Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FEBRIS

NOVI NURSIFA_2010711021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
TAHUN 2021/2022
a. Konsep Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis
yang memiliki peranan besar di dalam tubuh, hampir 90% dari total berat badan
tubuh. Secara keseluruhan persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah : bayi
baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 75%, wanita dewasa 55%, dan
dewasa tua 45%. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia,
lemak tubuh, dan jenis kelamin. Jika lemak tubuh sedikit maka cairan dalam tubuh
lebih besar.

b. Pengertian Demam(Febris)
Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang normal
sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam
hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada perubahan suhu
lingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur
keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan
hati, dengan panas yang hilang. Dalam keadaan febris, keseimbangan tersebut
bergeser hingga terjadi peningkatan suhu dalam tubuh. (Ngastiyah, 2005)
Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 380C (100,4 0F). suhu
normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1 0C-380C (970F-
100,4oF). umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi, emudian menurun
hingga padaa tingkat dewasa pada usia 13-14 tahun pada anak perempuan, dan 17-18
tahun pada anak laki-laki. (Robert, 2007)
Febris adalah peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal 380C. demam
merpakan tanda adanya masalah yang menjadi penyebab, buakan suatu penyakit dan
tidak terjadi dengan sendirinya. Data klinis terkait menemukan tanda yang
menunjukkan keseriusan demam (missal: anak yang aktif dan sadar memiliki suhu
400C secara umum kurang mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi yang lesu
dan letargik dengan suhu 390C. (Muscari, 2001)
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain adalah:
- Demam septik
Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun
kembali ketingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan mengigil dan

berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan
juga demam hektik.
- Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
- Demam intermiten
Suhu badanturun ketingkat yang normalselama beberapa jam dalamsatu hari. Bila
demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua
hari
terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
- Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam
yang etrus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
- Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode
bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti
semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya
tipe
demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin
dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti: abses, pneumonia,
infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan
segera dengan suatu sebab yang jelas. (Nurarif & Kusuma, 2013)
Menurut beberapa definisi tentang febris di atas, dapat disimpulkan bahwa febris
adalah peningkatan abnormal suhu badan minimal 380C sebagai akibat dari
perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior.

c. Etiologi
Penyebab febris selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi
suhu sentral (misalnya : perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai

ketepatan diagnosis penyebab demam antara lain: ketelitian pengambilan riwayat


penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit, dan
evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara tepat dan holistic.
Beberapa hal khusus perlu dipeehatikan pada demam adalah cara timbul demam,
lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam.
(aplikasi nanda)
Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus, atau
sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:
- Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran pernapasan atas dan
bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus umum dan enteric. Reaksi vaksinasi
dan pakaian yang terlalu tebal juga seringmenjadipenyebab demam pada bayi.
- Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih, pneumonia,
bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker, gangguan imunologik,
keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi. (Muscari, 2001)
d. Patofisiologi
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point (Julia,2000)
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap
infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke
tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen.Pirogen
adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar
tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan
reaksi imunologik terhadap benda asing (noninfeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat
pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus
pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan
produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan
cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat.
Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran
panas.
Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang
aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing
tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan
dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. Sedangkan sifat-sifat demam
dapat berupa menggigil atau krisis/flush. Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan
mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat
dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan
beberapa jam untuk mencapai suhu baru. Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu
tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada
nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal. (Corwin, 2000)

e. Pemeriksaan Fisik

 Hemoglobin
 Hematokrit
 Trombosit
 Diagnosis serologis
 Reverse transcriptase PCR (RT-PCR)
f. Penatalaksanaan Medis
1. Secara fisik
a. Mengawasi kondisi klien dengan pengukuran suhu secara berkala setiap
4-6 jam. Perhatikan apakan anak tidur gelisah, sering terkejut atau
Melapaskan pirogen
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik keatas atau apakah
anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan
berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.
Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan
demikian, cacat
seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c. Jalan napas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke
otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak
d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya
e. Tidur yang cukup agar metabolism berkurang
f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh di permukaan tubuh anak.
2. Obat-obatan antipiretik
Antipiretik bekerja secarasentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set poin hipotalamus direndahkan kembali
menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas di atas normal dan mengurangi
pengeluaran panas tidak ada lagi (Suriadi dan Yuliani, R., 2001)

C. Konsep Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan
orang tua, dan pekerjaan orang tua
b. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk
datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
c. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat
demam kesadaran composmentis.
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita.
e. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
f. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue dapat bervariasi.
g. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang
bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju di kamar).Dsb.
a. Diagnosa Keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan infeksi .
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.
c. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
permeabilitas kapiler, muntah dan demam.

c.Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan NOC NIC Rasional

Hipertermia NOC: NIC : 1. memantau adanya


Definisi : Suhu inti tubuh di Thermoregulasi 1. Monitor suhu infeksi 2. menjaga suhu
atas kisaran normal diurnal Setelah dilakukan sesering mungkin dan menghindari panas
karena kegagalan tindakan 2. Monitor warna yang berkaitan dengan
termoregulasi. keperawatan selama dan suhu kulit penyakit. 3. peningkatan
Berhubungan dengan : 3 x 24 Jam 3. Monitor tekanan denyut nadi, penurunan
• Penyakit diharapkan suhu darah, nadi dan RR tekanan vena, dan
• Trauma tubuh klien kembali 4. Monitor penurunan tekanan darah
• Peningkatan laju normal dengan penurunan tingkat dapat mengindikasi
metabolisme kriteria hasil : kesadaran Hipovolemi, yang
• aktivitas yang berlebih a.Suhu tubuh dalam 5. Monitor WBC, mengarah pada penurunan
• dehidrasi batas normal dengan Hb, danHct perfusi jaringan
DO/DS: kreiteria hasil: 6. Monitor intake 4. perubahan tingkat
• kenaikan suhu tubuh diatas b.Suhu 36 – 37C dan output kesadaran dapat
rentang normal c.Nadi dan RR 7. Berikan anti mengakibatkan hipoksia
• serangan atau konvulsi dalam rentang piretik: jaringan
(kejang) normal d.Tidak ada 8. Kelola antibiotik 5. peningkatan suhu tubuh
• kulit kemerahan perubahan warna 9. Selimuti pasien bisa juga karena adanya
• pertambahan RR kulit dan tidak ada 10. Berikan cairan infeksi
• takikardi Kulit teraba pusing, merasa intravena 6. asupan cairan yang
panas/ hangat nyaman. 11. Kompres pasien berlebihan dapat
pada lipat paha dan mengakibatkan kelebihan
aksila cairan yang dapat
12. Tingkatkan memperburuk kondisi
sirkulasi udara pasien
13. Tingkatkan 7. digunakan untuk
intake cairan dan mengurangi demam
nutrisi dengan aksi sentralnya
14. Monitor TD, pada hipotalamus.
nadi, suhu, dan RR 8. membantu mengurangi
15. Monitor hidrasi infeksi yang menyebabkan
seperti turgor kulit, demam.
kelembaban 9. digunakan untuk
membran mukosa mengurangi demam
umumnya lebih besar dari,
- 0 C pada waktu terjadi
kerusakan/gangguan pada
otak
10. menghindari
kehilangan air natrium
klorida dan kalium yang
berlebihan.
tekanan darah dapat
mengindikasi
Hipovolemia, yang
mengarah pada penurunan
perfusi jaringan.
Ketidakseimbangan NOC: NIC:  Mengurangi faktor
nutrisi kurang dari a. Nutritional status: a. Kaji adanya alergi resiko gangguan
kebutuhan tubuh Adequacy makanan nutrisi
Definisi : Asupan nutrisi b. Nutritional b. Kolaborasi  Membantu dalam
tidak cukup untuk Status : food and dengan ahli gizi proses
memenuhi kebutuhan Fluid Intake c. untuk menentukan penyembuhan.
metabolik. Weight Control jumlah kalori dan  Untuk mencegah
DS: Setelah dilakukan nutrisi yang terjadinya
a. Nyeri abdomen asuhan keperawatan dibutuhkan pasien komplikasi
b. Muntah selama 3 x 24 jam c. Yakinkan diet  Untuk
c. Kejang perut diharapkan nutrisi yang dimakan meningkatkan
d. Rasa penuh tibatiba kurang teratasi mengandung tinggi napsu makan sesuai
setelah makan dengan indikator: serat untuk menu yang
DO: a. Albumin serum mencegah konstipasi diinginkan dan
a. Diare b. Pre albumin d. Ajarkan pasien dapat teratur.
b. Mual serum c. Hematokrit bagaimana membuat  Kebersihan nutrisi
c. Rontok rambut yang d. Hemoglobin catatan makanan dapat diketahui
berlebih e. Total iron binding harian. melalui
d. Kurang nafsu makan capacity e. Monitor adanya peningkatan berat
e. Bising usus berlebih f. Jumlah limfosit penurunan BB dan badan 500
f. Konjungtiva pucat gula darah gr/minggu.
g. Denyut nadi lemah f. Monitor  Lingkungan yang
lingkungan selama nyaman dapat
makan menambah selera
g. Monitor turgor makan
kulit
 Untuk mengetahui
h. Monitor
adanya tanda-tanda
kekeringan, rambut
dehidrasi dan
kusam, total protein,
mencegah syok
Hb dan kadar Ht i.
hipovolemik
Monitor mual dan
 Mengatahui hasil
muntah
Lab pasien
j. Monitor pucat,
kemerahan, dan  agar dapat
kekeringan jaringan mengetahui intake
konjungtiva dan output nutrisi
dari tubuh anak
 Agar mengetahui
kekurangan
kebutuhan nutrisi
pasien
Defisit Volume Cairan NOC: NIC : 1. Mengidentifikasi adanya
Definisi : penurunan cairan 1. Fluid balance 1.Pertahankan gangguan keseimbangan
intravaskular, interstisial, 2. Hydration catatan intake dan cairan
dan atau interaselular. Ini 3. Nutritiona output yang akurat 2. Mengenal adanya tanda
mengacu pada dehidrasi, 4. Status : Food and 2. Monitor status dan gejala gangguan
kehilangan cairan saja tanpa Fluid Intake hidrasi ( kelembaban keseimbangan cairan
perubahan kadar natrium. Setelah dilakukan membran mukosa, 3. Mengenal adanya tanda
Berhubungan dengan: tindakan nadi adekuat, dan gejala gangguan
• Kehilangan volume cairan keperawatan selama tekanan darah keseimbangan cairan
secara aktif 3 x 24 Jam ortostatik ), jika 4. Memantau ada tidaknya
• Kegagalan mekanisme diharapkan defisit diperlukan reaksi penyakit dan reaksi
pengaturan volume cairan 3. Monitor hasil lab terhadap terapi
• Asupan cairan kurang teratasi dengan yang sesuai dengan 5. Menambah intake cairan
• Kurang pengetahuan kriteria hasil: retensi cairan yang masuk dalam tubuh.
tentang kebutuhan cairan a. Mempertahankan (BUN , Hmt , 6. Mencapai kebutuhan
DS : Haus/dehidrasi urine output sesuai osmolalitas urin, nutrisi tubuh yang sesuai
DO: dengan usia dan BB, albumin, total 7. Menambah intake
• Penurunan turgor BJ urine normal, protein ) cairan yang masuk dalam
kulit/lidah b. Tekanan darah, 4. Monitor vital sign tubuh
• Membran mukosa/kulit nadi, suhu tubuh setiap 15menit – . 8. Mempermudah intake
kering dalam batas normal 1jam cairan yang masuk dalam
• Peningkatan denyut nadi, c. Tidak ada tanda 5. Kolaborasi tubuh.
penurunan tekanan darah, tanda dehidrasi, pemberian cairan IV 9. Memotivasi untuk
• penurunan volume/tekanan Elastisitas turgor 6. Monitor status makan atau minum untuk
nadi kulit baik, membran nutrisi menambah energi
• Pengisian vena menurun mukosa lembab, 7. Berikan cairan 10. Strategi kesehatan
• Perubahan status mental
tidak ada rasa haus oral 8. Berikan untuk memantau dan
• Konsentrasi urine meningkat
• Temperatur tubuh meningkat
yang berlebihan penggantian melaporkan kondisi terkait
• Kehilangan berat badan d. Orientasi terhadap nasogatrik sesuai dengan ahli.
secara tiba- tiba waktu dan tempat output (50 –
• Penurunan urine output baik 100cc/jam)
• HMT meningkat Kelemahan e. Jumlah dan irama 9. Dorong keluarga
pernapasan dalam untuk membantu
batas normal pasien makan
Elektrolit, Hb, Hmt 10. Kolaborasi
dalam batas normal dengan dokter jika
g. pH urin dalam berlebih muncul
batas normal meburu.
h. Intake oral dan
intravena adekua

DAFTAR PUSTAKA
1. Centers for Disease Control and Prevention. 2009. Dengue and Dengue Hemorrhagic
Fever. Diakses pada hari Selasa, 01 Desember 2020 dari
http://www.cdc.gov/Dengue/resources/Dengue&DHF%20Information
2. Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta: EGC
3. NANDA International Nursing Diagnosis: Definitions and Classification 2018- 2020.
Jakarta: EGC
4. 8. Nurarif, A. H. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: Mediaction Publishi

Anda mungkin juga menyukai