2. Apa pengertian dari komunikasi budaya ?
3. Apa pengertian dari komunikasi keyakinan ?
4. Apa fungsi komunikasi sosial ?
5. Apa fungsi komunikasi antarbudaya ?
6. Apa saja hambatan komunikasi sosial budaya dan keyakinan ?
7. Bagaimana peran mahasiswa dalam kebudayaan ?
8. Bagaimana Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui dari pengertian dari komunikasi dalam konteks


sosial.
2. Mengetahui dari pengertian dari komunikasi budaya.
3. Mengetahui dari pengertian dari komunikasi keyakinan.
4. Mengetahui apa saja fungsi komunikasi sosial.
5. Mengetahui apa saja fungsi komunikasi antarbudaya.
6. Mengetahui apa saja hambatan komunikasi sosial budaya dan
keyakinan.
7. Mengetahui apa peran mahasiswa dalam kebudayaan.
8. Mengetahui cara mengatasi hambatan komunikasi.

2
D. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi mahasiswa UPN Veteran Jakarta


Memberikan informasi yang tepat kepada mahasiswa tentang
Komunikasi Konteks Sosial dan Latar Belakang Serta Keyakinan dan
dapat menambah pengetahuan dalam praktik komunikasi terhadap
mahasiswa.

2. Bagi Dosen atau Pihak Universitas


Memberikan pandangan tambahan bagaimana komunikasi yang dapat
berkembang dengan perkembangan pada zaman saat ini, dan dosen
dapat memberikan informasi terbaru untuk perkembangan komunikasi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dari Komunikasi Dalam Konteks Sosial


Komunikasi sosial adalah Kegiatan komunikasi yang diarahkan
pada pencapaian suatu situasi integrasi sosial. Komunikasi sosial juga
merupakan suatu proses pengaruh mempengaruhi mencapai keterkaitan
sosial yang dicita-citakan antar individu yang ada di masyarakat.
Komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu
penting untuk menbangun konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan
hidup, memperoleh kebahagian, terhindar dari tekanan dan ketegangan
(lewat komunikasi yang bersifat menghibur) dan mempunyai hubungan
dengan orang lain.

Di kehidupan ini komunikasi merupakan sesuatu yang sangat vital.


Komunikasi berperan penting bagi kehidupan manusia, karena manusia itu
sendiri dikenal sebagai makhluk social. Setiap saat pasti manusia di dunia
ini melakukan komunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun
komunikasi non verbal. Namun, berkomunikasi dengan mengharapkan
timbal balik yang positif dari lawan bicara kita itu sulit, contohnya pada
saat perang dunia kedua. Menjelang akhir perang dunia kedua, terdapat
bukti bahwa ada kekeliruan dalam menterjemahkan pesan yang dikirimkan
pemerintah Jepang dan ini telah memicu pengeboman Hiroshima. Bahwa
komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu
dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang
merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan
satu sama lain.

Konteks sosial bahasa mempunyai kelas sosial (sosial class) yang


mengacu kepada golongan masyarakat yang mempunyai kesamaan
tertentu dalam bidang kemasyarakatan seperti ekonomi, pekerjaan,
pendidikan, kedudukan, kasta, dan sebagainya Komunikasi dua arah ini

4
terjadi dalam rapat, perundingan, diskusi dan sebagainya. Sebagai alat
komunikasi, bahasa itu terdiri dari dua aspek yaitu :

a) Aspek linguistic.

b) Aspek nonlinguistik atau paralinguistik.

Kedua aspek itu bekerjasama dalam membangun komunikasi


bahasa. Aspek linguistik mencakup tataran fonologis, morfologis, dan
sintaksis. Ketiga tataran ini mendukung terbentuknya yang akan
disampaikan, yaitu semantik (yang di dalamnya terdapat makna, gagasan,
idea atau konsep). Aspek paralinguistik mencakup kualitas ujaran, yaitu
pola ujaran seseorang seperti falsetto (suara tinggi), staccato (suara
terputus-putus), dan sebagainya. Aspek linguistic dan paralinguistik
berfungsi sebagai alat komunikasi, bersama-sama dengan konteks situasi
membentuk atau membangun situasi tertentu dalam proses komunikasi.

Bahasa dalam konteks sosial mempunyai unsur supra segimental,


yaitu tekanan (stress), nada (pitch), dan intonasi, Jarak dan gerak-gerik
tubuh, seperti gerakan tangan, anggukan kepala, rabaan dan sebagainya.
Rabaan, yakni yang berkenaan dengan indera perasa (pada kulit).

E. Pengertian Dari Komunikasi Budaya


Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara
orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras,
etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini.
Menurut Stewart L. Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi
antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau
perbedaan-perbedaan sosio ekonomi). Kebudayaan adalah cara hidup yang
berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari
generasi ke generasi. Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi
antarbudaya sebagai human flow across national boundaries. Misalnya,
dalam keterlibatan suatu konferensi internasional dimana bangsa-bangsa
dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain.

5
Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai
interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.

Intercultural communication generally refers to face-to-face


interaction among people of diverse culture.

Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa


komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem
simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka
dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya komunikasi
antarbudaya itu dilakukan dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di
dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian
tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak
sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu
konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan.

Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan


antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat
untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama sebagai
pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat
karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita menunjukkan fungsi
sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain
dan mengidentifikasinya dengan berbagai cara.

F. Pengertian Dari Komunikasi Keyakinan


Komunikasi Keyakinan adalah Suatu sistem keyakinan yang
terorganisasi yang dimiliki oleh sekelompok orang dan praktik, termasuk
ibadah terkait dengan sistem tersebut. Keyakinan agama dan Keyakinan
Spiritual adalah bagian integral dari keyakinan budaya seseorang dan
dapat mempengaruhi keyakinan klien mengenai penyebab penyakit,
praktek penyembuhan, dan pilihan tabib atau pemberi perawatan
kesehatan.
Keyakian spiritual dan agama dapat menjadi sumber kekuatan dan
kenyamanan bagi klien. Perawat yang memiliki keyakinan yang sama

6
dengan kliennya cenderung lebih mudah memahami dan mengambil
tindakan untuk menangani kliennya.
Perawat professional harus bisa memahami,mengantisipasi dan
mengambil tindakan yangtepat terhadap klien yang berbeda keyakinan
terhadap perawat tersebut. Contoh, klien yang menolak memakan daging
dikarenakan oleh keyakinan yang dimiliki oleh agamanya.Perawat harus
mengambil tindakan yang tepat bagaimana cara membujuk pasien tersebut
untuk memakan daging tersebut, misalnya diberikan penjelasan yang kuat
mengenai alasan kenapa pasien tersebut harus makan daging.

G. Fungsi Komunikasi Sosial


Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa
komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri,
untuk kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat
menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui
komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat untuk mencapai
tujuan bersama. Tanpa komunikasi, orang tidak akan tahu panduan untuk
memahami dan menafsirkan situasi yang ia hadapi. Ia tidak akan tahu
bagaimana cara makan, minum, berbicara sebagai manusia dan
memperlakukan manusia lain secara beradab karena cara-cara berperilaku
tersebut harus dipelajari dari pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan
orang lain, yang intinya adalah komunikasi. Fungsi dari komunikasi itu
sendiri :
1. Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu
hanya bisa diperoleh melalui informasi yang diberikan orang lain
kepada kita. Seseorang yang tidak pernah berkomunikasi dengan
orang lain tidak akan memiliki kesadaran bahwa dirinya manusia.
Seseorang menyadari bahwa dirinya manusia karena orang-orang
di sekitarnya memperlakukan dirinya, baik secara verbal maupun
nonverbal, sebagai manusia. Ketika seseorang berinteraksi dengan
orang-orang lain, harapan-harapan dan kesan mereka akan

7
mempengaruhi konsep dirinya. Ia akan memainkan peran
sebagaimana diharapkan orang lain, yang bila peran tersebut
menjadi kebiasaan, akan terinternlisasikan.

2. Pernyataan Eksistensi Diri


Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah
yang disebut pernyataan eksistensi diri. Fungsi komunikasi sebagai
pernyataan eksistensi diri bisa kita lihat misalnya dalam uraian
penanya pada seminar. Meskipun moderator sudah mengingatkan
untuk bertanya secara singkat dan jelas, namun adakalanya si
penanya berbicara panjang lebar, mengkuliahi hadirin, dengan
argumen-argumen yang kadang tidak relevan.
3. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan
memperoleh kebahagiaan.
Sejak lahir kita tidak dapat hidup sendiri utnk
mempertahankan hidup. Menurut Abraham Maslow, manusia
memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial atau cinta, kebutuhan
akan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut, orang perlu berkomunikasi.
Berdasarkan penelitian pada tahun 1957, J.D. French menemukan
bahwa kelangkaan rangsangan emosional dan sensoris
menimbulkan kemunduran pada struktur otak manusia, yang pada
gilirannya mengakibatkan kekurangan gizi, dan akhirnya dapat
berujung pada kematian.
Penelitian Michael Babyak dkk dari Universitas Duke
terhadap 750 orang kulit putih dari kelas menengah, yang
dilakukan dalam kurun waktu 22 tahun, mengenai kaitan antara
komunikasi yang manusiawi (tulus, hangat, dan akrab0 dengan
harapan hidup menunjukkan bahwa orang-orang yang memusuhi
orang lain, mendominasi pembicaraan, dan tidak suka berteman,
berpeluang 60% lebih tinggi menemui kematian pada usia dini

8
dibandingkan dengan orang-orang yang berperilaku sebaliknya:
ramah, suka berteman, dan berbicara tenang.

H. Fungsi Komunikasi Antarbudaya


1. Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi adalah fungsi komunikasi yang ditunjukkan
melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang
individu.
Pendeta Budha Jepang menyatakan identitas melalui baju yang
dikenakan.
 Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat
beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan
untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan
melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan
nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui
identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-
usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan
seseorang.
 Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima
kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun
tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh
setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan
komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas
pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan.
Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang
melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan
komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama
komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran
pesan komunikasi antarbudaya adalah saya memperlakukan

9
anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda
dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan
demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan
integrasi sosial atas relasi mereka.

 Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun
antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling
mempelajari kebudayaan masing-masing.
 Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
Terkadang kita berkomunikasi dengan orang lain
untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas
masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi
seperti itu kita namakan komunikasi yang berfungsi
menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan
yang simetris.
Hubungan komplementer selalu dilakukan oleh dua
pihak mempunyai perilaku yang berbeda. Perilaku
seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku
komplementer dari yang lain. Dalam hubungan
komplementer, perbedaan di antara dua pihak
dimaksimumkan. Sebaliknya hubungan yang simetris
dilakukan oleh dua orang yang saling bercermin pada
perilaku lainnya. Perilaku satu orang tercermin pada
perilaku yang lainnya.
2. Fungsi Sosial
a. Pengawasan
Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan
komunikan yang berberda kebudayaan berfungsi saling
mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya
fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan

10
"perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak
dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara
rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita
meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks
kebudayaan yang berbeda.
b. Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi
komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda
budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara
mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui
pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling
menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga
menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula
oleh berbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.
c. Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan
dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat
kepada masyarakat lain.
d. Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses
komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian hula-hula
dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan Honolulu
Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam
kategori hiburan antarbudaya.

I. Hambatan Komunikasi Sosial Budaya dan Keyakinan


Hambatan dijelaskan oleh Chaney dan Martin (2004 : 11) dalam
bukunya Intercultural Business Communication, bahwa yang dimaksud
dengan hambatan komunikasi atau communication barrier adalah segala
sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang
efektif. Perbedaan budaya sendiri merupakan salah satu faktor penghambat
dalam komunikasi antar budaya, karena hambatan – hambatan komunikasi
tersebut juga sering disebut sebagai hambatan komunikasi antar budaya.

11
Hal tersebut bisa dikatakan sebagai sebagai hambatan dalam proses
komunikasi yang terjadi karena adanya perbedaan budaya antara si
pengirim pesan (komunikator) dan dan si penerima pesan (komunikan).
Adapun faktor hambatan komunikasi antar budaya yang sering terjadi
antara lain:
1. Fisik
Hambatan komunikasi yang berasal dari waktu, lingkungan,
kebutuhan diri, dan media.
2. Budaya
Hambatan komunikasi yang berasal dari etnis, agama, dan
sosial yang berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang
lainnya.
3. Persepsi
Hambatan komunikasi yang timbul karena perbedaan
persepsi yang dimiliki oleh individu mengenai sesuatu. Perbedaan
persepsi menyebabkan perbedan dalam mengartikan atau
memaknakan sesuatu.
4. Motivasi
Hambatan komunikasi yang berkaitan dengan tingkat
motivasi penerima pesan. Rendahnya tingkat motivasi penerima
pesan mengakibatkan komunikasi menjadi terhambat.
5. Pengalaman
Hambatan komunikasi yang disebabkan oleh pengalaman
masa lalu yang dimiliki individu. Perbedaan pengalaman yang
dimiliki oleh masing-masing individu dapat menyebabkan
perbedaan dalam konsep serta persepsi terhadap sesuatu.
6. Emosi
Hambatan komunikasi yang berkaitan dengan emosi atau
perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang
buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar
dan sulit untuk dilalui.
7. Bahasa

12
Hambatan komunikasi yang terjadi ketika pengirim pesan
(sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa atau
kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan sehingga
menimbulkan ketidaksamaan makna.
8. Nonverbal
Hambatan komunikasi yang berupa isyarat atau gesture.
9. Kompetisi
Hambatan komunikasi yang timbul ketika penerima pesan
sedang melakukan kegiatan lain di saat menerima pesan.

J. Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi


Cara mengatasi hambatan komunikasi menurut Bovee dan Thill, 2002, 22,
sebagai berikut ;
a. Memelihara iklim komunikasi agar senantiasa terbuka
b. Bertekad untuk memegang teguh etika dalam berkomunikasi dan
menjalannya dengan baik
c. Memahami akan adanya kesulitan komunikasi antar budaya
d. Menggunakan pendekatan komunikasi yang berpusat pada penerima
pesan.
e. Menggunakan tekonogi yang ada secara bijaksana dan bertanggung
jawab agar dapat memperoleh dan membagi informasi dengan baik
dan efektif.
f. Menciptakan serta memproses pesan secara efektif dan juga efisien.
Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara yakni : memahami
penerima pesan, menyesuaikan pesan dengan si penerima, mengurangi
jumlah pesan, memilih salurah atau media secara tepat, meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.

K. Bagaimana Peran Mahasiswa Dalam Kebudayaan


Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya
tidak ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh
dari budaya-budaya luar.Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan
penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh

13
asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus
kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-
pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran
kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat
dipertahankan.
Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat
dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan
budaya daerah.

Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah


dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler.
Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah
sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat
dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian
dan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya
yang diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan
budaya daerah.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kehidupannya, manusia senantiasa terlibat dalam aktivitas
komunikasi. Manusia mungkin akan mati, atau setidaknya sengsara
manakala dikucilkan sama sekali sehingga ia tidak bisa melakukan
komunikasi dengan dunia sekelilingnya. Oleh sebab itu komunikasi
merupakan tindakan manusia yang lahir dengan penuh kesadaran, bahkan
secara aktif manusia sengaja melahirkannya karena ada maksud atau
tujuan tertentu.
Manusia adalah mahkluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
melainkan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Untuk keperluan
tersebut, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sekaligus
sebagai identitas kelompok. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
terbentuknya bagaian bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik
yang menyebabkan berbeda dengan bahasa lainnya.

B. Saran
Komunikasi sangatlah penting dalam setiap konteks kehidupan
manusia. Sebagai perawat,kita sudah semestinya mempelajari dan

15
memahami berbagai macam komunikasi dalam konteks-konteks yang
berbeda sehingga memudahkan kita dalam melakukan tindakan
keperawatan yang benar dan tepat terhadap pasien. Dengan telah
mengetahui peran komunikasi secara tidak langsung melalui pembelajaran
ini yaitu konsep komunikasi dalam konteks sosial,dan budaya, serta
keyakinan.

DAFTAR PUSTAKA

Firmallah, I. (2016). KOMUNIKASI KEYAKINAN. Februari.


https://id.scribd.com/doc/298917622/KOMUNIKASI-KEYAKINAN

Herlina. (n.d.). Komunikasi : Fungsi dan Jenis. Upi.Edu, 4.


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-
HERLINA/IP-TM3_KOMUNIKASI.pdf

Kurniawan, A. (2021). Komunikasi Sosial – Pengertian, Pembentukan,


Pernyataan, Perubahan, Jenis, Unsur, Budaya, Para Ahli. 25 Februari.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-komunikasi-sosial/

Talkactive. (2019). fenomena Komunikasi Lintas Budaya. Talkactive.


https://talkactive.id/fenomena-komunikasi-lintas-budaya-terkini/

Mulyana Deddy, M.A., Ph.D. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:


Remaja Rosdakarya. 2009

King Larry dan Gilbert Bill. Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja,
Dimana Saja. Jakarta: gramedia Pustaka Utama. 2000

Jallaludi Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya, 1985

16
17

Anda mungkin juga menyukai