Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

FEBRIS

A. DEFINISI

Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian

yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang

terletak dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan,

ada perubahan suhu lingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat

termoregulasi untuk mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi

oleh jaringan, khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang. Dalam

keadaan febris, keseimbangan tersebut bergeser hingga terjadi peningkatan

suhu dalam tubuh. (Ngastiyah, 2005)

Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 38 0C (100,4
0
F). suhu normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1 0C-

380C (970F-100,4oF). umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi,

emudian menurun hingga padaa tingkat dewasa pada usia 13-14 tahun pada

anak perempuan, dan 17-18 tahun pada anak laki-laki. (Robert, 2007)

Febris adalah peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal 380C

emam merpakan tanda adanya masalah yang menjadi penyebab, buakan suatu

penyakit dan tidak terjadi dengan sendirinya. Data klinis terkait menemukan

tanda yang menunjukkan keseriusan demam (missal: anak yang aktif dan sadar

memiliki suhu 400C secara umum kurang mengkhawatirkan dibandingkan

dengan bayi yang lesu dan letargik dengan suhu 390C. (Muscari, 2001)
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain adalah:

- Demam septik

Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam

hari dan turun kembali ketingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai

keluhan mengigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke

tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

- Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu

badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua

derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

- Demam intermiten

Suhu badanturun ketingkat yang normalselama beberapa jam

dalamsatu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut

tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan

demam disebut kuartana.

- Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada

tingkat demam yang etrus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

- Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh

beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti

oleh kenaikan suhu seperti semula.

Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit

tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien


dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu

sebab yang jelas seperti: abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria,

tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab

yang jelas. (Nurarif & Kusuma, 2013)

Menurut beberapa definisi tentang febris di atas, dapat disimpulkan

bahwa febris adalah peningkatan abnormal suhu badan minimal 380C sebagai

akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

hipotalamus anterior.

B. ETIOLOGI

Penyebab febris selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan

toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan

pusat regulasi suhu sentral (misalnya : perdarahan otak, koma). Pada dasarnya

untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam antara lain: ketelitian

pengambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik,

observasi perjalanan penyakit, dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta

penunjang lain secara tepat dan holistic.

Beberapa hal khusus perlu dipeehatikan pada demam adalah cara

timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang

menyertai demam. (aplikasi nanda)

Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus,

atau sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:

- Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran pernapasan atas dan

bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus umum dan enteric. Reaksi vaksinasi

dan pakaian yang terlalu tebal juga seringmenjadipenyebab demam pada bayi.
- Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih, pneumonia,

bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker, gangguan imunologik,

keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi. (Muscari, 2001)

C. PATOFISIOLOGI

Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point,

tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan

tetapi tidak disertai peningkatan set point (Julia,2000)

Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun)

anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada

infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan

tubuh dengan dilepaskannya pirogen.Pirogen adalah zat penyebab demam, ada

yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen

eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan

reaksi imunologik terhadap benda asing (noninfeksi).

Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor)

yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di

hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam

arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ).

Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara

menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar

keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan

pembentukan dan pengeluaran panas.


Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan

merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk

memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang

menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau

sistem kekebalan tubuh.

Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.

Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat

normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan

jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan

beberapa jam untuk mencapai suhu baru.

Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan

mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada

nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal. (Corwin, 2000)

D. MANIFESTASI KLINIS

1. (suhu lebih tinggi dari 37,8 C-40C)

2. Kulit kemerahan

3. Hangat pada sentuhan

4. Peningkatan frekuensi pernapasan

5. Menggigil

6. Dehidrasi

7. Kehilangan nafsu makan


E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap

untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat

diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan

atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang

dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi

atau limfangiografi.

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Hematologi

Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit

perdarahan usus.

b. Kimia darah

Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen dan kreatinin

harus dilakukan.

c. Imunorologi

Widal : pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya

antibody di dalam darah terhadap antigen kuman Salmonella typhi. Hasil

positif dinytakan dengan adanya aglutinasi. Hasil negative palsu dapat

disebabkan oleh karena antara lain penderita sudah mendapatkan terapi

antibiotika, waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan

umum pasien buruk, dan adanya penyakit imunologik lain.

d. Urinalis

Protein: bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam) Leukosit

dan eritrosit normal : bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit


e. Mikrobiologi

Sediaan apus dan kultur dari tenggorok, uretra, anus, serviks dan

vagina harus dibuat dalam situasi yang tepat. Pemeriksaan sputum diperlukan

untuk pasien yang demam disertai batuk-batuk. Pemeriksaan kultur darah dan

kultur cairan abnormal serta urin diperlukan untuk mengetahui komplikasi

yang muncul.

f. Radiologi

Pembuatan foto toraks biasanya merupakan bagian dari pemeriksaan untuk

setiap penyakit demam yang signifikan.

g. Biologi molekuler

Dengan PCR (Polymerase Chain Reaction), dilakukan dengan perbanyakan

DNA kuman yang kemudian diidentifikasi dengan DNA probe yang spesifik.

Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman yang terdapat dalam jumlah sedikit

(sensifitas tinggi) serta kekhasan (spesifitas) yang tinggi pula. Specimen yang

digunakan dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi

(Soedarto, 2007)

Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction


F. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Secara fisik

a. Mengawasi kondisi klien dengan pengukuran suhu secara berkala

setiap 4-6 jam. Perhatikan apakan anak tidur gelisah, sering terkejut

atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik

keatas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang

disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan

otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai

oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan

demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi

intelektual tertentu.

b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

c. Jalan napas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen

ke otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak

d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya

e. Tidur yang cukup agar metabolism berkurang

f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipat paha. Tujuannya

untuk menurunkan suhu tubuh di permukaan tubuh anak.

2. Obat-obatan antipiretik

Antipiretik bekerja secarasentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di

hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin

dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set poin

hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah


memproduksi panas di atas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak

ada lagi (Suriadi dan Yuliani, R., 2001)

G. Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

Data dasar pengkajian pasien dengan febris adalah :

1) Aktivitas atau istirahat

Gejala yang ditemukan pada kasus febris antara lain kelemahan,

malaise, kelelahan, merasa gelisah dan ansietas, cepat lelah dan insomnia.

2) Sirkulasi

Tanda takikardi, kemerahan, tekanan darah hipotensi, kulit membrane

mukosa kotor,

turgor buruk, kering dan lidah pecah-pecah akan ditemukan pada pasien febris.

3) Integritas ego

Gejala seperti ansietas, emosi, kesal dan faktor stress serta tanda

seperti menolak dan depresi juga akan ditemukan dalam pengkajian integrits

ego pasien.

4) Eliminasi

Pengkajian eiminasi akan menemukan gejala tekstur feses yang

bervariasi dari lunak sampai bau atau berair, perdarahan per rectal dan riwayat

batu ginjal dengan tanda menurunnya bising usus, tidak ada peristaltik dan ada

haemoroid.
5) Makanan dan cairan

Pasien akan mengalami anoreksia, mual, muntah, penurunan berat

badan dan tidak toleran terhadap diet. Dan tanda yang ditemukan berupa

penurunan lemak sub kutan, kelemahan hingga inflamasi rongga mulut.

6) Hygiene

Pasien akan mengalami ketidakmampuan mempertahankan perawatan

diri dan bau badan.

7) Nyeri atau ketidaknyamanan

Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah akan dialami pasien dengan titik

nyeri yang dapat berpindah.

8) Keamanan

Pasien mengalami anemia hemolitik, vaskulotis, arthritis dan

peningkatan suhu tubuh dengan kemungkinan muncul lesi kulit.

I. Diagnosa Keperawatan

1. Hyperthermia berhubungan dengan proses penyakit

2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d hipovolemia

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

nafsu makan yang menurun.

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan dan


prognosis berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak adekuat.
A. RENCANA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

O. KEPERAWATAN

1. Hipertermia(00007) NOC: NIC:

1. Hidration Temperature regulation

2. Adherence behavior (pengaturansuhu)

3. Immune status 1. Monitor suhu minimal tiapdua jam

4. Risk control 2. Rencanakan monitoring

5. Risk detection suhusecarakontinyu

Kriteriahasil: 3. Monitor tekanandarah,

1. Keseimbanganantarapro nadidanrespiratory rate

duksipanas, panas yang 4. Monitor warnadansuhukulit

diterima, 5. Monitor tanda-

dankehilanganpanas tandahipertermidanhipotermi

2. Seimbangantaraproduksi 6. Tingkatkan intake cairandannutrisi

panas, panas yang 7. Selimutipasienuntukmencegahhilang

diterima, nyakehangatantubuh

dankehilanganpanassela 8. Ajarkanpada orang

ma 28 tuapasiencaramencegahkeletihanakib

haripertamakehidupan atpanas

3. Keseimbanganasambasa 9. Diskusikantentangpentingnyapengat
bayibarulahir uransuhudankemungkinanefek

4. Temperature stabil : 36,5 negative darikedinginan

– 37,5°C 10.Beritahutentangindikasiterjadinyakel

5. Tidakadakejang etihandanpenanganann emergency

6. Tidakadaperubahanwarn yang diperlukan

akulit 11.Ajarkanindikasidarihipotermiadanpe

7. Pengendalianrisiko: nanganan yang diperlukan yang

hipertermia diperlukan

8. Pengendalianrisiko: 12.Berikan anti piretikjikadiperlukan

hipotermia

9. Pengendalianrisiko:

proses menular

10. Pengendalianrisiko:

paparansinarmatahari

2. Ketidakseimbangan NOC: NIC

nutrisi kurang dari 1. Nutritional status Weight Management (1260)

kebutuhan tubuh 2. Nutritional status: Food 1. Binahubungandengankeluargaklien

(00002) and fluid intake 2. Jelaskankeluargaklienmengenaipenti

3. Nutritional status: ngnyapemberianmakanan,

nutrient intake penambahanberatbadandankehilagan

4. Weight control beratbadan

Kriteria Hasil: 3. Jelaskankelurgakliententangkondisib

1. Adanya peningkatan eratbadanklien

berat badan sesuai 4. Jelaskanresikodarikekuranganberatb

dengan tujuan adan


2. Berat badan ideal sesuai 5. Berikanmotivasikeluargaklienuntuk

dengan tinggi badan meningkatkanberatbadanklien

3. Mampu mengidentifikasi 6. Pantauporsimakanklien

kebutuhan nutrisi 7. Anjurkanklienmakanteratur

4. Tidak ada tanda

malnutrisi

5. Menunjukan

peningkatan fungsi

pengecapan dari menelan

6. Tidak terjadi penurunan

berat badan yang berarti

3. Ketidakefektifan NOC: NIC:

perfusi jaringan 1. Circulation Status Peripheral Sensation Management

perifer (00204) 2. Tussue Perfusion :

Cerebral 1. Monitor adanya daerah tertentu yang

Kriteria Hasil: hanya peka terhadap

Mendemonstrasikan status panas/dingin/tajam/tumpul

sirkulasi yang ditandai 2. Monitor adanya paretese

dengan: 3. Instruksikan keluarga

1. Tekanan systole dan untukmengobservasi kulit jika ada

diastole dalam rentang lesi atau laserasi

yang diharapakan 4. Gunakan sarung tangan untuk

2. Tidak ada ortostatik protekai


hipertensi 5. Kolaborasi pemberian analgetik

3. Tidak ada tanda-tanda 6. Batasi gerakan pada kepala, leher

peningkatan intrakranial dan punggung


DAFTAR PUSTAKA

Corwin. 2000. Hand Book Of Pathofisiologi. Jakarta:EGC

Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New

Jersey: Upper Saddle River

Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www. Google. Com

diakses tanggal 12 Januari 2015.

Muscari, Mary E. 2001. Panduan Balajar: Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.

New Jersey: Upper Saddle River

Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :

Prima Medika.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Robert, 2007, Penyakit – Penyakit Tropis, Artikel diakses dari www.who_peditric.com

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima

Medika

Sinarty hartanto. (2003). Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik. Com/knal.php.

diakses tanggal 12 Januari 2015.

Soedarto, 2007, Sinopsis Kedokteran Tropis, Airlangga Universitas Press, Surabaya.

Suriadi dan Yuliani, R., 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak, CV. Sagung Seto, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai