Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA PASIEN An. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS FEBRIS

DI RUANG AYYUB 3

RS. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

Disusun Oleh:
Atin Nor Solekha
NIM 1901027

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2021/2022
A. DEFINISI

Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang normal

sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus

anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada perubahan suhu lingkungan, karena

adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur keseimbangan antara panas

yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang.

Dalam keadaan febris, keseimbangan tersebut bergeser hingga terjadi peningkatan suhu

dalam tubuh. (Ngastiyah, 2005)

Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 38 0C (100,4 0F). suhu

normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1 0C-380C (970F-100,4oF).

umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi, emudian menurun hingga padaa tingkat

dewasa pada usia 13-14 tahun pada anak perempuan, dan 17-18 tahun pada anak laki-laki.

(Robert, 2007)

Febris adalah peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal 380C. demam

merpakan tanda adanya masalah yang menjadi penyebab, buakan suatu penyakit dan tidak

terjadi dengan sendirinya. Data klinis terkait menemukan tanda yang menunjukkan

keseriusan demam (missal: anak yang aktif dan sadar memiliki suhu 40 0C secara umum

kurang mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi yang lesu dan letargik dengan suhu

390C. (Muscari, 2001)

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain adalah:

- Demam septik
Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun

kembali ketingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan mengigil dan

berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan

juga demam hektik.

- Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.

Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar

perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

- Demam intermiten

Suhu badanturun ketingkat yang normalselama beberapa jam dalamsatu hari. Bila demam

seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas

demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

- Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang

etrus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

- Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode

bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti

semula.

Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe

demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat

dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti: abses, pneumonia, infeksi
saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera

dengan suatu sebab yang jelas. (Nurarif & Kusuma, 2013)

Menurut beberapa definisi tentang febris di atas, dapat disimpulkan bahwa febris

adalah peningkatan abnormal suhu badan minimal 380C sebagai akibat dari perubahan

pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior.

B. ETIOLOGI

Penyebab febris selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,

keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu

sentral (misalnya : perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan

diagnosis penyebab demam antara lain: ketelitian pengambilan riwayat penyakit pasien,

pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit, dan evaluasi pemeriksaan

laboratorium, serta penunjang lain secara tepat dan holistic.

Beberapa hal khusus perlu dipeehatikan pada demam adalah cara timbul demam,

lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam. (aplikasi

nanda)

Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus, atau sebaliknya

dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:

- Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran pernapasan atas dan bawah,

faringitis, otitis media, dan infeksi virus umum dan enteric. Reaksi vaksinasi dan pakaian

yang terlalu tebal juga seringmenjadipenyebab demam pada bayi.


- Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih, pneumonia,

bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker, gangguan imunologik,

keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi. (Muscari, 2001)

C. PATOFISIOLOGI

Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada

peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai

peningkatan set point (Julia,2000)

Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap

infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk

ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen.Pirogen

adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan

luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau

merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (noninfeksi).

Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada

tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus

pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan

produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh

dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar

keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan

pengeluaran panas.
Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang

aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing

tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan

dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.

Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.

Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke

nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau

dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.

Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan,

termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan

kembali ke tingkat normal. (Corwin, 2000)

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C-40C)

2. Kulit kemerahan

3. Hangat pada sentuhan

4. Peningkatan frekuensi pernapasan

5. Menggigil

6. Dehidrasi

7. Kehilangan nafsu makan

(Nurarif & Kusuma, 2013)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk

digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba
darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam

tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan

pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Hematologi

Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit perdarahan usus.

b. Kimia darah

Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen dan kreatinin harus

dilakukan.

c. Imunorologi

Widal : pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya antibody di dalam

darah terhadap antigen kuman Salmonella typhi. Hasil positif dinytakan dengan adanya

aglutinasi. Hasil negative palsu dapat disebabkan oleh karena antara lain penderita

sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu

sakit, keadaan umum pasien buruk, dan adanya penyakit imunologik lain.

d. Urinalis

Protein: bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam)

Leukosit dan eritrosit normal : bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit

e. Mikrobiologi

Sediaan apus dan kultur dari tenggorok, uretra, anus, serviks dan vagina harus dibuat

dalam situasi yang tepat. Pemeriksaan sputum diperlukan untuk pasien yang demam

disertai batuk-batuk. Pemeriksaan kultur darah dan kultur cairan abnormal serta urin

diperlukan untuk mengetahui komplikasi yang muncul.


f. Radiologi

Pembuatan foto toraks biasanya merupakan bagian dari pemeriksaan untuk setiap

penyakit demam yang signifikan.

g. Biologi molekuler

Dengan PCR (Polymerase Chain Reaction), dilakukan dengan perbanyakan DNA

kuman yang kemudian diidentifikasi dengan DNA probe yang spesifik. Kelebihan uji

ini dapat mendeteksi kuman yang terdapat dalam jumlah sedikit (sensifitas tinggi)

serta kekhasan (spesifitas) yang tinggi pula. Specimen yang digunakan dapat berupa

darah, urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi (Soedarto, 2007)

F. PATHWAY

Infeksi zat asing masuk ke Merangsang sistem Melapaskan


dalam tubuh pertahanan pirogen

Dari dalam tubuh Dari luar tubuh


(pirogen endogen)
(pirogen eksogen)

Reaksi menaikkan Dirangsang pelepasan asam


suhu tubuh arakidonat & produksi
prostaglandin meningkat Membawa pesan ke
hipotalamus

Pembuluh di arteri sempit


&sekresi kelenjar keringat
terhambat
febris hipertermi Metabolisme basal meningkat

Kekurangan volume Oksigen ke otak menurun Ketidakseimbangan nutrisi


cairan kurang dari kebutuhan
tubuh

Kejang demam TIK meningkat

Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer

Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Secara fisik

a. Mengawasi kondisi klien dengan pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6

jam. Perhatikan apakan anak tidur gelisah, sering terkejut atau mengigau.

Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik keatas atau apakah

anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu


lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak

mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat

rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat

terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.

b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

c. Jalan napas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke

otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak

d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya

e. Tidur yang cukup agar metabolism berkurang

f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipat paha. Tujuannya untuk

menurunkan suhu tubuh di permukaan tubuh anak.

2. Obat-obatan antipiretik

Antipiretik bekerja secarasentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di

hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin

dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set poin hipotalamus

direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas di

atas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi ( Suriadi dan Yuliani,

R., 2001)

H.Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

Data dasar pengkajian pasien dengan febris adalah :

1) Aktivitas atau istirahat


Gejala yang ditemukan pada kasus febris antara lain kelemahan, malaise, kelelahan, merasa

gelisah dan ansietas, cepat lelah dan insomnia.

2) Sirkulasi

Tanda takikardi, kemerahan, tekanan darah hipotensi, kulit membrane mukosa kotor,

turgor buruk, kering dan lidah pecah-pecah akan ditemukan pada pasien febris.

3) Integritas ego

Gejala seperti ansietas, emosi, kesal dan faktor stress serta tanda seperti menolak dan depresi juga

akan ditemukan dalam pengkajian integrits ego pasien.

4) Eliminasi

Pengkajian eiminasi akan menemukan gejala tekstur feses yang bervariasi dari lunak sampai bau

atau berair, perdarahan per rectal dan riwayat batu ginjal dengan tanda menurunnya bising usus,

tidak ada peristaltik dan ada haemoroid.

5) Makanan dan cairan

Pasien akan mengalami anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan dan tidak toleran

terhadap diet. Dan tanda yang ditemukan berupa penurunan lemak sub kutan, kelemahan hingga

inflamasi rongga mulut.

6) Hygiene

Pasien akan mengalami ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri dan bau badan.

7) Nyeri atau ketidaknyamanan

Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah akan dialami pasien dengan titik nyeri yang dapat berpindah.

8) Keamanan
Pasien mengalami anemia hemolitik, vaskulotis, arthritis dan peningkatan suhu tubuh dengan

kemungkinan muncul lesi kulit.

I. Diagnosa Keperawatan

1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.

2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d hipovolemia

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

nafsu makan yang menurun.

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan dan prognosis

berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak adekuat.

J. ANALISA DATA

Diagnosa yang muncul:

Dx Keperawatan & data Batasan Karakteristik Fator yang berhubungan

fokus
Hipertermia (0007) 1. konvulsi 1. anastesia

Ds: Ibu klien mengatakan 2. kulit kemerahan 2. penurunan respirasi


anaknya panas 3. peningkatan suhu tubuh 3. dehidrasi

Do: di atas normal 4. pemajanan lingkugan

a. Suhu tubuh klien lebih 4. kejang yang panas

dari 370C 5. takikardi 5. penyakit

b. Kulit terasa hangat 6. takipnea 6. pemakaian pakaian yang

c. Kulit terlihat 7. kulit terasa hangat tidak sesuai dengan suhu

kemerahan lingkungan

d. Kejang 7. peningkatan laju

e. Takikardi metabolism

f. takipnea 8. medikasi

9. trauma

10. aktivitas berlebihan


Ketidakseimbangan nutrisi 1. Kram abdomen 1. Factor biologis

kurang dari kebutuhan 2. Nyeri abdomen 2. Factor ekonomi

tubuh (00002) 3. Menghindari makanan 3. Ketidakmampuan untuk

4. Berat badan 20 % atau mengabsorbsi nutrien


Ds
lebih dibawah berat 4. Ketdakmampuan untuk
a. Ibu klien mengatakan
badan ideal mencerna makanan
anaknya susah makan
5. Kerapuhan kapiler 5. Ketidakmampuan
b. Ibu Klien mengatakan
6. Diare menelan makanan
anaknya mengalami
7. Kehilangan rambut 6. Factor psikologis
muntah
berlebihan
Do
8. Bising usus hiperaktif
a. Klien tampak lemas dan
9. Kurang makanan
tak memiliki stamina
b. Berat badan klien 10. Kurang informasi

mengalami penurunan 11. Kurang minat pada

c. Klien terlihat tidak makanan

memilki nafsu makan 12. Penurunan beratbadan

d. Membran mukosa klien dengan asupan makanan

pucat adekuat

e. Adanya sariawan 13. Kesalahan konsepsi

f. Klien tampak 14. Kesalahan informasi

menghindari makanan 15. Membrane mukosa

pucat

16. Ketidakmampuan

memakan makanan

17. Tonus otot menurun

18. Mengeluh gangguan

sensasi rasa

19. Mengeluh asupan

makanan berkurang

20.Cepat kenyang setelah

makan

21. Sariawan rongga mulut

Ketidakefektifan perfusi

jaringan perifer (00204)

Ds:
a. Ibu klien mengatakan

anaknya lemas

Do:

a. Kulit menjadi kering

b. Capillary refill >3 detik

c. Terjadi peurunan nadi

K. RENCANA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

O. KEPERAWATAN
1. Hipertermia(00007) NOC: NIC:

1. Hidration Temperature regulation

2. Adherence behavior (pengaturansuhu)

3. Immune status 1. Monitor suhu minimal tiapdua jam

4. Risk control 2. Rencanakan monitoring

5. Risk detection suhusecarakontinyu

Kriteriahasil: 3. Monitor tekanandarah,

1. Keseimbanganantarapro nadidanrespiratory rate

duksipanas, panas yang 4. Monitor warnadansuhukulit

diterima, 5. Monitor tanda-

dankehilanganpanas tandahipertermidanhipotermi

2. Seimbangantaraproduksi 6. Tingkatkan intake cairandannutrisi


panas, panas yang 7. Selimutipasienuntukmencegahhilang

diterima, nyakehangatantubuh

dankehilanganpanassela 8. Ajarkanpada orang

ma 28 tuapasiencaramencegahkeletihanakib

haripertamakehidupan atpanas

3. Keseimbanganasambasa 9. Diskusikantentangpentingnyapengat

bayibarulahir uransuhudankemungkinanefek

4. Temperature stabil : 36,5 negative darikedinginan

– 37,5°C 10.Beritahutentangindikasiterjadinyakel

5. Tidakadakejang etihandanpenanganann emergency

6. Tidakadaperubahanwarn yang diperlukan

akulit 11.Ajarkanindikasidarihipotermiadanpe

7. Pengendalianrisiko: nanganan yang diperlukan yang

hipertermia diperlukan

8. Pengendalianrisiko: 12.Berikan anti piretikjikadiperlukan

hipotermia

9. Pengendalianrisiko:

proses menular

10. Pengendalianrisiko:

paparansinarmatahari

2. Ketidakseimbangan NOC: NIC

nutrisi kurang dari 1. Nutritional status Weight Management (1260)

kebutuhan tubuh 2. Nutritional status: Food 1. Binahubungandengankeluargaklien


(00002) and fluid intake 2. Jelaskankeluargaklienmengenaipenti

3. Nutritional status: ngnyapemberianmakanan,

nutrient intake penambahanberatbadandankehilagan

4. Weight control beratbadan

Kriteria Hasil: 3. Jelaskankelurgakliententangkondisib

1. Adanya peningkatan eratbadanklien

berat badan sesuai 4. Jelaskanresikodarikekuranganberatb

dengan tujuan adan

2. Berat badan ideal sesuai 5. Berikanmotivasikeluargaklienuntuk

dengan tinggi badan meningkatkanberatbadanklien

3. Mampu mengidentifikasi 6. Pantauporsimakanklien

kebutuhan nutrisi 7. Anjurkanklienmakanteratur

4. Tidak ada tanda

malnutrisi

5. Menunjukan

peningkatan fungsi

pengecapan dari menelan

6. Tidak terjadi penurunan

berat badan yang berarti

3. Ketidakefektifan NOC: NIC:

perfusi jaringan 1. Circulation Status Peripheral Sensation Management

perifer (00204) 2. Tussue Perfusion :


Cerebral 1. Monitor adanya daerah tertentu yang

Kriteria Hasil: hanya peka terhadap

Mendemonstrasikan status panas/dingin/tajam/tumpul

sirkulasi yang ditandai 2. Monitor adanya paretese

dengan: 3. Instruksikan keluarga

1. Tekanan systole dan untukmengobservasi kulit jika ada

diastole dalam rentang lesi atau laserasi

yang diharapakan 4. Gunakan sarung tangan untuk

2. Tidak ada ortostatik protekai

hipertensi 5. Kolaborasi pemberian analgetik

3. Tidak ada tanda-tanda 6. Batasi gerakan pada kepala, leher

peningkatan intrakranial dan punggung

DAFTAR PUSTAKA

Corwin. 2000. Hand Book Of Pathofisiologi. Jakarta:EGC

Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle

River
Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www. Google. Com

diakses tanggal 12 Januari 2015.

Muscari, Mary E. 2001. Panduan Balajar: Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper

Saddle River

Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Robert, 2007, Penyakit – Penyakit Tropis, Artikel diakses dari www.who_peditric.com

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika

Sinarty hartanto. (2003). Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik. Com/knal.php. diakses

tanggal 12 Januari 2015.

Soedarto, 2007, Sinopsis Kedokteran Tropis, Airlangga Universitas Press, Surabaya.

Suriadi dan Yuliani, R., 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak, CV. Sagung Seto, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai