Anda di halaman 1dari 12

Risiko Ketidakseimbangan Cairan

Kategori : fisiologis

Subkategori : Nutrisi/cairan

Definisi

Berisiko mengalami penurunan, peningkatan atau percepatan perpindahan cairan dari intravaskuler,
interstisial atau intraseluler.

Faktor Risiko

1. Prosedur pembedahan mayor

2. Trauma/perdarahan

3. Luka bakar

4. Aferesis

5. Asites

6. Obstruksi intestinal

7. Peradangan pankreas

8. Penyakit ginjal dan kelenjar

9. Disfungsi intestinal

Kondisi Klinis Terkait

1. Prosedur pembedahan mayor

2. Penyakit ginjal dan kelenjar

3. Perdarahan

4. Luka bakar

Manajemen Cairan

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat
ketidakseimbangan cairan.

Tindakan

Observasi

 Monitor status hidrasi (mis, frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan
mukosa, turgor kulit, tekanan darah)

 Monitor berat badan harian

 Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis

 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

 Monitor status hemodinamik

Terapeutik

 Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam

 Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan

 Berikan cairan intravena, jika perlu

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu

Pemantauan Cairan

Definisi

Mengumpulkan dan menganalisis data terkait pengaturan keseimbangan cairan.

Tindakan

Observasi

 Monitor frekuensi dan kekuatan nadi

 Monitor frekuensi napas


 Monitor tekanan darah

 Monitor berat badan

 Monitor waktu pengisian kapiler

 Monitor elastisitas atau turgor kulit

 Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine

 Monitor kadar albumin dan protein total

 Monitor hasil pemeriksaan serum

 Monitor intake dan output cairan

 Identifikasi tanda-tanda hipovolemia

 Identifikasi tanda-tanda hipervolemia

 Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan

Terapeutik

 Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien

 Dokumentasi hasil pemantauan

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Identifikasi Risiko

Definisi

Menemukan dan menganalisis kemungkinan faktor-faktor risiko yang dapat mengganggu kesehatan.

Tindakan

Observasi
 Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan perilaku

 Identifikasi risiko secara berkala dj masing-masing unit

 Identifikasi risiko baru sesuai perencanaan yang telah ditetapkan

Terapeutik

 Tentukan metode penggunaan resiko yang baik dan ekonomis

 Lakukan pengolahan risiko secara efektif

 Lakukan update perencanaan secara reguler

 Buat perencanaan tindakan yang memiliki timeline dan penanggung jawab yang jelas

 Dokumentasikan temuan risiko secara akurat


KONSEP MEDIS

- Definisi
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.
Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang normal sebagai akibat dari
perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999).

Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih.Ada juga yang
yang mengambil batasan lebih dari 37,80C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam
tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).

Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi hipotalamus
(Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila)
atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :

a. Demam septi
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat
diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bilademam yang
tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu
yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat
demam septik.
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti
ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara
dua serangan demam disebut kuartana.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus
menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam
untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam
intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera
dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang
sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para
pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting
seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap
waspada terhadap infeksi bakterial.

- Etiologi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan
dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia,
2000).Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat
toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.

Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau
reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan
otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain:
ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan
penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.

Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam,
tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam. Demam belum terdiagnosa adalah
suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan
diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu
minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

- Patofisiologi

Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada peningkatan suhu
tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point(Julia,
2000).Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau
zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang
sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang
berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari
infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non
infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh
untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan
dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ).
Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan
menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan
pembentukan dan pengeluaran panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini
akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing
tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam
pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003).

Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush. Menggigil.Bila pengaturan
termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai
akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam
untuk mencapai suhu baru.Krisis/flush.Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak
disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan
kembali ke tingkat normal.(Guyton, 1999).

- Manifestasi klinis
Tanda dan gejala demam antara lain :
a. Anak (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan

Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan somlolen.
Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit hangat, takichardi, sedangkan
batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan,
menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit
kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).
- Penatalaksanaan
1. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah
anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.Perhatikan pula apakah mata anak cenderung
melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu
lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.
Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian,
cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
a. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebiha
b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat
rusaknya sel – sel otak.
d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknyaMinuman yang diberikan dapat berupa
air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan
tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.
e. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh
dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas
tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena
justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan
alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku. Kompres air
hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan
bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu
di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang
hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan
membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
2. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus.
Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana
diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.
Petunjuk pemberian antipiretik:
a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol
b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup parasetamol
c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup parasetamol.Tablet
parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat
penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap
sendoknya.
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat
berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan
metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam.Obat-obat anti inflamasi,
analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan
kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point
hipotalamus melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat para -aminofenol yang bekerja menekan pembentukan
prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali
tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini dapat d
itoleransi dengan baik.Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan kerusakkan
hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal.Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga
bekerja meneka n pembentukan prostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan
antiinflamasi.Efek samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang
dibandingkan aspirin.Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan anemia
aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila dikombinasikan dengan
asetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.Metamizole (antalgin)
bekerja menekan pembentukkan prostaglandin.Mempunyai efek antipiretik, analgetik da n antiinflamasi.
Efek samping pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna.
Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan unt uk anak kurang dari 6
bulan.Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol ongan
fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik.Efek sampingnya berupa
dispepsia dan anemia hemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya
secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.
- Komplikasi
a. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak usia 6 bulan
sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang.
Kejang demam ini juga tidak membahayan otak

- Pengkajian fokus
a. Pengkajian
- Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
- Riwayat kesehatan
- Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.
- Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit):
sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual,
muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
- Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita
oleh pasien).
- Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita
oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
b. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi
c. Pemeriksaan persistem
- Sistem persepsi sensori
- Sistem persyarafan : kesadaran
- Sistem pernafasan
- Sistem kardiovaskuler
- Sistem gastrointestinal
- Sistem integumen
- Sistem perkemihan
d. Pada fungsi kesehatan
- Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
- Pola nutrisi dan metabolisme
- Pola eliminasi
- Pola aktivitas dan latihan
- Pola tidur dan istirahat
- Pola kognitif dan perseptual
- Pola toleransi dan koping stress
- Pola nilai dan keyakinan
- Pola hubungan dan peran
e. Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium
- foto rontgent
- USG
DAFTAR PPUSTAKA

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta

Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim Terjadi Pada
Anak.PERKANI : Surabaya

Wahidiyat Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika : Jakarta

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis: Mosby Inc.

Lynda juall, Carpenito, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan / Lynda juall Carpenito, Editor Edisi
Bahasa Indonesia, Monica Ester (Edisi 8), Jakarta: EGC.

Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Medika Aesculapius.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai